Kebangunan Rohani

Kebangunan Rohani

Kebangunan Rohani. Kebaktian Kebangunan Rohani dan kebangunan rohani adalah dua hal yang berbeda. Kebaktian Kebangunan Rohani (KKR) adalah kebaktian yang ditujukan dengan satu tujuan dan harapan terjadinya kebangunan rohani. Tetapi banyak sekali Kebaktian Kebangunan Rohani yang terjadi begitu heboh, begitu spektakuler, namun setelah selesai, tidak terjadi kebangunan rohani yang memadai, bahkan tidak terjadi kebangunan rohani sama sekali pada diri orang-orang yang hadir dan sekelilingnya. Sebaliknya, terkadang kebangunan rohani itu tiba pada satu gereja, satu kelompok orang, satu bangsa tanpa diminta, tanpa diharapkan, dan tanpa direncanakan. Maka kita bertanya satu pertanyaan, “Apakah kebangunan rohani merupakan rencana dan keinginan manusia, atau merupakan karunia dan persiapan dari Tuhan Allah sendiri?” Kalau merupakan rencana manusia, kita tentu boleh merumuskan cara mengorganisir, mempersiapkan, membuat suatu rumusan untuk terjadi kebangunan rohani yang dimimpikan manusia. Jika jawabannya adalah “mungkin”, maka kita boleh mendirikan sebuah seminari yang disebut sebagai seminari kebangunan rohani untuk melatih, merencanakan, mendidik, mengorganisir KKR-KKR dengan menggunakan prinsip-prinsip dan rumusan yang telah ditetapkan. Akhirnya KKR itu pasti sukses mencapai kebangunan rohani dalam diri orang-orang yang hadir. Jika kebangunan rohani tidak mungkin diupayakan manusia, maka pertanyaan lainnya adalah, “Buat apa merencanakan KKR kalau itu bukan sesuatu yang mungkin direncanakan oleh manusia?”
Rencana Siapa Kebangunan Rohani ?
Bisakah atau haruskah kebangunan rohani direncanakan? Ataukah kebangunan rohani itu suatu kiriman berkat yang mendadak atau di luar dugaan manusia dan diberikan oleh Tuhan? Kedua hal ini memang saling bertentangan, sehingga kalau secara ekstrim kita menerima yang satu, kita akan melalaikan tugas yang lain. Misalnya kita percaya kebangunan rohani datang mendadak dari Tuhan, lalu kita sama sekali tidak siap. Ini tidak bisa. Tetapi kalau kita siap tetapi tidak bersandar pada Tuhan, menganggap diri hebat, maka Tuhan akan membiarkan kita. Akhirnya semua menjadi kosong, supaya membuktikan bahwa yang kita kerjakan tidak berfungsi apa-apa.
Saya menunjukkan satu prinsip Alkitab yang tidak disadari banyak gereja karena gereja jatuh ke dalam cara manajemen dan administrasi yang diturunkan oleh gereja Barat. Segala sesuatu direncanakan dengan rapi dan dikerjakan dengan baik, lalu sesudah itu mulai sombong dengan melihat semua sebagai kesuksesan dan kehebatan manusia.
Ada dua ayat Alkitab yang saling bersahutan dari dua pasal berbeda. Yang pertama mengatakan, “Engkau melakukan banyak rencana hingga lelah” (Yesaya 47:13). Dan ayat kedua mengatakan, “Tuhan berkata, ‘Aku mengerjakan mendadak dan terjadilah’” (Yesaya 48:3b). Kedua ayat ini sebenarnya harus dilihat secara organis dan integratif. Dari dua ayat ini kita melihat kedaulatan Allah. Kita melihat bagaimana Allah mengerjakan sesuatu dengan bijaksana-Nya, sementara kita mengerjakan sesuatu dengan susah payah. Betapa manusia sangat terbatas, sehingga kita harus selalu bersandar pada  Allah. Tuhan adalah penguasa sejarah. Pada saatsaat tertentu Tuhan mengirimkan kebangunan bagi manusia. Pada waktu kebangunan dikirimkan, jangan kita menganggapnya sebagai jasa atau rencana manusia, melainkan semata-mata merupakan anugerah Tuhan yang Tuhan turunkan atas kehendak-Nya sendiri. Saya mengharapkan Gerakan Reformed Injili merupakan satu persiapan datangnya kebangunan rohani sejati yang akan datang. Jika memang demikian, marilah kita bersatu, bersehati, untuk tidak melihat ke belakang, tidak menoleh ke kanan atau ke kiri, mari kita tidak menghiraukan untung rugi diri sendiri, tetapi dengan sehati berkata kepada Tuhan, “Tuhan Allah, aku mau bergabung, aku mau berbagian di dalamnya, dan aku mau menaati setiap langkah yang Engkau pimpin.”
