Latest News

Showing posts with label Renungan. Show all posts
Showing posts with label Renungan. Show all posts

Monday, January 28, 2019

MENDENGAR DAN MELAKUKAN FIRMAN

MENDENGAR DAN MELAKUKAN FIRMAN
 MENDENGAR DAN MELAKUKAN FIRMAN.
Tetapi hendaklah kamu menjadi pelaku firman dan bukan hanya pendengar saja; sebab jika tidak demikian kamu menipu diri sendiri. Sebab jika seorang hanya mendengar firman saja dan tidak melakukannya, ia adalah seumpama seorang yang sedang mengamat-amati mukanya yang sebenarnya di depan cermin. Baru saja ia memandang dirinya, ia sudah pergi atau ia segera lupa bagaimana rupanya.”  (Yakobus 1:22-24).

Kapanpun kita membaca surat Yakobus, jangan kita lupakan dua perkara: surat ini ditujukan pada orang Yahudi, juga ditujukan pada orang Kristen, agar tidak lupa untuk melakukan firman. Karena Yakobus bukan berbicara tentang doktrin iman,melainkan berbicara tentang mengaplikasikan iman yang kita dapat lewat firman yang kita dengar ke dalam hidup sehari-hari. Jika kita hanya mementingkan kelakuan sampai melupakan anugerah keselamatan, kita menyimpang dari doktrin yang benar. Sebaliknya, jika kita hanya mementingkan iman tapi mengabaikan hal melakukan firman, kita menyia-nyiakan anugerah.

Sola gratia, Sola scriptura, Sola fide mengantar kita ke gerakan Reformed, kita tahu, seorang diselamatkan bukan karena jasa perbuatan, Taurat, melainkan karena anugerah Tuhan yang berada diluar Taurat namun tidak bertentangan dengan Taurat, yang melampaui Taurat namun ditopang oleh Taurat. Karena kita beriman pada Tuhan yang menjanjikan hidup kekal pada umat pilihanNya, dimulai dari Abraham. Dia dibenarkan, 430 tahun sebelum orang Israel mengenal Taurat yang Tuhan berikan lewat Musa, sebelumTuhan memerintahkan dia dan semua keturunannya disunat. Maksudnya: status pembenaran yang Tuhan beri melampaui Taurat, sunat, syariat agama maupun kelakuan manusia. 

Bible leaves no room for human meritin inheriting salvation, itu sebabnya, Yesus berkata: Aku datang bukan mencari orang benar, melainkan mencari orang berdosa. Sepertinya. statemen itu membagikan manusia ke dalam dua kategori: orang benar dan orang berdosa.Sesungguhnya, semua orang telah berdosa, hanya saja, ada orang berdosa yang menyadari dirinya berdosa, ada yang tidak menyadari dirinya berdosa.Berbahagialah orang yang menyadari dirinya berdosa, dia akan datang pada Juruselamatnya, minta tolong padaNya. Kepadanya Yesus berkata: Aku datang memanggil orang berdosa untuk bertobat.

Surat Yakobus punya ciri khas, yang tidak dimiliki oleh kitab-kitab lain diAlkitab:

1). mengingatkan orang Yahudi, kamu punya kelakuan? Kelakuanmu sama dengan kelakuan orang yang belum diselamatkan: menjadikan kelakuan sebagai kualifikasi dari keselamatanmu, sementara orang yang sudah diselamatkan memandang kelakuan sebagai manifestasi dari keselamatannya; notthe qualificafion. but the manifestation of salvation.
2). mengingatkan orang Kristen, jangan karena kamu sudah diselamatkan, tidak merasa perlu berkelakuan baik. Perhatikan: saya tidak akan membahas ayat-ayat di Yakobus bagai mengajar anak-anak Sekolah Dasar, karena untuk mengerti firman, kita butuh pengertian organik — sistem hidup. Karena firman adalah the word of life, the living word of the living God.Setiap kalimat-nya punya relasi integratif yang relevan satu dengan yang lain,menyingkapkan hidup yang dari Tuhan, melengkapi hidup kita menjadi mirip denganNya.

Minggu lalu, kita sudah membahas soal “cepat-cepat mendengar, lambat berkata-kata, lambat marah” bukan soal kecepatan. seperti orang yang belajar membaca cepat. Banyak pemikir yang saya kenal, bahkan saya sendiri, membaca dengan sangat pelan: satu kalimat dipikirkan secara mendalam,bahkan kadang butuh waktu 10 tahun untuk bisa mengerti secara tuntas. Maka“cepat-cepat mendengar” ini menyangkut dua perkara:

1. raih kesempatan yang ada untuk mendengar dengan seksama. Banyak orang berkata: pak Tong, sayang, saya mengerti firman terlalu lambat, kesempatan saya mendidik anak-anak sudah berlalu. Apa yang mereka katakan itu benar, maka setiap ada kesempatan mendengar firman, dengarlah dengan seksama. Saya merasa kecewa sekali, karena animo jemaat di MRI-MRI(Majelis Reformed Injili) untuk studi di sekolah Alkitab malam jauh lebih besar dari jemaat GRII(Gereja Reformed Injili Indonesia) pusat. Padahal sekolah itu didirikan untuk anda agar bisa studi. Saya tak tahu lagi harus berbuat apa untuk menyadarkan anda, bahwa anda perlu
belajar lebih banyak. Karena saat kita menghadap Tuhan, Dia akan bertanya, Aku telah memberimu begitu banyak kesempatan, firman, berapa banyak yang sudah kaumanfaatkan?

2. mengerti firman Tuhan sedini mungkin, hidupmu pasti akan menjadi berbeda sekali. Apa maksudnya mengerti firman Tuhan sedini mungkin, tapi lambat berkata-kata, lambat marah? Reaksimu terhadap firman Tuhan harus bisa kau pertanggungjawabkan. Orang yang setelah mendengar firman langsung menolak,menertawakan, marah adalah orang bodoh, karena firman Tuhan bersifat paradoks,sehingga waktu kali pertama kau mendengamya, mungkin kau rasa tidak sejalan dengan konsepmu. Ada orang yang mendengar khotbah di GRII dua kali lalu kabur,alasannya: “khotbahnya terlalu sulit, tidak mengerti” “pak Tong terlampau sombong sering menegur orang” “khotbahnya terlalu panjang”  Memang, GRII mempertanggungjawabkan mimbarnya pada Tuhan, setia pada Alkitab. Thechurch and the Sunday service is not a place of entertainment, jadi,siapkanlah hatimu, duduk dan dengarlah firman Tuhan dengan penuh hormat, lambat sedikit bereaksi.

Waktu saya membaca tulisan Nietzche,khususnya kritikannya terhadap Kristus, barulah saya tahu: orang pintar seperti dia. ternyata begitu bodoh: salah kaprah pengertian Alkitabnya. Seorang yang salah mengerti, tidak mungkin bisa memberikan reaksi yang objektif, dia tidak berhak memberi nasihat. Banyak hal yang bermutu, khususnya musik dan lukisan.pada awalnya tidak diterima dengan baik. Waktu kau melihat lukisan Picasso,Pissarro, Sisiey. Cauguin van Gogh, kau tidak menyukainya, karena lukisannya tidak cocok dengan lukisan indah yang ada di konsepmu.

Begitu juga dengan musik, gubahan Stravinsky: Petrouchka. waktu pertama kali dipentas-kan di kota Paris, penonton melemparkan sepatu, kursi, sambil berteriak “penipu, musik apaan ini, hanya menghabiskan waktu dan uangku saja” sambil meninggalkan tempat itu. Menyaksikan kejadian itu, Stravinsky kabur lewat sebuah jendela kecil. Semalaman dia berputar-putar di kota Paris, pagi harinya, dengan linangan air mata dia berkata, habislah masa depanku. Tapi 30 tahun kemudian, dia diakui sebagai pelopor musik abad ke-20 yang paling agung.

Begitu juga dengan Yesus, ketika di dunia.kata-kataNya tidak diterima oleh orang-orang Farisi yang berpikir: kami tahu Kitab Suci. Siapa gerangan Kau? Musa berkata, jangan minum darah. tapi Kau berkata: barangsiapa tidak minum darahKu, dia tidak beroleh hidup. Kau bidat! Dan karena ucapanNya itu. banyak orang meninggalkan Dia. Dari kurang lebih12.000 orang yang Dia beri makan (ini adalah perkiraan saya, kalau jumlah pria ada 5.000 orang, jumlah wanita mungkin 5.000 orang. anak-anak 2.000 orang) sisa 12 orang yang tinggal. Mengapa? Karena FirmanNya tidak mudah didengar. Tapi kata Petrus. aku akan terus mengikutMu, because You have the word ofthe etemal life. Jadi, cepat-cepat mendengar, tapi jangan sembarangan bereaksi. Karena Tuhan adalah Tuhanmu, Pemilikmu, Penciptamu, Penebusmu,Penguasa hidupmu. Ingat:man is not what he thinks. man is not what he eats.man is not what he gains. man is not what he behaves. man is not what he feels.man is what he reacts before God. 
Tuhan berfirman, Aku memanggilmu sepanjang hari, tapi kau mengabaikanKu (Yesaya 67), apa sebabnya? Reaksi manusia berada dibawah wrong; false freedom, maka dia memberikan wrong reaction to God. Mari kita belajar bagaimana berespon terhadap firman.

Tujuh alasan yang membuat manusia menolak firman Tuhan:

1. konsep firman Tuhan berbeda dengan konsepnya. 
2. kebudayaan mewariskan sistem pemikiran yang bertentangan dengan firman kepadanya. 
3. dosanya ditegur. 
4. diracuni oleh ideologi anti Kristen yang beredar di. masyarakat. 
5. kesalahan gereja Kalau ada majelis atau jemaat menggelapkan uang orang, orang yang dirugikan itu sebelum mendengar firman sudah memberontak. 
6. pengkhotbah yang sangat tidak masuk akal mengakibatkan pendengarnya melawan kekristenan. 
7. mata pencaharian seseorang yang tidak sesuai dengan firman ditegur, dia merasa tersinggung dan melawan. Alkitab mencatat: waktu Paulus menyerukan orang berpaling pada Allah yang sejati, para pembuat patung berhala merasa usahanya terusik. lalu bersatu untuk melawan,seru mereka: si pengacau dunia telah datang ke Efesus.

Kalau apa yang kau dengar adalah kebenaran;firman Tuhan, tapi kau melawannya, itu tandanya kau membenci kebenaran, kau berpihak pada musuh Tuhan. Itu berbahaya sekali. Maka Yakobus mengingatkan,cepat-cepat mendengar, lambat berkata-kata. lambat marah. Seorang yang marah untuk menyatakan dirinya benar, tak mungkin menilai apa yang didengarnya secara obyektif.

