Latest News

Showing posts with label Keselamatan. Show all posts
Showing posts with label Keselamatan. Show all posts

Monday, July 20, 2020

JURUSELAMAT SATU-SATUNYA: YESUS KRISTUS


JURUSELAMAT SATU-SATUNYA: YESUS KRISTUS
JURUSELAMAT SATU-SATUNYA: YESUS KRISTUS

Injil Matius :
1:20 Tetapi ketika ia mempertimbangkan maksud itu, malaikat Tuhan nampak kepadanya dalam mimpi dan berkata: "Yusuf, anak Daud, janganlah engkau takut mengambil Maria sebagai isterimu, sebab anak yang di dalam kandungannya adalah dari Roh Kudus.

1:21 Ia akan melahirkan anak laki-laki dan engkau akan menamakan Dia Yesus, karena Dialah yang akan menyelamatkan umat-Nya dari dosa mereka."

1:22 Hal itu terjadi supaya genaplah yang difirmankan Tuhan oleh nabi:

1:23 "Sesungguhnya, anak dara itu akan mengandung dan melahirkan seorang anak laki-laki, dan mereka akan menamakan Dia Imanuel" -- yang berarti: Allah menyertai kita.


Matius 1:20-23 menyatakan bahwa “Allah menyertai kita”. Ayat-ayat ini merupakan ayat yang sangat penting, karena merupakan ayat-ayat yang mengikat dan menghubungkan Perjanjian Lama dengan Perjanjian Baru. Di sini diungkapkan bahwa Allah yang berjanji adalah Allah yang setia.Tuhan adalah Allah yang menggenapkan apa yang sudah dijanjikan-Nya dari zaman ke zaman. Allah sudah mengirim, mengutus, memberikan, dan menganugerahkan Juruselamat kepada umat manusia!

A). ROH KUDUS MEWAHYUKAN FIRMAN

Malaikat berkata kepada Yusuf, “Janganlah engkau takut (ragu-ragu) untuk mengambil Maria menjadi istrimu. Mungkin engkau ragu, mengapa belum menikah sudah hamil. Jika engkau beranggapan bahwa Maria sudsah mengandung anak haram, saya menegaskan bahwa tidaklah demikian, karena anak yang ada dalam kandungan Maria adalah dari Roh Kudus.” 

Saat ini banyak gereja yang mengerti pekerjaan Roh Kudus dengan tafsiran yang sembarangan dan salah. Orang yang berdoa dengan bergoyang-goyang dianggap hasil pekerjaan Roh Kudus. Alkitab belum pernah mengatakan dan memberikan prinsip satu kali pun bahwa orang yang dipenuhi Roh Kudus akan bergoyang tangannya, seperti seseorang yang terkena penyakit Parkinson. Dua pekerjaan Roh Kudus terbesar yang kita percayai – karena Alkitab menyatakannya – adalah: 1) Roh Kudus menurunkan Firman dari sorga ke bumi, sehingga manusia bisa mengerti Firman Allah yang tertulis dengan tepat; dan 2) Roh Kudus menaungi Maria sehingga mengandung dari Roh Kudus dan melahirkan Firman yang menjadi manusia. Ini berarti, Firman dari sorga datang ke bumi oleh perkerjaan Roh Kudus. Firman, Anak Allah menjadi Anak Manusia, juga adalah pekerjaan Roh Kudus.

Mengapa orang berani mengatakan bahwa kalau tidak bias berdoa seperti itu berarti tidak ada Roh Kudus? Mengapa orang berani mengatakan bahwa Stephen Tong tidak ada Roh Kudus atau Stephen Tong tidak percaya Roh Kudus. Kalimat-kalimat seperti itu sama sekali tidak alkitabiah dan tidak benar. Yang kita pelajari dan percayai dari Alkitab adalah bahwa Roh Kudus menurunkan Firman dari sorga, Roh Kudus bekerja untuk memberikan kepada manusia pengertian akan kebenaran. Roh Kudus bekerja supaya Anak Allah turun ke dalam dunia menjadi Juruselamat bagi umat-Nya.

Teologi Reformed mempunai ciri khas yang sangat penting, khususnya pengertian tentang Roh Kudus yang sesuai dengan pengajaran Alkitab, dari Perjanjian Lama hingga Perjanjian Baru. Yohanes Calvin(John Calvin/Jean Cauvin) adalah Bapa Calvinisme atau dasar Teologi Reformed. Seluruh bangunan Teologi Reformed mengacu pada cara pandang Calvin yang begitu tajam dan akurat mengerti Firman Tuhan (Alkitab). Dan ini juga sering kali diidentikkan (walaupun tidak selalu demikian) dengan bentuk pemerintahan Gereja Presbiterian. Yohanes Calvin adalah orang pertama di dalam sejarah Kekristenan yang dengan begitu jelas dan tegas melibatkan pengertian pekerjaan Roh Kudus berdasarkan pewahyuan Alkitab, bahwa pelaksanaan keselamatan di dalam diri manusia adalah tugas Roh Kudus. Sehingga orang Kristen bisa betul-betul percaya kepada Roh Kudus dan mengerti Roh Kudus dengan tepat, yang menjadikan orang Kristen bisa sungguh-sungguh mengenal Roh Kudus yang sesuai dengan Alkitab. Dengan perngertian yang lebih utuh, Teologi Reformed menjelaskan:

Allah Bapa menyediakan keselamatan
Allah Anak menggenapi keselamatan, dan
Allah Roh Kudus melaksanakan keselamatan.

Apa artinya? Sebelum Tuhan Yesus datang ke dalam dunia, Allah Bapa telah bernubuat dengan mulut-Nya sendiri, lalu dilanjutkan juga oleh para nabi. Hal ini disiapkan dan disediakan di sepanjang Perjanjian Lama. Untuk apa? Agar umat manusia mengetahui dan mengerti bahwa Allah menyediakan keselamatan bagi umat manusia. Jadi, apakah orang berdosa masih mempunyai pengharapan? Ya! Apakah orang berdosa masih mungkin diselamatkan? Mungkin! Orang berdosa masih bisa mendapatkan pengamnpunan dosa, tetapi dari siapa? Dari Allah. Allah Bapa menyediakan kemungkinan ini, AllahBapa juga memberikan pengharapan bagi manusia. Itu sebabnya, ia dengan perantaraan para nabi yang diurapi oleh Roh Kudus memberitahukan kepada manusia bahwa Yesus Kristus akan datang, Juruselamat itu akan disediakan bagi manusia. Juruselamat itu akan masuk ke dalam waktu, masuk ke dalam sejarah, dari sorga yang melampaui ruang dan waktu. Persiapan sebelum dunia dicipta, dan di dalam jangka periode Perjanjian Lama, sampai waktunya tiba.

