Latest News

Wednesday, January 23, 2019

AKHIR ZAMAN: Premillenium, Post Millenium, Amillenium

DOKTRIN AKHIR ZAMAN: Premillenium, Post Millenium, Amillenium

DOKTRIN AKHIR ZAMAN: Premillenium, Post Millenium, Amillenium. Tidak semua orang sependapat bahwa doktrin akhir zaman penting untuk dipelajari. Ada yang menganggap bahwa doktrin ini sungguh penting, tetapi ada juga yang menganggapnya sekedar doktrin tambahan. Mereka ini mengatakan bahwa apa dan bagaimanapun pandangan kita tentang doktrin ini tidak akan mempengaruhi -mempercepat atau memperlambat- kedatangan Kristus. Karena itu, lebih baik membicarakan hal-hal lain yang jauh lebih penting. Tetapi bagi saya, doktrin ini sangat penting. 

Ada beberapa alasan mengapa kita mempelajari doktrin ini: 

a. Alkitab mengajarkan bahwa sejarah tidak akan berjalan dengan sendirinya begitu saja, tetapi ada dalam pimpinan dan kontrol Allah. Sejarah akan menuju pada penggenapannya yang sempurna. Hal ini akan terjadi pada waktu kedatangan Kristus yang kedua kali, yaitu pada akhir zaman. 

b. Kita orang-orang percaya yang hidup di dunia ini tidak boleh terlalu disibukkan oleh dunia ini sehingga kita lupa bahwa kita akan menerima, "Suatu bagian yang tidak dapat binasa, yang tidak dapat cemar, dan yang tidak dapat layu, yang tersimpan di Sorga.""(1Pet.1: 4). Karena itu, kita harus berusaha menghubung-kan apa yang kita lakukan sekarang dengan dok-trin ini. Sebagaimana tokoh reformasi, Martin Luther pernah berkata, "Aku hanya punya dua hari, yaitu hari ini dan hari itu. Saya mau hidup hari ini dalam terang hari itu (hari kedatangan Kristus yang kedua)." 

c. Sesungguhnya segala kejahatan dan penderitaan yang terjadi di dunia ini hanya akan berakhir pada akhir zaman. Jadi, pengharapan dan kerinduan kita akan dunia yang penuh baha-gia dan ideal akan dipenuhi pada akhir zaman. Itulah sebabnya kita tidak setuju pada kelompok tertentu yang memiliki pan-dangan yang terlalu optimis akan keadaan dunia ini. Kenyataannya, dunia semakin rusak, kejahatan semakin mera-jalela. Hal tersebut sebenarnya sudah ditegaskan Kitab Suci. 
Sebagaimana tertulis, "Sedangkan orang jahat dan penipu akan bertambah jahat." (2Tim.3: 13) 

Ada berbagai teori yang telah diberikan mengenai topik ini. Berbagai pandangan tersebut ada yang merupakan hasil studi yang sungguh-sungguh, tetapi ada juga hasil spekulasi pikiran semata. Sangat menyedihkan jika melihat kenyataan bahwa tidak sedikit orang yang mencoba membangun teorinya tanpa dasar teologi yang jelas, lalu mengajarkannya dengan penuh keberanian dan dengan gaya yang sangat otoritatif. Padahal, pandangan tersebut sesungguhnya bukanlah pandangan Alkitab secara utuh, melainkan hanya sekedar kutipan-kutipan dari beberapa ayat saja. 

I. Berbagai Pandangan Modern 

Millard J. Erickson dalam bukunya, Christian Theology, menuliskan beberapa pandangan teolog-teolog modern tentang Escha-tology. 

a. The Liberal Approach: Modernized Eschatology 

Pandangan ini menolak ajaran tentang kedatangan Kristus yang kedua. Menurut kelompok ini, sebenarnya maksud dari pengajaran tentang kedatangan Kristus yang kedua adalah menyatakan kemenangan kebenaran Allah atas segala kejahatan di dunia ini. Jadi, kepercayaan ini dikaitkan dengan ajaran dunia yang semakin maju. Mereka ini berkesimpulan bahwa, "A continuing Christianization of the social order, including economics, would be the current exemplification of the real meaning of the second coming." (Arti sesungguhnya dari kedatangan Kristus adalah adanya perubahan tatanan sosial termasuk keadaan ekonomi seba-gai akibat dari pengaruh kekristenan yang terus menerus). 

b. Albert Schweitzer: Demodernized Eschatology 

Menurut Schweitzer, Yesus mengkhotbahkan kerajaan yang akan datang, yang bersifat radikal supernatural, tiba-tiba, dan ter-putus dari sejarah manusia. Dia juga berpendapat bahwa akan ter-jadi kekacauan dunia. Yesus mengorbankan diriNya mati di kayu salib supaya Allah segera menciptakan zaman baru. Ternyata, menurut Schweitzer, Yesus salah perhitungan. Dia berpendapat bahwa Tuhan Yesus telah membuat pernyataan yang salah pada Matius 24: 34. Dalam ayat ini Tuhan Yesus menegaskan, "Aku berkata
kepadamu: sesungguhnya angkatan ini tidak akan berlalu sebelum semuanya itu terjadi."
 
Pada kenyataannya, demikian Schweitzer, angkatan di zaman Yesus telah berlalu, tetapi pernyataan-Nya tentang datangnya akhir zaman belum juga terjadi. Karena itu, Schweitzer menegaskan hal kerajaan yang akan datang harus dimengerti secara etika dan tidak bersifat supernatural, se-suatu yang sudah dialami bukan diharapkan. Memang berbagai tafsiran telah diberikan oleh para ahli untuk mengerti ayat tersebut. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada lampiran. 

c. C.H. Dodd: Realized Eschatology 

Menurut Dodd, isi pengajaran Tuhan Yesus tidaklah bersifat yang akan datang, melainkan dengan kedatangan Yesus, kerajaan Allah telah tiba. Jadi, Dodd menegaskan bahwa daripada meman-dang ke depan terhadap penggenapan nubuat, sebaiknya kita mem-perhatikan bagaimana hal itu telah digenapi. Kerajaan Allah bu-kanlah peristiwa yang akan datang di mana dunia akan dicipta kembali, tetapi "a timeless eternity," yaitu suatu keadaan "inner communion with God." 

d. Rudolf Bultmann: Existentialized Eschatology 

Bultmann berpandangan bahwa tulisan-tulisan dalam Perjan-jian Baru tidak boleh dimengerti secara objektif dan harfiah. Jadi dengan pendekatan mitologisasinya, dia mengambil kesimpulan bahwa kerajaan Allah menunjukkan kuasa anugerah dan pengam-punan yang dialami oleh manusia ketika dia percaya dan menyerahkan diri. Jadi, kerajaan Allah sudah dialami, "it is the presence of eternity in time," demikian Bultmann. Dia juga meno-lak adanya penebusan atau penyempurnaan dunia. 

e. Jurgen Moltmann: Politicized Eschatology 

Moltmann berpendapat bahwa kita tidak boleh secara pasif menunggu datangnya hari yang akan datang. Sebab hari yang akan datang tergantung pada usaha kita. Dia mengakui bahwa hari yang akan datang tidak sepenuhnya dicapai atas usaha kita, tetapi pada dasarnya itu dicapai oleh pekerjaan Allah. Namun demikian, untuk mencapai hari yang akan datang dibutuhkan tindakan. 

Selain pandangan-pandangan tersebut di atas, perlu juga kita lihat beberapa pandangan lain seperti pandangan Karl Barth dan Pannenberg. Barth berpendapat bahwa kerajaan Allah memiliki dua sisi, yaitu sisi kekinian (sudah dialami) dan sisi yang akan da-tang. Untuk itu dia melihat tiga peristiwa penting. 

a. Peristiwa kebangkitan Kristus yang telah terjadi. 

b. Turunnya Roh Kudus pada hari Pentakosta, yang merupakan "a present reality" dalam gereja. 

c. Datangnya Kristus yang kedua kali (parousia). Bagi Barth, kedatangan Kristus yang pertama adalah inaugurated escha-tology, sedangkan kedatanganNya yang kedua adalah consumated eschatology. 

Sementara itu, Pannenberg berpandangan bahwa datangnya kerajaan itu bukanlah merupakan intervensi supernatural ke dalam sejarah manusia, tetapi bagaimana nasib masyarakat sekarang ini pada waktu yang akan datang. Karena itu, pengharapan diarahkan pada kehidupan manusia yang semakin baik dalam dunia baru yang akan datang. Baik Erickson maupun Bloesch melihat adanya dua sisi dari kerajaan Allah, yaitu "realized" dan "futuristic eschatology." Penggenapa waktu (kairos) yang telah dinubuatkan itu terjadi pada inkarnasi Kristus (Mark.1: 15), tetapi sejarah akan tiba pada peng-genapannya yang penuh pada waktu yang akan datang. Bloesch menegaskan, "Yesus Kristus sudah datang dan akan datang kembali." 

II. Pandangan Alkitab 

Kita telah melihat berbagai pandangan tentang kedatangan Kristus yang 
kedua. Di antaranya, ada yang menolak peristiwa tersebut sebagai hal 
yang pasti terjadi dalam sejarah manusia. Namun Alkitab dengan jelas mengatakan bahwa Kristus akan datang kembali. Tuhan Yesus sendiri secara panjang lebar membicarakan hal tersebut kepada murid-muridNya (lihat Matius 24-25). Perhatikan khususnya ayat berikut, "Sebab itu hendaklah kamu juga siap sedia, karena Anak Manusia datang pada saat yang tidak kamu duga." (Mat.24: 44). Ketika Tuhan Yesus naik ke Surga, di mana ketika itu murid-murid sedang menatap ke langit, dua orang yang berpakaian putih berkata kepada mereka, "Hai orang-orang Galilea, mengapakah kamu berdiri melihat ke langit? Yesus ini, yang terangkat ke Surga meninggalkan kamu, akan datang kembali dengan cara yang sama" (Kis.1: 11). 

Rasul Paulus pun seringkali menyebutkan hal tersebut dalam surat-suratnya. Bahkan dia sangat merindukan peristiwa tersebut. Ketika masa tuanya, dia menulis, 

"Sekarang tersedia bagiku mahkota kebenaran yang akan di-karuniakan kapadaku oleh Tuhan, Hakim yang adil, pada harinya. Tetapi bukan hanya kepadaku, melainkan juga kepada semua orang yang menantikan kedatanganNya" (2Tim.4: 8). 

Menarik untuk diperhatikan bahwa Rasul Paulus, dalam suratnya yang pertama kepada jemaat di Tesalonika, menyinggung doktrin ini pada akhir tiap pasal. 

1. Kedatangan Kristus dikaitkan dengan pertobatan mereka yang sejati. Mereka (jemaat di Tesalonika) berbalik dari berhala-berhala kepada Allah dan menantikan kedatangan Yesus dari Surga. Rasul Paulus menulis,"Sebab mereka sendiri bercerita bagaimana kamu berbalik dari berhala-berhala kepada Allah untuk melayani Allah yang hidup dan yang benar, dan untuk menantikan kedatangan AnakNya" (1Tes.1:9-10). 

2. Kedatangan Kristus dikaitkan dengan pelayanan. Rasul Paulus begitu bermegah atas orang-orang yang dilayaninya. "Sebab siapakah pengharapan kami atau sukacita kami di hadapan Yesus, Tuhan kita, pada waktu kedatanganNya, kalau bukan kamu? Sungguh, kamulah kemuliaan kami dan sukacita kami" (2:19-20). 

3. Kedatangan Kristus dikaitkan dengan etika hidup kudus. "Kiranya Dia menguatkan hatimu, supaya tak bercacat dan kudus,… pada waktu kedatangan Yesus" (3:13). 

4. Kedatangan Kristus dikaitkan dengan kebangkitan orang-orang percaya. Jadi, Rasul Paulus menjadikan doktrin ini menjadi dasar penghiburan bagi mereka yang berduka karena diting-gal oleh orang yang dikasihi (4:13-18). 

5. Doa rasul Paulus bagi orang percaya berkaitan dengan kedatangan Kristus yang kedua. "Semoga Allah damai sejahtera menguatkan kamu seluruhnya dan semoga roh, jiwa dan tubuhmu terpelihara sempurna dengan tak bercacat pada kedatangan Kristus Tuhan kita" (5:23). 

Sebenarnya, ajaran tentang kedatangan Kristus yang kedua merupakan topik yang begitu menonjol dalam seluruh Perjanjian Baru. Hal itu dapat juga dilihat dalam tulisan Rasul Petrus, Yohanes dan Yakobus: 1Pet.1: 7, 13; 2Pet.1: 16; 3:4, 12; 1Yoh.2: 28; Yak.5: 7-8. Baca juga tulisan Rasul Paulus lainnya: 1Kor.1: 17; 15: 23; Fil.3: 20-21; 1Tes.4: 15-16; 2Tes.1: 7-10; Tit.2: 13. 

Jadi, berdasarkan keyakinan kita pada Alkitab, kita harus menolak segala teori yang meragukan kedatanganNya yang akan datang. Peristiwa kedatanganNya adalah pasti, yang tidak pasti adalah waktu kedatangan tersebut. Memang ada orang yang terlalu berani meramalkan waktu kedatangan Kristus yang kedua dengan cara yang spekulatif atau dengan cara tertentu yang katanya 'berdasarkan Alkitab'. Namun, mereka yang mengaku 'berdasarkan Alkitab' harus tahu bahwa Alkitab sendiri tidak pernah memasti-kan waktu kedatangan Kristus. Karena itu, bagi mereka yang merasa mengetahui hari itu, perlu memperhatikan penegasan Tuhan Yesus berikut, 

"Tetapi tentang hari atau saat itu tidak seorang pun yang tahu…" (Mark. 13: 32) 

"Engkau tidak perlu mengetahui masa dan waktu, yang ditetap-kan Bapa menurut kuasaNya" (Kis.1:7). 

Ada orang yang memberikan argumentasi aneh dengan mengatakan, "Memang tentang hari itu, tidak seorang pun tahu, tetapi bulan dan tahunnya dapat diketahui!" Tafsiran ini katanya berdasarkan Alkitab! Padahal, Alkitab dengan jelas mencatat sabda Tuhan Yesus bahwa baik "hari" (Yunani: hemeras), "waktu" (lebih tepatnya "jam," Yunani: horas), juga "waktu secara umum" (khronos) dan "waktu secara spesifik/saat" (kairos) 
tidak seorang pun tahu. 

Karena itu, jemaat perlu diperingatkan agar senantiasa waspada dan menjauhi pengajar-pengajar sesat (orang-orang yang berspekulasi) dan yang berani memastikan waktu kedatangan Kristus. Karena mereka ini merusak ajaran Alkitab dan membingung-kan umat Allah. Jemaat perlu menyadari bahwa sepanjang sejarah Gereja telah ditemukan 
penyesat-penyesat yang demikian. Hal itu masih akan terus terjadi. 
Karena itu, sekali lagi diingatkan di sini agar jemaat senantiasa waspada serta siap sedia menolong orang lain yang sedang dibingungkan oleh berbagai ajaran sesat. 

III. Sikap Yang Benar 

Sekalipun kita tidak mengetahui waktu yang tepat kapan Tuhan Yesus datang kembali, namun kita perlu memiliki sikap yang benar dalam menyambut kedatanganNya. Hal ini perlu ditegaskan di sini karena tidak sedikit orang yang mengambil sikap yang salah. Kesalahan yang dilakukan oleh Pdt Mangapin dan jemaatnya, bukanlah yang pertama kali. Saya ingin memberikan sebuah contoh lain. Ketika pada tahun 1991, saya terkejut mendengar bahwa seorang teman telah berhenti dari pekerjaannya, demikian juga dengan istrinya. Anaknya juga telah dihentikannya dari sekolah. 
Menurut rekan sekantornya hal itu dilakukannya karena ajaran baru yang diterimanya. Karena itu, dia menarik diri dari segala kesibukan dunia, yang menurutnya hal itu adalah duniawi. Mereka dan kelompoknya bersekutu terus sambil menanti datangnya Kristus. 