Saat Imam Besar bertanya “apakah Kau Anak Allah?” sebenamya merupakan kesempatan baik untuk mempertemukan old traditional Jewish thought and new revelationary thought of Jesus Christ, tapi karena mereka sudah pandang kontradiktori itu sebagai ancaman bagi kebudayaanYahudi, mereka diperhadapkan pada alternatif: menyelamatkan kebudayaan Yahudi dan memusnahkan Yesus atau menerima Yesus Kristus dan memusnahkan kebudayaan Yahudi. Dan mereka memutuskan untuk mengenyahkan Yesus. Jadi, apa yang membuat mereka marah? Firman yang mereka dengar: kata Yesus, Aku menyatakan kebenaran padamu, itukah sebabnya kamu membunuhKu?

Cepat-cepat mendengar. pelan-pelan berkata-kata, pelan-pelan marah, karena reaksimu pada Tuhan adalah thecrucial moment, you should responsible in reacting to God’s word spoken to you.  Ay. 22. filsafat Tionghoa abad ke-20 punya satu pembahasan yang seru: mana yang lebih mudah: mengetahui atau melakukan? Dua-duanya susah — jawaban yang paling mudah. Tapi pertanyaannya: mana yang lebih mudah? Tergantung di dalam hal apa:mengerti secara rasional itu mudah. tapi mengerti lewat eksperimen tidaklah mudah. Mengerti secara teoritis itu gampang, tapi mengerti sampai tuntas perlu terjun menerjang bahaya. Jadi, what kind of understanding? To understand iseasy, but to apply is very difficult. Mana yang lebih gampang: mendengar atau mengerti? Ada satu kalimat penting yang mensinkronkan kedua-nya, yang Yesus ucapkan di Yoh.7:17, barangsiapa berniat menjalankan kehendak Allah, dia pasti akan mengerti.

Sungguh mengagumkan: hal yang diperdebatkan selama ratusan tahun dan belum bisa diselesaikan oleh filsafat Tionghoa diselesaikan oleh Yesus hanya dengan satu kalimat: jalankan dulu maka kau akan mengerti. Jadi, kalimat-kalimat di Alkitab kelihatannya sederhana, namun punya arti yang jauh lebih dalam dari semua sistem filsafat yang begitu rumit. Banyak orang ingin tahu kehendak Allah, tapi orang hanya mungkin mengerti kehendak Allah. kalau dia berniat sungguh-sungguh berjanji pada Tuhan: I want todo Your will. Maka, will  memang sangat berperan. Waktu saya berusia 20-an tahun, saya membaca tulisan Nieizsche “will to power”lalu saya berkata, I am the one, will to power, not you, yang saya inginkan bukan kuasa dunia yang sementara, melainkan kuasa Tuhan, untuk melakukan sesuatu yang kekal. Setiap orang Kristen harus punya will to power, karena Tuhan sudah berjanji: the Spirit will pour upon you, and you gain the power to be My witness from Jerusalem to the utmost part of the world.    Dr.Howard saat menjemput saya di bandar udara Adelaide berkata: berdoalah bagi kota di Australia Selatan, yang sempat dijuluki the city of churches, sekarang,banyak gedung gereja berubah menjadi kasino, walikotanya seorang homoseks. Siapa yang mau berkata, Tuhan, pakailah saya. Saya memang sibuk, tapi saya mau menerjunkan diri agar my will return to Your will?

Hanya ada satu rahasia untuk mengetahui kehendak Allah: betul-betul jujur, mau melakukan kehendakNya. Apa kesulitannya? Siapapun sanggup membayar bisa studi di sekolah teologi, tapi setelah punya pengetahuan tidak mau melakukan. Karena tidak dituntut. Baikkah kalau pebisnis besar punya pengertian teologia? Baik. Karena teologi bukan monopoli seminari.Tapi kalau setelah mereka tahu hanya mau menjadi pengeritik pendeta, merasa diri hebat dan menghina gereja Tuhan, itu adalah malapetaka.

Perhatikan: kau bukan hanya dituntut mendengar firman tapi juga melakukan firman. Saya membagi Firman ke beberapa lapisan: ada firman yang tidak bisa dilakukan, ada firman yang harus dilakukan,ada firman yang sulit dilakukan, tapi pada saat tertentu harus dilakukan dengan ketat. Contohnya doktrin Allah Tritunggal, sesudah kita dengar tentu tidak bisa kita lakukan, bukan? Tetapi semangat kerja sama antar Oknum Allah Tritunggal adalah dasar komunitas manusia. Bagian itu bisa kita jalankan. Jadi, bagian yang bisa dilakukan harus kita lakukan, bagian yang tidak bisa dilakukan, ya kita imani saja.

Untuk melakukan masih ada satu aspek:fighting, you apply it in your fighting spirit, fighting experience, spirit warfare for the Kingdom of God. Sebagai orang Kristen, saya tidak lebih darianda, tapi Tuhan memberi saya lebih banyak bakat, visi yang besar, itulah yang memacu saya untuk bekerja dan bekerja. Karena kepada yang diberi banyak akanTuhan tuntut banyak — prinsip adil di Alkitab. The Biblical justice isthe justice of responsibility, justice of quantity given. Sangat berbeda dengan konsep adil yang dibahas oleh Plato, filsafat Gerika atau semua pemikiran manusia biasa. Kita diberi banyak, karena kita dipercaya. Celakalah orang yang berkata saya tidak punya waktu sementara dia membuang begitu banyak waktu untuk hal lain! Biar kita jujur pada Tuhan, menata hidup kita kembali, agar bisa menggunakan anugerah Tuhan semaksimal mungkin, karena kita harus memperhitungkannya di hari penghakiman.

Firman punya fungsi mengoreksi moral, kalau kau sudah mendengar firman “hidupmu harus suci” tapi hidupmu tetap najis, apa yang Yakobus katakan di sini? Bagaikan orang yang melihat dirinya di depan cermin, lalu pergi, melupakan kekurangan yang dia temui di cermin. Kadang saya ingin bertanya, anda sudah mendengar khotbah di GRII 2 bulan. 2 tahun, 5 tahun,10 tahun:  berapa banyak kebiasaanmu, tabiatmu, sifatmu, keinginanmu yang jelek.... yang sudah kau buang? Kalau hidupmu terus diperbaharui, itu tandanya gereja ini diberkati Tuhan. Saya mengatakan pada para pendeta, gereja ini paling sedikit mengalami dua gejala yang tidak sehat: 1. jumlah pendeta semakin banyak tapi jumlah orang yang dibaptis semakin sedikit.  2. semakin banyak orang mendengar khotbah tapi semakin sedikit orang rela berkorban menjadi majelis. Untuk itu, kita perlu bertobat, minta pengampunan Tuhan. Itu sebabnya, saya minta semua orang berlutut di hadapan Tuhan, minta pengampunan dariNya, minta kuasaNya, minta pembaharuan. api roh yang baru. minta Tuhan bekerja di hati kita.

MENDENGAR DAN MELAKUKAN FIRMAN
Tetapi hendaklah kamu menjadi pelaku firmandan bukan hanya pendengar saja; sebab jika tidak demikian kamu menipu dirisendiri. Sebabjika seorang hanya mendengar firman saja dan tidak melakukannya, ia adalahseumpama seorang yang sedang mengamat-amati mukanya yang sebenarnya di depancermin. Baru saja ia memandang dirinya, ia sudah pergi atau ia segera lupa bagaimanarupanya. Tetapibarangsiapa meneliti hukum yang sempurna, yaitu hukum yang memerdekakan orang,dan ia bertekun di dalamnya, jadi bukan hanya mendengar untuk melupakannya,tetapi sungguh-sungguh melakukannya, ia akan berbahagia oleh perbuatannya”(Yakobus 1:22-25)

Bagian ini sama dengan bagian sebelum maupun sesudahnya, membahas sikap kita di hadapan Allah yang berfirman. Contoh Alkitab yang paling jelas: saat orang Israel di Sinai, Allah berfirman:basuhlah seluruh tubuhmu dengan air, tunggulah di kaki gunung. Allah mengunjungi mereka ditengah api dan suara nafiri, Musa seorang diri naik ke gunung, menerima firman yang Allah berikan lewat malaikat. Setiap hari Minggu kita mendengar firman,adakah kita memandangnya sebagai satu rutinitas, sampai-sampai pengkhotbah dan pendengar berani bermain-main?

Selama 47 1/2 tahun saya menyampaikan firmanTuhan, tak satu kalipun naik mimbar asal-asalan, karena konsep “man is whathe reacts before God, berhadapan dengan Tuhan Pemberi firman adalah suatu perkara yang begitu serius” sangat berpengaruh dalam hidup saya. Sejak kecil mama mendidik saya: saat orang berkata-kata, simaklah apa yang dia katakan.Apalagi kalau lawan bicaramu adalah orang tua, orang agung, orang bijaksana.Menyimak pembicaraannya sama dengan menyerap kristalisasi pengalamannya. Jikaterhadap manusia saja kita harus bersikap seperti itu, apalagi terhadap Allah.

Saat kita mendengar firman Tuhan, kita harus bisa membedakan apakah pengkhotbah hanya menyampaikan pengetahuan yang rendah nilainya atau menyampaikan intisari berita yang tinggi nilainya. Yang membedakan pengetahuan dan berita adalah: pengetahuan hanya mengisi otak,berita mengandung perintah, desakan, tuntutan Tuhan untuk mengubah hidupmu. Whatis our reaction before the speaking God? Di usia 20-an, saya pernahmenerima satu pelajaran: setelah saya melakukan satu kesalahan yang seharusnyatidak saya lakukan, saya menceritakannya pada seorang dosen berkebangsaan NewZeland. Dia memendang saya dengan penuh prihatin sambil berkata, I’vetold you already

Karena dia memang pernah memperingatkan saya, tetapi saya tetap melakukannya. Meski dia tidak memarahi saya, tapi air mukanya dan kalimatnya cukup membekas di hati saya. Bisakah saya tidak melakukan kesalahan;tidak mengulang kesalahan yang pernah saya lakukan? Bisa, tapi mengapa kita selalu mengulang-ulangnya? Jawabnya hanya satu: sudah mendengar tapi tidak memperhatikan, sudah diperingatkan tapi mengabaikannya.