Setelah saatnya genap dan waktunya tiba, maka Yesus lahir ke dalam dunia. Tugas yang paling penting dari kehadiran Krikstus di duni8a adalah menggenapi keselamatan yang sudah disediakan oleh Allah Bapa. Ketika Tuhan Yesus di kayu salib, Ia mengucapkan tujuh kalimat, dan kalimat keenam adalah: “Sudah genap (Sudah selesai)” (Yohanes 19:30). Dalam bahasa Yunani, perkataan “sudah genap” atau “sudah selesai” ini menggunakan satu kata, yaitu “tetelestai”, yang berarti sudah tergenapi dengan sempurna.Bukan sekedar selesai, tetapi selesai dengan tuntas dan semua tuntutan telah diselesaikan, tanpa ada yang tertinnggal. Sudah sempurna terselesaikan. Kristus sudah melunaskan semuanya. Apakah artinya?

Yesus tidak pernah berhutang uang. Jadi apakah Ia perlu membayar sesuatu? Ia juga tidak pernah mengikuti perlombaan lari, apakah yang sudah diselesaikan? Apakah itu berarti Yesus selama ini kurang sempurna, dan baru sempurna di kayu salib? Tidak demikian. Arti yang sesungguhnya, yaitu Yesus sudah menyelesaikan seluruh rencana keselamatan yang telah dipersiapkan Allah Bapa, dengan cara menggenapi penebusan di kayu salib. Kehadiran Kristus, seluruh perjalanan hidup-Nya di dunia, hingga kematian dan kebangkitan-Nya, menjadikan seluruh proses keselamatan digenapkan di dalam diri-Nya.

Setelah Tuhan Yesus menggenapkan keselamatan melalui penebusan dosa di kayu salib, dan kembali ke sorga, maka Allah Roh Kudus diutus datang ke dunia untuk melaksanakan keselamatan di dalam diri orang percaya. Inilah pekerjaan Allah Tritunggal.

Siapa yang mengatakan orang Reformed tidak percaya Roh Kudus? Justru orang Reformed yang mengajarkan pengajaran Roh Kudus yang sedemikian setia kepada Alkitab. Roh Kudus turun memenuhi orang percaya; Roh Kudus memberikan kekuatan kepada orang percaya untuk mengabarkan Injil; Roh Kudus yang mengutus rasul-rasul ke seluruh dunia; Roh Kudus memenuhi mereka dengan kuasa, dengan pengertian, dengan iman, dengan keberanian, dengan cinta kasih, dengan kekuatan dan karunia rohani untuk pergi ke seluruh dunia memberitakan Injil dan mengajarkanb kebenaran Firman Tuhan.

Dan pada saat memberitakan Injil, mereka berkhotbah tentang Yesus Kristus. Pada saat yang sama Roh Kudus memenuhi orang yangmendengarkan dan taat. Itu sebabnya dalam Kisah Para Rasul 5:32 dicatat: “Kami adalah saksi dari segala sesuatu itu, kami dan Roh Kudus, yang dikaruniakan Allah kepada semua orang yang menaati Dia.”

Apa yang dimaksud dengan “segala sesuatu” itu? Itu adalah peristiwa Yesus Kristus mati dan bangkit. Istilah yangmengandung rencana penyelesaian dan penggenapan rencana Allah yang digenapi oleh Yesus Kristus. Peristiwa ini baru terjadi beberapa hari sebelumnya di Yerusalem, di mana Tuhan Yesus dipaku, mencurahkan darah dan memberikan nyawa-Nya. Beberapa hari sebelumnya, Tuhan Yesus dipakukan di kayu salib. Ia dikutuk, diejek, difitnah, diumpat, diadili secara tidak adil, dan akhirnya digantung di atas kayu salib.

Kedua tangan-Nya dipaku dan kedua kaki-Nya juga dipakukan di kayu salib dengan paku-paku yang panjang. Darah Kristus yang tidak berdosa, yang tidak bercela, dan yang tidak mengandung kesalahan apa pun, harus menetes dari tubuh-Nya. Pada saat itu Yesus tidak mencaci maki mereka. Tetapi sebaliknya, Tuhan Yesus berkata, “Ya Bapa, ampunilah mereka, sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat.” (Lukas 23:34). Adakah cinta yang lebih besar daripada cinta Tuhan Yesus seperti ini? Inilah pertama kalinya dalam sejarah ada permintaan pengampunan kepada Tuhan Allah bagi musuh yang sedemikian jahat, yang sedemikian mencelakakan, yang memakukan dan mematikan Dia. Yesus menjadi contoh etika yang tertinggi. Moral yang paling anggun, cinta kasih yang paling agung, dan jiwa yang paling luas.

Hati kita seringkali sedemikian sempit; kita bukan saja tidak bisa mengasihi musuh kita, bahkan kita tidak bisa mengasihi orang yang berada di dekat kita. Yesus telah menjadi contoh bagi segala zaman.Yesus mencurahkan darah, Yesus menyerahkan nyawa, menaati kehendak Tuhan, dan melunasi semua tuntutan keadilan dan hutang dosa kita terhadap Tuhan Allah. Inilah peristiwa Dia mati dan Dia bangkit. Itu sebabnya, Petrus berkata: kami bersaksi tentang “segala sesuatu itu”, yaitu peristiwa kematian dan kebangkitan Kristus.

Roh Kudus juga dikaruniakan Allah kepada orang-orang yang taat untuk bersaksi tentang peristiwa itu (Kisah Para Rasul 5:32). Apa maksud kalimat ini? Ketika saya berkhotbah, jika saya taat kepada Allah dan kepada Firman, maka Roh Kudus akan mendampingi saya bersaksi bersama-sama dengan saya. Jika Saudara mendengar khotbah, dan kita taat kepada Firman, saat itu Roh Kudus juga berada bersama-sama dengan Saudara. Inilah karunia yang berganda: yang melayani Tuhan dan taat kepada Tuhan, didampingi Roh Kudus; yang mendengar Firman dan taat kepada Firman, juga didampingi Roh Kudus. Tuhan Allah hanya mengaruniakan Roh Kudus kepada orang-orang yang taat. Jangan Saudara beranggapan bahwa jika kita pandai menghafal Alkitab, pandai berkhotbah, dan pandai membaca buku, maka kita dipakai Tuhan. Saya menyaksikan sendiri ada murid-murid saya yang sekolah sampai jenjang yang tinggi, namun khotbahnya tidak mempunyai urapan dan kuasa Tuhan. Mengapa? Karena khotbah mereka tidak murni dan kurang taat kepada pimpinan Roh Kuydus. Maka Tuhan membiarkan mereka berjuang sendiri.