Kebenaran Kebangunan Rohani
Dari komitmen itu, barulah kita mau mengetahui kebenaran kebangunan rohani itu meliputi apa. Saya melihat hal ini melalui salah satu sifat Tuhan, satu pekerjaan Tuhan yang hampir tidak disinggung banyak orang. Pendekatan ini saya sebut sebagai Organic Theology. Banyak orang Kristen yang sudah mengetahui Mazmur 23, bahkan banyak yang sudah menghafalkannya. Kita seringkali membaca ayat ini berulang-ulang. “Allah menyegarkan jiwa saya, Ia menuntun aku di jalan yang benar oleh karena nama-Nya.”[3] Dia membangunkan aku dari tidur lalu membimbing aku kembali ke jalan yang benar. Inilah semangat Gerakan Reformed. Gerakan Reformed berarti kembali kepada yang benar. Gerakan Reformed berarti berhenti sesat, berhenti salah, berhenti menyeleweng, berhenti menyimpang, dan mau kembali kepada yang benar, kembali kepada jalur yang arahnya ditetapkan oleh Tuhan. Gerakan Reformed mau kembali, pertama, demi nama Tuhan yang Kudus. Bukan karena jasa kita, bukan kehebatan kita, bukan kelayakan kita, tetapi karena nama Tuhan. Tuhan begitu menghargai nama-Nya sendiri, Tuhan begitu mengasihi nama-Nya sendiri, Tuhan tidak mau nama-Nya dicemarkan di hadapan orang kafir, maka Dia mengerjakan kebangunan di dalam diri kita. Kalau gereja sudah menyeleweng, kalau orang Kristen sudah rusak, maka yang rusak bukan hanya Saudara atau gereja, tetapi yang dirusak adalah nama Tuhan. Berapa banyak gereja sudah mempermalukan nama Tuhan? Berapa banyak pendeta mempermalukan nama Tuhan? Berapa banyak orang Kristen menghancurkan hati Tuhan? Berapa banyak orang Kristen lama yang membiarkan orang kafir menghujat Tuhan, karena mereka melihat kehidupan kita yang tidak beres? Bangun! Kita semua harus dibangun! Maukah Saudara dibangun? Bagaimana kita bisa dibangun? Mengapa kita harus dibangunkan? Di sini kita melihat relasi antara “dibangunkan, sehingga kita mengerti dan kembali ke jalan yang benar,” dengan kehidupan kita dan kaitannya dengan nama Tuhan yang begitu mulia.