Orang yang menyimpan firman di hatinya selalu mengoreksi diri, hidupnya pasti berbeda dengan mereka yang mendengartapi menganggapnya sebagai angin lalu. Saya yakin, waktu Adam memberitahu keduaanaknya tentang pengalaman pahitnya “karena aku mengabaikan firman Tuhan, makaaku….” Hawa ada disana, kedua anak mereka: Kain dan 

Habel juga disana, diamengakhiri kisahnya dengan “setelah berdosa, aku menemukan diriku telanjang,aku malu, tak seorangpun bisa mengembalikan keadaanku seperti saat sebelum aku berdosa, sampai Tuhan mengenakan pakaian kulit menutup tubuhku, barulah akusadar, karena dosaku, ada binatang yang mati menggantikanku. Itulahsatu-satunya solusi untuk menudungi dosaku”. Kain mendengar sambil menoleh kekanan dan ke kiri, tidak memperhatikan apa yang dikatakan ayahnya, Habel mendengar sambil menyimpan dalam hatinya. Setelah mereka dewasa , respon merekapun berbeda: Kain memberi korban kepada Tuhan dengan asal-asalan. 

Maka korbannya tidak Tuhan terima. Tapi Habel, karena dia mendengar, dia tahu denganjelas, maka dia memilih seekor domba jantan yang sulung, yang sehat untukdipersembahkan kepada Tuhan. Tuhan menerimanya. Saat Kain mengetahui hal itu,dia mulai iri, benci. Perhatikan; orang yang tidak diperkenan oleh Tuhan, bukancari tahu penyebabnya malah timbul rasa iri; mengapa Tuhan memperkenan dia,tetapi tidak memperkenanku. Alkitab mencatat: marahlah Kain. Tuhan berfirman,jika kelakuanmu baik, tidakkah korbanmu Ku terima? Jika kelakuanmu tidak baik,dengarlah, dosa sedang mengintaimu di ambang pintu., kau harus menaklukkan dia,bukan ditaklukkan olehnya. Inilah kali pertama dalam sejarah, dosa digambarkan sebagai sesuatu yang berpribadi (sebutan teologisnya: personified sin).

Catatan Alkitab yang paling jelas ada di Roma 5-8. Perhatikan: dosa bukan hanya merupakan satu tindakan pelanggaran hukum, melainkan satu kuasa yang akan memaksamu takluk kepadanya dan menerima akibatnya: maut.  Mengapa dosa perlu dipersonifikasi? Membuatmu mengerti, dirimu bukanlahpenguasa melainkan budak dari kelakuan jahatmu; salahmu. Dari mana kita tahu Roma 5-8 mempersonifikasikan dosa? Istilah dosa disana bukan plural form melainkan singular form: hamartia. Apa maksudnya? Dosa, dosa, dosa…..yang manusia perbuat hanyalah kelakuan, tapi kuasa dosa bagaikan satu pribadi yang ada di dalam dirimu, siap membelenggu bahkan menelanmu. Reaksi Kain terhadapTuhan yang berfirman padanya salah. 

Mungkin kau berdalih, Alkitab tidak menulis saat Adam menceritakan pengalaman pahitnya pada anak-anaknya, mereka memberikan tanggapan yang berbeda. Memang itu adalah khayalan saya, tapi prinsipnya ada diseluruh Kitab Suci: dosa bukan hanya mengacu pada hal yang kau perbuat dengan tangan kakimu, karena tangan kakimu hanya sebagai sarana. Sebelum tangan kakimu beraksi, pikiranmu sudah memikirkannya, bahkan sebelum kau memikirkan, sudahada niat di hatimu. Kata Yesus, saat kau memandang seorang perempuan (istilahyang Dia pakai mengacu pada wanita yang sudah menikah) dengan berahi, kau sudahberzinah dengannya. Maka etika Kristen adalah etika motivasi, bukan etikakelakuan eksternal. Kata Amsal, peliharalah hatimu lebih dari pada memelihara apapun,karena buah seumur hidupmu muncul dari sana.

Mari kita berpaling, mengamati sedini mungkin: what is my reaction, respon toward the speaking God. Karenakita once evangelized, the rest of our whole life, listen to the wordof God. Allah akan terus menerus memberimu pengetahuan yang berlimpah,lebih limpah dari perkiraanmu. Setelah mendengar firman, reaksi apa yang harus kita berikan? Cepat-cepat mendengar, lambat berbicara, lambat marah. Kadang karena satu kalimat penting yang kita tangkap, hidup kita langsung berubah,tidak lagi mengulang kesalahan yang biasa kita lakukan. Saya membiasakan diri,baik saat membaca atau mendengar sesuatu, saya memperhatikan kalimat yangpaling penting, dari sanalah saya berbenah diri. Kebiasaan ini mendatangkan berkat yang luar biasa besar.

Sekarang kita akan meninjau tahap-tahap yangada dari mendengar sampai melakukan:
1.rindu untuk mendengar, mendengar dengan teliti, dengan rendah hati.
2.simpan di hatimu. Injil Lukasmencatat, ibu dan ayah Yesus secara jasmani mencari Dia, karena saat mereka pulang dari Yerusalem, mereka tidak menemukan Dia, akhirnya mereka menemukan Dia di Bait Allah. Kata mereka: mengapa Kau masih disini, tahukah Kau kami mencariMu dengan susah payah? JawabNya, tidakkah kamu tahu Aku harus selalu berdiam di rumah BapaKu? Sepintas kedengarannya kurang sopan, tapi sebenarnya, Dia sedang mengoreksi mereka: kamu pikir. Aku telah menyusahkan kamu? Justruterbalik, kamulah yang tidak tahu, Aku harus selalu berdiam di rumah BapaKu.Setelah Dia berkata seperti itu, Alkitab mencatat, mereka menyimpan kata-kataNya di hati dan terus merenungkan. Inilah sikap yang benar: Tuhansudah berfirman, jangan melawan, simpanlah di hati dan renungkan: God, why Youspeak like that to me? Why Your concept is so different from my concept?Mengapa? Karena berkesempatan mendengar firman pun sudah merupakan satuanugerah.
3.beriman pada firman yang kita dengar dan kita simpan di hati, to be submissive; obedience, willing to say yesto the Lord.Kadang Tuhan mengizinkan kita berbantah-bantah denganNya atau melawan Dia, tapikitalah yang rugi. Suatu malam, saya menyaksikan di discovery channel,tentang cara orang menjinakkan gajah: mereka membujuknya ke suatu tempat,membius dia, mengikat kakinya dengan rantai. Waktu si gajah siuman, diameronta-ronta sampai darahnya bercucuran. Karena dia pikir dengan meronta-rontadia bisa lepas. Ternyata manusia yang mengerti ilmu fisika, tahu memakai rantaiyang sebesar apa untuk mengikat gajah yang sekian berat tubuhnya. Tayangan yangberdurasi kira-kira 4 menit itu membuat saya menyadari: Tuhan, itulah keadaanku dulu: tak mau taat pada panggilanMu, tidak mau studi di sekolah teologia.Sampai Tuhan memukul saya dengan pukulan yang amat berat: menderita penyakit yang tidak saya ketahui, setiap minggu dua kali tulang sumsum saya perlu disuntik obat sebanyak 20cc, Tuhan menghampiri saya sambil berkata”sekarangmaukah kau taat?” “ya”. Jadi, setelah diberi disiplin baru mau taat. Mari kitabersikap taat, merendahkan diri: Tuhan, melt me, shake me,. Memanguntuk menerima pembentukkan dari Tuhan tidaklah mudah, perlu waktu yangpanjang. Ingat: saat Tuhan mencipta langit dan bumi, Dia hanya perlu mengatakan: “ada….., maka terjadilah”. Tapi untuk membentuk ulang kita, Diamengutus Yesus mati disalib. Mengirim Roh Kudus menggerakkan hati, dengan ta nganNya Dia mencambuk, mendisiplin kita, agar kita berpaling kepadaNya. Apasebabnya? Man is not merely a small universe, man is the most preciousthing in the light of God.
4. beriman padaNya, melaksanakan,merealisasikan firmanNya. Orang yang mendengar firman, mengerti firman,merenungkan firman, percaya firman, belum terbukti rohaninya, sampai diamelakukan firman, barulah nampak sampai dimana rohaninya. Yourspirituality is not depend on how much you know, you think, you speak, but howmuch you have done. Mengapa kita perlu menekankan doktrin begitu rupa?Karena doktrin adalah dasar. Tapi kita tidak hanya menekankan doktrin, kita juga perlu melihat apakah kelakuannya seimbang dengan apa yang dia percaya?Itulah point yang ditekankan oleh Yakobus: mengaitkan kewajiban kita—melakukan firman dengan iman sejati yang menjadi sumber dan dasarnya.

Mungkinkah kita melakukan setiap firman? Tidak mungkin dan tidak perlu.Misalnya waktu kita mendengar khotbah tentang keadaan di sorga sana, tentang Kristus yang mempunyai dwi sifat; sifat ilahi dan sifat manusia, mana mungkin kita menerapkannya? Tapi saat kita mendengar khotbah tentang kesucian Allah,cinta kasih, tanggung jawab kita sebagai orang Kristen…… itulah kewajiban kitasehari-hari. Maka kata Yakobus: jangan hanya menjadi pendengar firman, tapijuga pelaku firman.

Seorang ayah berkata kepada tujuh oranganaknya, dia bertanya: siapa yang paling cinta papa? Semuanya berebut menjawab:saya, saya, saya…..lanjutnya: di tanganku ada sepucuk surat yang harus dikirim,siapa yang mau menolongku mengirimnya? Jawabannya berbeda-beda “pa, besok akuada ulangan…” “Pa, aku sedang mengerjakan PR….””Pa, sekarang sedang hujanderas” Memang saat itu sedang turun hujan deras yang disertai petir. 

Tapi kata anak bungsunya “pa, aku saja yang pergi” dia yang baru berusia 7 tahun itumengambil surat yang ada di tangan papanya dan pergi. Tidak sampai 20 langkah,papanya memanggilnya dengan cucuran air mata “ anakku, pulanglah, Papa hanyamenguji kalian, sekarang aku tahu, kaulah yang paling cinta aku. 

Meski kau adalah anak bungsu, tapi kau tidak menghiraukan rintangan apapun, mau melakukanapa yang ku inginkan.
Jangan hanya menjadi pendengar firman,jadilah pelaku firman. Karena orang yang hanya mendengar firman sama dengan orang yang berdiri di depan cermin. Waktu kau melihat cermin, apa yang kauinginkan? Tahu bagian mana yang masih kotor, yang kurang rapi. Begitu juga setelah kau mendengar khotbah, kau menemukan kesalahanmu, bukan malah memarahi pendetanya. 

Saya tidak setuju pendeta yang selalu mengkhotbahkan kesalahan orang, karena mimbar bukanlah tempat untuk menyerang orang. Tapi mimbar yang betul-betul memberitakan firman, ketika ada orang yang merasa ditegur, ituberarti fungsi cermin sudah tercapai.