Hal yang paling saya takuti selama saya masih hidup adalah saya bekerja membanting tulang dan berkhotbah mati-matian, tetapi Roh Kudus tidak turut bekerja menyaksikan apa yang saya lakukan. Hal yang paling membuat saya merasa bahagia adalah sekali pun pada saat saya sangat lelah, sakit, atau lemah, saat saya berdiri menyaksikan Kristus, Roh Kudus mendampingi saya. Inilah rahasia Kekristenan. Jangan Saudara beranggapan bahwa jika seseorang sudah mempunyai gelar yang tinggi, mempunyai semua fasilitas, maka ia akan menjadi hamba Tuhan yang baik. Tidak! Kecuali Saudara taat kepada pimpinan Roh Kudus, benar-benar menjalankan kehendak-Nya, jujur melaksanakan rencana Tuhan, maka Roh Kudus mendampingi Saudara. Alangkahg bahagianya kalau seorang yang lemah, seorang yang sakit, yang kurang fasih lidah, yang tidak mempunyai banyak kemampuan, tetapi berdiri dengan setia menjadi saksi Tuhan, dan Roh Kudus hadir. Roh Kudus bukan saja memberkati pada saat Saudara taat sebagai pengkhotbah, tetapi Roh Kudus juga hadir dan memberkati pada saat Saudara taat sebagai pendengar khotbah. Itulah artinya Roh Kudus sebagai pelaksana keselamatan.

“Tuhan mengampuni dosamu!”  Itulah yang diberitakanb oleh para pengfkhotbah, tetapi jika Tuhan tidak mengampuni dosa orang yang mendengar, maka sia-sialah teriakan pengfkhotbah yang tidak disertai oleh Roh Kudus. Tetapi jika Saudara berkhotbah satu kalimat, dan kalimat itu adalah Firman yang hidup, dan kalimat itu dibuktikan oleh pelaksanaan keselamatan Roh Kudus, maka dosa orang akan diampuni.

Sudahkah Saudara hari ini mendapat berkat dari Tuhan? Maukah Saudara hari ini mendapatkan berkat dari Tuhan? Jikalau saat ini Saudara berkata, “Tuhan, ampunilah dosaku,” maukah Saudara saat ini mendapatkan pengampunan dosa? Jikalau Saudara taat kepada pimpinan Roh Kudus, pada saat Roh Kudus menggerakkan hati Saudara, janganlah mengerraskan hati, jangan menolak, jangan menyimpan dosa, jangan munafik, jangan terus bertopeng dan menipu diri.

Seorang yang sakit jika datang ke dokter dan berkata kepada dokter tersebut: ”Saya sangat sehat dan saya betul-betul tidak sakit,”  maka dokter itu akan bertanya, “Untuk apa engkau ke sini?”  Orang seperti ini bukan tidak sakit, tetapi sangat sakit, bahkan sakit gila. Tuhan Yesus berkata: “Orang sakit memerlukan tabib, dan orang sehat tidakmemerlukan tabib.” (Lukas 5:31). Itu berarti jika kita dating kepada Tuhan, janganlah kita takut-takut untuk mengakui keadaan kita yang sesungguhnya. Jangan Saudara menyembunyikan dosa Saudara dan jangan munafik. Beritahukan kepada Tuhan dosa-dosa Saudara, dan jikalau Saudara jujur mengakui dosa-dosa Saudara di hadapan Tuhan, maka Tuhan akan mengampuni dosa-dosa Saudara. Itu sebabnya, pelaksanaan keselamatan ada di tangan Roh Kudus.

Apakah Stephen Tong tidak percaya Roh Kudus? Stephen Tong percaya Allah Roh Kudus, tetapi tidak mengikuti versi ajaran orang-orang tertentu yang tidak mengikuti Alkitab. Stephen Tong percaya Roh Kudus dengan hanya mau mengikuti apa yang dinyatakan oleh Alkitab saja. Alkitab menegaskanb bahwa jika Roh Kudus memenuhi, maka orang itu taat kepada Firman. Jika Roh Kudus memenuhi, orang tersebut akan hidup suci. Jika Roh Kudus memenuhi, orang itu akan menjunjung tinggi Kristus dan bukan dirinya sendiri. Inilah yang diberitakan Kitab Suci. Alkitab dengan jelas mengatakan, “Apabila Ia (Roh Kudus) datang, yaitu Roh Kebenaran, Ia akan memimpin kamu ke dalam seluruh kebenaran; sebab Ia tidak akan berkata-kata dari diri-Nya sendiri, tetapi segala sesuatu yang didengar-Nya itulah yang akan dikatakan-Nya dan Ia akan memberitakan kepadamu hal-hal yang akan datang. Ia akan memuliakan Aku (Kristus), sebab Ia akan memberitakan kepadamu apa yang diterima-Nya daripada-Ku.” (Yohanes 16:13-14).

Jikalau seorang pendeta terus berkhotbah tentang “aku” dan tidak meninggikan dan memuliakan Kristus, maka ia tidak dipenuhi  RohKudus. Tetapi jika seorang pengkhotbah mengkhotbahkan, memberitakan, dan memuliakan Kristus, Anak Allah yang berinkarnasi, Juruselamat yang mati dan bangkit menebus dosa manusia, maka ia adalah pengkhotbah yang dipenuhi Roh Kudus. Dengan demikian, jika kita melayani Tuhan, bersaksi, memberitakan Injil, dan taat kepada Tuhan, maka Roh Kudus yang diberikan oleh Allah kepada orang-orang yang taat, akan memenuhi Saudara. Roh Kudus diberikan kepada orang yang taat, taat kepada Allah, taat kepada Kristus, taat kepada Firman, sabda yang keluar dari Roh Kudus.  