Anda dan saya hanyalah orang yang bias mati, tetapi nama Allah yang abadi tidak boleh dipermalukan! Kita seringkali tidak menghiraukan masalah ini. Kita telah berulang kali mempermalukan nama Tuhan dan tidak mau bertobat! Tuhan berkata, “Demi nama-Ku, Aku membangunkan engkau!” Berkali-kali Alkitab berkata, “Hai engkau yang tertidur, bangunlah!” Saudara harus dibangunkan. Jikalau Saudara tidak bangun, maka semua yang Saudara impikan akan dianggap sebagai fakta, dan mimpi akan dianggap sebagai realita. Orang yang tidak bangun, hidupnya berada di dalam mimpi, bukan realita sesungguhnya. Ada dua macam gereja. Satu macam gereja melihat jelas apa yang Tuhan mau. Pada saat gereja seperti ini bekerja, ia akan dilawan oleh orang-orang yang tidak melihat apa yang Tuhan mau. Yang kedua adalah gereja yang hanya melihat apa yang dunia perlu. Inilah konflik di antara kedua jenis gereja. Dan jika kita menyadari, semua konflik yang terjadi di dalam gereja adalah konflik antara dua arahini. Sebagian orang Kristen melihat dan menyadari apa yang menjadi rencana Tuhan dalam kedaulatan-Nya yang mutlak; lalu mereka mendedikasikan diri, menyerahkan diri untuk taat melakukan dan menggenapkan apa yang Tuhan inginkan. Sebagian orang Kristen lainnya sibuk mau menyelesaikan kesulitan dan problema hidupnya dengan cara mereka sendiri. Mereka hidup di dalam mimpi mereka dan membicarakan dengan semangat mimpi-mimpi itu. Orang-orang ini akan menuduh orang-orang yang menjalankan kehendak Tuhan sebagai orang yang bermimpi. Ketika Tuhan membangunkan umat-Nya, demi nama-Nya, itulah yang kita kenal sebagai kebangunan rohani. Kebangunan rohani sejati berarti Tuhan membangunkan umat-Nya lalu membawa kita semua kembali ke jalan-Nya yang benar, demi nama-Nya. Dengan demikian, kebangunan harus berasal dari Tuhan sendiri, kebangunan adalah demi memuliakan nama Tuhan sendiri. Kebangunan membawa kita kepada kebenaran sejati dan kebangunan akan dipimpin oleh Tuhan sendiri. 
Kita telah membicarakan mengenai kebangunan rohani. Tuhan adalah Tuhan yang membangun manusia. Tuhan adalah Tuhan yang menyegarkan jiwa manusia yang ditebus dan yang dipilih oleh Dia. Gereja tanpa penyegaran dari Tuhan tidak mungkin hidup secara normal. Orang Kristen tanpa penyegaran yang terus-menerus dari Tuhan tidak mungkin hidup dalam jalan yang benar. Mengapa di Indonesia kita tidak melihat kebangunan besar terjadi? Kita perlu berdoa dan berjuang agar boleh terjadi kebangunan sejati. Jika kebangunan itu terjadi, apakah hal-hal yang akan menandai atau terlihat?
Bagaimana Kita Mengetahui Suatu Kebangunan Rohani Sejati?
Kebangunan rohani selalu dimulai dari beberapa orang yang menerima kebangunan pertama. Elia pertama-tama melihat kuasa Allah, lalu ia berani berkata kepada Ahab bahwa jika ia tidak berdoa, maka hujan tidak akan turun selama tiga setengah tahun. Ahab merasa memiliki kuasa politik besar, sehingga ia merasa lebih kuat, tetapi akhirnya ia harus mengakui bahwa ia tidak bisa berkutik di hadapan kuasa Allah. Akhirnya 400 orang nabi Baal dibinasakan oleh Elia. Elia telah mendatangkan kebangunan besar di gunung, di mana mereka berdoa mendatangkan api dari langit. Elia berdoa dan api Allah menyambar korban yang dipersembahkan. Maka kebangunan terjadi saat itu. Orang Israel diajak menerima tantangan Elia yang berkata, “Jikalau Yehova adalah Allah, mengabdilah kepada Yehova; jikalau Baal adalah Allah, mengabdilah kepada Baal. Sampai kapan hatimu bercabang?” Seluruh kebangunan terjadi pada hari itu, setelah air yang lebih mahal dari emas dibuang habis oleh Elia. Elia bertindak seperti orang gila; dia bertindak melawan logika; tindakannya tidak dimengerti oleh manusia.
Karena tiga setengah tahun tanpa hujan, maka air yang tersisa menjadi lebih mahal dari berlian. Air itu kini ditumpahkan semua oleh Elia di mezbah untuk membuktikan bagaimana pun basahnya, api akan tetap menghanguskan korban yang dipersembahkan. Tuhan ingin kita menyerahkan semua yang tersisa dengan sungguh-sungguh untuk menjadi korban demi kehendak Tuhan. Apakah air itu habis? Tidak. Tuhan akan menurunkan air berjuta-juta kali lebih banyak dari apa yang dituang.