Ulang: saya minta anda dengan amat sangat untuk introspeksi diri: setelah mendengar sekian banyak khotbah, whathad you been changed in your life, in your behaviour, in your need, in yourthinking, in your personality, in your deeds? Apakah orang yang sifatnya keras, setelah menjadi Kristen harus berubah menjadi lembut? Tak perlu. Hanya saja arahnya berbeda, dulu dia keras terhadap Tuhan, sekarang dia keras terhadap hantu. Dulu dia banyak bicara, setelah menjadi Kristen, dia banyak membicarakan Injil. Jangan hanya berubah secara fenomena saja, melainkan berubah secara esensi, arah, dasar, obyek. 

Paulus berubah, Yohanes berubah,dari orang yang dijuluki halilintar menjadi rasul yang penuh cinta kasih, yang selalu berbicara tentang kasih; barangsiapa hidup di dalam kasih, dia hidup didalam Allah. Karena Allah itu kasih adanya.

Orang yang sesudah bercermin lalu pergi,melupakan apa yang baru saja dia lihat di cermin, sama dengan orang yang sibuk melakukan banyak hal, tapi tidak mengoreksi diri. Padahal correctingyourself, renewing yourself adalah tugas yang harus kita jalankan setelah kita mendengar firman Tuhan. 

Orang Puritan menggarisi ayat-ayat perintah Tuhan, janji Tuhan untuk hari depannya….dengan warna yang berbeda-beda. Lalu setiap kali menemukan perintah Tuhan, dia mengintrospeksi diri: apakah aku sudah melakukannya? Setiap kali menemukan janji Tuhan, dia bertanya pada diri sendiri: sudahkah aku menerimanya? Dengan cara itu mereka purifyingthemselves, melalui hidup yang suci, yang sesuai dengan Alkitab. Karenamereka menjadikan Alkitab sebagai pedoman, patokan, tuntutan, kebenaran yang memperkaya hidup mereka.

Ayat 25, satu-satunya ayat yang berbicara tentang: hukum yang memerdekakan orang. Ayat ini mengajak kita mengamati dua sifat dari hukum Tuhan: sempurna dan memerdekakan. Mengapa hukum Tuhan disebut sempurna? Karena apa yang Tuhan inginkan kita ketahui, tidak ada yang tidak tertulis di Alkitab; nothing else, sudah complete. Tidak ada kitab yang lebih sempurna dari Kitab Suci; dari awal dunia dicipta sampai dunia berakhir, prinsip-prinsip tentang kesucian, keadilan , kebenaran, cinta kasih,kebajikan…semuanya ada disana.

Waktu kecil, di zaman Jepang, hidup kami susah, mama dengan susah payah menjahit untuk membesarkan kami berdelapan.Sebelum kami meninggalkan Tiongkok, saya  sering melihat mama membawa bungkusan-bungkusan. Saya tanyakan kepadanya “apa yang mama bawa? “beras, minyak, gula” “untuk apa””Banyak orang yang lebih miskin dari kita” Berapa bulan setelah dia meninggal, ada saja orang-orang datang ke rumah, mau mengembalikan uang yang dipinjamkan oleh mama. Barulah kami tahu, uang yang setiap bulan kami berikan padanya, dia bukan pakai untuk dirinya, melainkan untuk membantu orang yang membutuhkan. Jadi, mama bukan hanya seorang pendengar firman, tetapi juga pelaku firman. Kau akan diberkati, kalau kau menjalankan firman yang kau dengar. Kiranya Tuhan berfirman kepada kita.

DR.Stephen Tong.
Source : https://teologiareformed.blogspot.com/2018/07/mendengar-dan-melakukan-firman.html#

Sunday, January 27, 2019

Gentleman and Small Man

Gentleman and Small Man
Gentleman and Small Man (Bagian 1)

Kongfuzu tidak membagi manusia ke dalam kategori orang berdosa dan orang benar, melainkan君子 dan 小人(‘jun zi’dan ‘xiao ren’), gentleman and small man. A gentleman has a great personality, bertanggung jawab atas semua tindakannya, benar-benar menjalankan kebajikan yang dia ketahui. Sementara xiao ren atau little man, selalu bertindak sembunyi-sembunyi, tak pernah mau berterus terang.

Setelah kita mempelajari semuanya, barulah kita merasa malu karena kita yang mengaku bahwa ajaran Kristen melampaui semua filsafat, karakter kita kalah dengan mereka yang hanya menerima wahyu umum. Ajaran Kongfuzu bukanlah wahyu umum tetapi hanya merupakan man’s response towards God’s general revelation. Maka tak heran kalau ada pertentangan antara filsafat Kongfuzu dan Alkitab. Tapi setidaknya kita tahu bahwa Kongfuzu tidak hanya mengajar satu ide karena dia sendiri juga menjalankannya. Kejujuran inilah yang membuat dia menjadi begitu agung dan dihormati oleh banyak orang. Saya berharap dia diterima oleh Tuhan. Adakah Alkitab menyinggung keselamatan untuk orang-orang yang seperti dia? Dalam Kisah Para Rasul 10, komentar Petrus setelah menyaksikan peristiwa yang terjadi di rumah Kornelius: “Ternyata orang yang takut Tuhan dan menjalankan kebenaran, diperkenan oleh Tuhan.” Tentu bukan maksud saya mengatakan bahwa orang-orang seperti Kornelius dapat menerima keselamatan secara otomatis, tapi kepada orang-orang seperti itulah Petrus diutus memberitakan Injil Yesus Kristus agar mereka diselamatkan. Dan sebenarnya, sebelum Petrus ke sana, kebajikan mereka sudah Tuhan perkenan.

Dalam ajaran Kongfuzu terdapat banyak istilah “jun zi”. Ada yang dia ajarkan dan ada yang didefinisikan oleh murid-muridnya. Kita hanya membahas ajaran Kongfuzu sendiri.

1. jun zi yu yu yi, xiao ren yu yu li; 君子喻於義,小人喻於利;seorang gentleman, meski merugi tetap memperjuangkan kebenaran dan keadilan. Tapi small man, hanya mengutamakan profit. Memang, zhe shi jie li hai zhe gai shi fei; 這世界利害遮蓋是非; dunia kita mengedepankan untung-rugi, bahkan mengizinkan untung-rugi menudungi benar-tidak benar, maka orang yang sebelum berkawan dengan orang lain sudah mempertimbangkan untung-ruginya dulu, suka dekat dengan orang-orang yang menurut dia bakal mendatangkan banyak keuntungan baginya, tak peduli terhadap banyaknya kesalahan yang telah mereka perbuat, dia adalah xiao ren, little man. Itu sebabnya saya mengharapkan semua hamba Tuhan, majelis, penatua, setiap orang Kristen mengerti ajaran Kongfuzu, agar kita menjadi orang Kristen yang lebih bertanggung jawab. Yesus berkata, “Jika kebenaranmu tak melebihi kebenaran orang Farisi, engkau tak dapat masuk ke dalam Kerajaan Sorga.” Itu sebabnya orang Kristen perlu introspeksi diri: apa yang menjadi titik fokus kita dalam segala hal yang kita lakukan, profit atau kebenaran?

2. jun zi shang da, xiao ren xia da; 君子上達,小人下達;gentlemen selalu berjuang untuk lebih maju, bagai mendayung perahu ke tempat yang lebih tinggi, begitu susah payah, menguras semua tenaga yang ada. Tapi small man hanya memikirkan hal-hal yang remeh sampai-sampai mau merendahkan martabat dirinya, tak segan melakukan hal-hal yang tidak beres. Ya, saat meluncur ke bawah memang terasa enak dan mudah. Suatu kali, Henry Alfred Kissinger berkata kepada Zhou En Lai: “Prime Minister Zhou, may I ask you a question?” “Yes” “Mengapa saat orang Tionghoa berjalan, selalu membungkuk, tidak seperti orang Amerika, berjalan dengan tegak, gagah?” Zhou En Lai yang sangat pintar menjawabnya: “Karena orang Tionghoa sedang mendaki gunung, sementara kalian, turun gunung”. Itulah kepiawaiannya menghadapi situasi yang genting, dapat menjawab dengan tepat, maka Kissinger sangat menghormati dia dan memandangnya sebagai high class politician. Bahkan Mao Ze Dong meski pernah beberapa kali mencoba untuk mendongkel dia, tetap tidak berhasil. Apa sebabnya? Karena dia memilih untuk menjadi second man, tidak pernah membuat atasannya merasa terancam. Tidak melakukan apa yang terdapat di peribahasa Tionghoa ‘gong gao zhen zhu’(功高震主) karena sangat berjasa tuannya pun dibuatnya gentar’. Maka orang menjulukinya bu dao weng (不倒翁), boneka yang bagian bawahnya bulat, kalau didorong akan bergoyang ke kanan dan ke kiri beberapa kali lalu tegak kembali. Suatu kali saat dia berkunjung ke Rusia, Kruschev menyatakan ketidaksenangan terhadapnya dengan mengeluarkan ingus di sapu tangan dan memasukkannya ke saku. Zhou En Lai juga ikut-ikutan membuang ingus di sapu tangan lalu membuangnya. Maksudnya, kau merasa tidak senang tapi masih menyimpannya, sementara aku, kalau tak senang, ya dibuang saja.

3. jun zi you san wei; 君子有三畏; gentleman takut akan tiga perkara: 1. wei tian ming (畏天命) takut pada mandat sorga, tak berani tak menjalankannya atau menunda-nundanya; 2. wei da ren (畏大人) takut pada pembesar; 3. wei sheng ren zhi yan (畏聖人之言) takut pada perkataan orang suci. Kalau menggunakan versi kita: 'jalankan Firman Tuhan, taati kebijaksanaan orang-orang yang berpengalaman dan kata-kata nabi.'

4. jun zi qiu zhu ji; 君子求諸己;A gentleman demands from himself; gentleman selalu menuntut diri begitu rupa, menunaikan semua tugas dengan baik. Xiao ren qiu zhu ren; 小人求諸人;small man only demands from others; small man selalu menuntut dan mempersalahkan orang lain. Jadi, orang yang selalu menuntut, mendisiplin, mengintrospeksi diri adalah gentleman, dan orang yang hanya tahu menuntut orang lain, dirinya sendiri tak melakukan apapun adalah small man. Mirip dengan teguran Yesus Kristus kepada orang Farisi yang terus menyuruh orang melakukan ini dan itu tapi dirinya sendiri tak melakukan apapun. Tapi waktu engkau membandingkan statement Kongfuzu yang mirip dengan statement Yesus Kristus, misalnya ajaran Kongfuzu: ‘Apa yang tak kau inginkan, jangan kau lakukan pada orang lain’, sementara ajaran Yesus Kristus: ‘Kau ingin diperlakukan seperti apa, lakukan itu pada orang lain’, maka engkau akan menemukan mana yang aktif. Ajaran Yesus menuntut kita untuk rela berkorban – dinamis; melakukan dulu apa yang engkau inginkan. Maka masyarakat yang mengadopsi ajaran Kristen selalu dinamis dan punya inisiatif, sementara masyarakat yang menganut ajaran Kongfuzu ‘Engkau tak menggangguku, aku juga tak mengganggumu’ – cenderung pasif, statis.