Sebenarnya, sejarah gereja telah berulang kali menyaksikan adanya kesalahan yang sama di seluruh dunia dilakukan oleh orang-orang yang sesat dalam ketulusannya. Itulah sebabnya dalam khotbahNya tentang akhir zaman, Tuhan Yesus tidak lupa menegaskan sikap yang benar yang harus dilakukan oleh umatNya dalam menanti kedatanganNya. 

Pertama, kita diminta untuk berjaga-jaga. Kita harus berjaga-jaga karena sebagaimana disebut di atas, kedatanganNya kelak tidak terduga sebelumnya. Segala sesuatu berjalan secara rutin, sebagaimana kehidupan normal sehari-hari berlangsung. Tuhan Yesus bersabda: "Sebab sebagaimana mereka pada zaman sebelum air bah itu makan dan minum, kawin dan mengawinkan, sampai kepada hari Nuh masuk ke dalam bahtera, dan mereka tidak tahu akan sesuatu, demikian pulalah halnya kelak pada kedatangan Anak Manusia" (Mat.24: 38, 39). 

Kedua, bekerja dengan setia. Tuhan tidak menginginkan kita menanti dengan pasif, tetapi harus aktif dengan melakukan segala tugas yang telah dipercayakanNya kepada kita. Tidak ada tugas dan pekerjaan yang kurang mulia bila kita kerjakan dalam Dia. Untuk itulah Tuhan Yesus memberikan perumpamaan tentang hamba yang setia dan jahat pada Mat.24: 45-51. Marilah kita perhatikan khususnya ayat 46: "Berbahagialah hamba yang didapati tuannya melakukan tugas itu, ketika tuannya itu datang". Rasul Paulus juga mengingatkan kita agar melakukan segala sesuatu seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia (Kol.3: 23). 

Ketiga, pelita kita harus tetap menyala. Sungguh menyedihkan gambaran tentang gadis bodoh yang diberikan Tuhan Yesus dalam Mat.25: 1-13. 
Mereka telah lama menanti dan merin-dukan kedatangan mempelai laki-laki tersebut. Namun pada saat yang dirindukan tersebut tiba, mereka tidak siap menyambutnya, karena pelita mereka tidak menyala. Mereka kekurangan minyak untuk menyalakan pelita tersebut. Konteks perumpamaan tersebut jelas, yaitu mengenai kedatangan Tuhan Yesus kembali di akhir zaman. Karena itu, kita juga jangan sampai seperti gadis bodoh tersebut. Kita harus seperti gadis yang bijaksana tersebut yang pe-litanya tetap menyala. Alkitab menegaskan, "Janganlah hendaknya kerajinanmu kendor, biarlah rohmu menyala-nyala dan layanilah Tuhan" (Ro.12:11). Karena itu, biarlah kita terus memelihara hubungan pribadi kita denganNya melalui doa dan pembacaan firman Tuhan tiap-tiap hari, serta tekun bersekutu dan beribadah dengan motivasi yang benar. 

Keempat, kita harus mengerjakan talenta kita serta mengembangkannya. Dalam perumpamaan Tuhan Yesus tentang talenta dalam Mat.25: 14-30, jelas dituntut kesetiaan. Sangat penting kita tegaskan di sini bahwa masalahnya bukanlah berapa banyak talenta yang kita miliki, tetapi bagaimana sikap kita ter-hadap talenta tersebut. Apa dan bagaimana talenta kita biarlah kita setia mengerjakannya. Jangan seperti orang yang memiliki satu talenta tersebut yang akhirnya dihukum karena menanam talentanya. Kiranya dalam anugerahNya kita juga boleh mendengar pujian Tuhan Yesus berikut: 

"Baik sekali perbuatanmu itu, hai hambaKu yang baik dan setia; engkau telah setia dalam perkara kecil, aku akan memberikan kepadamu tanggung jawab dalam perkara yang besar. Masuklah dan turutlah dalam kebahagiaan tuanmu" (Mat.25: 21). 

IV. Masalah Pengangkatan (Rapture) 

Menurut kelompok Dispensasional, kedatangan Kristus yang kedua akan terjadi dalam dua tahap. KedatanganNya tahap pertama disebut datang untuk (coming for) orang percaya. Hal tersebut akan terjadi secara rahasia (secret rapture), di mana orang percaya akan menyongsong Kristus di udara. Kedatangan tahap pertama ini dapat terjadi kapan saja, tanpa ada tanda-tanda sebelumnya. Pada waktu ini mereka yang telah meninggal dalam Tuhan akan dibangkitkan, sedangkan orang percaya yang masih hidup akan segera diubahkan, dan secara bersama-sama mereka akan dibawa menyongsong Tuhan di udara. Demikian kelompok tersebut mengajarkannya. Dasar Alkitab yang mereka ambil adalah 1Tes.4: 15-16. Hal ini akan terjadi selama 7 tahun, dan pada waktu ini akan terjadi siksaan yang dahsyat di bumi. Tentunya menurut pandangan ini, orang percaya (gereja Tuhan) tidak turut mengalaminya. Louis Berkhof menulis pandangan kaum Dispensasional, bahwa selama 7 tahun ini: 

a. Seluruh dunia akan diinjili (Mat.24: 14). 
b. Bangsa Israel akan bertobat (Ro.11: 26). 
c. Terjadi penganiayaan yang hebat (Mat.24: 21-22). 
d. Antikris dan si pendurhaka akan dinyatakan (2Tes.2: 8-10). 

Setelah periode 7 tahun ini, Kristus akan datang pada tahap kedua yang mereka sebut datang bersama (coming with) orang percaya. Dasar Alkitab yang mereka ambil adalah 1Tes.3: 13, yang berbunyi, "Kiranya Dia menguatkan hatimu supaya tak bercacat dan kudus di hadapan Allah dan Bapa kita pada waktu kedatangan Yesus Tuhan kita, dengan semua orang kudusNya". Kedatangan tahap kedua ini mereka sebut "the revelation" atau "the day of the Lord", di mana pada waktu ini Kristus akan datang ke bumi penuh kemenangan dan kemuliaan. Pada waktu inilah Kristus akan memimpin gerejaNya selama 1000 tahun. 

Bagi saya, pandangan tersebut di atas sangat lemah. Nats Alkitab yang mereka ambil dari 1Tes.4: 15-17 sebenarnya tidak berbicara mengenai rapture (pengangkatan), tapi mengenai keda-tangan Kristus yang kedua yang bersifat peristiwa tunggal (single event). Karena jika kita perhatikan, setelah peristiwa ini, tidak ada disebut bahwa Kristus dan orang-orang percaya akan datang lagi ke bumi. Sebaliknya dituliskan, "Demikianlah kita akan selama-lamanya bersama-sama dengan Tuhan""(1Tes.4: 17). George Ladd benar ketika dia mengatakan, "It is very difficult to find a secret coming of Christ in these verses" (sangat sulit menemukan keda-tangan Kristus yang bersifat rahasia dalam ayat-ayat ini). 
Yang menarik lagi adalah bahwa bahkan dari mereka yang percaya akan kerajaan 1000 tahun (kelompok premillenarians) ada juga yang tidak menyetujui pandangan bahwa kedatangan Kristus yang kedua akan terjadi dua tahap. Frost misalnya mengatakan: "It is not generally known, and yet it is an indisputable fact that the doctrine of a pretribulation resurrection and rapture is a modern interpretation -I am tempted to say, a modern invention". 

Millard J. Erickson dengan cara yang meyakinkan telah menunjukkan kesalahan pandangan yang membagi kedatangan Kristus menjadi dua tahap, yaitu pada masa "rapture" dan "revelation". Setelah menganalisa arti kata "parousia", "apokalupsis" dan "epiphania" -yang menurut kelompok Dispensasional berbeda- Erickson menulis, "We conclude that the use of a variety of terms is not an indication that there will be two stages in the second coming. Rather, the interchangeableness of the terms clearly points to a single event". Demikian juga Louis Berkhof menulis, "On the basis of Scripture it should be maintained that the second coming of the Lord will be a single event". 

Sayang sekali, bahwa ajaran tentang pengangkatan ini telah cukup luas diajarkan oleh kelompok tertentu di Indonesia. Mereka bukan saja menyebarluaskan ajaran yang salah tersebut melalui tulisan mereka, tetapi juga beberapa vocal group telah merecord ajaran yang salah tersebut dalam nyanyian rohani mereka. Sesungguhnya, kita perlu lebih berhati-hati dalam mendengar berbagai pengajaran serta waspada terhadap pengajaran kita. 

V. Sifat Kedatangan Kristus 

Sebagaimana telah kita lihat, Alkitab dengan jelas menyatakan Kristus pasti datang untuk kedua kalinya. Yang menjadi pertanyaan adalah bagaimanakah sifat kedatanganNya? Untuk itu, Alkitab menyebutkan 5 hal penting tentang kedatangan tersebut. 

a. Personal (secara pribadi) 

Hal ini sangat jelas dikatakan oleh dua orang malaikat kepada murid-murid Yesus yang sedang menatap ke langit itu. Lukas menulis, "Yesus ini, yang terangkat ke Surga meninggalkan kamu, akan datang kembali dengan cara yang sama seperti kamu melihat Dia naik ke Surga." (Kis.1: 11) 

Tuhan Yesus sendiri, sebelum kembali kepada Allah Bapa bersabda, "Aku akan datang kembali dan membawa kamu ke tempatKu, supaya di tempat di mana Aku berada kamu pun berada" (Yoh.14: 3b). Rasul Paulus menulis, "Sebab pada waktu tanda diberi, yaitu pada waktu penghulu malaikat berseru dan sangkakala Allah berbunyi, maka Tuhan sendiri akan turun dari Surga. Dan kita yang hidup yang masih tinggal, akan menyongsong Tuhan di angkasa" (1Tes.4: 16-17). Dengan tepat S.H. Travis menulis, "Eschatology concerns a person, not merely an event" (akhir zaman berkenaan dengan pribadi, bukan sekedar peristiwa). 

b. Physical (secara jasmani) 

Mari kita lihat kembali kepada perkataan malaikat tersebut di atas: "Yesus akan datang kembali dengan cara yang sama seperti kamu melihat Dia naik ke Surga". Dengan perkataan lain, orang percaya yang nanti melihat kedatanganNya yang kedua akan melihatNya memiliki tubuh, yaitu tubuh kebangkitan, tubuh kemuliaan. Jadi tidak benar bahwa kedatanganNya yang kedua hanya bersifat rohani. Ada yang berpendapat bahwa sebenarnya arti parousia adalah "hadir". Jadi, Dia hadir secara rohani seperti yang dijanjikanNya. Tuhan Yesus bersabda, "Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman" (Mat.28: 20). Hal itu memang ada benarnya, namun arti lain dari parousia adalah "datang", dan pengertian inilah yang paling menonjol dalam Perjanjian Baru. Kata lain yang digunakan dalam arti datang adalah "apokalupsis" dan "epiphania". Ketiga 
kata tersebut di atas digunakan Tuhan Yesus untuk menyatakan kedatanganNya kembali. 

c. Visible (dapat dilihat) 

Hal ini kembali jelas terlihat dari perkataan malaikat tersebut di atas. Perhatikan kalimat, "akan datang kembali dengan cara yang sama seperti kamu melihat Dia naik ke Surga" (Kis.1: 1b). Tuhan Yesus sendiri bersabda: 

"Pada waktu itu akan tampak tanda Anak Manusia di langit dan semua bangsa di bumi akan meratap dan mereka akan melihat Anak Manusia itu datang di atas awan-awan di langit dengan segala kekuasaan dan kemuliaanNya" (Mat.24: 30). 

d. Unexpected (tidak terduga) 

Tuhan Yesus dalam khotbahNya tentang akhir zaman bersabda: "Sebab sebagaimana mereka pada zaman sebelum air bah itu makan dan minum, kawin dan mengawinkan, sampai kepada hari Nuh masuk ke dalam bahtera, dan mereka tidak tahu akan sesuatu, sebelum air bah itu datang dan melenyapkan mereka semua, demikian pulalah halnya kelak pada pada kedatangan Anak Manusia" (Mat.24: 38-39). Hal itu juga jelas pada perumpamaan tentang hamba yang setia dan yang jahat. Perhatikan kalimat,"Maka tuan hamba itu akan datang pada hari yang tidak disang-kanya" (Mat.24: 50). Demikian juga tentang perumpamaan tentang gadis-gadis yang bijaksana dan yang bodoh (Mat.25: 1-13). Di sini kembali muncul kata "tidak disangka-sangka". Digambarkan bahwa mempelai pria datang pada tengah malam di mana gadis-gadis tersebut tertidur. Rasul Paulus juga menyatakan hal tersebut kepada jemaat di Tesalonika. Dia menulis, "Tetapi tentang zaman dan masa Saudara-saudara, tidak perlu dituliskan kepadamu, karena kamu sendiri tahu benar-benar, bahwa hari Tuhan datang seperti pencuri pada malam hari. Apabila mereka mengatakan, 'Semuanya damai dan aman,' maka tiba-tiba mereka ditimpa oleh kebinasaan, seperti seorang perempuan yang hamil ditimpa oleh sakit bersalin, lalu mereka pasti tidak akan luput" (1Tes.5: 1-3). 

e. Triumphant and Glorious (Penuh kemenangan dan ke-muliaan) 

Sebagaimana telah dikutip di atas, Tuhan Yesus dalam khotbahNya bersabda: "Dan mereka akan melihat Anak Manusia itu datang di atas awan-awan di langit dengan segala kekuasaan dan kemuliaanNya"(Mat.24: 30). Rasul Paulus juga menuliskan bahwa ketika Kristus datang, Dia akan disertai oleh malaikat-malaikat dan penghulu malaikat (baca 1Tes.4: 16). 
Paulus menegaskan bahwa kelak dalam nama Yesus akan bertekuk lutut segala yang ada di langit dan yang ada di atas bumi dan yang ada di bawah bumi" (Fil.2: 10). Dia yang dihakimi selama hidupNya di dunia ini akan menjadi Hakim, yang akan menghakimi seluruh umat manusia. 

Karena itu berbahagialah kita yang tetap setia mengikut Tuhan Yesus serta memberitakanNya sekalipun banyak yang menyalah mengerti serta menolakNya. Karena sesungguhnya, Dia adalah Juruselamat dan Tuhan yang akan menghakimi dunia dengan segala kemenangan dan kemuliaanNya. 

VI. Tujuan Kedatangan Kristus 

Menurut Louis Berkhof, tujuan kedatangan Kristus adalah memperkenalkan era yang akan datang dan keadaan akhir dari segala sesuatu. Apakah yang terjadi pada waktu kedatangan Kristus tersebut? Ada dua hal penting kita catat di sini. 

Pertama, yaitu kebangkitan orang mati (orang yang percaya dan tidak percaya). Ajaran ini banyak disinggung dalam Alkitab, khususnya Perjanjian Baru. Tuhan Yesus bersabda: "Sebab inilah kehendak BapaKu, yaitu supaya setiap orang yang melihat Anak dan yang percaya kepadaNya beroleh hidup yang kekal, dan supaya Aku membangkitkanNya pada akhir zaman" (Yoh.6: 40). Baca juga: Yoh.6: 44, 54; 1Kor.15; 1Tes.4: 13-16; 2Kor.5: 1-10; Kis.23: 6; 24: 21; Why.20: 4-6, 13. 

Ajaran tentang kebangkitan tersebut terdapat juga dalam Perjanjian Lama (baca: Yes.26: 19; Dan.12: 2; Yehez.37: 12-14; Maz.49: 15). Mengenai kondisi manusia yang kelak akan dibangkitkan, secara panjang lebar telah dibahas oleh rasul Paulus dalam 1Kor.15. 