Kesimpulan kita: Allah Bapa menyediakan keselamatan, Allah Anak menggenapi keselamatan, Allah Roh Kudus melaksanakan keselamatan. Dengan demikian, setiap kita yang melayani Tuhan, yang mengabdi kepada Tuhan, boleh senantiasa meminta pertolongan dan kekuatan dari Tuhan. Dengan demikian, setiap kali kita berdiri di atas mimbar, dengan hati yang gentar kita boleh berkata: “Tuhan, urapilah hamba-Mu; Tuhan, berilah kuasa kepada hamba-Mu; Tuhan, penuhi dengan Roh Kudus; dan Tuhan, hadirlah dalam kebaktian; Tuhan, laksanakanlah keselamatanmu; dan Tuhan, laksanakanlah penebusan-Mu terhadap orang-orang berdosa yang mendengar firman-Mu. Amin.”
Bacaan: Injil Matius 1:20-23
B). MANUSIA MENCARI ALLAH : AGAMA

Kita akan membicarakan secara lebih rinci, bagaimana Allah menyediakan, Kristus menggenapi, dan Roh Kudus melaksanbakan keselamatan.

Ketika Adam berbuat dosa, Allah memanggil dia: “Adam, di manakah engkau?” (Kejadian 3:9). Saya sempat tertegun dengan kalimat ini. Saya mencoba merenungkan dengan serius perkataan Tuhan ini. Saya mau mengerti dari awal, mengapa Tuhan mencari Adam? Bukan Adam yang mencari Tuhan. Marilah kita memperhatikan perbedaan-perbedaan penting di bawah ini.

Bukankah semua agama mengatakan bahwa manusia mencari Tuhan? Sebenarnya, jika kita meneliti dengan tepat, agama bukannya mencari Tuhan. Agama mau mencari damai, agama mau mencari perasaan aman diri, agama mencari kesuksesan diri, agama mencari berkat Tuhan, agama mau mencari kenikmatan di dalam Tuhan, tetapi bukan mencari Tuhan. Tidak ada dalam Alkitab yang mengatakan di dalam agama manusia mencari Tuhan. Menusia mengatakan agama mencari Tuhan, tetapi Tuhan berkata bahwa Ia “memandang kebawah dari sorga kepada anak-anak manusia, untuk melihat apakah ada yang berakal budi dan yang mencari Allah.” (Mazmur 53:3-4).  “Tidak ada yang benar, seorang pun tidak.Tidak ada seorang pun yang berakal budi, tidak ada seorang pun yang mencari Allah.” (Roma 3:10-12). Ini bukan perkataan manusia, tetapi perkataan Allah dalam Kitab Suci-Nya. Allah menyelidiki dari sorga dan Allah mau melihat kehidupan manusia yang terdalam, dan ternyata tidak ada seorang pun yang mencari Allah. Tidak ada seorang pun yang mengerti kebenaran. Tidak ada seorangpun yang melakukan kebajikan. Semua sudah menyimpang dari kebenaran, semua sudah memberontak melawan Tuhan, semua sudah berjalan di dalam kejahatan,termasuk orang-orang beragama.

Beberapa tahun terakhir ini, kita bisa melihat baik di surat kabar atau pun di televisi, bahwa mereka yang membunuh orang lain bukanlah orang-orang atheis, tetapi justru orang beragama. Di Indonesia, orang-orang yang paling berani membunuh orang lain bukanlah penjahat tetapi justru orang-orang beragama. Orang beragama bisa menjadi orang yang lebih kejam daripada orang yang tidak percaya adanya Tuhan. Ketika mereka dihukum mati karena kejahatan mereka, mereka malah beranggapan sudah melayani Tuhan Allah. Apakah agama mencari Tuhan? Tidak! John Stott, professor dan teolog terkenal Kekristenan saat ini, di dalam kongres Lausanne II mengatakan: “Agama bukan mencari Allah, tetapi agama adalah salah satu usaha manusia untuk melarikan diri dari Allah.”

Saya memang percaya bahwa banyak orang yang mempunyai agama dan berusaha untuk berbuat baik. Tetapi semua yang disebut berbuat baik, dan semua yang disebut mencari Tuhan, hanya didasarkan pada standar manusia saja, bukan menurut apa yang Allah tetapkan. Maka manusia menganggap diri mencari Tuhan, tetapi Tuhan melihat tidak ada seorang pun yang mencari Dia. Dalam hal ini, siapakah yang benar: manusia atau Tuhan Allah?

Jika Saudara meneliti hubungan organis dalam suatu organisme, maka di dalam Roma 3:4 dikatakan bahwa semua manusia adalah pendusta dan bagaimana Allah yang benar mau dikalahkan oleh manusia yang pembohong. Roma 3:10 mengatakan bahwa tidak ada seorang pun yang benar. Itu berarti proklamasi Allah bahwa: “tidak ada seorang pun yang mencari Dia” adalah suatu pernyataan yang benar dan tidak bohong. Manusia yang mengatakan “saya mencari Allah” sebenarnya tidak sadar bahwa dia sedang berbohong, bahkan berbohong terhadap diri sendiri. Jika Saudara tidak mempunyai perasaan takut akan Allah yang sungguh dan tidak digerakkan oleh Roh Kudus, maka sekalipun Saudara adalah seorang yang beragama, Saudara bisa bersalah, berdosa, berbuat kejam, jahat, keji melampaui orang-orang yang tidak beragama.

Paulus adalah seorang muda yang berambisi untuk menganiaya, memenjarakan, bahkan membunuh orang yang percaya kepada Tuhan. Bahkan, ia mendapatkan surat izin atau mandat dari Imam Besar di Yerusalem untuk pergi kemana-mana dengan mandat dan otoritas yang sah untukmemburu orang-orang Kristen. Akhirnya, ia mengejar orang-orang Kristen yang melarikan diri hingga ke kota Damsyik. Namun di tengah perjalanan, ketika sudah hampir tiba di kota Damsyik, Yesus bertemu dengan dia. Yesus menjatuhkan dia dari atas kudanya dengan sebuah sinar yang kuat. Ia jatuh tergeletak, dan ia tahu bahwa itu pasti kuasa Allah. Tidak mungkin ada kuasa yang bisa memiliki cahaya yang sedemikian kuat, bahkan melampaui sinar matahari, kuasa yang sedemikian kuat sehingga ia harus jatuh dari kudanya. Segera ia berseru: “Siapakah Engkau, Tuhan?” (Kisah Para Rasul 9:5). Seruan pertanyaan ini sangat aneh. Jika Saudara berseru:“Siapakah engkau, Stephen Tong?”  Pasti orang akan berpikir, mengapa sudah tahu masih bertanya.