5. jun zi bu qi; 君子不器;gentleman tak seperti bejana yang hanya punya satu fungsi. Misalnya gelas hanya dipakai untuk minum. Gentleman harus belajar sebanyak mungkin sehingga hidupnya dapat berguna bagi banyak hal. Itulah yang membedakan orang Tionghoa dan orang Barat. Orang Tionghoa jarang sekali yang jadi specialist, mayoritasnya generalist, bisa ini, bisa itu, tapi tak ada yang mereka dalami. Sementara orang Barat, banyak yang jadi specialist, khusus meneliti satu hal sampai mendalam, bagaimana dengan hal-hal lain? Tak tahu sama sekali. Saya punya sebuah buku yang saya beli 35 tahun silam, hanya judulnya saja sudah sangat menarik: ‘Between Japanese and Jewish’. Ayah dari penulisnya adalah orang Yahudi dan ibunya adalah orang Jepang, maka dia menyelidiki, membandingkan kebudayaan kedua orang tuanya dan menyimpulkan: orang Timur adalah generalist bukan specialist, sementara orang Barat, mayoritas adalah specialist bukan generalist. Dan Israel adalah satu-satunya bangsa yang menuntut untuk jadi generalist dulu baru mengkhususkan diri jadi specialist. Dengan begitu karyamu akan sangat mengejutkan. Jepang meniru falsafah ini tapi tertinggal jauh dari orang Yahudi. Sekarang sudah tak ada buku yang menyajikan studi banding antara Asia dan Barat. Sungguh sangat ironis, orang Indonesia yang punya kesempatan studi di Australia, Amerika, setelah pulang pemikirannya sudah Americanized, tak tahu akan ajaran Chinese dan Indonesia yang baik. Sebaliknya, orang yang memahami betul akan ajaran Chinese dan Indonesia tak pernah studi ke luar negeri, dan tak punya pemikiran global. Maka sebagai orang Kristen, selain mempelajari Alkitab juga perlu mempelajari pemikiran orang non-Kristen. Karena jun zi bu qi; a gentleman is so useful in so many aspects, because he learns so many things. Seorang anak dari Profesor saya mempelajari teknik pesawat, ironisnya setelah lulus tak pernah mendapatkan pekerjaan. Saya bertanya kepada ayahnya: “Mengapa bisa begitu?” “Dia studi teknik pesawat khusus bagian propeler dan begitu dia selesai studi, dunia tak lagi menggunakan pesawat propeler tapi menggunakan jet. Jadi meski dia memperoleh gelar, ilmu yang dia miliki tak pernah terpakai karena dia hanya menekuni satu bidang, tak tahu yang lain. Padahal arti dari istilah ‘Doktor’ di bahasa Mandarin adalah orang yang berpengetahuan luas, bukan hanya ahli dalam satu hal.

6. Jun zi zhou er bu bi, xiao ren bi er bu zhou; 君子周而不比,小人比而不周;gentleman menyatu dengan semua orang, bukan membentuk klik, kelompok eksklusif. Sebaliknya small man hanya berkumpul dengan orang-orang tertentu, tak mau tahu dengan yang lain. Jadi, gentleman memperhatikan masyarakat secara menyeluruh, utuh, sedangkan small man hanya mementingkan segelintir orang yang baik dengannya. Kadang-kadang di gereja juga terdapat orang-orang seperti ini, hanya mau bergaul dengan orang yang cocok dengannya. Kalau ditanya mengapa? Karena bicaranya klop, bisa diajak bicara dari hati ke hati. Itu bukan persekutuan melainkan geng. Bisakah kau berdiskusi dengan orang yang tidak cocok denganmu? Persatukan seluruhnya bukan hanya mementingkan segelintir orang yang cocok denganmu.

7. jun zi jin er bu zheng, qun er bu dang; 君子矜而不爭,群而不黨;gentleman mempersatukan seluruhnya dengan tegas, bukan untuk mencari muka atau menyenangkan segelintir orang melainkan sanggup berkerja sama dengan semua orang. Karena jun zi he er bu tong, xiao ren tong er bu he; 君子和而不同,小人同而不和; gentleman hidup rukun dengan semua orang tapi tak dapat menyetujui pendirian yang salah. Dengan kata lain, dia memegang teguh pendiriannya namun tetap menaruh hormat kepada orang yang pendiriannya berbeda dengannya dan hidup rukun bersamanya; to agree with disagreement. Sementara small man, menyetujui semua teori, bahkan teori yang tidak benar, kompromi. Tapi di saat lain dia bisa bertengkar dengan orang begitu rupa, tak menjaga keharmonisan di masyarakat.

8. Jun zi tai er bu jiao, xiao ren jiao er bu tai; 君子泰而不驕,小人驕而不泰;gentlemen sangat stabil dan tak sombong, sedangkan small man selalu meninggikan diri tapi jiwanya tak stabil. Jadi, orang yang agung tak menonjolkan diri, begitu stabil, mantap, dan tenang. Meski dalam bahaya juga tak panik. Sementara small man selalu ingin memamerkan kehebatan diri sendiri tapi waktu kesulitan tiba dia panik luar biasa, jiwanya tak stabil. Pernah terjadi di kota Xia Men, seorang yang baru belajar ilmu bela diri merasa diri hebat dan sering memukul orang. Suatu hari datang seorang wanita tua, menepuk dia sambil berkata: “Anak muda, jangan berlagak seperti itu.” Ia menjawab dengan geram: “Hai encim tua, kalau aku mau begini, kau mau apa?” Encim itu menepuk bahunya tiga kali sambil berkata: “Jangan!” “Kau tak usah ikut campur urusanku.” “Aku hanya menasihatimu,” lalu encim itu pergi. Setelah kejadian itu, pemuda itu mulai merasa tangannya sakit, hampir tak bisa digerakkan, dia bertanya pada orang, “Mengapa ya, tanganku sakit sekali?” “Apa kau terjatuh?” “Tidak” “Tertabrak?” “Tidak, hanya ditepuk oleh seorang encim tiga kali” “Encim yang mana?” “Yang kurus, yang....” “Wah celaka, ilmu bela dirinya hebat sekali, orang yang ditepuknya bisa-bisa jadi lumpuh.” “Jadi, apa yang harus kuperbuat?” Dia mulai panik. Itulah jiao er bu tai; merasa dirinya hebat tapi tak stabil. “Kau harus mencari dia, karena hanya dia yang bisa memulihkan tanganmu.” “Dimana dia tinggal?” “Di pegunungan yang jauh sekali.” “Tanganku begini sakit, mana mungkin aku ke sana?” “Apa boleh buat, kalau kau tak menemui dia, tanganmu akan cacat.” Maka dia terpaksa pergi ke sana dan syukur, si encim ada di sana, lalu katanya: “Encim, tolong aku, tanganku sakit sekali.” Si encim melirik dia lalu katanya: “Aku tak punya waktu.” “Tolong adakan waktu buatku.” Tapi dia biarkan pemuda itu menunggu berjam-jam, minta-minta ampun, baru ditanya: “Kau adalah pemuda yang suka memukuli orang, bukan?” “Ya.” “Apakah perbuatanmu itu bisa dibenarkan?” Dia pun berlutut pada encim tua itu sambil menangis, kata encim itu: “Berdiri,” lalu tangannya dipelintir, pemuda itu berteriak sejadi-jadinya karena kesakitan. “Sekarang kau tahu apa itu sakit? Aku perintahkan kau belajar bela diri dengan baik, tapi jangan sombong. Kalau kau berani sombong, kau berurusan denganku.” Sesudah itu, dia memberinya obat dan menyuruhnya pulang. Sejak hari itu, pemuda itu berubah, tak lagi jiao er bu tai melainkan tai er bu jiao.
Gentleman and Small Man (Bagian 2)

Kongfuzu tidak membagi manusia ke dalam kategori orang berdosa dan orang benar, melainkan君子, 小人 (jun zi dan xiao ren); gentleman and small man. A gentleman has a great personality, bertanggung jawab atas semua tindakannya, benar-benar menjalankan kebajikan yang dia ketahui. Sementara xiao ren (little man), selalu bertindak sembunyi-sembunyi, tak pernah mau berterus terang.

9. Jun zi na yu yan, er min yi xing;君子欲 於言,而敏於行;gentleman slow in talking but diligent in doing; gentlemantak fasih berkata-kata tetapi mengerjakan semua hal dengan rajin, gesit, teliti, dan sungguh-sungguh; dia lebih pandai menjalankan apa yang dia ketahui ketimbang menuturkan teorinya. Ada beberapa majelis kita kalau disuruh naik ke mimbar, ketakutan bukan main bahkan kabur. Tapi kalau disuruh bekerja, seberat apa pun dia dapat mengerjakannya dengan baik. Saya menyukai orang yang menjalankan tugasnya dengan setia, kalau disuruh berbicara tak mau. Dia berbeda dengan orang yang pandai berbicara tetapi tak mau mengerjakan apa-apa atau mengerjakan dengan ogah-ogahan.

Semua bahan kuliah ini, kalaupun kau tak ingat bahasa aslinya, paling tidak kau tahu artinya dan dapat kau pakai untuk mendidik anakmu. Karena tak banyak orang seagung Kongfuzu. Coba perhatikan orang Barat yang butuh ribuan tahun untuk mengumpulkan statement-statement agung yang diucapkan si A, si B. Tapi Kongfuzu seorang diri dalam masa hidupnya yang hanya 72,5 tahun menemukan, mengajarkan, dan menjalankan ajaran yang sangat penting ini. Semua kebijaksanaan termasuk kebijaksanaan orang non-Kristen berasal dari Tuhan, bukan? Jadi mari kita saring dan wariskan pada anak cucu kita. Ajar mereka untuk menjalankan dahulu, bukan komentar dahulu. Waktu saya duduk di kelas lima, seorang guru mengatakan, “Orang Jerman bekerja dan bekerja, tak banyak berbicara. Orang Inggris sambil bekerja sambil berbicara. Orang Tionghoa hanya berbicara tak mengerjakan apa-apa.” Statement itu saya kaji dan sadar bahwa apa yang dia katakan itu benar adanya.