Kedua, yaitu penghakiman terakhir. Menurut Hoekema, tujuan penghakiman bukan semata-mata untuk menetapkan tujuan akhir manusia. Tetapi ada 3 hal yang terutama, yakni: 

a. Menyatakan kemuliaan Allah. 

b. Menunjukkan secara publik dan bersifat final keberadaan yang sangat nyata antara umat Allah dan yang memusuhi Allah. 

c. Menyatakan derajat upah dan penghukuman yang akan diterima oleh tiap-tiap orang. 

Setelah hari penghakiman tersebut, semua-orang yang tidak percaya dan yang telah menolak Kristus akan tinggal di neraka selama-lamanya. Sedangkan orang-orang percaya akan diam bersama Allah di bumi baru dengan kemuliaan kekal. Rasul Yohanes menulis: "Dan aku melihat kota yang kudus, Yerusalem yang baru, turun dari Surga, dari Allah… Lalu aku mendengar suara yang nyaring dari takhta itu berkata: "Lihatlah, kemah Allah ada di tengah-tengah manusia dan Ia akan diam bersama-sama dengan mereka. Mereka akan menjadi umatNya" (Why.21: 2,3; baca juga 22: 3). 
Menarik sekali melihat bagaimana para theolog memandang kondisi 'dunia' baru tsb. Hoekema berpendapat bahwa pada hidup yang akan datang, Sorga dan bumi tidak lagi dipisahkan tetapi akan bersatu. Karena itu orang-orang percaya akan berada di langit dan bumi baru. Di pihak lain, Prof. Donald Bloesch menegaskan: "We affirm not simply the dissolution of the world (Luther) nor its renovation (Calvin) but its transformations into a new heaven-earth on which all the biblical promises concerning the future glory of Jerusalem will be fulfilled". (Kami menegaskan bukan sekedar hancurnya dunia ini (Luther) atau renovasinya (Calvin), tetapi transformasinya menjadi sebuah langit-bumi baru di mana seluruh janji-janji Allah mengenai kemuliaan Yerusalem yang akan datang akan digenapi). Kelihatannya, pandangan ini sesuai dengan apa yang dituliskan oleh Rasul Yohanes: "Lalu aku melihat langit yang baru dan bumi baru" (Why.21:1). Jadi, bukan hanya langit atau bumi baru, tetapi langit-bumi baru. 

Kita bersyukur atas kasihNya kepada dunia yang semakin bengkok ini. Dia tidak membiarkan dunia hancur dalam dosa-dosanya. Karena itu, Dia mau datang kembali untuk mengakhiri segala kekacauan dunia. Dengan kedatanganNya kembali, berarti Dia menyempurnakan karya kasihNya. Dia membuktikan bahwa Dia adalah yang mengendalikan sejarah dunia. Genaplah kelak segala yang tertulis tentang Dia bahwa segala sesuatu diciptakan oleh Dia dan untuk Dia. Dia jugalah yang menopang segala sesuatu sampai kesudahannya (baca Kol.1: 16-17). Inilah pengharapan yang penuh bahagia yang dinantikan dan dirindukan oleh setiap kita yang percaya kepadaNya. 

VII. Millenium Kingdom 

Apakah yang dimaksud dengan Millenium Kingdom? Millenium berasal dari bahasa Latin. Mille artinya seribu dan annus artinya tahun. Jadi, Millenium Kingdom artinya kerajaan seribu tahun. Salah satu topik yang paling banyak diperdebatkan oleh para ahli adalah tentang Millenium Kingdom. Topik ini jugalah yang membagi kaum Injili ke dalam kubu-kubu tertentu. 

Penting untuk diketahui bahwa doktrin ini hanya terdapat pada kitab Wahyu 20: 1-10, dan tidak terdapat pada kitab Perjanjian Baru lainnya. Ada yang mengatakan bahwa 1Kor.15: 20-28 juga berbicara tentang millenium. Namun pandangan tersebut nampaknya bersikap spekulatif. 
Karena itu, Robert Mounce, dalam bukunya, The Book of Revelation, menulis, "The attempt to attribute to Paul a belief in the millenium on the basis of 1Cor.15: 20-28 is unconvincing". (Usaha untuk membuat Rasul Paulus mempercayai millenium berdasarkan 1Kor.15 tidak meyakinkan). Demikian juga Donald Guthrie menegaskan: "We may conclude that Paul does not specifically support the idea of a coming millenial 
kingdom on earth". (Kita dapat menyimpulkan bahwa Paulus tidak secara khusus mendukung ide tentang datangnya kerajaan seribu tahun di bumi). 
Dalam Wahyu 20 tertulis, "Ia (malaikat) menangkap naga, si ular tua itu, yaitu Iblis dan Setan. Dan ia mengikatnya seribu tahun lamanya" (ayat 2). "Aku juga melihat jiwa-jiwa mereka, yang telah dipenggal kepalanya karena kesaksian tentang Yesus dan karena Firman Allah… dan mereka hidup kembali dan memerintah sebagai raja bersama-sama dengan Kristus untuk masa 1000 tahun" (ayat 4). 

Yang menjadi pertanyaan adalah, apakah kerajaan seribu tahun tersebut harfiah atau tidak (simbolik)? Kalau memang kerajaan seribu tahun tersebut akan sungguh-sungguh terjadi di bumi, pertanyaan berikutnya adalah, apakah Yesus Kristus datang sebelum atau sesudah millenium tersebut. Untuk membahas hal ini, marilah kita melihat empat pandangan di bawah ini. 

1. Premillenium- Dispensasional 

Pandangan ini menyatakan bahwa Kristus akan datang kembali sebelum Kerajaan seribu tahun. Mereka berpendapat bahwa parousia (kedatangan Kristus yang kedua) akan terjadi dua kali. Pertama, Kristus akan datang secara rahasia untuk orang percaya dan membawa semua orang percaya ke awan-awan/angkasa (rapture) selama kira-kira 7 tahun. Kedua, Kristus akan datang bersama orang-orang percaya ke bumi dan bersama mereka Kristus akan memerintah di bumi selama seribu tahun lamanya. Pada masa ini Iblis diikat selama 1000 tahun. Setelah masa 1000 tahun ini selesai, Iblis akan dilepas untuk waktu yang singkat, tapi Kristus akan segera memusnahkannya. Lalu terbentuklah langit dan bumi baru. 
Selama masa pengangkatan tersebut di atas, akan terjadi penyiksaan yang hebat di bumi. Kelompok dispensasional ekstrim malahan menafsirkan adanya dua macam Injil, yaitu Injil Anugerah dan Injil Kerajaan. Injil Anugerah adalah untuk orang-orang non Yahudi, sedangkan Injil Kerajaan adalah untuk orang-orang Yahudi. Injil Kerajaan ini akan memberikan pengaruh pada masa 1000 tahun tersebut, di mana orang -orang Yahudi yang belum bertobat akan mendapat kesempatan untuk percaya pada waktu tersebut. Pandangan lain dari kelompok ini adalah tidak melihat adanya kesinambungan antara umat Allah dalam Perjanjian Lama (Israel) dengan umat Allah pada Perjanjian Baru (gereja/orang-orang percaya). Mereka melihat bahwa dua kelompok ini merupakan dua kelompok yang terpisah. Karena itu, Allah memperlakukan mereka sebagai dua kelompok umat yang terpisah sampai kepada kekekalan. Banyak janji-janji Allah pada umatNya (Israel) namun tidak melihat penggenapannya pada Perjanjian Baru tapi pada masa kerajaan 1000 tahun. Selanjutnya, metode pendekatan kelompok ini terhadap Alkitab adalah penafsiran harfiah. Menurut mereka, inilah metode penafsiran yang benar, yang lain salah. Karena itu, Wahyu 20 juga harus dimengerti secara harfiah. Itulah sebabnya Walvoord dengan berani menuduh B.B. Warfield -yang menafsirkan Wahyu 20 secara simbolik- sama dengan orang-orang liberal! Namun demikian, metode penafsiran harfiah tidak selamanya benar. Sebab, banyak contoh dalam Alkitab yang tidak dapat ditafsir secara harfiah. Hal tersebut telah dibuktikan oleh G.E. Ladd dengan meyakinkan. Setelah Ladd menanggapi tulisan kelompok ini secara panjang lebar, kemudian dia menulis, "This clearly establishes the principle that the 'literal hermeneutic' does not work. (Ini menunjukkan bahwa prinsip penafsiran harfiah tidak tepat). 
Pandangan lain dari kelompok Dispensasional adalah terjadinya beberapa kali kebangkitan orang mati, serta setidak-tidaknya tiga kali penghakiman terakhir. Untuk lebih jelasnya, baca tulisan Herman Hoyt yang mewakili pandangan Dispensasional pada buku The meaning of the Millenium- Four Views. 

2. Premillenium Historis 

Pandangan ini mengatakan bahwa Kristus akan datang kembali untuk kedua kalinya dan bersama orang percaya akan memerintah selama 1000 tahun lamanya. Selain itu, kelompok ini juga percaya akan adanya dua kali kebangkitan orang mati. Pertama, pada permulaan parousia, yaitu pada awal millenium. Kebangkitan yang kedua adalah pada akhir millenium. Pandangan ini didasarkan pada Wahyu 20, di mana mereka berpendapat bahwa 1000 tahun adalah harfiah dan kebangkitan yang pertama pada ayat 6 adalah kebangkitan tubuh. 

G.E Ladd yang mewakili kelompok premillenium historis, dalam artikelnya menulis, "The Bible that speaks of an actual millenium is the passage in Revelation 20: 1-6. Any millenial doctrine must be based upon the most natural exegesis of this passage. (Alkitab yang membicarakan adanya Millenium adalah Wahyu 20: 1-6. Setiap doktrin Millenium harus didasarkan pada penggalian paling wajar dari pasal ini). Kelompok ini juga berpendapat bahwa pada masa sebelum Millenium akan terjadi siksaan yang dahsyat, kekacauan dunia dan penderitaan yang hebat. Namun pada saat keadaan yang paling buruk ini, Kristus akan datang ke bumi dan mendirikan kerajaan seribu tahun. Menurut pandangan ini, masa tersebut adalah masa yang penuh damai dan kebenaran. 

3. Post Millenium 

Menurut pandangan ini, akan terjadi penginjilan yang hebat di bumi. Hal ini merupakan penggenapan dari Mat.24: 14, "Dan Injil Kerajaan ini akan diberitakan di seluruh dunia menjadi kesaksian bagi semua bangsa, sesudah itu barulah tiba kesudahan-nya". Mereka ini percaya bahwa akan tiba masa emas Gereja. Doa yang diajarkan oleh Tuhan Yesus, "Datanglah kerajaanMu di bumi seperti di Sorga", akan sungguh-sungguh terjadi. 
Pemerintahan Kristus, di mana Dia memerintah dalam hati manusia, akan terjadi secara sempurna dan bersifat universal. Itulah sebabnya pandangan ini disebut pandangan yang optimis. Erickson menulis, "In the postmillenial view, the millenium will be an extended period, but not necessarily a literal one thousand years". (Dalam pandangan post millenium, masa millenium merupakan masa yang diperpanjang, tetapi tidak harus berarti 1000 tahun). 

Menurut pandangan kelompok ini, dunia yang akan datang tidak memiliki perbedaan essensi dengan dunia sekarang ini. Dunia yang sekarang ini akan semakin berubah seiring dengan semakin menyebarnya Injil dan semakin banyak penduduk dunia menjadi Kristen. Kejahatan memang tidak hilang sama sekali, tetapi semakin berkurang hingga mencapai titik minimum. Keadaan ini adalah sebagai akibat semakin berubahnya hati manusia di bumi. Segalanya semakin baik, segala permasalahan yang terjadi akan diselesaikan. Periode ini akan diakhiri dengan kedatangan Kristus yang kedua disertai dengan kebangkitan orang mati dan penghakiman terakhir. Loraine Boettner- yang mewakili kelompok ini dalam artikelnya menulis, "The Kingdom of God is now being extended in the world through the preaching of the Gospel and the saving work of the Holy Sirit in the hearts of individuals, that the world eventually is to be Christianized and that the return of Christ is to occur a the close of a long period of righteousness and peace commonly called the millenium". (Kerajaan Allah sekarang ini sedang diperpanjang di dunia ini melalui adanya pemberitaan Injil dan karya keselamatan Roh Kudus di hati setiap orang. Dunia ini akhirnya akan dikristenkan, dan parousia akan terjadi pada akhir dari satu periode yang panjang yang penuh damai dan kebenaran, yang umumnya disebut millenium). 

4. Amillenium 

Anthony A. Hoekema, dalam ringkasannya terhadap posisi Amillenium membagi eschatology menjadi dua, yaitu: inaugurated eschatology dan future eschatology. Yang dimaksud dengan inaugurated eschatology adalah aspek kedatangan Kristus yang bersifat telah terjadi sekarang ini, yaitu dalam kurun waktu di mana gereja ada dan berkembang -era kabar baik. Sedangkan yang dimaksud dengan future eschatology adalah aspek penggenapannya yaitu ketika Kristus datang yang kedua kalinya. Berkenan dengan inaugurated eschatology, Hoekema menyebutkan beberapa hal: 

a. Kristus telah menang secara sempurna atas dosa, maut dan setan. Melalui kehidupan Kristus yang tanpa dosa dan kematianNya di kayu salib karena dosa-dosa kita, maka Kristus telah mengalahkan dosa. Melalui kematianNya serta kemenanganNya ketika Dia bangkit, maut telah dikalahkan. Kristus telah mengalahkan setan melalui ketaatanNya yang sempurna kepada Bapa dan menang atas berbagai pencobaan. 

b. Kerajaan Allah memiliki dua sisi: aspek kekinian dan aspek yang akan datang. Kelompok ini percaya bahwa kerajaan Allah telah didirikan Kristus ketika Dia hidup di dunia ini dan sedang menuju kesempurnaannya pada hidup yang akan datang. Baca: Mat.12: 28; Luk.17: 20-21; Ro.14: 17; 1Kor.4: 19-20; Kol.1:13-14. 
Aspek yang akan datang:1Kor.6: 9: Gal.5: 21; Ef.5: 5; 2Tim.4: 18. 

c. Meskipun hari terakhir bersifat akan datang, namun kita hidup sekarang dalam zaman akhir (hari-hari terakhir). Yang dimaksud dengan zaman akhir adalah zaman di antara kenaikan Kristus ke Sorga (setelah kedatanganNya yang pertama) dan kedatanganNya yang kedua kali. Baca: Kis.2: 16-17; 1Kor.10: 11; 1Yoh.2: 18. Baca juga tentang hari terakhir pada: Yoh.6: 39-40, 44, 54, 11: 24; 12: 48. 

d. Sehubungan dengan Wahyu 20, tentang kerajaan 1000 tahun, kita saat ini hidup dalam kerajaan 1000 tahun. Di sini kerajaan 1000 tahun dimengerti mulai dari kedatangan Kristus yang pertama sampai kedatangan Kristus yang kedua. Pada masa ini, setan diikat dalam arti tidak dapat menghambat dan menyetop penyebaran Injil dan tidak dapat menipu bangsa-bangsa. Menurut pandangan ini, selama masa 1000 tahun ini jiwa orang percaya yang telah meninggal sekarang berada di Sorga. Mereka sekarang hidup dan memerintah bersama Kristus, sementara mereka menantikan kebangkitan tubuh mereka. Dengan demikian, masa millenium pada Wahyu bukanlah harfiah, tetapi mengatakan suatu periode yang cukup lama. Seribu tahun dianggap kelipatan 10, yang berarti menyatakan angka sempurna, jadi lama sekali. Bahkan ada yang berpandangan bahwa Iblis diikat selama 1000 tahun sebenarnya menyatakan kemenangan Kristus yang sempurna. Jadi, orang-orang mati (martyr) yang hidup kembali (Wahyu 20: 4) dimengerti secara rohani (bukan kebangkitan tubuh). Mereka ini, yang secara rohani hidup, memerintah bersama dengan Kristus di Sorga untuk masa 1000 tahun. 