Kebangunan dan Pengorbanan
Kita menginginkan kebangunan rohani; kita menunggu kebangunan rohani; kita berdoa minta kebangunan rohani. Tetapi satu hal kita tidak mau lakukan—berkorban. Sama seperti orang Israel berkata, “Mesias datanglah....” Tetapi setelah Mesias itu datang, mereka mempertanyakan, mereka menyangkal dan bahkan mereka menyalibkan Dia. Demikian juga gereja yang meminta kebangunan rohani gereja. Banyak doa memohon kebangunan gereja adalah doa yang munafik, karena yang meminta kebangunan tidak mau membuang air yang terakhir, tidak mau berkorban. Orang yang berdoa meminta kebangunan adalah orang yang terus mempertahankan kehendak dan kepentingan diri, dan tidak menyerahkan diri. Kita ikut retreat, ikut kebaktian, kita mendengar khotbah, mendengar kesaksian, tetapi siapa yang berkata, “Saya mau pergi mengabarkan Injil?”
Kita menginginkan kebangunan rohani, tetapi kita tidak mau berkorban. Itu omong kosong! Itu pura pura, egois, dan hanya berpusat pada diri sendiri. Kita hidup menipu Tuhan. Jika saya masih memiliki banyak air mata, saya akan terus berlinang-linang menangisi zaman ini, menangisi hidup kita, menangisi keegoisan kita. Setiap kali saya mendengarkan orang berkorban, mendengar orang mengabarkan Injil, mendengar orang yang meninggalkan keluarga, rumah, negara, dari jauh melintasi gunung, laut, hutan pergi ke tempat di mana dia harus belajar bahasa yang baru, masuk dalam tempat yang berbahaya, saya ingin menangis. Sudah ada dua misionaris yang berkata kepada saya sebelum mereka naik pesawat terbang, “Saya kecewa di Indonesia, karena setelah studi di dua sekolah khusus untuk pengertian Islamologi, mendapatkan gelar Master, mempelajari penginjilan lintas budaya, lalu waktu masuk ke dalam pelayanan misi, ternyata saya dilarang memberitakan Injil kepada orang Islam oleh badan misi di mana saya bergabung.” Bukankah misi datang untuk mengabarkan Injil? Tetapi justru misi itu ketakutan pemerintah menutup kantor mereka, maka mereka hanya diminta ke dalam gereja yang ada dan menjadi pendeta di situ. Mereka tidak diperkenankan menyentuh atau menginjili orang Islam yang belum mendengar Yesus Kristus.
Orang yang mengabarkan Injil adalah orang yang membayar harga. Mereka menanti dan melihat kebangunan itu sungguh-sungguh terjadi. Ketika air yang lebih berharga daripada emas dibuang habis barulah air hujan turun untuk memberikan air yang berlimpah kepada kita. Ketika Elia tidak takut dibunuh, barulah dia mempunyai kekuatan untuk membunuh 400 orang nabi palsu. Jikalau dia sendiri tidak berkorban, tidak mungkin dia melihat Tuhan mengaruniakan satu lembar baru untuk kerajaan dan untuk umat-Nya. Apa yang digerakkan dan apa yang dikerjakan adalah kita mau melihat adanya lembaran baru di dalam sejarah Indonesia.
Apa yang Terlihat Ketika Kebangunan Itu Hadir?
1. Ada visi sejati. Kebangunan rohani sejati datang dari visi yang benar dari Tuhan. Visi adalah suatu sharing Tuhan Allah untuk membukakan rahasia rencana kekal-Nya dan apa yang Ia mau kerjakan di bumi bagi umat-Nya. Visi berarti kita melihat rencana kekal Allah yang sejati. Kebangunan rohani harus dimulai dari visi ini. Tanpa visi, rakyat akan binasa; tanpa visi, rakyat menjadi buta; tanpa visi, manusia hidup secara rutin dan tidak mempunyai arah. Karena itu, visi menghidupkan anak-anak Allah, visi mengarahkan hidup anak-anak Allah, dan visi memberikan kekuatan di dalam pelayanan anak-anak Allah.