10. Jun zi zhen er bu liang; 君子貞而不諒; gentleman boleh saja tak peduli pada hal-hal yang remeh, tapi dia tetap mempertahankan kebenaran dengan gigih. Orang yang selalu berkutat dalam hal-hal kecil mungkin semua barangnya rapi, bersih, tapi tak pernah memberi sumbangsih apa-apa pada dunia. Seorang gentleman mengutamakan perkara besar tanpa mau kompromi, tapi ada kalanya dia mengabaikan hal-hal kecil. Seringkali isteri tak tahan melihat suaminya yang tak peduli akan hal-hal kecil, maka dia selalu memperhatikan apakah kancing bajunya sudah terpasang semuanya, adakah rambutnya kurang rapi. Padahal orang-orang seperti Albert Einstein, dia mempersiapkan kuliahnya begitu rupa sehingga waktu bel masuk kelas berbunyi dia tak menemukan ikat pinggangnya, maka dia mengenakan dasi sebagai ikat pinggangnya lalu masuk kelas memberi kuliah tanpa peduli apa pandangan orang lain terhadap dirinya. Contoh lain: James Watt, penemu mesin uap, karena begitu asyik bekerja, waktu dia ingin merebus telur, ia malah memasukkan arloji sakunya ke dalam panci. Ketika dia mau memakan telur rebusnya baru dia tahu bahwa yang ada di dalam panci itu bukan telur melainkan arloji sakunya. Contoh lain: Thomas Edison, setelah melangsungkan pernikahan di gereja dia naik kereta kuda dan semua orang bertepuk tangan memberi selamat. Ketika kereta kuda yang dia tumpangi melewati laboratoriumnya dia berkata pada isterinya, “Tunggu sebentar ya...” lalu dia masuk dan diam di sana satu hari serta lupa untuk keluar. Kadang-kadang tokoh-tokoh besar tak peduli akan urusan yang remeh. Jadi jangan memandang kecerobohannya sebagai satu kesalahan besar karena gaya hidupnya adalah zhen er bu liang. Isteri Socrates sering masak dengan susah payah tapi ternyata suaminya tidak pulang untuk makan. Karena itu dia marah besar bahkan pernah melemparkan masakan ke wajah Socrates. Karena yang jadi perhatian Socrates adalah filsafat maka kalau dia bertemu dengan orang yang mau berdebat dengannya, meski harus berdebat dua tiga jam dia akan layani sampai lupa pulang untuk makan dan akhirnya isterinya mengamuk. Maka katanya, “A good wife makes a sweet home for you, a bad wife makes you a philosopher.” Contoh lain: John Wesley, menikah saat dia berusia 45 tahun, malam harinya dia menulis di buku harian: “Dulu aku pikir orang yang tidak menikah bisa melayani pekerjaan Tuhan dengan penuh konsentrasi, namun hari ini aku menyudahi pikiran itu dan menikah”. Tapi faktanya dia salah menikah karena ia menikahi janda yang buruk paras dan galak sekali. Setiap kali berselisih pandangan dengannya ia pasti pulang ke rumah orang tuanya. John Wesley sejak usia 20 tahun, dalam setiap tahun berkhotbah seribu kali dan dalam setiap hari berkhotbah tiga sesi. Dia lakukan itu selama 45 tahun, pergi ke sini ke sana bukan dengan naik pesawat melainkan dengan menunggang kuda. Suatu hari isterinya marah-marah dengannya, dan karena bosan dengan omelan isterinya, dia mengenakan pakaian lalu turun dari apartemennya, berdiri di tepi jalan dan menunggu dokar. Isterinya terus mengomel sampai akhirnya sadar mengapa sepi sekali, ternyata John Wesley sudah tidak di dalam rumah. Ia menengok ke bawah dan melihat suaminya berdiri di sana. Maka ia mengambil satu ember air lalu dituangnya ke bawah sehingga suaminya basah kuyup. Saat itu seorang kawan lewat di sana dan bertanya, “Apa yang terjadi denganmu, John?” “Biasa, sesudah halilintar disusul dengan hujan yang lebat,” jawabnya.

11. Jun zi tan dang dang, xiao ren chang qi qi; 君子坦蕩蕩,小人常戚戚; gentleman berhati lapang meski sedang susah dan memikul beban berat; tetap ceria dan tabah. Sementara xiao ren sepanjang hari terus menggerutu, murung, tak pernah puas. Kalau kau memberinya sesuatu dia selalu berkomentar kurang besar, kurang... Kalau tak diberi apa-apa kau dianggap pelit, serba salah. Maka mana yang lebih enak, jadi gentleman atau small man? Gentleman. Maka belajarlah saat jatuh sakit tidak mengeluh, tidak takut, atau khawatir. Saya sadar menjalani hidup seperti itu memang tak gampang, tapi terus belajar sampai berhasil menghadapi segala situasi hidup dengan tabah. Sebenarnya hari Minggu lalu waktu terbang ke Singapore, saya merasa sedikit khawatir karena minggu ini setelah pulang dari Taipei, keesokan paginya harus ke kedutaan, lalu sore sampai malam harus mengajar selama tujuh jam. Apa jadinya kalau saya mengantuk atau jatuh sakit padahal peserta yang mendaftar untuk ikut kelas ini begitu banyak. Puji Tuhan, kuliah ini berlangsung sampai besok malam dan Tuhan memberikan saya kekuatan. Selesai mengajar langsung pulang dan berbaring, tidur sebentar lalu bangun dan makan. Lelah tapi penuh sukacita karena bisa menjadi berkat bagi banyak orang. Jadi bukan bersungut-sungut melainkan mengatur sedemikian rupa agar tetap bisa bersyukur pada Tuhan, Amin?

12. Jun zi yi you qiong fu?zi re, jun zi gu qiong, xiao ren qiong se lan yi; 君子亦有窮乎? 子曰,君子固窮,小人窮斯濫矣;Seorang murid Kongfuzu bertanya, “Mungkinkah orang agung jatuh miskin?” Jawabnya, “Orang agung bisa saja jatuh miskin meski begitu dia akan tetap mempertahankan karakternya.” Berbeda dengan small man yang saat miskin karakternya akan hancur. Jadi di masa jaya small man mengumbar nafsu berahinya dalam perzinahan dan ketika menjadi miskin dia mencuri, menipu, melakukan segala kejahatan – moralnya hancur-hancuran. Jika begitu maka Paulus adalah seorang yang agung karena dia mengetahui bagaimana hidup dalam kelimpahan maupun kekurangan.

13. Jun zi cheng ren zhi mei; xiao ren fan shi; 君子成人之美。小人反是; gentleman always accomplish other’s goodness; makes others more perfect; gentleman menyempurnakan keindahan orang lain sementara small manterbalik, tak senang melihat orang lain sukses. Jadi kalau ada orang memberitahu rencananya yang agung dan minta pandapatmu, jangan iri dengannya tapi restui dia, kalau perlu bantulah dia. Memang ada orang yang berpikir, apa jadinya kalau aku membantunya dan nanti dia menjadi lebih hebat dariku? Tak jadi soal. Kalau Tuhan mengizinkan dia jadi hebat biar kehendak-Nya yang jadi. Orang agung menyempurnakan keindahan bagi orang lain, tetapi small mantidak cukup lapang dada untuk menyaksikan orang lain sukses. Kriteria inilah yang membuat kita dapat mengenali dengan mudah siapa itu small man. Tentu bukan untuk meniadakan dia melainkan mendoakan, menolong dia keluar dari belenggu dirinya dan menjadi orang yang agung. Yang terpenting adalah jadilah orang agung dan didiklah anakmu mengarah pada karakter yang agung.

Saya harap kalian belajar akan hal ini, saat mau mengerjakan sesuatu jangan pikirkan susahnya dahulu tapi pikirkan kemungkinannya dahulu. Hal ini memang mudah untuk diucapkan namun tidak mudah untuk dijalankan. Tapi usahakanlah setiap kali punya kesempatan untuk menolong orang, pikirkanlah ini: “If I can give contribution to help others, that is my privilege, I should thank God.” Dengan begitu kau akan terus-menerus menjadi berkat bagi orang lain. Ketahuilah saat orang menerima berkat melaluimu, kau juga akan mengalami sukacita yang tak mungkin dapat dibeli dengan uang karena kau yang begitu remeh masih Tuhan pakai jadi berkat bagi orang lain.

14. Jun zi bu ke xiao zhi er ke da shou ye; xiao ren bu ke da shou er ke xiao zhi ye;君子不可小知而可大受也; 小人不可大受而可小知也; a gentleman must not be evaluated from the small shorted because he can be trusted to do the great task; jangan terus memperhitungkan kelemahannya yang kecil, misalnya pelupa karena itu tidak fair, bukankah sudah terbukti bahwa ia sanggup mengerjakan tugas yang berat dengan tuntas? Menurut orang Tionghoa, barangsiapa lebih dulu datang mengadu dialah yang salah. Tentu kau pernah bertemu dengan orang yang setelah mendengar kau memuji si Anu hebat, langsung menimpali dengan: “Tapi tahukah kau, dia itu gini, gini, gini... bukan? Saya justru terbalik, kalau orang melapor orang ini begini, begitu, saya akan menimpali, “Tapi dia agung, sukses dalam hal ini, ini...” guna mengimbangi.

15a. Jun zi yi shi er nan yue ye; 君子易事而難說 (讀悅); gentleman is very easy to be served but very difficult to be pleased. Gentleman mudah untuk dilayani dan tidak menyusahkan orang, tidak minta untuk dilayani secara khusus – apa adanya, tapi sulit untuk membuat dia puas. Seorang tetangga saya di Malang menetapkan bahwa sayuran harus dipotong tak lebih dari 5 cm. Kalau lebih dia langsung komplain, “Apa kau berniat membuatku mati tersedak?” Maka nyonyanya susah sekali karena suaminya susah sekali dilayani, menuntut ini dan itu. Tapi kalau Anda melayani saya tentu merasa mudah karena makanan apapun (yang bisa dimakan) yang disajikan pasti saya makan, meski setiap hari saya harus pindah tempat tidur, ada tempat yang menyediakan bantal tebal, tempat lain menyediakan bantal tipis, di tempat ini harus bangun pagi buta, di tempat lain bisa bangun sedikit siang karena jadwal penerbangan yang berbeda-beda. Di bulan Januari, setiap minggu bagai hidup di empat musim, di Indonesia panas, di Taiwan dingin, saya dapat menyesuaikan diri dengan semua keadaan karena sudah terlatih untuk hidup sederhana. Itulah yang dimaksud dengan gentleman mudah dilayani. Tapi mengapa susah untuk membuat dia puas? Karena dia sangat idealis, punya tuntutan yang tinggi untuk karakter, pelayanan, dan tata krama. Apakah mudah untuk menyenangkan hati Tuhan? Tidak, tapi ketika Yesus inkarnasi, Ia mudah untuk dilayani. Jadi, apa yang Kongfuzu ajarkan sebenarnya sudah Yesus jalankan semuanya. Maka kalau kita membandingkan agama-agama, kita akan menemukan ada unsur-unsur penting yang mirip tapi Yesus Kristus tetaplah yang tertinggi. Karena Dia datang bukan untuk dilayani melainkan untuk melayani.