Ada yang menafsirkan bahwa penulis kitab Wahyu, sebenarnya sedang menggambarkan orang-orang yang mati (martyr) dalam Kristus. Saat itu mereka mengalami kemenangan yang sempurna, memerintah di Sorga bersama Kristus. Dengan demikian, penglihatan ini memberi penghiburan bagi jemaat mula-mula yang begitu menderita karena iman mereka, juga menghibur mereka yang sedih karena anggota keluarganya menjadi martyr (meninggal karena kesaksian mereka). Dunia ini kelak akan diakhiri dengan datangnya Kristus yang kedua. Pada waktu itu akan terjadi kebangkitan semua orang mati dan penghakiman terahkir. 

VIII. Evaluasi 

Setelah kita membahas adanya empat pandangan yg berbeda ttg kerajaan seribu tahun, maka kini kita ingin membahas keempat pandangan tersebut secara singkat dan mencoba mengambil kesimpulan penutup. 

1. Premillenium Dispensasional dan Historis sama-sama berpendapat bahwa kerajaan 1000 tahun yang ditulis pada Wahyu 20 adalah sungguh-sungguh terjadi di dunia ini. Sebelum masa ini, Kristus akan datang dan akan memerintah bersama-sama orang percaya selama 1000 tahun di bumi ini. Perbedaan kedua kelompok ini adalah adanya masa pengangkatan (rapture) pada Premillenium Dispensasional, sedangkan pada Premillenium Historis hal itu tidak ada. 

2. Premillenium Dispensasional dan Historis berpendapat adanya lebih dari satu kebangkitan orang mati. Mereka juga berpendapat bahwa kedatangan Kristus yang kedua tidak sama dengan penghakiman terakhir, karena Kristus masih harus memerintah di bumi selama 1000 tahun. Kemudian barulah terjadi penghakiman terakhir dan terbentuknya bumi baru. 

3. Postmillenium dan Amillenium sama-sama berpendapat bahwa kerajaan 1000 tahun sedang dialami saat ini. Namun ada perbedaan dalam kedua kelompok ini. Amillenium melihat kerajaan 1000 tahun identik dengan era gereja, sedangkan Postmillenium melihat adanya periode perpanjangan pada millenium tersebut, jadi tidak sama dengan era gereja. 

4. Baik Postmillenium maupun Amillenium sama-sama berpendapat bahwa kedatangan Kristus yang kedua akan disertai dengan kebangkitan semua orang mati (general resurrection) dan penghakiman terakhir. Jadi, kebangkitan orang mati merupakan peristiwa tunggal yang hanya terjadi satu kali saja. 

5. Setelah melihat keempat pandangan tersebut, pandangan mana yang berdasarkan Alkitab? Pertanyaan ini sengaja kita berikan untuk menunjukkan bahwa kata "berdasarkan Alkitab" tidak menjamin kebenaran Alkitab. Mengapa? Karena keempat pandangan tersebut di atas mengaku berdasarkan Alkitab. Sebagai contoh, kelompok Dispensasional mengaku dirinya Alkitabiah dan menuduh yang lain tidak Alkitabiah. Padahal, mereka ini menafsir Alkitab secara harfiah, serta sering bersifat spekulatif. 

Membaca pandangan Herman A. Hoyt, dari kelompok Dispensasional, kelihatan kelemahan dalam melakukan penggalian Alkitab. Kita melihat adanya sikap asal comot ayat saja. Karena itu, wajarlah bila G.E. Ladd dalam responnya terhadap kelompok ini menulis, "Hoyt's essay reflects the major problem in the discussion of the millenium". Demikian juga, Hoekema dalam responnya menulis, "What makes Hoyt's essay difficult to evaluate is that he nowhere gives a specific exegesis of any Scripture passage. Most of the time he simply gives Scriptural references in parenthesis… but never does he give a detailed and argued interpretation of a passage". (Yang membuat tulisan Hoyt sulit dievaluasi adalah karena dia tidak memberikan pengga-lian yang spesifik dari setiap ayat 
yang dikutipnya. Dia sering hanya menunjukkan ayat-ayat tetapi tidak pernah memberikan pe-nafsiran serta argumentasi yang jelas). 

Di pihak lain, meskipun G.E. Ladd dari kelompok Premil-lenium Historis, dalam artikelnya menunjukkan kemampuan menggali yang begitu baik, namun tetap ada masalah dalam pandangan kelompok ini. Beberapa pertanyaan dapat diberikan yang sungguh-sungguh menyulitkan pandangan ini. Dapatkah kita memastikan doktrin kerajaan 1000 tahun hanya dari satu fasal saja, yaitu Wahyu 20? Dan lagi, bukankah kitab Wahyu penuh dengan penglihatan? Perhatikan kata "Aku melihat" sering ditulis dalam kitab ini. Dapatkah kita memperlakukan kitab Wahyu sama dengan kitab-kitab lainnya yang tidak bersifat apokaluptik? 

Kita melihat kenyataan lain bahwa Hoekema yang memiliki kemampuan menggali Alkitab yang tidak kalah dengan Ladd, namun memberikan pandangan yang berbeda tentang Wahyu 20. Ini menunjukkan bahwa kebenaran doktrin tersebut masih dpt diragukan. Demikian juga dengan Guthrie, yang juga ahli Perjanjian Baru -yg menulis buku2 tebal spt bantal itu- dalam bukunya New Testament Theology menulis, "That a spiritual interpretation of the millenium is preferable to a literal inter-pretation becomes clear when note is taken of the exegetical difficulties which a literal interpretation faces". (Penafsiran rohani dari millenium lebih baik dari penafsiran harfiah menjadi lebih jelas ketika kita memperhatikan kesulitan-kesulitan penggalian yang dihadapi oleh jenis penafsiran harfiah). Disamping itu, Leon Morris, theolog Injili dari Australia, dalam tafsirannya yang berjudul Revelation menulis tentang Wahyu 20: 4 bahwa sekalipun orang-orang literal millenium berpendapat bahwa hal itu ada di bumi, namun dia berpendapat bahwa itu ada di Sorga. Menurut Morris, kata "takhta" digunakan oleh Yohanes dalam kitab Wahyu sebanyak 47 kali. Dari ke-47 kali ini semuanya nampaknya ada di Sorga, kecuali takhta Iblis (2: 13) dan takhta binatang (13: 2). Berkenaan dengan kerajaan 1000 tahun, Morris menulis, "One thousand is the cube of ten, the numbers of completeness. We have seen it is used over and over again in this book to denote completeness of some sort, and this is surely the way we should take it here. Satan is bound for the perfect period". (Seribu tahun adalah perkalian dari 10x10x10, yang merupakan angka kesempurnaan. Kita telah melihat hal itu digunakan berulang-ulang dalam kitab ini untuk menunjukkan jenis kesem-purnaan. Tentunya inilah cara 
yang harus kita ambil di sini. Setan telah diikat untuk periode yang sempurna). 

Hal lain yang penting diperhatikan adalah apakah Alkitab mengajarkan dua kali kebangkitan orang mati? Apakah kedatangan Kristus yang kedua berbeda dengan peghakiman terakhir? Apakah Perjanjian Baru, khususnya keempat Injil mengajarkan adanya masa 1000 tahun tinggal di bumi setelah kedatanganNya yang kedua? Pernahkah Tuhan Yesus mengajarkan demikian? Memang benar bahwa kurangnya data untuk mendukung pandangan satu kitab atau satu fasal tertentu tidak boleh dijadikan dasar untuk menolak ajaran tersebut di atas. Namun masalahnya adalah disamping hal millenium ini dan kebangkitan yang nampaknya tejadi dua kali- hanya ditulis oleh kitab Wahyu, yang bersifat apokaluptik, hal itu pun tidak jelas dinyatakan oleh kitab ini. Andaikata jelas, timbul masalah lain. 
Bagaimanakah ajaran ini diharmoniskan dengan kitab-kitab Perjanjian Baru lainnya? 

Kesimpulan/Penutup: 

Setelah melihat kedua pandangan tersebut di atas, yaitu Premillenium Dispensasional dan Historis yang kurang meyakinkan, maka tinggal pandangan Postmillenium dan Amillenium. Kedua pandangan ini lebih meyakinkan, karena keduanya mengajarkan peristiwa kebangkitan yang hanya terjadi satu kali saja pada saat kedatangan Kristus yang kedua. Pada waktu itu, akan terjadi penghakiman terakhir yang diikuti oleh adanya 
dunia baru. Namun dengan pandangan yang sangat optimis dari Postmillenium, nampaknya pandangan ini tidak tepat. Alkitab tidak pernah mengajarkan pandangan yang demikian. Alkitab malah mengajarkan kenyataan dunia yang semakin jahat. Rasul Paulus menulis, "Ketahuilah, bahwa pada hari-hari terakhir akan datang masa yang sukar, manusia akan mencintai dirinya sendiri… sedangkan orang jahat dan penipu akan bertambah jahat…" (2Tim.3: 1, 13). Kata "sukar" dalam bahasa Yunani adalah khalepos yang berarti menakutkan, mengerikan. Demikian juga Prof. Bloesch dengan tegas menulis, "The contention that the whole world will gradually be won for Christ and the life of all nations will, in the course of time, be transformed by the Gospel is not in harmony with the New Testament picture of the end of the age". 

Karena itu, pandangan Amillenium lebih meyakinkan. Namun kembali kita tegaskan di sini bahwa kita tidak dapat memastikan waktu kedatangan Kristus yang kedua. Karena itu, jauhilah sikap berspekulasi tentang waktu parousia tersebut. 

Catatan : DOKTRIN AKHIR ZAMAN: Premillenium, Post Millenium, Amillenium

Kiranya posting2 akhir zaman ini sungguh menolong umat Tuhan utk tdk terhindar dari kesalahan yg sama sbgmn dilakukan oleh sekte kiamat di Bandung, serta kelompok2 lain yg juga melakukan kesalahan yg sama sepanjang sejarah Gereja. 

Saya sadar adanya perbedaan pandangan di antara pembaca sekalian, dan utk itu kami tdk bermaksud utk memaksakan pandangan kami. Namun dmkn, kiranya artikel ini dpt digunakan utk memperkaya pandangan yang telah dianut masing-masing. DOKTRIN AKHIR ZAMAN: Premillenium, Post Millenium, Amillenium.

AMIN-



Mangapul Sagala.
https://teologiareformed.blogspot.com/2018/12/doktrin-akhir-zaman-premillenium-post.html#

====================================================================================

PEMBAHASAN TENTANG AKHIR ZAMAN I: APA KATA ALKITAB TENTANG AKHIR ZAMAN?


PEMBAHASAN TENTANG AKHIR ZAMAN I: APA KATA ALKITAB TENTANG AKHIR ZAMAN?

PENDAHULUAN: PEMBAHASAN TENTANG AKHIR ZAMAN I: APA KATA ALKITAB TENTANG AKHIR ZAMAN?

Ajaran tentang akhir zaman merupakan hal menarik, namun banyak mengundang kontroversi di kalangan Kristen. Istilah yang digunakan dalam teologi Kristen adalah eskatologis, yaitu ajaran tentang hal-hal terakhir atau akhir zaman. Terminologi “eskatologis” ini dibangun dari dua kata Yunani yaitu “eskhatos” yang artinya “akhir atau terakhir”, dan “logos” yang artinya “firman atau ajaran”. Pakar teologi Injili Paul Enns menyatakan bahwa kaum injil (protestan) pada umumnya sepakat mengenai eskatologi yang meliputi hal-hal seperti : kematian dan kebangkitan, surga dan neraka, kedatangan Kristus kembali, penghakiman, dan kekekalan. Sedangkan kontroversi berada di seputar pembahasan tentang pengangkatan gereja, masa kesusahan, dan kerajaan seribu tahun.  Berbagai pendekatan teologis dan hermeneutis (tafsir Alkitab) yang diyakini telah diajukan yang pada akhirnya menghasilkan formulasi teologi dan argumentasi dari masing-masing pihak, antara lain : aminilenialismepostmilenialismepremilenialisme historis atau posttribulasionisme, dan premilenialisme dispensasional atau pratribulationisme. Terhadap hal-hal kontroversi tersebut, sebaiknya orang Kristen tidak bersikap dogmatis, agar relasi sebagai anggota tubuh Kristus tetap terpelihara. Untuk studi tentang akhir zaman, saya mengikuti pendekatan hermeneutik dan keyakinan premilenialisme pratribulasi.

APAKAH AKHIR ZAMAN ADA DIBICARAKAN DALAM ALKITAB

Akhir zaman merupakan salah satu misteri yang paling banyak dibicarakan, baik dikalangan Kristen manupun non Kristen. Secara historis, telah muncul berbagai ramalan mengenai akhir zaman, baik yang dilandasi pendekatan logika ilmiah maupun metafisikan. Ramalan tentang kiamat tahun 2012 yang lewat telah menghebohkan dunia. Di Indonesia, kontroversi tentang prediksi ini telah menjadi komoditas bagi media massa, baik cetak maupun elektronik. Sementara itu, dari para ahli maupun para normal, semua berlomba untuk memberi kometar dan analisis. Sebagian orang menanggapi dengan bersikap apatis dan menganggap akhir zaman hanyalah kebohongan dengan kata lain tidak ada akhir zaman. Sementara yang lainnya begitu fanatik hingga memunculkan ajaran-ajaran sesat tentang akhir zaman dan menunjukkan perilaku keagamaan yang ektrem. Namun, tidak sedikit orang yang menjadi bingung, cemas, dan kuatir karena ketidaktahuan dan ketidakjelasan.
Lalu, bagaimana dengan orang Kristen? Bagi orang Kristen, pandangan tentang apapun, termaksuk tentang akhir zaman, yang harus dipegang adalah ajaran Alkitab. Namun pertanyaan lain muncul, apakah Alkitab memang membicarakan tentang akhir zaman? Ada banyak ayat Alkitab yang menyatakan akhir zaman. Misalnya, dalam Perjanjian Lama, Daniel mendapat perintah, “Tetapi engkau, Daniel, sembunyikanlah segala firman itu, dan meteraikanlah Kitab itu sampai pada akhir zaman; banyak orang akan menyelidikinya, dan pengetahuan akan bertambah (Daniel 12:4). Frase Ibrani “sampai pada akhir zaman” dalam ayat ini adalah “'ad-'êt qêts” yang secara harafiah berarti “hingga masa akhir”. Sedang dalam Perjanjian Baru, Yesus juga ada menyinggung tentang akhir zaman ketika ia berkata, “...Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman (Matius 28:20). Frase Yunani “sunteleias tou aiônos” berarti “mengakhiri, menyudahi, danmenyelesaikan”. Kata ini digunakan khusus untuk menyatakan akhir zaman. Jadi, Alkitab dengan jelas membicarakan tentang akhir zaman, bahkan Alkitab memberikan ajaran yang sistematis mengenai akhir zaman itu. Alkitab juga memberi petunjuk bagaimana orang Kristen  harus bersikap, berperilaku, dan bertindak sehubungan dengan akhir zaman. Karena itu orang Kristen tidak seharusnya menjadi bingung dan terpengaruh dengan berbagai ramalan mengenai akhir zaman. Namun yang terpenting, orang Kristen harus tetap berpedoman dan berpegang teguh pada ajaran Alkitab.

MENANTIKAN AKHIR ZAMAN ATAUKAH MENANTIKAN KEDATANGAN KRISTUS?