Ketika Paulus yang ketika itu masih bernama Saulus (Saulus berarti “si Besar”, sedangkan Paulus berarti “si Kecil”), mengerti bahwa itu adalah Tuhan. Hal ini memberikan suatu fakta yang sangat dalam. Ini membuktikan bahwa begitu banyak teolog-teolog, yang begitu banyak mengajar tentang ketuhanan, sendirinya tidak mengenal Tuhan yang sejati. Pada saat itu Saulus penuh dengan kuasa. Ia adalah seorang pemimpin agama. Ia juga mempunyai kapasitas akademis yang saat ini bisa disetarakan dengan gelar Ph.D., lulus dari sekolah agama tertinggi di bawah guru besar yang paling terkenal dan dianggap paling akademis saat itu, yaitu Gamaliel. Paulus adalah seorang yang paling pandai dan cemerlang di antara para pemuda-pemudi, di antara para sarjana teologi, di antara orang-orang yang mempelajari keagamaan, dan bahkan di antara para pemimpin agama. Ia mengajar orang lain tentang ketuhanan, tetapi pada saat Tuhan bertemu dengan dia, dia sendiri tidak mengenal Tuhan dengan baik dan bertanya, “Siapakah Engkau?”  Ia belum pernah sungguh-sungguh mengenal Tuhan. Ia hanya mengenal Tuhan dari buku-buku. Seolah-olah mempunyai pengetahuan cukup, memiliki gelar yang tinggi,tetapi tidak mengenal siapa Allah itu sendiri, karena ia belum pernah sungguh-sungguh mengenal Tuhan secara pribadi. Itu sebabnya, marilah kita merendahkan hati dan kembali kepada Tuhan yang begitu mengasihi kita.

C). ALLAH MENCARI MANUSIA : KESELAMATAN

Pada saat Adam berbuat dosa, Tuhan tidak bertanya: “Hei, Adam, apa yang sudah terjadi? Apa yang telah kau perbuat? Mengapa engkau sudah memakan buah terlarang itu?”  Tuhan tidak berkata, “Apakah engkau pikir Aku tidak melihat apa yang kau lakukan? Tidak tahukah kamu bahwa mata-Ku tidak terselubung oleh apa pun, sehingga Aku bisa mengetahui apa pun yang engkau lakukan?” Tuhan mau mengatakan: “Aku melihat engkau di mana; sayang, engkau tidak melihat Aku di mana.”

Tuhan bertanya: “Di manakah engkau?” MengapaTuhan bertanya demikian? Di sini kita perlu mengerti suatu hakikat yang sangat penting, yaitu “pergeseran status”.

Dosa tidak menanyakan apa yang Saudara perbuat, atau apa yang Saudara sudah makan, tetapi dosa menanyakan di mana posisi Saudara sekarang. Dosa harus dimengerti sebagai kondisi status yang sudah bergeser. Dosa adalah saat Saudara sudah pergi dari tempat asli Saudara, sehingga tempat asli Saudara sekarang dalam kondisi kosong. Untuk itu, Saudara harus dikembalikan ke tempat asal, kembali kepada Allah, kembali ke sasaran yang ditetapkan oleh Tuhan Allah. Melepaskan sasaran, mengurangi kemuliaan, menggeser dari kedudukan asli, itulah dosa.

“Di manakah engkau, Adam?”  Tuhan telah menetapkan tempat dan status yang asli bagi manusia, tetapi manusia telah menggeser diri dan pergi ke tempat yang lain. Manusia sudah melepaskan sasaran yang Tuhan tetapkan, dan menggantinya dengan sasaran-sasaran hidup yang dibuatnya sendiri. Manusia sudah meninggalkan kemuliaan Allah yang seharusnya dipancarkan dalam hidupnya, dan masuk ke dalam kehinaan dengan pergeseran status. Maka Tuhan Allah memanggil Adam keluar,memerintahkan Hawa keluar, dan juga ular, lalu Tuhan menghakimi mereka yang berdosa ini. Pada saat itu, Tuhan Allah berkata: “Aku akan mengadakan permusuhan antara engkau [ular] dan perempuan ini, antara keturunanmu dan keturunannya; keturunannya akan meremukkan kepalamu [si ular], dan engkau [si ular] akan meremukkan tumitnya [keturunan perempuan itu]”  (Kejadian 3:15). Maka akan terjadi perseteruan antara yang baik dan yang jahat di dalam dunia ini. Suatu perseteruan yang begitu keras, yaitu antara setan, yang diwakili oleh ular dan keturunannya; dan Juruselamat, yang diwakili oleh anak dara Maria yang melahirkan Yesus Kristus. Keduanya bermusuhan.

Pada suatu hari dunia akan mengetahui bahwa dosa bisa diselesaikan dan dikalahkan, karena ada seorang anak dara atau perawan, yang akan melahirkan seorang anak laki-laki. Seorang perawan adalah seorang gadis yang belum pernah disetubuhi oleh laki-laki, belum belum pernah berhubungan seksual dengan seorang pria. Hei, anak-anak gadis SMP dan SMU, apakah kalian masih perawan? Tuhan memberikan tanda di dalam tubuh seorang wanita, yaitu tanda keperawanan. Pada suatu hari, seorang anak perawan yang belum pernah disentuh, belum pernah mengenal seks, dan belum pernah menikah, akan melahirkan seorang anak. Inilah kalimat yang paling awal setelah Adam jatuh kedalam dosa. Allah sudah menyediakan keselamatan bagi manusia.

Tuhan Allah sudah menyediakan Juruselamat. Ia sudah menjanjikan ada satu Juruselamat, yang akan menjadi penolong dan yang akan berdiri di antara Allah dan manusia berdosa, untuk menyelesaikan penyelewengan dan dosa kita. Siapakah yang menghibur hatiku? Siapakah yang menghapus airmataku? Siapakah yang menanggung dosaku? Hanyalah Tuhan Yesus! Hari itu adalah hari kejatuhan Adam, dan hari itu adalah juga hari perjanjian Allah. Hari itu adalah hari Adam harus diusir keluar dari Taman Eden, tetapi hari itu, sebelum diusir, Adam diberikan pengharapan bahwa Juruselamat akan datang. Saya berharap Saudara bisa mengerti dengan jelas apa itu iman Kristen. Saya ingin Saudara mengenal dengan tepat, siapa itu Tuhan Allah. Saya ingin Saudara mengetahui dengan tepat, apa itu Injil, dan apa artinya Yesus Kristus satu-satunya Juruselamat.