2. Ada Firman sejati.
Kebangunan rohani sejati terjadi ketika kita kembali mendengar suara dari Firman Tuhan untuk mengarahkan apa yang dilihat. Apa beda budaya Yunani atauHelenistik dengan budaya Ibrani? Budaya Helenistik adalah budaya penelitian untuk melihat alam, sedangkan budaya Ibrani adalah budaya mendengarkan interpretasi wahyu Allah atas dunia ciptaan. Tuhan minta orang-orang di dunia melihat apa yang dicipta, tetapi Tuhan berbicara kepada orang-orang pilihan-Nya. Bahagia paling besar di dunia adalah boleh mendengar Firman Tuhan yang keluar dari mulut Tuhan Allah sendiri. Untuk mengerti dan mengintepretasi segala sesuatu yang dicipta dalam alam hanya mungkin ketika supra alam memberikan kepada kita bijaksana untuk mengertinya. Itulah sebabnya, hal kedua, kebangunan terjadi karena mendengarkan Firman yang mengandung makna untuk mengerti isi hati Tuhan dan untuk memberikan kunci interpretasi mengerti segala yang diciptakan. Jikalau tidak mendengar dulu Firman Tuhan yang benar tidak mungkin ada kebangunan rohani yang sejati.
3. Ada iman sejati.
Kebangunan rohani membentuk iman kepercayaan yang sejati. Di mana ada kebangunan rohani sejati, di situ terjadi pengajaran doktrin yang benar. Kalau tidak kembali kepada doktrin yang benar tidak akan terjadi kebangunan yang sejati. Doktrin atau pengajaran iman yang benar akan membentuk iman kepercayaan yang sejati. Inilah ciri ketiga dari kebangunan: iman kepercayaan.
4. Ada pemikiran sejati.
Kepercayaan sejati akan disusul dengan pemikiran-pemikiran yang benar. Secara metodologi studi, definisi saya mengenai iman adalah kembalinya rasio untuk setia kepada kebenaran. Rasio yang suka memberontak harus kembali dan tunduk di bawah kebenaran, itulah iman. Kesetiaan kekuatan pikiran kembali kepada kebenaran, disebut sebagai iman. Di mana kebangunan rohani terjadi, di situ orang berhenti berbuat dosa; di mana kebangunan rohani terjadi, di situ dosa dibasmikan. Manusia mulai belajar saling mengasihi, belajar hidup suci, belajar membantu orang lain, belajar jujur, berhenti korupsi, belajar untuk berhenti dari segala dosa dan perbuatan yang tidak sesuai dengan kehendak Tuhan. Di mana kebangunan rohani terjadi, kelakuan etika masyarakat dan moral rakyat meningkat. Jika kebangunan terjadi maka hal-hal tersebut akan terjadi dimana-mana. Di mana ada kebangunan rohani sejati, di sana ada perubahan moral menuju kesucian, keadilan, dan kebajikan.
Kiranya tanda-tanda kebangunan rohani yang sejati ini boleh terlihat di dalam dunia kita sekarang ini, karena Allah telah memberikan kebangunan rohani kepada kita. 
Pertama, Tuhan sendiri telah mengatakan bahwa jika kita mau merendahkan diri dan mau mengakui dosa-dosa kita, maka Tuhan akan memulihkan kita. Itulah kebangunan yang sejati. Kebangunan sejati dimulai dari janji Tuhan sendiri dan merupakan berkat bagi umat-Nya. Gereja membutuhkan kebangunan sejati. Ketika kebangunan itu tiba, umat Allah akan melihat visi yang jelas. Gerakan Reformed Injili tidak melihat visi sebagai penglihatan fisik, tetapi pengertian di dalam roh kita, melihat bagaimana Allah membagikan rencana kekal-Nya di zaman di mana kita berada. Dengan demikian kita bisa mengerjakan rencana yang Tuhan telah pampangkan kepada kita dan menggenapkan rencana-Nya tersebut.
Kedua, kebangunan rohani sejati ditandai dengan adanya pemberitaan dan pendengaran akan Firman Tuhan yang sejati. Firman berkuasa di tengah umat. Tuhan ingin kita menjadi pendengar Firman yang baik, dan melalui mendengar Firman iman kita diperkuat. Iman yang sejati datang dari pendengaran, dan itu membangkitkan pengertian, memiliki doktrin (ajaran) dan pengakuan yang menyatakan arah kita kepada Tuhan. Gerakan dengan pemberitaan yang sejati harus disertai dengan penafsiran Firman yang sejati dan adanya pengkhotbah yang sejati. Pelayanan seperti ini dilandasi perasaan yang takut akan Tuhan, kesungguhan mempelajari Firman dan merangsang pikiran orang untuk kembali kepada rencana Allah. Dengan itu, kebangunan akan menyatakan kehadiran pemerintahan dan takhta Allah di tengah-tengah jemaat-Nya.