Membahas tentang akhir zaman, maka kita perlu mengetahui tentang akhir zaman menurut ajaran Alkitab, agar tidak tersesat atau disesatkan oleh ajaran-ajaran yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Perlu ditegaskan bahwa orang percaya tidak diperintahkan untuk menantikan akhir zaman,  melainkan dituntut untuk menanti kedatangan Kristus kembali (second coming) dengan setia. Seharusnya kita tidak perlu dipusingkan dengan urusan akhir zaman atau akhir dari dunia ini. Mengakhiri dunia ini merupakan urusan Allah bukan urusan kita.
Alkitab jelaslah memberitahu kita untuk menantikan kedatangan Kristus. Banyaknya ayat-ayat Alkitab yang menyinggung tentang Kedatangan Kristus kembali menunjukkan betapa pentingnya doktrin ini. Menurut Kevin J. Conner, pengajaran mengenai kedatangan Kristus kedua kali disinggung  sekitar 318 kali dalam 216 pasal Perjanjian Baru. Bahkan ada pasal-pasal yang seluruhnya dipakai untuk memberitahukan kedatangan Kristus kedua kali, yaitu : Matius 24, 25, Markus 13, Lukas 21 dan I Korintus 15. Conner juga menyatakan bahwa sebenarnya ada lebih banyak  referensi mengenai kedatangan Kristus  daripada pengajaran lainnya dalam Perjanjian Baru. Beberapa pernyataan Alkitab yang perlu diperhatikan disini, antara lain : (1) Pernyataan Yesus Kristus sendiri. Yesus Kristus telah menjanjikan bahwa Ia akan datang kembali (Yohanes 14:3;  Matius 24:30); (2) Pernyataan Malaikat. Ketika Kristus naik ke sorga dengan disaksikan oleh para murid dua malaikat mengkonfirmasikan bahwa Kristus akan datang kembali dengan cara yang sama (Kisah Para Rasul 1:10,11); (3) Penyataan Para Rasul seperti : Petrus (Kisah Para Rasul 3:19-21; 2 Ptr 3:3-13), Paulus (1 Korintus 15:51,52; Filipi 3:20,21; 1 Tesalonika 4:16,17; 2 Tes 1:7; Titus 2:3), Yakobus (Yakobus 5:7,8), Yohanes (1 Yohanes 2:28), dan Yudas (Yudas 1:14,15).
Gereja abad pertama dan kedua sungguh-sungguh berpegang teguh pada ajaran bahwa Kristus akan datang kembali, tetapi pada periode gereja dalam abad-abad kegelapan”, doktrin ini hampir terlupakan. Pemulihan kebenaran ini secara spesial telah dibuktikan pada beberapa abad terakhir ini.  Antusiasme menghidupkan kembali doktrin ini semakin meningkat. Beberapa kata Yunani dalam Perjanjian Baru menyatakan bahwa Tuhan Yesus akan datang kembali yaitu : Paraousia yang berarti kehadiran atau kedatangan dengan didahului sesuatu (Filipi 1:26); Epiphaneia yang berarti penampakan didepan umum (2 Timotius 4:1); Apocalypsis yang berarti penyataan (2 Tesalonika 1:7).

TANDA-TANDA AKHIR ZAMAN KATA ALKITAB

Banyak bagian Perjanjian Baru yang membicarakan tentang tanda-tanda akhir zaman dan tanda-tanda yang mendahului kedatangan Kristus Kembali.  Dalam Perjanjian Lama Kata Ibrani Ot berarti tanda atau sesuatu yang digunakan untuk menyampaikan pesan istimewa, misalnya : Matahari dan bulan ditempatkan oleh Allah sebagai tanda untuk menetapkan hari-hari, tahun dan masa (Kejadian 1:14). Kepada Nuh Allah berjanji bahwa Ia tidak akan menghukum dunia ini dengan air bah lagi, perjanjian ini ditandai dengan pelangi (Kejadian 9:12-17). Ketika Allah mengadakan perjanjian dengan Abraham, tanda dari perjanjian itu adalah sunat (Kejadian 17:11). Kata tersebut juga menunjukkan tanda yang menjamin bahwa     nubuat yang disampaikan oleh nabi-nabi Allah pasti akan terjadi (1 Samuel 2:34; Yesaya 7:11).
Dalam Perjanjian Baru kata Yunani Semeia mengandung pengertian yang sama dengan kata Ibrani Ot, yaitu tanda yang diberikan Allah untuk menandai pekerjaanNya, sebagai contoh kata ini digunakan di dalam Roma 4:11. Didalam Injil Yohanes, mujizat-mujizat yang dikerjakan oleh Yesus disebut semeia yaitu tindakan dengan maksud tertentu yang membuktikan kekuasaan Allah (Yohanes 2:11; 9:54; 12:18). Kata ini juga digunakan oleh para murid pada saat mereka bersama Yesus di Bukit Zaitun, mereka bertanya kepada Yesus : “.. Katakanlah kepada kami, bilamanakah hal itu akan terjadi dan apakah tanda (semeia) kedatanganMu dan tanda kesudahan dunia.”  (Matius 24:3). Setelah Yesus menyebutkan sederetan tanda-tanda kedatanganNya dan tanda-tanda akhir zaman, Ia berkata kepada mereka : “ Demikian juga, jika kalian melihat segala hal ini (tanda-tanda, terj, penulis), maka kalian tahu bahwa kedatanganKu yang kedua kali sudah dekat, bahkan sudah diambang pintu. Dan akhir zaman inipun akan berakhir. Langit dan bumi akan lenyap, tetapi perkataanKu tetap untuk selama-lamanya.” (Matius 24:33-35, FAYH).
Beberapa tanda akhir zaman dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu tanda-tanda negatif dan tanda-tanda positif.  1.  Tanda-tanda negatif, yaitu : (1) Adanya masa-masa yang sukar (2 Timotius 3:17); (2) Terulangnya kembali keadaan seperti pada zaman Nuh dan Lot (Lukas 17:20-37); (3) Terjadi perang, kelaparan, sakit penyakit, banjir dan gempa bumi diberbagai tempat (Matius 24:6-7; Wahyu 6:1-17); (4) Meningkatnya penganiayaan dan kesusahan atas orang-orang kudus (Matius 24:9,10,21); (5) Ada penipuan besar dengan bangkitnya okultisme (Matius 24:4,5,11; 1 Timotius 4:1); (6) Munculnya nabi-nabi palsu, penyesat dan Antikristus (Matius 24:5,11,23-36; 2 Tesalonika 2:1-12; Wahyu 13); (7) Ada orang-orang beriman yang murtad (Matius 24:12; 2 Tesalonika 2:1-3; Ibrani 6:3-8); (8) Ada rasisme dimana bangsa akan bangkit melawan bangsa  (Matius 24:5-7). 2. Tanda-tanda positif, yaitu : (1)Pencurahan Roh Kudus secara universal kepada semua manusia sebelum kedatangan Tuhan (Yoel 2:28-32; Kisah Para Rasul 2:17; Yakobus 5:7,8); (2) Injil Kerajaan diberitakan kepada semua bangsa (Matius 24:14); (3) Penemuan kembali kebenaran pada umat Allah (Yohanes 16:12,13; Efesus 4:9-16; Ibrani 6:12); (4) Restorasi Gereja (Kisah Para Rasul 3:19-21; Efesus 5:23-32); (5) Doa Kristus untuk kesatuan Gereja akan digenapi (Yohanes 17:6-26); (6) Gereja akan mengalami tuaian besar dan tuaian akhir, seperti yang dilambangkan oleh perayaan panen dalam pesta Paskah dan Pentakosta (Imamat 23).
Seperti terlihat diatas, tanda-tanda yang negatif menunjukan meningkatnya kejahatan, sedangkan tanda-tanda yang positif menunjukan terang yang bersinar (Amsal 4:18,19; Yesaya 60:1-3). Hal ini tidak mengherankan sebab Tuhan Yesus pernah mengajarkan dalam perumpamaanNya bahwa lalang dan gandum akan tumbuh bersama-sama hingga akhir zaman, dimana hujan yang sama yang menumbuhkan dan mematangkan gandum juga berbuat sama terhadap lalang. Dalam perumpamaan lainnya Yesus mengajarkan bahwa jalan Injil yang sama membawa ikan yang baik dan yang tidak baik. (Matius 13:24-30, 36-43, 47-50). Pada akhir zaman pada saat Kristus datang akan terjadi pemisahan yang besar.

PENUTUP: PEMBAHASAN TENTANG AKHIR ZAMAN I: APA KATA ALKITAB TENTANG AKHIR ZAMAN?

Kita tidak diperintahkan untuk menantikan akhir zaman, tetapi untuk menanti kedatangan Kristus kembali (second coming) dengan setia, karena inilah pengharapan kita yang penuh bahagia (Titus 2:11-13). Jadi yang terpenting saat ini sudahkah kita siap sedia dengan setia dan sukacita menanti kedatangan Kristus kembali? Kita harus menjadi bijaksana seperti lima gadis yang bijaksana dalam perumpamaan Kristus (Matius 25:1-13) dengan menyambut Roh Kudus dan menerima Yesus menjadi Juruselamat, Tuhan dan Raja di dalam hidup kita, supaya pada waktu kedatanganNya nanti kita semua ikut terangkat  dan masuk dalam pesta perjamuan kawin Anak Domba, serta terluput dari tribulasi yang akan datang atas seluruh bumi
Saat menjawab pertanyaan “kapan Tuhan Yesus datang kembali?”, setidaknya dua hal perlu diperhatikan. (1) Alkitab menegaskan bahwa tidak ada seorangpun yang mengetahui waktu kedatangan Tuhan. Memprediksi dengan cara menetapkan tanggal, bulan atau tahun kedatangan Tuhan sangatlah tidak Alkitabiah (Matius 24:36), karena hal itu merupakan hak mutlak Allah sendiri. (2) Walaupun demikian, kita dianjurkan untuk berjaga-jaga dan mempersiapkan diri, karena kedatanganNya sudah dekat mengingat tanda-tanda yang disebutkan oleh Yesus hampir semuanya telah digenapi (Matius24:33-35). Yohanes berkata : “Anak-anakku, waktu ini adalah waktu yang terakhir..” (1 Yohanes 2:18). Kata Yunani yang digunakan oleh Yohanes untuk “waktu yang terakhir” adalah “eskhatê” yang  merujuk kepada tempat dan waktu dengan pengertian paling ujung, atau secara harafiah berarti “paling akhir”. Jadi, jika lebih dari 1900 tahun yang lalu rasul Yohanes mengatakan tentang hari yang terakhir, maka lebih lagi  zaman dimana kita hidup sekarang ini semakin dekat dengan kedatangan Kristus kembali. Marantha: Tuhan Yesus datang segera! Amin.

REFERENSI: PEMBAHASAN TENTANG AKHIR ZAMAN I: APA KATA ALKITAB TENTANG AKHIR ZAMAN?

Baskoro, Haryadi., 2011. 77 Renungan Alkitabiah Tentang Akhir Zaman. Penerbit Andi: Yokyakarta.
Beker, Charles. F., 2009. A Dispensational Theology. Penerbit Pustka Alkitab Anugerah : Jakarta.
Conner, Kevin J., 1993. The Fondation of Christian Doctrine2 Jilid, diktat. Terjemahan, Harvest International Theological Seminary, Harvest Publication House: Jakarta.
Enns, Paul., 2004. The Moody Handbook of Theology. Jilid 2, terjemahan, Penerbit Literatur SAAT : Malang.
Grudem, Wayne., 1994. Systematic Theology: A Introduction to a Biblical Doctrine. Zodervan Publising House : Grand Rapids, Michigan.
Hagelberg, Dave, 2005. Tafsiran Kitab Wahyu : Dari Bahasa Yunani. Edisi Revisi. Penerbit Andi Offset : Yoyakarta.
Hindson, Ed., 2000. Approaching Armageddon. Terjemahan, Interaksara : Batam.
Hitchcock, Mark., 2002. Bible Prophecy. Terjemahan, Gospel Press : Batam.
Ladd, George Eldon., 1999. Teologi Perjanjian Baru. 2 Jilid, Terjemahkan, Penerbit Kalam Hidup:   Bandung.
Lahaye, Tim Lahaye, Tim., 2005. Memahami Nubuatan Alkitab Bagi Diri Anda. Terjemahan, Penerbit Gospel Press : Batam.
Lahaye, Tim & Jeery Jenkins., 2005. Apakah kita Hidup Di Akhir zaman? Terjemahkan, Penerbit Gospel Press : Batam.
Lahaye, Tim, dkk., 2004. The Popular Handbook On The Rapture. Terjemahan, Penerbit Andi Offset : Yoyakarta.
MacArthur, John. F., 2000. The Second Coming. Terjemahan, Penerbit Penerbit Interaksara : Batam.
Pandensolang, Welly., 2005. Eskatologi Biblika. Penerbit Andi Offset : Yoyakarta.
Ryrie, Charles C., 1991. Teologi Dasar.  2 Jilid.  Terjemahan, Penerbit Andi Offset : Yoyakarta.
Ryrie, Charles C., ed. 2002. Coundown To Armagedon. . Terjemahan, Penerbit Gospel Press : Batam.
Thiessen, Henry C., 1992. Teologi Sistematika. Terjemahan, Penerbit Gandum Mas : Malang.
Swindoll, Charles R., dkk. 2001. The Road To Armagedon. Terjemahan, Penerbit Interaksara : Batam.

Willmington, Harold. L., 2005. Eskatologi: Study Alkitabiah yang Dibutuhkan Tentang Akhir Zaman. Terjemahkan, Penerbit Gandum Mas: Malang.PEMBAHASAN TENTANG AKHIR ZAMAN I: APA KATA ALKITAB TENTANG AKHIR ZAMAN?.

Samuel T. Gunawan, SE, M.Th. 

========================================================

PEMBAHASAN TENTANG AKHIR ZAMAN II: AGENDA AKHIR ZAMAN MENURUT RAMALAN ALKITAB DITINJAU DARI PERSPEKTIF ESKATOLOGIS PREMILENIALISME


Samuel T. Gunawan, SE.,  M.Th.
PEMBAHASAN TENTANG AKHIR ZAMAN II :AGENDA AKHIR ZAMAN MENURUT RAMALAN ALKITAB DITINJAU DARI PERSPEKTIF ESKATOLOGIS PREMILENIALISME.

PEMBAHASAN TENTANG AKHIR ZAMAN II :AGENDA AKHIR ZAMAN MENURUT RAMALAN ALKITAB DITINJAU DARI PERSPEKTIF ESKATOLOGIS PREMILENIALISME.

PROLOG : ALKITAB DAN RAMALAN MASA DEPAN  

Pada khotbah Pembahasan Tentang Akhir Zaman I : Apa Kata Alkitab Tentang Akhir Zaman, saya telah menjelaskan bahwa ajaran tentang akhir zaman merupakan hal menarik, namun banyak mengundang kontroversi. Akhir zaman merupakan salah satu misteri yang paling banyak dibicarakan, baik dikalangan Kristen manupun non Kristen. Secara historis, telah muncul berbagai ramalan mengenai akhir zaman, baik yang dilandasi pendekatan logika ilmiah maupun metafisika. Tidak diragukan lagi bahwa banyak orang, termasuk orang-orang Kristen, terpikat oleh keingin-tahuan tentang peristiwa-peristiwa yang akan terjadi di masa depan. Karena itulah, para ahli maupun para normal, semua berlomba untuk memberi komentar dan analisis tentang berbagai fenomena dan berbagai peristiwa yang akan terjadi di akhir zaman.  Agar kita tidak menjadi korban dari berbagai pendapat yang memberikan harapan yang palsu atau pun ketakutan yang tidak realistis maka kita perlu mencari dan mendapatkan informasi yang dapat yang diandalkan.
Bagi orang Kristen, pandangan tentang apapun, termasuk tentang akhir zaman, yang harus dipegang adalah ajaran Alkitab.  Hampir tiga puluh persen bagian Alkitab adalah nubuat (ramalan). Misalnya, dalam Perjanjian Lama ada lebih dari seratus ramalan tentang kedatangan Mesias ke dunia. Melalui ramalan-ramalan ini kita mengetahui bahwa Yesus itu benar-benar Mesias, karena Ia telah menggenapi ramalan-ramalan tersebut pada kedatanganNya yang pertama, sebagai Juruselamat.  Kini, kita menanti kedatanganNya kembali seperti yang dijanjikanNya. Ramalan tentang kedatanganNya kembali dan berbagai peristiwa yang akan terjadi di akhir zaman disebutkan sekitar lima kali lebih banyak dari ramalan tentang kedatanganNya yang pertama. Karena ramalan tentang kedatanganNya yang pertama itu tepat dan telah digenapi, maka kita juga dapat yakin bahwa ramalan tentang kedatanganNya kembali pasti akan digenapi.