Mungkin sudah berpuluh-puluh tahun Saudara menjadi Kristen, tetapi saya tidak tahu seberapa banyak Saudara sudah mendapatkan penjelasan yang tepat tentang pengertian-pengertian ini yang dinyatakan Alkitab tentang Yesus Kristus. Mungkin sudah berpuluh-puluh tahun Saudara menjadi Kristen, tetapi hanya sibuk minta kaya dan minta sukses, sehingga Saudara mudah ditipu oleh pendeta-pendeta yang merampok kekayaan dan milik Saudara, di mana mereka mau persembahan Saudara semakin banyak dan membuat mereka kaya, sambil hidup mereka sendiri tidak beres. Mari kita kembali kepada Kristus, mengenal Dia dengan benar. Kiranya kita boleh bertoba tsungguh-sungguh dan menerima keselamatan yang disediakan oleh Bapa, digenapkan oleh Yesus Kristus, dan sedang dilaksanakan oleh Roh Kudus. Amin.

Bacaan: Injil Matius 1:20-23
D. JURUSELAMAT : YESUS KRISTUS
1.Benih Yang Dijanjikan
Kehadiran Yesus Kristus bukanlah kehadiran yang mendadak, yang tak terencana, atau bahkan kebetulan. Kehadiran Kristus merupakan suatu penggenapan nubuat yang telah Allah berikan kepada Adam dan Hawa.

a. Benih Perempuan : Kelahiran-Nya
                                         
Pada hari pertama Adam berdosa, ia diusir keluar. Tetapi sebelum diusir, Tuhan menegaskan bahwa Juruselamat akan datang. Ia akan datang melalui seorang perempuan. Mungkin kita bertanya, apa istimewanya? Bukankah setiap orang pasti dilahirkan oleh seorang perempuan? Benar, tetapi setiap anak dikandung dan dilahirkan oleh seorang perempuan yang sudah menikah atau sudah bersetubuh dengan laki-laki. Saudara dan saya dilahirkan karena ayah dan ibu kita bersetubuh, menurut dalil genetika. Tetapi Yesus tidak demikian. Yesus bukan hasil pernikahan seorang pria dan seorang wanita, bukan kehamilan hasil dari suatu persetubuhan. Yesus dinaungi oleh Roh Kudus, sehingga seorang dara, seorang perawan, bisa mengandung dan melahirkan seorang anak laki-laki.

Jika Saudara sempat mempelajari ilmu biologi, Saudara akan mengetahui bahwa dalam sel telur wanita ada kandungan gen XX dan tidak mengandung unsur Y sama sekali, sementara di dalam sperma pria ada kandungan XY. Maka dari sini kita melihat bagaimana pun juga perempuan tidakmungkin melahirkan anak laki-laki dengan cara apa pun, jika tidak mendapat benih dari laki-laki, karena benih laki-laki yang mempunyai kandungan Y. Didalam Yesaya 7:14 Tuhan berkata: “Sesungguhnya, seorang perempuan muda(perawan) mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki, dan ia akan menamakan Dia Imanuel.”  Juga dalamYesaya 9:5, “Sebab seorang anak telah lahir untuk kita, seorang putera telah diberikan untuk kita, lambang pemerintahan ada di atas bahunya, dan namanya disebut orang: Penasihat Ajaib, Allah yang Perkasa, Bapa yang kekal, Raja Damai.”  Jelas Allah telah menyatakan suatu mujizat. Kalau orang yang mengatakan orang Reformed tidak mempercayai mujizat, maka saya menegaskan bahwa saya mempercayai mujizat yang paling besar, yaitu pengertian bagaimana pekerjaan Allah benar-benar tidak mungkin ditiru oleh siapa pun juga, atau dipalsukan oleh setan. Inilah mujizat. Dalam pengertian yang mendalam, mujizat berarti “suatu tanda bahwa Allah adalah Allah (the sign that God is God),”, yaitu suatu tanda yang membuktikan bahwa Allah adalah Allah, karena hal-hal yang tidak mungkin ditiru oleh setan. Inilah mujizat yang sesungguhnya. Kata“mujizat” juga seringkali dimengerti sebagai “tanda” yang dalam bahasa Inggris diterjemahkan sebagai “sign”. Mujizat bukan sekedar berbuat yang aneh-aneh, tetapi di dalamnya ada pengungkapan “tanda Allah”. Allah mengatakan bahwa ada satu “tanda besar” yang akan diberikan kepada manusia, yaitu seorang anak dara akan melahirkan seorang anak-laki-laki.

b. Benih Perempuan : Karya-Nya

Jika seorang perempuan melahirkan anaklaki-laki, itu adalah hal yang biasa. Ibu saya seorang perempuan, melahirkan saya yang adalah seorang laki-laki. Ibu Saudara adalah seorang perempuan, dan melahirkan Saudara yang juga seorang laki-laki. Tetapi seorang anak dara, seorang yang tidak menikah dan tidak pernah bersetubuh dengan laki-laki, bisa melahirkan seorang anak laki-laki, itu adalah mujizat. Ini hanya boileh terjadi satu kali di sepanjang sejarah umat manusia. Inilah tanda yang tidak bisa terulang kembali dan tidak seorang pun yuang bisa berbuat hal yang sama. Inilah pengertian bahwa pekerjaan ini dari Tuhan Allah bukan dari setan.

Tuhan Allah mengirimkan Anak-Nya ke dalam dunia, Yesus Kristus, dilahirkan seperti seorang biasa yang harus dikandung dalam rahim ibu, tetapi ibu-Nya tidak menikah dan tidak bersetubuh. Mungkin ada orang-orang yang mengatakan bahwa hal itu sulit dan tidak bisa dipercaya karena hal itu tidak mungkin terjadi. Ada orang yang menganggap itu adalah mitos.Tetapi sesungguhnya pemahaman dan pemikiran sedemikian adalah bodoh, karena bagi Allah tidak ada hal yang mustahil! Itu hanya karena ada orang yang tidak percaya. Maka saya akan memberikan kepada Saudara pengertian agar pemikiran kita menjadi lebih tajam.

Ketika Adam dicipta, Adam tidak memiliki ayah dan ibu. Jadi Adam ada tanpa ayah dan tanpa ibu. Inilah cara kerja Allah yang pertama. Tanpa pria, tanpa wanita, Allah menciptakan Adam. Ketika Hawa dicipta, ia dicipta dari tulang rusuk Adam, setelah Tuhan membuat Adam tertidur. Jadi Hawa datang dari tubuh Adam, sehingga Adam mengatakan: “Inilah dia, tulang dari tulangku dan daging dari dagingku.” (Kejadian 2:23). Maka modus kedua, Hawa dicipta dari pria, tanpa wanita. Tuhan mencipta dengan memakai pria, tanpa wanita, maka terciptalah Hawa. Ini adalah cara penciptaan manusia yang kedua. Ketika Allah menjadikan Saudara dan saya, Tuhan memakai pria dan memakai wanita. Inilah cara yang ketiga. Maka tinggal satu cara lagiyang tersisa, yaitu tanpa pria, dengan memakai wanita. Dengan cara yang keempat inilah Tuhan Yesus lahir.