15b. Shuo zhi bu yi dao, bu shuo ye; 說之不以道,不說也;kecuali kebenaran tak ada hal lain yang dapat membuatnya senang atau puas. Jadi kalau kau ingin membuatnya senang dengan memberinya amplop yang isinya tebal, pasti ditolaknya karena dia hanya menginginkan kau melakukan hal yang benar. Maka jangan coba-coba menyenangkan dia dengan hal-hal yang bertentangan dengan kebenaran. Karena selain kebenaran tak ada hal yang dapat membuat gentleman senang. Ada seorang di Semarang, tadinya dia adalah penjudi yang selalu mujur karena setiap kali berjudi pasti menang, setiap kali ada penggerebekan dia tak ada di sana. Tapi akhirnya ia berhenti dan tak berjudi sama sekali, karena isterinya adalah orang yang agung. Setiap kali dia membawa pulang hasil judinya, berapa besar pun jumlahnya, isterinya tak mau mengambil barang sepeser. Karena dia lebih memilih makan nasi dengan garam, hidup susah, daripada makan enak dari hasil judi. Penolakan yang terus-menerus inilah yang membuat sang suami berpikir, meski orang menyebut aku penjudi yang untung tapi apa arti semua itu kalau isteriku sama sekali tak mau menyentuh uangku. Akhirnya dia mendengar Injil dan bertobat serta minta maaf pada isterinya. Dalam hal ini isterinya adalah seorang jun zi karena selain kebenaran tak ada hal lain yang dapat membuatnya senang. Jadi kalau kau asal menerima profit lalu merasa senang tanpa menanyakan dari mana datangnya profit itu, kau adalah xiao ren, small man. Apalagi kalau kau berani menipu, mencuri, menghalalkan segala cara demi memperoleh uang, maka kau adalah perampok halus. Seorang yang terkenal sekali dari Indonesia, beritanya masuk headline news di surat kabar Singapore karena dia memelihara seorang perempuan, memberinya ratusan ribu dolar untuk mencarikan perempuan-perempuan yang mau menjadi isteri mudanya. Padahal dia sudah punya banyak isteri di Indonesia. Karena perempuan itu tak berhasil memenuhi permintaannya maka dia marah dan minta perempuan itu mengembalikan uangnya. Perempuan yang sudah dia nodai itu pun mengadukan hal ini ke pengadilan, tapi karena dia berduit maka dia memenangkan perkara itu. Karena surat kabar membongkar kebobrokannya maka namanya menjadi busuk bukan kepalang. Si perempuan juga sama karena demi uang dia berani menghalalkan segala cara termasuk cara yang tidak benar.

15c. Ji qi shi ren ye, qi zhi; 及其使人也,器之;seorang gentleman dapat menggunakan orang seturut dengan bakat yang orang itu miliki. Maka waktu dia menemukan orang yang berbakat, dia akan mengangkat, membina, membuatnya jadi orang yang berguna. Lalu bagaimana pendapat Kongfuzu tentang small man? Xiao ren nan shi er yi shuo ye; 小人難事而易說也。說之雖不以道,說也;及其使人也,求備焉;small man susah untuk dilayani, minta ini minta itu tapi terus tak puas, tapi mudah dibuat senang. Tak perlu menggunakan kebenaran asal disodori perempuan untuk memuaskan berahinya atau diberi profit maka dia sudah senang. Bukan saja demikian, saat memakai orang juga menuntut orang untuk menuruti keinginannya seratus persen, susah dilayani.

Mari kita mengoreksi diri “Apakah aku termasuk gentleman or small man?” Dengan cara apa kau menyenangkan bosmu – perempuan atau kebenaran? Bosmu memujimu karena kau melakukan hal yang benar atau karena kau menyodorkan perempuan? Dunia bisnis memang sudah sangat bejat. Terlebih lima tahun silam, semua tamu luar negeri disodori pelacur agar mereka mau menandatangani kontrak dengannya. Xu Xiu Lan, seorang soloist Kristen di Hong Kong yang diundang menyanyi solo di KKR saya di Makau, waktu berada di atas feri mengatakan kepada saya, “Saya tak mau ke Indonesia.” “Mengapa?” “Negara macam apa itu, memeras perempuan. Semua bintang film luar negeri yang datang ke sana, begitu tiba paspornya ditahan, mau pulang pun tidak boleh kecuali mau tidur satu malam, bersetubuh dengan orang yang menahan paspornya. Saya adalah seorang Kristen tentu tak akan mau dipermalukan seperti ini.” Memang dunia sudah menjadi begitu bejat, banyak orang berani melakukan apa saja asal mendapatkan profit. Mereka bukan gentleman melainkan small man yang gampang dipuaskan.
Gentleman and Small Man (Bagian 3)

Kongfuzu tidak membagi manusia ke dalam kategori orang berdosa dan orang benar, melainkan君子, 小人(jun zi dan xiao ren); gentleman and small man. A gentleman has a great personality, bertanggungjawab atas semua tindakannya, benar-benar menjalankan kebajikan yang dia ketahui. Sementara xiao ren (little man), selalu bertindak sembunyi-sembunyi, tak pernah mau berterus terang.

16. Jun zi bo xue yi wen, yue zhi yi li; 君子博學於文,約之以禮;gentleman punya pengetahuan yang luas tapi membatasi penggunaannya dengan tata krama.

17. Jun zi huai de, xiao ren huai tu; 君子懷德,小人懷土;gentleman memperhatikan hukum dan moral; small manhanya menginginkan keuntungan remeh.

18. Jun zi huai xing, xiao ren huai hui; 君子懷刑,小人懷惠; hati gentleman takut akan hukuman, namun hati small man tertambat pada suap. Asal diberi sedikit uang, dia mau melakukan apa saja termasuk hal yang melanggar hukum. Karena gentleman takut dihukum, maka sebelum melakukan segalanya dia akan berpikir, “Apakah perbuatan ini bakal mendatangkan hukuman?” Karena itu dia tak bertindak semaunya. Tapi small man berbuat salah pun oke asal beroleh profit. Dia tak punya pendirian, tak dapat memilah-milah mana yang baik dan mana yang buruk.

Kongfuzu juga menyinggung soal ren; perikemanusiaan. Lima hal penting dalam ren: (i) gong; 恭; rendah hati, stabil dan betul-betul berkualitas, mengerjakan segalanya dengan penuh tanggung jawab; (ii) kuan; 寬; lapang dada, bijaksana, mau mengerti, mengampuni, dan menerima orang yang berbeda pendapat; (iii) xin; 信;sincere, honest, truthfulness; jujur, dapat dipercaya; (iv) min; 敏;gesit, tegas, diligent and responsible; (v) hui; 惠; bermurah hati kepada orang, suka memberkati, membawa berkat bagi orang lain. Kalau seseorang bisa melakukan lima prinsip ini, maka dia disebut punya perikemanusiaan yang cukup, berjiwa besar, dan murah hati. Seorang gentleman, terlebih seorang pemimpin, harus punya perikemanusiaan barulah dia bisa menjadi pemimpin yang berbobot dan betul-betul serius, berjiwa besar, jujur, dapat dipercaya, cakap dan rajin, murah hati, serta suka membahagiakan orang lain.

Murid-murid Kongfuzu juga menjabarkan istilah gentleman dan dibukukan. Kita akan membahas beberapa di antaranya. Suatu kali seorang muridnya yang bernama Zi Lu; 子路bertanya kepada Kongfuzu: “Jun zi shang yong hu; 君子尚勇乎; Guru, apakah seorang gentleman punya keberanian?” Jawab Kongfuzu: 19. Jun zi yi wei shang; 君子義爲上; gentleman mengutamakan keadilan. 20. Jun zi you yong er wu yi wei luan; 君子有勇而無義爲亂; gentlemanselain punya keberanian juga harus punya keadilan, dengan begitu dia tak akan mengacaukan segalanya. Sementara xiao ren you yong wu yi wei dao;小人有勇而無義爲盜; small man hanya punya keberanian tak punya keadilan, maka perbuatannya tak beda dengan perampok. Maksudnya adalah keberanian memang penting, tapi keberanian perlu diimbangi dengan keadilan. Saat mengajar Theologi Penginjilan, saya membandingkan dengan the perfect man, ideal man yang terdapat di filsafat Gerika, yang diwarisi dari dua buku yang sangat penting yaitu Iliad dan Odyssey, karangan seorang penyair buta yang bernama Homer. Dua buku itu mengisahkan peperangan yang terjadi di Troy. Selesai perang, mereka pulang ke Ithaca (sebuah pulau), rajanya bernama Ulysses (bahasa Gerika: Odyssey). Bagi orang Gerika, orang yang sempurna terbentuk dari empat unsur, yaitu: wisdom, righteousness, courage, dan temper (self-control), tak boleh kurang satu pun. Karena unsur pertamanya adalah kebijaksanaan, maka orang Gerika mencari kebijaksanaan, bahkan menyebut diri ‘The lover of wisdom’ (bahasa Gerika: philia artinya I love; dan sophia artinya wisdom) atau ‘philosopher’. Itu sebabnya filsafat Barat dimulai dari Gerika yang mencintai dan mencari kebijaksanaan. Setelah seseorang punya kebijaksanaan, maka dia harus punya keadilan; yi; dikaiosune. Karena semua hal yang tak adil bertentangan dengan kebijaksanaan. Sesudah punya keadilan harus punya keberanian. Perhatikan, orang Gerika meletakkan keberanian di belakang keadilan. Jadi, untuk apa seorang punya keberanian kalau ternyata keberaniannya hanya dipakai untuk membela hal yang tidak adil? Karena orang yang tidak mengimbangi keberanian dengan keadilan akan menimbulkan banyak kekacauan. Kongfuzu juga mengajarkan bahwa small man yang hanya punya keberanian, tak punya keadilan, tak beda dengan pencuri, bukan? Maka bagi Kongfuzu, seorang pemberani harus punya keadilan. Begitu juga ajaran Gerika, keadilan harus dipadukan dengan keberanian, bahkan harus diikat dengan temperance danself control agar tak menjadi liar. Surat-surat Paulus juga banyak menggunakan istilah temperance dan righteousness, tak banyak menggunakan istilah keberanian, karena baginya Christ is our wisdom. Kebijaksanaan bukan didapat dari ajaran filsafat melainkan pemberian Allah, dan keberanian harus diikat oleh kasih. Maka Alkitab jauh lebih tinggi dari semua ajaran filsafat. All things that have been thought by the culture leaders, when Bible discusses it, always in the superior level, because Bible tells us the eternal will of God. Begitu juga dengan empat unsur yang dianggap paling penting oleh filsafat Gerika ternyata hanya bersumber dari manusia - antroposentris. Ajaran di Alkitab, Allah menjadikan Kristus sebagai kebenaran, kebijaksanaan, penebusan, dan kesucian kita. Sementara di ajaran Gerika, kita tak menemukan kesucian, kasih, pengharapan, dan iman, mirip dengan ajaran Kongfuzu. Tapi ajaran Kongfuzutidak menjadikan keberanian sebagai hal yang terpenting, karena menurutnya, tanpa dibarengi keadilan, keberanian akan mendatangkan kekacauan, membuat small man mencuri.