PERANGKAP YANG HARUS DIHINDARI

Terdapat dua pandangan ekstrem yang harus dihindari dalam mempelajari ramalan Alkitab tentang masa depan atau akhir zaman. Ekstrem pertama adalah pandangan yang berusaha menghubungkan setiap peristiwa, mulai dari peristiwa-peristiwa besar hingga peristiwa-peristiwa terkecil yang terjadi di dunia ini dengan ramalan-ramalan Alkitab. Pandangan ini menghubungkan akhir zaman dengan berbagai fenomena dan kejadian seperti gempa bumi, penyakit wabah, berbagai bencana, peperangan antar bangsa, dan berbagai fenomena alam lainnya. Jelaslah bahwa detil-detil seperti itu tidak diungkapkan di dalam Alkitab. Melihat kejadian-kejadian masa kini sebagai penggenapan ramalan akhir zaman adalah spekulasi yang sangatlah berbahaya dan tidak Alkitabiah. Munculnya gerakan ramalan-ramalan palsu  ini berakar dari Joachim dari Fiore yang meramalkan kedatangan Kristus pada tahun 1260 sehingga dunia akan kiamat, namun buktinya tidak terjadi apa-apa. Ramalan-ramalan palsu dari para penyesat ini ini terus terjadi berulang-ulang sampai saat ini.
Sementara itu, ekstrem lainnya sengaja mengabaikan ramalan-ramalan Alkitab dan menganggap tanda-tanda akhir zaman tidak relevan. Munculnya ekstrem ini berakar dari The German Scholl of Higher Criticism (Sekolah Kritik Tinggi Jerman), yang menyerbu negara Amerika Serikat pada awal tahun 1990. Menurut pendekatan ilmu pengetahun dari sekolah para skeptis ini, Alkitab bukanlah firman Allah yang absah. Alkitab penuh dengan mitos, legenda dan dongeng. Gerakan ini akhirnya banyak merasuk seminary dan sekolah teologi sehingga menjadi liberal dan menolak Alkitab sebagai firman Allah yang sempurna, termasuk di dalam diantaranya Jesus Seminar yang dibentuk pada tahun 1985 oleh Robert Funk, ahli Perjanjian Baru dari University of Montana.
Kedua ekstrem tersebut harus dihindari karena merupakan jebakan yang berbahaya bagi kita. Sementara ekstrem yang satu begitu fanatik hingga memunculkan ajaran-ajaran sesat tentang akhir zaman dan menunjukkan perilaku keagamaan yang sansasional, maka ekstrem lainnya menjadi liberal dengan menolak melihat tanda-tanda zaman yang dapat menuntun pada sikap apatis dan skeptis terhadap ramalan Alkitab tentang akhir zaman. Padahal Alkitab dengan jelas membicarakan tentang akhir zaman, bahkan Alkitab memberikan ajaran yang sistematis mengenai akhir zaman itu. Alkitab juga menganjurkan kita untuk memperhatikan dan menyelidiki tanda-tanda akhir zaman agar tetap waspada (Matius 16:1-3; 24:32-33; Lukas 21:25-28).  Alkitab juga memberi petunjuk bagaimana orang Kristen  harus bersikap, berperilaku, dan bertindak sehubungan dengan akhir zaman.

HAL-HAL YANG TIDAK DIRAMALKAN ALKITAB TENTANG AKHIR ZAMAN

Walaupun Alkitab memberikan ramalan-ramalan tentang peristiwa-peristiwa di masa depan, namun Alkitab tidak memberitahukannya secara rinci. Ramalan-ramalan tersebut menggambarkan agenda Tuhan mengenai berbagai peristiwa yang berhubungan dengan arah masa depan bagi manusia dan bumi ini. Sejarah manusia yang bergerak linier ini mempunyai awal dan akhir.  Tetapi ada orang-orang yang setelah membaca ramalan Alkitab tentang akhir zaman justru melakukan kesalahan dengan melampaui apa yang ditulis dalam Alkitab. Mereka membuat pernyataan-pernyataan sensasional yang tidak dapat dipertanggung jawabkan metode pendekatan teologis dan hermeneutisnya. Karena itu, sebelum kita memeriksa peristiwa-peristiwa apa yang saja di masa depan seperti yang diramalkan Alkitab, maka kita perlu menegaskan hal-hal apa yang tidak dapat kita ketahui tentang akhir zaman karena memang tidak diramalkan Alkitab.  Paling sedikit ada lima hal yang tidak dapat diketahui tentang akhir zaman, sekaligus sebagai pembatas bagi kita untuk tidak berspekulasi dan terjebak dalam kesesatan ajaran tentang akhir zaman.
1.       Tanggal kedatangan Kristus kembali. Alkitab menegaskan bahwa tidak ada seorangpun yang mengetahui waktu kedatangan Tuhan. Memprediksi dengan cara menetapkan tanggal, bulan atau tahun kedatangan Tuhan hanyalah spekulasi yang sangatlah tidak Alkitabiah. Menentukan waktu kembalinya Kristus merupakan hak prerogatif Allah sendiri (Matius 24:36), bukan urusan kita. Karena itu berhati-hatilah terhadap para nabi palsu yang menggunakan Alkitab atau ayat-ayat Alkitab untuk mendukung ramalan mereka tentang hari, tanggal, bulan dan tahun tertentu kedatangan Tuhan. Sejarah menyaksikan ramalan-ramalan yang keliru dari para nabi palsu yag meramalkan tentang kedatangan Kristus. Joachim dari Fiore meramalkan kedatangan Kristus pada tahun 1260 sehingga dunia akan kiamat, namun buktinya tidak terjadi apap-apa. Jan Matthys dari Leyden yang meramalkan kiamat tahun 1534 dan bahwa dunia akan hancur kecuali Munster (Jerman), namun sebaliknya, justru Munster di serang, penduduknya mati dan kotanya dihancurkan. William Miller  perintis gerakan akhir zaman (Millerisme)  meramalkan kedatangan Kristus terjadi tanggal 21 Maret 1844, namun terbukti ramalan ini juga gagal. Saksi Yehovah telah meramalkan dan menetapkan beberapa kali waktu kedatangan Kristus kembali yaitu tahun 1874, 1878, 1881, 1910, 1914, 1918, 1925, 1975, 1984. Namun sekali lagi, semuanya gagal, karena bumi belum kiamat.  Pada tahun 1992 sekelompok orang dari Korea yang disebut “Mission for the Coming Days” meramalkan bahwa pengangkatan gereja (Rapture) terjadi tanggal 28 Oktober 1992. Namun itu tidak terjadi dan banyak orang yang dipermalukan oleh nabi-nabi palsu tersebut. Ronals Wienland melalui “2008 God’s Final Witness” meramalkan kedatangan Kristus terjadi pada tahun 2008, namun ini juga tidak terjadi. Yang paling aktif hingga saat ini meramalkan kedatangan Kristus adalah Harold Camping, seorang Amerika. Ia selalu meramalkan kedatangan Kristus dan tanggalnya selalu berubah-ubah karena hasilnya selalu salah.
2.      Identitas Antikristus. Walaupun sifat atau karakteristik kepribadian Antikristus dideskripsikan dalam Alkitab, namun Alkitab tidak menyingkapkan identitas Antikritus tersebut. Dengan kata lain, tidak ada seorangpun yang tahu siapa antikristus itu sampai ia benar-benar menyatakan dirinya  di masa depan (Daniel 8:17; Matius 24:15; 1 Yohanes 2:18,22; 4:3).
3.       Amerika Serikat. Karena saat ini Amerika Serikat telah muncul sebagai negara dan kekuatan penting dalam perpolitik, kekuatan militer dan perdagangan dunia, maka ada beberapa orang yang berpikir bahwa Allah telah menyebut Amerika Serikat secara khusus dalam Alkitab yang berhubungan dengan peristiwa-peristiwa akhir zaman. Sebagai contoh mereka menyebut bahwa berdasarkan Wahyu pasal 18 Amerika Serikat adalah Babel dalam perdagangan global. Sekali lagi, ini hanyalah spekulasi yang tidak dapat dipertanggungjawabkan, karena tidak satupun ayat pada pasal tersebut, dan bahkan tidak dibagian manapun dalam Alkitab yang mengarah pada kesimpulan tersebut.
4.      Kiamat atau Akhir Dunia. Alkitab memang meramalkan bahwa langit dan bumi dimana kita tinggal saat ini akan musnahkan (Mazmur 102:25-26; Yesaya 34:4; 51:6; Matius 24:35; 2 Petrus 3:10-12; 1 Yohnes 2:17). Menurut Wahyu 20:11, peristiwa kremasi (kiamat) dunia ini terjadi setelah penghakiman terakhir oleh Allah di Tahta Putih. Namun, Alkitab tidak menyebutkan secara pasti kapan waktu kiamat tersebut. Dengan demikian, meramalkan detil waktu kiamat adalah spekulasi yang tidak dapat dipertanggungjawabkan.
5.      Detil-detil Khusus. Ada orang-orang yang mempelajari nubuat lalu melangkah jauh dengan menafsirkan melampaui apa yang tertulis dalam Alkitab. Alkitab tidak secara khusus berbicara tentang detil-detil peristiwa seperti: minyak dunia akan habis, Amerika Serikat akan dipimpin seorang diktator (Antikristus), uang kertas akan dimusnahkan dan diganti dengan uang logam (uero), angka 666 adalah angka komputer, atau barcode pada barang atau produk sebagai simbol angka 666. Jelaslah bahwa detil-detil seperti itu tidak diungkapkan di dalam Alkitab. Melihat kejadian-kejadian masa kini sebagai penggenapan ramalan akhir zaman adalah spekulasi yang sangatlah berbahaya dan tidak Alkitabiah. Sebagai contoh pada tahun 1666 di kota London terjadi wabah bubonic (dari tikus) yang mematikan lebih dari 100.000 penduduk. Pada tahun yang sama terjadi kebakaran hebat di kota London tersebut sehinga menyisakan puing-puing dan debu. Karena tahun itu 1666 maka banyak ramalan menghubungkannya dengan angka “666” tanda Antikritus dan kiamat sudah dekat. Namun sampai saat ini lLondon masih ada.