Jikalau Allah adalah Allah yang hidup, mengapa kita berhak membatasi Allah hanya dengan memakai tiga cara dan tidak memperbolehkan Allah memakai cara yang keempat? Itu sebabnya, orang Kristen percaya bahwa Allah sanggup memakai anak dara Maria untuk melahirkan Yesus Kristus. Ini sesuatu yang sangat logis dan masuk akal. Jika selama ini Saudara sempat diragukan oleh orang atau pemikiran lain, biarlah saat ini iman Saudara kembali diteguhkan. Jika selama ini Saudara meragukan Alkitab, biarlah saat ini Saudara boleh meneguhkan iman Saudara.

Allah tidak boleh dibatasi oleh pemikirandan kehendak manusia. Allah yang sanggup menciptakan manusia tanpa lelaki dan tanpa perempuan, juga adalah Allah yang sanggup menciptakan manusia dengan memakai laki-laki tanpa perempuan. Allah yang menciptakan Adam adalah juga Allah yang menciptakan Hawa. Dan Allah yang menjadikan kita semua dengan memakai laki-laki dan perempuan, juga adalah Allah yang bisa memakai perempuan tanpa laki-laki untuk melahirkan Yesus Kristus.

JIka Adam dan Hawa dicipta, maka Yesus bukan dicipta, melainkan dilahirkan. Melalui pekerjaan dan naungan Roh Kudus yang memenuhi Maria, maka Yesus boleh dikandung dan dilahirkan olehnya. Yesus dilahirkan sebagai laki-laki, di mana Dia tidak bergantung pada wanita yang di dalam kromosomnya tidak mengandung faktor XY. Inilah tanda pekerjaan besar, suatu mujizat besar dari Tuhan Allah yang sedemikian mengasihi isi dunia. “Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.” (Yohanes 3:16). Biarlah kita sungguh-sungguh mengerti dengan sedalam-dalamnya keajaiban Tuhan. Kita bisa mengakui betapa dalamnya, betapa besarnya, betapa ajaibnya, betapa tingginya dan mulianya Allah yang hidup. Dengan perasaan yang gentar, kita boleh kembali kepada-Nya dan berkata:“Tuhan, berikanlah iman yang sejati kepadaku, sehingga aku bisa sungguh-sungguh percaya kepada-Mu. Aku boleh berkait dalam iman dengan takhta-Mu yang ada didalam sorga.”

Tuhan telah memberikan nubuat-nubuat di halaman-halaman awal Kitab Suci; begitu Adam jatuh ke dalam dosa, Tuhan langsung menjanjikan Juruselamat. Inilah cara Tuhan, inilah keajaiban Tuhan, dan inilah kuasa Tuhan. Selanjutnya Tuhan melalui nabi-nabi-Nya menubuatkan, bahwa Yesus bukan dilahirkan di sembarang kota, di Yerusalem, di Kapernaum atau di kota-kota besar lainnya, tetapi Mesias atau Juruselamat itu akan dilahirkan di kota Daud, yaitu Betlehem. Sekitar enam ratus tahun sebelum Yesus lahir, hal ini sudah dinubuatkan oleh Nabi Mikha: “Hai Betlehem Efrata, hai yang terkecil di antara kaum-kaum Yehuda, dari padamu akan bangkit bagi-Ku seorang yang akan memerintah Israel, yang permulaannya sudah ada sejak purbakala, sejak dahulu kala. Sebab itu ia akan membiarkan mereka sampai waktu perempuan yang akan melahirkan telah melahirkan.” (Mikha 5:1-2). Yesus yang permulaannya di dalam kekekalan, sejak dunia belum diciptakan, inilah yang dibicarakan di dalam ayat ini.

Pada waktu malaikat bertemu dengan Yusuf, malaikat itu berkata: “Janganlah engkau takut mengambil Maria sebagai isterimu, sebab anak yang di dalam kandungannya adalah dari Roh Kudus.” (Matius 1:20b). Maria bukan perempuan nakal, anak yang dikandungnya bukan anak haram, tetapi anak yang dikandung dari Roh Kudus. Roh Kudus menaungi dia sehingga kini ia mengandung dan bayi yang dikandungnya itu disebut Imanuel, yang berarti Allahmenyertai kita. Juga Firman Tuhan mengatakan di dalam Galatia 4:4, bahwa “setelah genap waktunya, maka Allah mengutus Anak-Nya, yang lahir dari seorang perempuan dan takluk kepada hukum Taurat.”  Puji Tuhan! Tuhan menyediakan seorang Juruselamat. Yesus Kristus adalah satu-satunyaJuruselamat.

2. Kehadiran Dalam Sejarah

a. Diutus Sebagai Juruselamat

Kini kita akan melihat keunikan khusus Yesus sebagai satu-satunya Juruselamat. Ia dikirim tidak sekedar sebagai nabi. Orang muslim mengerti Yesus sebagai orang suci, memandangnya sebagai salah seorang nabi di antara enam nabi yang terbesar. Tetapi Alkitab mengatakan bahwa Yesus datang bukan hanya sebagai nabi, atau hanya sebagai imam, atau hanya sebagai raja, tetapi Yesus Kristus dikirim menjadi Juruselamat satu-satunya   bagi umat manusia. Yesus Kristus diutus menjadi Juruselamat. Ada banyak nabi, ada banyak rasul, dan juga ada banyak pendiri agama, tetapi Juruselamat hanya satu. Apa artinya Juruselamat?

Juruselamat bukan sekadar guru pengajar kebajikan, juga bukan hanya sekadar pemberi teladan moral, atau memberikan pengajaran-pengajaran etika. Juruselamat adalah Dia yang menyelamatkan Saudara dan saya, yang mengampuni dosa Saudara dan saya, dan yang memberi hidup yang baru, hidup yang kekal bagi Saudara dan saya. Juruselamat adalah Dia yang melepaskan Saudara dari hukuman akibat dosa-dosa Saudara. Juruselamat adalah Dia yang melepaskan Saudara dari kutukan Taurat, melepaskan Saudara dari kuasa dosa, dan melepaskan Saudara dari kuasa setan! Itulah Juruselamat yang sejati. Siapakah Dia? Yesus Kristus.

Siapakah yang menghibur hati kita? Mungkin kita bisa berpikir banyak orang yang bisa menghibur klita. Suami atau istri bisa menghibur, anak bisa menghibur, pendeta bisa menghibur, teman dan sahabat bisa menghibur.