Zi Gong, murid Kongfuzu yang terpenting pernah bertanya: “Jun zi yi you wu hu; 君子亦有惡乎; adakah sesuatu yang gentleman benci? satu pertanyaan yang bagus bukan? Karena gentleman sering dipandang sebagai orang yang sangat sempurna, adakah sesuatu yang dia benci? Zi ye, you wu. Wu cheng ren zhi e zhe, wu ju xia liu er shan shang zhe; 子曰,有惡。惡稱人之惡者,惡居下流而訕上者; jawab Kongfuzu: Ada. 21. Gentleman benci menyebarkan gosip yang menjelek-jelekkan orang lain; dia bukan membenci orangnya tapi hal-hal tak berguna seperti: mengejek orang lain di belakangnya atau menebar gosip. Bukan saja demikian, dia juga membenci bawahan yang suka memfitnah atasannya. Bukan saja demikian, 22. Gentleman juga membenci segala hal yang tak berguna dan masih saja dipertahankan begitu rupa.

Banyak ajaran Kongfuzu yang sangat agung tentang gentleman dan small man. Satu lagi: 23. Jun zi li yi xing zhi, sun yi chu zhi, xin yi cheng zhi, jun zi zai; 君子禮以行之,孫以出之,信以成之,君子哉; gentleman A. mengerjakan hal yang benar, adil; only do the righteous thing, tak akan melakukan sesuatu yang tak didasarkan atas kebenaran, keadilan. B. Menjalankan hal yang sesuai dengan tata-krama, peraturan yang adil dan benar. C. Mengatakan dan melakukan semua itu dengan rendah hati, karena gentleman selalu merasa dirinya masih saja kurang. D.Menyempurnakan apa yang dia katakan dan lakukan dengan kejujuran. Pernahkah kau mendengar orang Kristen yang saat bersaksi membangga-banggakan kenakalan masa lalunya? Saya rasa orang yang membanggakan kebobrokan pada masa lalunya tidak benar. Sejak umur belasan tahun, kalau saya mendengar orang yang saat bersaksi membanggakan kenakalan, kekurangajaran, dan dosa-dosa masa lalunya, saya rasa dia bukan sedang bersaksi melainkan sedang dipakai setan dan memberi nilai nol pada kesaksian macam itu. Suatu kali waktu seorang minta bersaksi di kebaktian saya, saya tolak karena saya rasa ada something wrong. Kesaksiannya yang membangga-banggakan kenakalan masa lalunya dan mengundang tawa audience itu sebenarnya sedang memuji kehebatan diri lebih dari memperkenalkan Kristus yang telah mengampuni dosanya. Maka kata Karl Barth: “Never mention sin except you mention it with the victory of Jesus Christ over your sin” jangan singgung dosamu kecuali kau barengi dengan menyinggung kuasa Tuhan Yesus yang sudah mengalahkan dosamu. Karena orang yang mengkisahkan dosanya menjadi sesuatu yang sangat menarik, dia sedang berdosa bahkan melakukan dosa double. Meski begitu, waktu kau melakukan sesuatu yang benar juga tak perlu kau bangga-banggakan dalam kesaksianmu. Kata Kongfuzu, “Jalankan semua hal dengan adil, benar, dan sopan. Utarakan apa yang kau kerjakan dengan sungguh-sungguh rendah hati, barulah kau disebut gentleman”.

Saya kira kalimat-kalimat ini sangat agung dan penting bagi kita sebagai orang Kristen. Karena ada kalanya kita yang berada di lingkungan Kristen tidak mementingkan pembentukan karakter. Bahkan ada banyak pendeta yang karakternya tak keruan. Mana mungkin dia membina karakter jemaatnya? Saat jemaat bersaksi, asal kesaksiannya disukai orang, menarik orang datang, persembahan bertambah banyak, dia sudah senang. Kita tidak boleh begitu, kita harus melakukan semuanya dengan baik, sejalan dengan firman Tuhan. Terlebih orang non-Kristen pun sudah punya ajaran yang begitu agung.

Saya akan menutup kuliah ini dengan kisah Madame Sousatzka, seorang guru piano yang tak banyak bicara dan sangat disiplin. Suatu kali dia mendapatkan seorang murid, pemuda berumur + 17 tahun yang berasal dari keluarga miskin tapi sangat tampan, genius, dan berbakat. Maka selain merasa senang sekali, dia juga sangat mencintai murid itu dan mendisiplinnya dengan ketat, membuatnya mencapai kemajuannya yang sangat pesat. Tapi kemudian terjadi satu masalah karena tujuan orang tuanya membiayai kursus piano anaknya adalah mengharapkan anaknya bisa cepat-cepat cari uang. Terlebih saat menyaksikan anaknya sudah begitu pintar main piano, tapi nyatanya si guru tak kunjung memberi kesempatan kepada anak mereka untuk mengadakan konser. Mereka mulai merasa jengkel terhadap guru anaknya, bahkan curiga kalau-kalau sang guru punya problem psikologikal: takut muridnya lebih terkenal darinya. Mereka bertingkah laku apa yang Kongfuzu gambarkan: yi xiao ren zhi xin du jun zi zhi fu; 以小人之心度君子之腹;menilai gentleman dengan hati small man. Sudah barang tentu guru itu tak tahu apa yang orang tua muridnya pikirkan. Dia tetap mendidik anak itu dengan ketat sambil berkata kepadanya: “Kau belum boleh tampil di konser.” “Sampai kapan?” “Pokoknya sekarang ini belum boleh”. Dan dia tak pernah memberitahu apa alasannya sehingga pemuda yang di mata orang sudah begitu hebat itu tidak boleh mengadakan konser. Memang jarang ada orang tua yang mengerti maksud hati guru. Kebanyakan orang tua hanya merasa guru ini menekan, menganiaya anak mereka, dan menaruh simpati pada si anak. Orang tua pemuda itu sangat jengkel dengan guru anaknya dan si guru juga merasa kecewa karena sebenarnya dia menaruh harapan besar pada si pemuda. Dia ingin menjadikannya pianis no. 1 yang menggemparkan dunia, tapi ternyata orang tua pemuda itu malah mencaci maki dirinya. Di luar pengetahuan gurunya, orang tua pemuda itu menandatangani kontrak dengan orang yang mau mengadakan konser bagi anak mereka. Karena orang itu pernah menyaksikan anak mereka dapat memainkan piano dengan sangat memukau dan merayunya: “Gurumu tidak baik, dia menghalangi masa depanmu. Ikut kami saja, maka kau akan punya masa depan yang gemilang, jadi pianis terkenal”. Karena puji rayunya, si pemuda lupa daratan dan setuju menandatangani kontrak memainkan concerto yang sulit sekali. Lalu orang itu membuat publikasi besar-besaran. Banyak orang tertarik untuk datang ke konser itu, tiketnya laku keras, inilah cara bisnis. 

BACA JUGA: KASIH: BUAH YANG TERLIHAT DARI KEHIDUPAN KRISTEN SEJATI

Pemuda itu membayangkan kalau saja guruku yang mengadakan konser bagiku, mana mungkin dia membuat publikasi yang begitu besar? Maka nama gurunya tak dicantumkan dalam publikasi itu. Memang, pemuda yang pintar selalu lupa akan gurunya. Apalagi saat dijanjikan menerima sekian puluh persen dari hasil penjualan tiket konsernya. Orang tuanya pun sempat berpikir, inilah saatnya kami mulai bisa menikmati hidup. Karena dulu sebagian besar penghasilan mereka dipakai untuk membiayai kursus piano anak mereka. Pemuda itu memberikan tiket yang paling mahal pada gurunya. Bukan menginginkan gurunya datang menonton, hanya ingin ‘menyadarkan’ gurunya: “Kau salah. Sekarang aku sudah punya hari depan”. Gurunya melihat tiket dan menangis. Kalau saja dia tahu gurunya menangis, pasti pikirnya: “Sekarang kau menyesal, bukan?” Manusia selalu begitu. Maka hari ini waktu kita membahas gentleman and small man, saya ingin kalian belajar sesuatu dari kisah yang penting ini. Saat hari ‘H’-nya, sebenarnya sang guru tak ingin menghadiri konser yang telah merusak rencana yang selama ini dia pendam dan tak diutarakan pada siapapun. Hari itu si murid mengenakan jas yang bagus. Dia memang pintar sekali main piano tapi tak punya pengalaman konser. Setelah dia memainkan movement pertama, orang bertepuk tangan riuh karena dia memang memainkan piano dengan begitu piawai. Sampai waktu dia mainkan movement terakhir, gurunya datang untuk menyaksikan bagaimana akhir dari konser itu. Tapi karena sudah terlambat dia bukan masuk dari pintu depan melainkan ke samping panggung dan melihat muridnya main dengan sangat bagus, tapi sampai di bagian yang terpenting, pemuda itu mendadak stop karena lupa. Sementara orkestra yang mengiringinya terus berjalan. Kesalahan yang sangat fatal. Pemuda itu mulai gelisah, ingin coba masuk tapi tak bisa. Audience mulai ngomel: “Konser apaan nih, masakan dia berhenti?” Sang guru sedih sekali, kenangan lamanya muncul. Ternyata, waktu dia muda, dia juga pernah mengalami hal yang sama. Seumur hidupnya tak bisa menjadi musikus; seumur hidupnya hancur hanya karena konser yang diadakan saat dirinya masih kurang matang. Maka dia memutuskan untuk melatih muridnya sampai matang, jadi pianis terbaik di dunia, tak mengulang pengalamannya yang buruk. Niatnya untuk membuat muridnya betul-betul sukses, tak mengulang kesalahannya adalah jiwa seorang gentleman. Sayang, si murid dan orang tuanya tak mengerti. Dan akhirnya pemuda itu berkeringat dingin, frustrasi, karena tak bisa melanjutkan permainannya. Konser itu bubar dengan caci makian penonton. Dan mulai hari itu, dia bukan saja tak mungkin lagi mengadakan konser apapun, bahkan malu bertemu dengan gurunya karena rencananya jadi musikus hancur berantakan. Maka jangan lupa, untuk menjadi orang agung perlu menunggu dengan tekun. Banyak orang yang gagal karena terbuai atau terlalu cepat puas akan keberhasilannya sesaat. Maka pesan saya: “A gentleman should wait, should be patient, because it takes time for you to be mature. Jangan terburu-buru”. Gentleman and Small Man.

Pdt. DR. Stephen Tong.


Tags