BERBAGAI PERISTIWA PENTING DI MASA DEPAN YANG DIRAMALKAN ALKITAB

Berbagai peristiwa dalam sejarah di masa depan berpusat pada Kristus dan kedatanganNya kembali. Kedatangan Kristus kembali adalah kunci dalam mempelajari ramalan-ramalan Alkitab tentang peristiwa-peristiwa akhir zaman. Perlu diketahui bahwa pengajaran mengenai kedatangan Kristus kembali disinggung sekitar 318 kali dalam 216 pasal di Perjanjian Baru. Namun justru karena banyaknya ayat dalam Alkitab mengenai kedatangan Kristus kembali tersebut, banyak pembaca Alkitab mengalami kesulitan untuk memahaminya. Kesulitan ini terjadi karena ada ayat-ayat Alkitab tentang kedatangan Kristus kembali yang bersifat paradoks. Solusi bagi kesulitan ini adalah dengan melihat kedatangan Kristus yang kedua kali terjadi dalam dua tahap, yaitu : (1) KedatanganNya di angkasa yang diikuti beberapa peristiwa penting, termasuk pngangkatan gereja; (2) KedatanganNya di bumi yang diikuti beberapa peristiwa penting di bumi, termasuk pendirian kerajaan seribu Tahun di bumi. Kedua tahap dari kedatangan kembali Kristus ini dipisahkan oleh peristiwa kesusahan besar (tribulation) di bumi ini selama periode 7 tahun.
Mengikuti para pakar teologi dan Alkitab seperti Charles C. Ryrie, John F. Valvoord, J. Dwigth Pantecost, Henry C. Thiessen, Paul Enns, Ed Hindson, John MacArthur, Tim Lahaye, Thomas Ice, Charles R. Swinddoll, Norman L. Geisler, Michael J. Vlach, Grant R. Jefrrey, Roy B. Zuck, dan lainnya yang meneropong berbagai peristiwa akhir zaman melalui pendekatan teologis dan hermeneutis premilenialisme,  maka berdasarkan interpretasi literal atau gramatikal-historis terhadap ayat-ayat profetik (ramalan) Alkitab berikut ini ringkasan berbagai peristiwa penting yang akan terjadi di masa depan (future).  
1.       Kedatangan Kristus Bagi GerejaNya (Yohanes 14:1-3). Peristiwa kedatangan Kristus ini didahului oleh suatu seruan seorang malaikat dan tiupan sangkakala / nafiri (1 Tesalonika 4:16; 1 Korintus 15:52). Kristus sendiri akan turun dari surga dan datang menjemput gerejaNya diawan-awan diiringi  oleh para malaikatNya (Matius 16:27; Lukas 9:26). Dalam peristiwa kedatangan yang satu ini Kristus tidak akan sampai ke bumi tetapi di udara.  Kedatangan Kristus ini adalah  tahap pertama dari kedatanganNya kembali, disebut sebagai hari yang penuh bahagia  (Titus 2:13). KedatanganNya terjadi secara rahasia seperti pencuri tetapi umat yang berjaga-jaga dan siap sedia mengetahui hal ini (1 Tesalonika 5:2-10).              Kedatangan Kristus pada tahap ini terjadi pada saat genapnya jumlah orang-orang pilihan, dan terjadi sebelum masa kesusahan besar (tribulasi) yang menimpa dunia dimana Antikristus memerintah. Zaman Antikristus adalah zaman dimana murka Allah dicurahkan, sedangkan Allah tidak menetapkan gerejaNya untuk ditimpa murka (1 Tesalonika 5:9).
2.      Kebangkitan  Orang  Mati dalam Kristus (Lukas 14:13,14; 1 Tesalonika 4:16: 1 Korintus 15:52)Bersamaan dengan kedatangan Kristus dan peniupan sangakala oleh penghulu malaikat terjadilah kebangkitan orang-orang mati yang ada dalam Kristus dan pengubahan tubuh orang-orang percaya yang masih hidup. Pada peristiwa ini hanya orang-orang mati dalam Kristus yang dibangkitkan (Lukas 14:13,14; 1 Tesalonika 4:16: 1 Korintus 15:52). Keadaan tubuh orang-orang percaya yang telah dibangkitkan tidak lagi dalam wujud yang dapat binasa, tetapi dengan tubuh yang indah, mulia dan tubuh seperti dimiliki oleh Tuhan Yesus. Peristiwa kebangkitan ini disebut “kebangkitan pertama”.  Alkitab mengindikasikan bebeberapa urut-urutan kebangkitan-kebangkitan dalam Alkitab sebagai berikut : (1) Kebangkitan Kristus (Roma 6:9; Wahyu 1:18; Kolose 1:18); (2) Kebangkitan orang percaya dalam Kristus pada saat kedatangan Kristus bagi gerejaNya (1 Tesalonika 4:16); (3) Kebangkitan orang orang kudus Perjanjian Lama (Daniel 12:2) dan orang-orang percaya yang mati pasca tribulasi (Wahyu 20:4); Urutan kebangkitan nomor 2 dan 3 di sebut kebangkitan pertama (Wahyu 20:6) untuk memperoleh kehidupan (Yohanes 5:29), atau kebangkitan orang-orang benar (Lukas 14:14), sedangkan kebangkitan orang-orang fasik/tidak percaya/menolak Kristus terjadi pada akhir kerajaan Milenium. Mereka dibangkitkan untuk menerima hukuman kekal. Ini disebut kebangkitan kedua  (Wahyu 20:11-14).
3.       Pengangkatan Gereja (1 Tesalonika 4:13-18; 1 Korintus 15:51-55). Sementara Kristus berada diawan-awan atau di angkasa maka kita di angkat menyongsong Dia disana (1 Tesalonika 4:17). Peristiwa ini disebut dengan istilah “the rapture (pengangkatan)”. Suatu reuni (pertemuan) akan terjadi di angkasa dimana kita akan bertemu dengan Kristus dan dengan orang-orang yang kita kasihi. Kata pengangkatan berasal dari kata Latin “rapturo dan merupakan terjemahan kata Yunani “harpazoyang berarti “mengambil atau diangkat. Kata ini muncul dalam 1 Tesalonika 4:17. Pada waktu pengangkatan Gereja ini terjadi segala sesuatu di bumi masih berlangsung seperti biasa, dan orang-orang masih bekerja seperti kebiasaan sehari-hari (Matius 24:40,41).
4.      Hari Pemahkotaan di Tahta Pengadilan Kristus (2 Korintus 5:10; Wahyu 22:12). Tahta Pengadilan Kristus (Judgment seat of Christ) adalah peristiwa besar yang terjadi di surga setelah gereja diangkat. Di tahta pengadilan, semua orang percaya dari zaman gereja (masa hari pentakosta sampai dengan pengangkatan gereja) akan muncul secara individu untuk menerima upah atau kehilangan upah berdasarkan kehidupan, pekerjaan dan pelayanan mereka bagi Tuhan. Tujuan penghakiman di tahta pengadilan Kristus bukanlah untuk menentukan apakah orang-orang percaya akan masuk surga atau neraka atau menimbang hukuman atas dosa. Karena hal ini telah diputuskan ketika orang percaya menaruh iman pada Juruselamat yaitu Kristus (Yohanes 5:24: Roma 8:1). Tujuan penghakiman di tahta pengadilan Kristus ada dua yaitu : (1) Meninjau atau mengevaluasi kehidupan orang percaya. Evaluasi ini  meliputi tingkah laku sejak mereka percaya kepada Kristus (Roma 14:10-12; 2 Korintus 5:10); pelayanan orang percaya bagiNya (1 Korintus 3:13); ucapan-ucapan orang percaya (Matius 12:36); pikiran-pikiran dan motivasi kita (Matius 6:1-2; 1 Korintus 4:5; Ibrani 4:12-13). Di tahta pengadilan Kristus semua perbuatan, pelayanan, ucapan, pikiran dan motivasi kita akan dibalik dari dalam keluar dan akan terlihat dalam keadaan yang sebenarnya. (2) Memberi upah kepada orang-orang percaya.  Setelah ditinjau dan evaluasi Kristus akan memberikan upah kepada masing-masing sesuai dengan hasil evaluasiNya. Walaupun terdapat banyak area pekerjaan, perbuatan, dan pelayanan yang akan membawa upah, Perjanjian Baru memfokuskan pada lima upah “mahkota” spesifik yang akan diterima orang-orang yang setia. Mahkota-mahkota ini merupakan perwakilan dari jenis-jenis perbuatan dan pelayanan yang akan diupahi Tuhan, yaitu : mahkota yang abadi (1 Korintus 9:21-27) adalah upah bagi mereka yang secara konsisten mempraktikan disiplin diri dan penguasaan diri; mahkota kebenaran (2 Timotius 4:8) adalah upah bagi mereka yang menanti-nantikan kedatangan Tuhan dan hidup benar karena fakta ini; mahkota kehidupan (Yakobus 1:12; Wahyu 2:10) adalah upah bagi mereka yang setia dan tekun menanggung pencobaan-pencobaan dan ujian-ujian kehidupan; mahkota kemegahan ( 1 Tesalonika 2:19) adalah upah bagi mereka yang memenangkan orang-orang bagi Kristus; mahkota kemuliaan (1 Petrus 5:1-4) adalah upah bagi gembala, penatua, pemimpin gereja yang dengan penuh kasih dan rahmat menggembalakan dan menjaga umat Tuhan, Setelah menerima upah-upah ini orang-orang percaya akan tersungkur dihadapan tahta Anak Domba dan menyembah Tuhan karena Ia yang layak menerima pujian dan hormat (Wahyu 4:10-11).
5.      Pesta Perjamuan Anak Domba di Surga (Wahyu 19:7-9). Sesudah penghakiman dan pemberian pahala pada hari pemahkotaan di tahta pengadilan Kristus kepada orang-orang percaya maka dilaksanakanlah pesta perkawinan Anak Domba Allah (Wahyu 19:7-9). Perjamuan kawin yang dipersiapkan oleh Allah Bapa adalah suatu puncak pesta yang paling meriah dan sukacita bagi AnakNya yang telah menyelesaikan pekerjaan penebusan dengan sempurna. Pada saat itu jemaat dihadapkan kepada Allah Bapa oleh Yesus Kristus dalam segala kemuliaan surgawi.  Pengantin Kristus tersebut tentu saja telah memenuhi kriteria dengan melewati beberapa persiapan sebagai persyaratan, yaitu : (1) Dibenarkan. Pengantin itu telah menerima Kristus dan diberi jubah kebenaran (2 Korintus 5:21; Filipi 3:9); (2) Dikuduskan. Pengantin itu telah bertumbuh dalam pengenalan akan Kristus dan menjadi serupa denganNya (2 Korintus 3:18; Efesus 5:25-27; 2 Petrus 3:18); (3)         Dimuliakan. Pengantin itu telah diubah dalam tubuh kemuliaan yaitu pada saat kebangkitan dan pengubahan di hari pengangkatan gereja (1 Yohanes 3:2).
6.     Masa Kesusahan Besar di Bumi (Daniel 9:27; Matius 24:21; Wahyu 11:2-6). Sementara di surga ada sukacita dan kemeriahan pesta, maka dibumi terjadi masa kesusahan besar (the great tribulation)selama 7 tahun, dimana Antikristus memerintah dan kejahatan semakin meningkat, akibatnya murka Allah dicurahkan ke bumi seperti yang ditulis didalam kitab wahyu pasal 6-19.  Bahwa diantara tahap kedatangan Kristus bagi gerejaNya dan tahap kedatanganNya sebagai Raja di bumi, maka di bumi ini pemerintahan pada masa tribulasi dilaksanakan oleh Antikristus sehingga akibatnya terjadi penghukuman  murka Allah atas mereka yang tidak ikut dalam pengangkatan. Masa kesusahan ini dideskripsikan oleh Alkitab dengan sebutan-sebutan antara lain : masa kesusahan Yakub (Yeremia 30:7); hari bencana bangsa Israel (Obaja 12-14); bencana besar (Yesaya 28:15,18); hari pembalasan (Yesaya 34:8; 35:4); masa kesusahan (Daniel 12:1; Zefanya 1:15); hari murka, kesusahan, kesulitan, kemusnahan, kegelapan, kesuraman, kegelapan, peniupan sangkakala (Zefanya 1:15); hari Tuhan (1 Tesalonika 5:2); murka Allah (wahyu 14:10,19; 15:1,7; 16:1); hari murka Anak Domba (Wahyu 8:16-17); murka yang akan datang (1 Tesalonika 1:10); murka (1 Tesalonika 5:9; Wahyu 11:18); masa kesusahan besar (Matius 24:21; Wahyu 2:22; 7:14); masa kesusahan (Matius 24:29); hari Penghakiman (Wahyu 14:7).
7.     Kedatangan Kristus di Bumi Sebagai Raja (Matius 24:27-30; 26:64; Kisah Para Rasul 1:9-11; Zakharia 14:4). Dua peristiwa puncak diakhir masa tribulasi adalah kedatangan Kristus kembali sebagi Raja dan peperangan harmagedon. Kristus akan datang kembali sebagai Raja di atas segala raja dan Tuhan atas segala Tuhan (Wahyu 15:3). Frase kedatangan kedua kali Kristus (second coming of Christ) adalah frase yang tidak terdapat dalam Alkitab. Biasanya ungkapan yang digunakan adalah kedatanganNya atau  waktu kedatanganNya. Tetapi dalam ajaran Kristen ungkapan kedatangan  kedua kali digunakan dengan maksud membedakan dari kedatanganNya yang pertama. Tidak ada yang dinyatakan lebih jelas dalam ramalan Alkitab daripada fakta bahwa Yesus Kristus akan datang kembali. Kedatangan Kristus kembali ke bumi ini, yaitu kedatanganNya yang terlihat secara harafiah, fisik, mulia, dan dilihat semua orang, secara eksplisit dirujuk sekitar 1.845 kali dalam Alkitab. Hal ini disebutkan dalam 23 dari 27 Kitab Perjanjian Baru. Kedatangan Kristus kembali disinggung sekitar 318 kali dalam 216 pasal di Perjanjian Baru. Beberapa kata Yunani dalam Perjanjian Baru menyatakan bahwa Tuhan Yesus akan datang kembali yaitu : Paraousia yang berarti kehadiran atau kedatangan dengan didahului sesuatu (Filipi 1:26); Epiphaneia yang berarti penampakan di depan umum (2 Timotius 4:1); Apocalypsis yang berarti penyataan (2 Tesalonika 1:7). Kedatangan Kristus kedua kali merupakan puncak dari sejarah manusia. Bukit Zaitun adalah tempat ke datangan Kristus ke bumi sebagaimana dari sana Ia terangkat ke surga (Kisah Para Rasul 1:9-11; Zakharia 14:4). Tujuan dari kedatangan Kristus kedua kali ini adalah : (1) Untuk mengalahkan antikristus (Wahyu 19:19-21); (2) Untuk mengumpulkan dan memulihkan kembali bangsa Israel (Yesaya 43:5-6; Yeremia 30:10; 33:6-9; Yehezkiel 36:24-38; 37:1-28; Matius 24:30-31); (3) untuk menghakimi semua bangsa dan orang Israel (Matius 25:31-46; Yehezkiel 20:33-38); (4) untuk membangkitkan orang-orang kudus yang mati pada periode Perjanjian Lama dan orang-orang yang mati sebagai martir pada masa tribulasi (Wahyu 19:11-21; 20:4-6; Daniel 12:1-4); (5) untuk mengikat Iblis dan setan selama seribu tahun (Wahyu 20:1-3); (6) Menetapkan diriNya sebagai Raja dan mengokohkan kerajaanNya selama seribu tahun (Wahyu 19:6; Daniel 2:44; Matius 19:28; Lukas 1:32-33). 
8.     Klimaks Konflik dan Peperangan Armagedon di Bumi (Wahyu 16:12-16; 19:19-21). Setelah pesta perkawinan Anak Domba di surga dan ketika masa tribulasi akan berakhir maka Antikristus akan mengumpulkan raja-raja diseluruh dunia untuk berperang ditempat yang bernama “Harmagedon” di Falestina. Mereka datang dari sebelah Timur dan Utara dengan maksud untuk menguasai Yerusalem dan membinasakan bangsa Israel (Wahyu 16:12-16). Ditengah-tengah pertempuran tersebut, Kristus  akan datang bersama orang-orang kudusnya untuk mengalahkan Antikristus dan pengikut-pengikutnya (Wahyu 19:11-21). Antikristus, yaitu binatang dan nabi palsu itu dihukum dan dilemparkan ke dalam lautan yang menyala-nyala oleh api dan belerang (Wahyu 19:17-21). Kemudian Iblis akan diikat selama seribu tahun dan dilemparkan ke dalam jurang maut (Wahyu 20:1-3). Dan Kristus mendirikan kerajaanNya selama seribu tahun dibumi ini.
9.     Kerajaan Damai Seribu Tahun (milenium) Pemerintahan Kristus di Bumi (Wahyu 20:1-6;). Kerajaan seribu tahun disebut juga kerajaan millenium  (Millenium Kingdom)”. Kata “Millenium”  berasal dari bahasa Latin “mille dan annus yang berarti seribu tahunyang diterjemahkan dari kata Yunani Chilia”.  Di dalam wahyu pasal 20 kerajaan seribu tahun disebut sebanyak enam kali. Kristus sendirilah yang akan menjadi Raja yang memerintah dikerajaan seribu tahun tersebut (Lukas 1:32-34). Yesaya telah meramalkan hal ini sebelumnya (Yesaya 9:5,6). Meskipun Kristus sekarang ini adalah Raja, karena Ia adalah Raja segala zaman  (1 Timotius 1:16,17), tetapi Ia tidak pernah ditetapkan sebagai raja Gereja, sebab itu kerajaan seribu tahun nanti merupakan realisasi bagi pemerintahan Kristus sebagai Raja segala raja (Wahyu 15:3). Bentuk pemerintahan di dalam kerajaan seribu tahun adalah teokrasi, yaitu bentuk pemerintahan Allah yang berdaulat sama seperti yang digunakan untuk bangsa Israel dalam masa-masa Perjanjian Lama, hanya saja dalam kerajaan tersebut Kristus secara pribadi dan langsung melaksanakan pemerintahan.  Kerajaan seribu tahun merupakan pemerintahan yang meliputi seluruh bumi dimana Kristus secara nyata akan memerintah dan bersinggasana di atas tahta Daud di Yerusalem (Mazmur 72:6,7; Yesaya 2:2-4: 11:1-5: Yeremia 23:5; Zakharia 14:9). Karena kerajaan ini melingkupi seluruh bumi maka akan ada raja-raja yang di angkat atas bangsa-bangsa oleh Kristus. Karena “Gereja dan “Israel”  merupakan dua entitas dan program Allah yang berbeda, maka tujuan umum kerajaan seribu tahun terutama berhubungan dengan keduanya. Berkaitan dengan bangsa Israel dan untuk merealisasikan perjanjian kekal dengan Daud (2 Samuel 7:11-16), yang dimeteraikan dengan sumpah (Mazmur 89:4,5, 21-38), maka harus didirikan kembali suatu kerajaan di atas bumi. Kemudian Israel akan bertobat dan mereka akan dibaharui (Yesaya 66:8; Yeremia 31:31-37; Zakharia 12:10-13; Roma 11:25,26). Sedangkan tujuan yang berkaitan dengan Gereja dimana Kristus telah berjanji  bahwa Gereja atau orang-orang percaya akan memerintah bersama-sama dengan Dia (Matius 19:28;  1 Korintus 6:2; 2 Timotius 2:12; Wahyu 2:27; 5:9,10). Masa Kerajaan seribu tahun ini disebut oleh Kristus sebagai “zaman baru (Matius 24:8). Kata “zaman baru (new age)  ini jangan dikacaukan dengan istilah Gerakan Zaman Baru (New Age Movement) yang dipakai oleh Iblis untuk merusak konsep zaman baru (kerajaan seribu tahun) menurut Alkitab.  Kerajaan Seribu Tahun menurut Alkitab mempunyai ciri-ciri seperti : Keadilan dan kebenaran memenuhi seluruh bumi (Mazmur 11:4,5; Yesaya 2:4; Yeremia 23:5,6), sebagai akibat dari keadilan dan kebenaran maka kerajaan seribu tahun merupakan suatu masa kedamaian (Yesaya 2:4; Zakharia 8:4,5), kemakmuran ekonomi menghiasi kerajaan ini (Yesaya 35:1-7)  dan pengenalan akan Tuhan meliputi seluruh bumi (Yesaya 2:23).
10.   Pemberontakan dan kekalahan terakhir Iblis (Wahyu 20:7-11). Kerajaan seribu tahun bukanlah keadaan yang terakhir, karena pada akhir kerajaan seribu tahun itu ada beberapa peristiwa yang akan terjadi sebelum lenyapnya langit dan bumi ini. Alkitab mengajarkan bahwa pada akhir kerajaan seribu tahun Iblis akan dilepaskan untuk sementara waktu (Wahyu 20:3,7-10), dan kesempatan itu akan digunakan oleh Iblis untuk mengumpulkan bangsa-bangsa sebagai pasukan yang jumlahnya seperti pasir di laut untuk berperang melawan Kristus dan orang-orang kudusNya di tempat yang bernama Gog dan Magog. Namun peperangan itu akan berlangsung secara singkat sekali kerena secara supranatural api turun dari langit dan menghanguskan semua pasukan itu (Yehezkiel 38,39). Setelah itu Iblis akan dihakimi dan dicampakkan ke dalam lautan api dan belerang untuk selama-lamanya (Wahyu 20:10). Pada saat itu juga malaikat-malaikat yang ikut memberontak bersama-sama Iblis juga akan dihakimi  (2 Petrus 2:4;  Yudas 1:6).  Api dan hukuman kekal itu memang telah disediakan untuk Iblis dan pengikut-pengikutnya (Matius 25:41).
11.   Penghakiman Terakhir di Tahta Putih (Wahyu 20:11-15). Bersamaan dengan munculnya Tahta Putih yang besar, lenyaplah langit dan bumi ini, lalu terjadilah “kebangkitan kedua, yaitu kebangkitan yang terjadi atas orang-orang yang tidak diselamatkan dari seluruh periode sejarah umat manusia. Mereka bangkit dan menghadap Pengadilan Tahta Putih (Wahyu 20:11-15). Penghakiman ini merupakan penghakiman untuk memberikan hukuman kekal sesuai dengan perbuatan yang tertulis di dalam kitab-kitab itu, diantara banyak kitab itu ada satu kitab yaitu “Kitab kehidupan” yang bilamana nama seseorang tidak ditemukan di dalamnya akan mendapat hukuman kekal. Setelah semua orang yang namanya tidak ditemukan dalam kitab kehidupan itu dilemparkan ke dalam lautan api untuk selama-lamanya, maka maut dan hades (kerajaan maut) juga akan dicampakkan ketempat hukuman kekal itu, sehingga tidak akan ada lagi kematian.  
12.   Kremasi Langit dan Bumi Lama (Wahyu 20:11; Matius 24:35; 2 Petrus 3:10-12). Alkitab meramalkan bahwa langit dan bumi dimana kita tinggal saat ini akan musnahkan (Mazmur 102:25-26; Yesaya 34:4; 51:6; Matius 24:35; 2 Petrus 3:10-12; 1 Yohnes 2:17). Menurut Wahyu 20:11, peristiwa kremasi (kiamat) dunia ini terjadi setelah penghakiman terakhir oleh Allah di Tahta Putih. Pada waktu itulah Kristus akan menyerahkan kerajaan kepada Allah Bapa (1 Korintus 15:24-26). Lalu dimulailah keadaan kekal dimana ada langit baru, bumi baru dan Yerusalem baru (Wahyu 21; 22:1-5).
13.   Penciptaan Langit dan Bumi Baru, dan Yerusalem Baru (Wahyu 21:1-8; Yesaya 65:17; 2 Petrus 3:13).  Alkitab menunjukkan adanya langit dan bumi yang baru. Ini akan menjadi tempat tinggal yang kekal bagi orang tebusan. Dari sini semua aktivitas kekekalan di jalankan. Yerusalem Baru akan menjadi ibu kota baru dari alam semesta dan di mana orang-orang tebusan berkumpul bersama untuk menyembah dan melayani (Wahyu 21 dan 22; Yesaya 65:17; 2 Petrus 3:13). Alkitab memberikan beberapa deskripsi dari langit, bumi dan Yerusalem baru ini yang olehnya kita mendapat gambaran terbaik untuk tempat tinggal kita di masa yang akan datang di surga, sebagai berikut : akan ada langit baru, bumi baru dan Yerusalem baru (Kejadian 1:1; Wahyu 21:1,2); Di tempat tersebut tidak ada laut. Dimana kita mengetahui bahwa laut memisahkan daratan (Wahyu 21;1) Kota ini akan menjadi Tabernakel Allah (Wahyu 21:3) ; Tidak akan ada air mata, tangisan, kesusahan dam kesakitan (Wahyu 21:4); Tidak akan ada kematian (Wahyu 21:4); Tidak ada orang yang tidak benar di sana (Wahyu 21:27; 22:15); Penuh dengan hadirat dan kemuliaan Allah (Wahyu 21:10-21); Penyembahan akan berpusat pada Allah dan Anak Domba Allah yaitu Tuhan Yesus Kristus (Wahyu 21:22); Sungai kehidupan akan mengalir dari Tahta Allah (Wahyu 22:1,7); Semua orang tebusan akan melihat Dia muka dengan muka (Kejadian3:22-24; Wahyu 22:42 Korintus 3:10-18); Semua orang tebusan akan menyembah dan melayani Allah dan Anak Domba (Wahyu 1:6; 5:9,10; 22:5) Segala sesuatu akan transparan dan terlihat dengan jelas (Wahyu 21:21); Pohon kehidupan akan direstorasikan kepada manusia (Wahyu 22:2,14: Kejadian 2:17).
14.   Masa Kekekalan (Wahyu 21:9-27; 22:1-5). Setelah semua peristiwa itu maka dimulainya keadaan kekalan. Ada dua macam kekekalan yaitu surga atau neraka. Demikian pula ada dua pribadi yang disembah oleh manusia yaitu Yesus Kristus atau Iblis. Tidak ada alternatif atau tempat yang netral. Setiap orang harus memilih salah satu, Kristus atau iblis, surga atau neraka. Jikalau seseorang memilih Kristus maka pasti ia akan masuk surga, Karena Yesus berkata : “Akulah jalan, dan kebenaran, dan hidup, tidak seorangpun sampai kepada Bapa jikalau tidak melalui Aku” (Yohanes 14:6-7). Jika seseorang memilih Iblis maka pasti ia akan masuk neraka. Setiap orang yang menolak Tuhan Yesus Kristus, bukanlah orang pilihan Allah, dan berarti mereka memilih Iblis, entah disadarinya atau tidak. Tidak diragukan bahwa Allah memiliki rencana yang besar dalam kekekalan untuk orang-orang tebusanNya di sepanjang Zaman.  Paulus mengungkapkan sebagai berikut “supaya pada masa yang akan datang Ia menunjukkan kepada kita kekayaan kasih karuniaNya yang melimpah-limpah sesuai dengan kebaikanNya terhadap kita dalam Kristus Yesus” (Efesus 2:7).