Kebaktian kebangunan rohani yang sukses bukan dilihat dari banyaknya hadirin, tetapi Tuhan hadir atau tidak. Di situ kita merasakan takhta Allah yang berkuasa, otoritas Allah nyata dalam pemberitaan, dan adanya urapan pada hamba-Nya. Dalam buku ‘The Preaching and the Preacher’, Dr. Martyn-Lloyd Jones mengatakan bahwa kebangunan harus dimulai dari mimbar. Itu sebab awal dari Gerakan Reformed Injili memakai nama Mimbar Reformed Injili. Dengan itu kita mau agar mimbar betul-betul menjadi mimbar, di mana Firman diberitakan, tempat Reformed theology dinyatakan dan merangsang orang memberitakan Injil. Kelengkapan ini baru menyatakan Gerakan Reformed Injili.


Di mana terjadi kebangunan rohani sejati, di situ inspirasi pikiran manusia dirangsang untuk mulai mengarah kepada kebenaran Firman. Khotbah yang baik, mimbar yang sukses, akan merangsang dan menginspirasikan pikiran manusia kembali kepada kebenaran. Inilah pistos (iman) yang juga berarti kesetiaan (fidelity). Fide berarti iman kepercayaan. Ketika Roh Kudus bekerja, orang ingin diubah oleh kebenaran dan mereka berkonsentrasi pada apa yang Tuhan kehendaki. Maka terjadi perubahan pola pikir (mindset), perubahan konsep, perubahan fokus pemikiran, sehingga membentuk paradigma baru hidup di dalam Kristus.
Konsep kebangunan sejati yang dinyatakan di dalam Alkitab sangat berbeda dengan gejala-gejala yang sekarang kita lihat di dalam gereja. Orang menyangka kebangunan adalah berguling-guling di lantai, berteriak, tertawa-tawa, menangis, atau bergemetaran berdoa dan bersuara keras. Itu bukan kebangunan yang Alkitabiah. Gejala sedemikian tidak sesuai dengan Alkitab, tidak ada dukungan sejarah dan bersifat tidak Kristen sama sekali. Mari kita peka dan mengerti pimpinan Roh Kudus atau roh yang lain.
Ketiga, kebangunan rohani terjadi ditandai dengan emosi yang mulai diarahkan untuk mencintai hal-hal yang dicintai Tuhan, dan membenci hal-hal yang dibenci oleh Tuhan. Sebelum kita bertobat, kita tidak sinkron dengan emosi Tuhan. Kita menjadi musuh Tuhan dengan mencintai yang dibenci Tuhan dan membenci yang dicintai Tuhan. Ketika kebangunan tiba, kita akan berbalik. Kita mulai tidak senang dengan hal-hal yang najis. Kita mulai membenci dosa. Kita mulai mengadopsi emosi Tuhan. Kita mulai mencintai jiwa-jiwa yang tersesat. Kita melihat pada waktu Roh Tuhan bekerja, kebangunan rohani terjadi, maka manusia mempunyai suatu perubahan emosi. Mereka suka berdoa, mereka suka firman Tuhan, mereka suka bersekutu, mereka suka kesucian dan keadilan.
Keempat, kebangunan rohani sejati melepaskan kita dari ikatan geografis dan kondisi tertentu. Tuhan Yesus berkata, “Kamu berdoa di gunung ini atau di Yerusalem, tetapi Aku berkata bahwa hendaklah kamu menyembah Allah di dalam roh dan kebenaran” (Yoh.4:24). Tuhan sudah melepaskan kita dari ikatan geografis, tetapi kini muncul gerakangerakan yang kembali membawa kita terikat pada kota, gunung, lokasi tertentu, seolah hanya di situlah Tuhan bisa mendengar doa. Hal ini melawan konsep dan pengajaran Tuhan Yesus. Semua ini adalah tanda bahwa kebangunan itu sudah tiba kepada kita. Selain daripada hal ini tanda selanjutnya adalah pengarahan semua kehendak pribadi disinkronkan dengan kehendak Tuhan.