PENUTUP : KEDAULATAN TUHAN DAN PENGGENAPAN RAMALAN MASA DEPAN

Agar dapat meramalkan masa depan secara akurat seseorang harus omniscient (mengetahui segala sesuatu), omnipresent (hadir dimana-mana), dan omnipotent (memiliki segala kuasa). Peramal sejati harus mengetahui segala sesuatu, harus berada setiap saat di semua tempat, dan harus memiliki segala kuasa untuk memastikan bahwa ramalannya digenapi. Tuhan di dalam Alkitab mengajukan tantangan terhadap siapa saja yang hendak menjadi lawan terhadap supremasiNya atas alam semesta. Dasar dari tantangan itu adalah bahwa hanya Tuhan yang benar dan berdaulat yang dapat meramalkan masa depan secara akurat. Alkitab memberikan penegasan tentang kemampuan Tuhan menyingkapkan masa depan, misalnya seperti yang diungkapkan dalam Yesaya 41:21-24; 42:9; 44:6-8; 46:8-10; Daniel 2:20-22.
Tuhan di dalam Alkitab memberikan gambaran tentang peristiwa-peristiwa masa depan yang akan terjadi dan digenapiNya. Mengapa? Karena Tuhan kita adalah Tuhan yang berdaulat. KedaulatanNya berarti  bahwa Ia adalah Pribadi yang utama di alam semesta dan yang tertinggi kekuasaanNya di alam semesta.  Ia mencipta, memelihara, dan memerintah segala sesuatu secara sempurna. Ia sepenuhnya  menguasai segala sesuatu, dan semua mahluk ciptaan berada dibawahNya, dan ia berbuat segala sesuatu kepada mereka sesuai dengan yang dikehendakiNya. Ia bertindak dan melaksanakan segala sesuatu sesuai dengan rencanaNya dalam kekekalan menurut kehendakNya. Dengan demikian Allah bebas dan tidak dibatasi oleh apapun selain oleh kehendakNya sendiri, untuk merencanakan dan bertindak sesuai sesuai dengan yang dikehendakiNya. KedaulatanNya meliputi seluruh alam semesta (Ulangan 10:14; Mazmur 103:19;  135:6; Daniel 4:35), mengendalikan setiap keadaan, mengendalikan alam dan makluk ciptaan, mengarahkan kehidupan baik individu maupun bangsa, serta mengarahkan sejarah sesuai kehendakNya.   Kekuasaan-Nya kekal dan kerajaan-Nya turun-temurun (Daniel 4:34). Setiap kejadian dalam sejarah umat manusia langsung dalam pengendalian-Nya (Wahyu 9:15). Ia menentukan zaman sejarah umat manusia dan batas-batas kediaman mereka (Kisah Para Rasul 17:26). Ia bekerja secara tidak kelihatan dalam kejadian dan proses-proses, untuk melaksanakan tujuan-tujuan-Nya yang mengandung berkat-berkat.
Jelaslah bahwa Tuhan berdaulat atas  setiap keadaan. Tuhan yang menentukan apa yang terjadi dalam peristiwa-peristiwa manusia (Amsal 16:33; bandingkan Yunus 1:7). Ia berkuasa memperpendek hidup atau memperpanjangnya (Ayub 1:21; Mazmur 102:24). Tuhan mendatangkan baik kebahagiaan maupun malapetaka (Yesaya 45:7), keberhasilan dan kemenangan dalam pertempuran (1 Samuel 11:13), dan kekuatan untuk memperoleh kekayaan (Ulangan 8:18) datang dari pada-Nya, begitu juga kekuatan mendatangkan penyakit atau menjauhkannya (Ulangan 7:15). Kehendak Allah dapat dilaksanakan dalam apa yang kelihatan sekalipun nampak sebagai kebetulan (Keluaran 21:13; 1 Raja-raja 22:28,34) dan dianggap tidak berarti (Matius 10:29-30).
Allah tidak bergantung kepada siapapun untuk menggenapi rencanaNya. Ia memakai orang-orang dan siapa saja menurut kehendakNya. Apakah kita mengetahui atau tidak, Allah tetaplah Allah yang berdaulat atas segala sesuatu. Apakah kita mengakui atau tidak mengakui, sedikitpun tidak berpengaruh terhadap kedaulatan Allah. Ia tetap Allah yang berdaulat!  Apakah kita percaya atau tidak terhadap ramalan-ramalan Alkitab tentang kedatangan Kristus kembali, itu semua akan terjadi dan digenapi pada waktunya. Karena, sekali lagi, Ia adalah Allah yang berdaulat! Justru berbagai bukti yang di dinyatakan di dalam Alkitab bertujuan membawa kita agar mengetahui dan mengakui kedaulatan Allah atas segala sesuatu, termasuk sejarah manusia dan dalam kehidupan kita.  Mengetahui dan mengakui kedaulatan Allah, bahwa Ia bertindak dan melaksanakan segala sesuatu sesuai dengan rencanaNya dalam kekekalan menurut kehendakNya membawa kita kepada : (1) Pemujaan dan penyembahan yang semakin dalam bagi Allah; (2) Memberi penghiburan dan kekuatan dalam menjalani kehidupan kita; (3) Meneguhkan keyakinan akan kemahakuasaan dan kebaikan Tuhan yang pada akhirnya memberi kita rasa aman; (4) Memberi kepastian kepada kita bahwa apa yang difirmanNya, khususnya tentang peristiwa-peristiwa masa depan itu, akan terlaksana dan digenapi.
Akhirnya, ratusan ramalan Alkitab yang telah digenapi membuktikan bahwa Allah itu benar dan Alkitab dapat dipercayai, karena Alkitab berasal dari Allah yang benar dan berdaulat. Karena itu, apa yang diramalkan Alkitab mengenai peristiwa-peristiwa dimasa depan dan akhir zaman ini juga akan digenapiNya.
REFERENSI
Baskoro, Haryadi., 2011. 77 Renungan Alkitabiah Tentang Akhir Zaman. Penerbit Andi: Yokyakarta.
Beker, Charles. F., 2009. A Dispensational Theology. Penerbit Pustka Alkitab Anugerah : Jakarta.
Conner, Kevin J., 1993. The Fondation of Christian Doctrine2 Jilid, diktat. Terjemahan, Harvest International Theological Seminary, Harvest Publication House: Jakarta.
Enns, Paul., 2004. The Moody Handbook of Theology. Jilid 2, terjemahan, Penerbit Literatur SAAT : Malang.
Evans, Tony., 2002. The Best Is Yet To Come. Terjemahan, Gospel Press : Batam.
Evans, Tony., 2004. Who Is This King Of Glory. Terjemahan, Gospel Press : Batam.
Grudem, Wayne., 1994. Systematic Theology: A Introduction to a Biblical Doctrine. Zodervan Publising House : Grand Rapids, Michigan.
Hagelberg, Dave, 2005. Tafsiran Kitab Wahyu : Dari Bahasa Yunani. Edisi Revisi. Penerbit Andi Offset : Yoyakarta.
Hindson, Ed., 2000. Approaching Armageddon. Terjemahan, Interaksara : Batam.
Hitchcock, Mark., 2002. Bible Prophecy. Terjemahan, Gospel Press : Batam.
Hitchcock, Mark., 2011. Could The Rapture Happen Today? Terjemahan, Penerbit Andi Offset : Yoyakarta.
Ladd, George Eldon., 1999. Teologi Perjanjian Baru. 2 Jilid, Terjemahkan, Penerbit Kalam Hidup:   Bandung.
Lahaye, Tim Lahaye, Tim., 2005. Memahami Nubuatan Alkitab Bagi Diri Anda. Terjemahan, Penerbit Gospel Press : Batam.
Lahaye, Tim & Jeery Jenkins., 2005. Apakah kita Hidup Di Akhir zaman? Terjemahkan, Penerbit Gospel Press : Batam.
Lahaye, Tim, dkk., 2004. The Popular Handbook On The Rapture. Terjemahan, Penerbit Andi Offset : Yoyakarta.
MacArthur, John. F., 2000. The Second Coming. Terjemahan, Penerbit Penerbit Interaksara : Batam.
Pandensolang, Welly., 2004. Eskatologi Biblika. Penerbit Andi Offset : Yoyakarta.
Pandensolang, Welly., 2009. Kristologi Kristen. Penerbit YAI Press : Jakarta.
Ryrie, Charles C., 1991. Teologi Dasar.  2 Jilid.  Terjemahan, Penerbit Andi Offset : Yoyakarta.
Ryrie, Charles C., ed. 2002. Coundown To Armagedon. . Terjemahan, Penerbit Gospel Press : Batam.
Thiessen, Henry C., 1994. Teologi Sistematika. Terjemahan, Penerbit Gandum Mas : Malang.
Stedman, Ray C., 2002. God’s Final Word. Terjemahan, Gospel Press : Batam.
Swindoll, Charles R., dkk. 2000. The Road To Armagedon. Terjemahan, Penerbit Interaksara : Batam.
Willmington, Harold. L., 2003. Eskatologi: Study Alkitabiah yang Dibutuhkan Tentang Akhir Zaman. Terjemahkan, Penerbit Gandum Mas: Malang.
Zuck, Roy B, editor., 2012. A Biblical of Theology The Old TestamentTerjemahan, Penerbit Gandum Mas: Malang.
Zuck, Roy B, editor., 2011. A Biblical of Theology The New TestamentTerjemahan, Penerbit Gandum Mas: Malang.PEMBAHASAN TENTANG AKHIR ZAMAN II:

AGENDA AKHIR ZAMAN MENURUT RAMALAN ALKITAB DITINJAU DARI PERSPEKTIF ESKATOLOGIS PREMILENIALISME.

No comments:

Post a Comment

Tags