Kelima, kebangunan rohani terjadi berarti kehendak Allah mengambil alih kehendak manusia. Kita akan berjalan sejalan dengan Allah. Kita tidak lagi membantah atau melawan. Kita tidak lagi mempertahankan rencana dan kehendak kita melawan rencana dan kehendak Tuhan. Di mana ada kebangunan rohani di situ manusia berkata, “Saya melakukan apa yang Engkau ingin aku lakukan. Aku akan menyelaraskan hidupku di bawah kehendak-Mu.” Pikiran kembali kepada Firman, emosi sinkron dengan emosi Tuhan, kehendak sejalan dengan kemauan Tuhan. Inilah kebangunan sejati. Kadang-kadang saya sangat meragukan seorang bergelar pendeta seumur hidup tidak pernah membawa satu jiwa pun kembali kepada Yesus Kristus. Apakah dia pendeta sejati? Mengapa dia menjadi hamba Tuhan? Kalo tidak pernah cinta jiwa yang lain, tidak pernah mengabarkan Injil, apa haknya dia berani menyebut diri pendeta? Saya takut orang yang masuk sekolah teologia akhirnya tidak diperkenan oleh Tuhan. Orang yang paling kasihan adalah orang yang sudah membuang semua lalu berkata, “Tuhan aku milik-Mu.” kemudian Tuhan mengatakan, “Aku membuang kamu! Sebab itu adalah kemauanmu dan bukan kemauan-Ku.” Orang yang sudah membuang semua lalu dibuang oleh Tuhan, mau ke mana?
Keenam, kebangunan rohani sejati ditandai dengan gereja mulai bergerak mengabarkan Injil. Gereja mulai peduli kepada orang-orang yang tersesat, yang terhilang di dalam dosa. Dengan cinta kasih yang murni dan ajakan dari surga mereka diajak kembali kepada Tuhan. Gereja harus memberitakan Injil, hamba Tuhan yang sejati harus mengabarkan Injil! Di zaman seperti sekarang ini, sangat sedikit orang Kristen dan hamba Tuhan yang berteriak keras dan menuntut setiap orang percaya untuk mengabarkan Injil seperti yang Alkitab tuntut. Sebagai pendiri Gerakan Reformed Injili saya berkata, “Jika Engkau tetap dingin dan tidak memiliki hati yang mengabarkan Injil, Engkau belum mengerti kebangunan rohani yang sejati, Engkau belum mengerti Gerakan Reformed Injili.” Ketika Roh Kudus bekerja, Ia akan mendorong orang untuk memberitakan Injil.
Ketujuh, kita melihat masih ada tanda yang penting sekali, yaitu ketika kebangunan rohani sudah terjadi, di situ orang mulai hidup suci dan minta kuasa dari Tuhan untuk hidup suci. Ini satu hal yang tidak mungkin dipalsukan. Pada saat kebangunan rohani yang sejati datang mengunjungi suatu kelompok atau suatu daerah, pasti meninggalkan satu hasrat hidup suci. Tanda ini tidak dapat ditiru dan tidak dapat dipalsukan. Karunia dapat dipalsukan, kharisma dapat dipalsukan, tetapi kesucian tidak dapat dipalsukan. Ini merupakan tanda kebangunan yang sejati.
kedelapan, adalah semangat dan niat perjuangan yang tidak takut dianiaya dan tidak takut kesusahan. Inilah tanda-tanda yang bisa kita lihat di dalam setiap zaman. Pada waktu gereja di Tiongkok dibangun, semua orang Kristen rela mati untuk Tuhan. Mereka disiksa, mereka digantung, rambutnya dipasang tali diikat kepada balok di atas kepalanya. Ini tanda kebangunan, di mana kebangunan terjadi di situ orang sudah tidak lagi menghiraukan untung rugi diri sendiri, tidak lagi menghiraukan mati hidup sendiri, mereka lebih menghiraukan kehendak Tuhan yang terjadi. Apakah engkau mau mengalami pengalaman kebangunan rohani yang sesungguhnya? 

Source : https://teologiareformed.blogspot.com/2018/10/kebangunan-rohani.html#

Post a Comment

أحدث أقدم