Siapakah yang sanggup menghapus air matakita? Juga banyak orang bisa menghapus air mata kita. Mungkin istri atau suamibisa menghapus air mata kita, ibu kita bisa menghapus air mata kita, sahabatkita juga bisa menghapus air mata kita, kekasih kita bisa menghapus air matakita.

Tetapi siapakah yang bisa mengampuni dan menanggung dosa kita? Hanya Yesus Kristus, tidak ada siapa pun lain yang bisa melakukannya. Bukan para nabi, bukan para rasul, bukan orang-orang saleh, bukan pemimpin-pemimpin agama, bahkan juga bukan para pendiri agama, karena mereka tidak mungkin menanggung dosa kita. Para pendiri agama paling banyak bisa mengajar dan menasihati bagaimana kita bisa berbuat kebajikan agar tidak berdosa dan tidak dihukum oleh Tuhan. Pendiri agama sendiri mengatakan kepada orang-orang yang ada di dekatnya, bahwa ia tidak mungkin bisa menyelamatkan mereka. Mereka masing-masing harus berbuat baik sendiri agar bisa diterima olehTuhan Allah. Bahkan ia berharap murid-muridnya mendoakan dia agar dia pun bisa diperkenan di sisi Tuhan Allah.

Tetapi Alkitab mengatakan kepada kita bahwa ada keselamatan! Ada Juruselamat! Ada rencana Tuhan Allah agar manusia berdosa bisa diampuni dosanya, sehingga manusia masih beroleh pengharapan untuk bisa diselamatkan, dan nantinya bisa bergabung kembali dengan Allah di sorga dan memperoleh hidup yang kekal. Inilah ajaran Kristen. Inilah ajaran Alkitab.

b. Injil Yang Sejati

Istilah “Injil” dari bahasa Yunani, euanggelion, yang berarti “kabar atau berita baik”. Berita baik yang paling baik dan paling hakiki hanya satu, yaitu bagaimana orang berdosa bisa diselamatkan melalui penebusan Yesus Kristus. Inilah Injil yang sejati. Injil adalah berita bagaimana Yesus sudah datang bagi manusia. Yesus sudah mati bagi Saudara. Yesus sudah bangkit mengalahkan kuasa kematian dan kuasa dosa. Yesus sudah menggenapi keselamatan yang direncanakanTuhan Allah, dan menjadi Juruselamat bagi manusia. Setiap kali Injil diberitakan di seluruh dunia, biarlah orang berdosa berkata, “Oh Tuhan, sekarang mataku telah dicelikkan, pikiranku sudah terbuka, dan hatiku sudah dibongkar. Aku tahu bahwa aku adalah orang berdosa, dan aku tahu Engkau adalah Juruselamat. Aku datang kepada-Mu dan aku mau kembali kepada-Mu. Hari ini juga,Tuhan, terima lah aku, ampunilah dosa-dosaku. Tuhan, dengarlah doaku.”

Biarlah kita boleh berespons kepada Yesus Kristus yang adalah satu-satunya Juruselamat. “Dan keselamatan tidak ada di dalam siapapun juga selain di dalam Dia, sebab di bawah kolong langit ini tidak ada nama lain yang diberikan kepada manusia yang olehnya kita dapat diselamatkan.” (Kisah Para Rasul4:12). Tidak siapa pun selain Yesus yang bisa menebus dosa, yang bisa memberikan pengampunan dosa, dan yang bisa menyelamatkan manusia.

c. Allah Beserta Kita

Juruselamat bukanlah nabi, karena nabi diutus Tuhan untuk memberitakan Firman, membawa nubuat Allah; juga bukan rasul, karena rasul dipakai Tuhan untuk mwemberitakan Injil ke seluruh dunia; juga bukan para pendiri agama, karena sekalipun mereka adalah orang-orang yang agung, yang sedemikian baik dan patut dihormati, tetapi mereka sendiri adalah orang berdosa yang membutuhkan keselamatan dari Juruselamat. Hanya Yesus satu-satunya Juruselamat, karena Dia adalah Anak Allah yang dikirim ke dunia, menjelma menjadi manusia, sehingga Ia bisa menebus Saudara dan saya yang berdosa, dan datang untuk menyertai kita.

Imanuel, berarti Allah menyertai kita. Kristus dikirim untuk membuktikan bahwa Allah tetap setia. Ia yang merencanakan keselamatan, Ia juga yang mengirinkan Kristus untuk menyertai kita. Imanuel berarti Tuhan Allah masih mau menyertai kita selalu dan senantiasa. Maukah Saudara tidak berjalan seorang diri lagi? Maukah Saudara membuka hati dan berkata: “Di sini saya, Tuhan. Saya adalah orang berdosa. Saya seharusnya binasa. Tetapi Engkau memberikan pengharapan kepada saya, untuk saya boleh mendapatkan pengampunan-Mu. Tuhan, masuklah ke dalam hati saya, sertai saya saat ini juga, sampai selama-lamanya.” JURUSELAMAT SATU-SATUNYA: YESUS KRISTUS.

IMAN, ANUGERAH, DAN KESELAMATAN - Pdt. DR. Stephen Tong


IMAN, ANUGERAH, DAN KESELAMATAN - Pdt. DR. Stephen Tong
IMAN, ANUGERAH, DAN KESELAMATAN.
“Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri. Karena kita ini buatan Allah, diciptakan dalam Kristus Yesus untuk melakukan pekerjaan baik, yang dipersiapkan Allah sebelumnya. Ia mau, supaya kita hidup di dalamnya.” (Efesus 2:8-10).

Kita adalah anak-anak durhaka, anak-anak yang patut dimurkai yang mengikuti segala kemauan nafsu kita karena roh setan yang berada di balik semua itu merangsang kita untuk melakukan segala sesuatu seturut dengan kehendaknya. Maka manusia tidak mempunyai kebebasan yang netral,manusia tidak mungkin mempunyai inisiatif untuk melakukan segala hal yang sesuai dengan kehendak Tuhan. Namun demikian, anugerah Tuhan tiba di atas diri kita, dengan mengirim Kristus mati di atas kayu salib. Dia membangkitkan kita bahkan mendudukan kita di sorga. Sebab itu, kita mempunyai status yang berlainan dengan orang dunia. Orang dunia hanyut bersama arus dunia ini, tapi kita tidak. Kita berada pada posisi yang lebih tinggi daripada arus yang menghanyutkan. Kita duduk bersama dengan Kristus di sorga, sebab itu, kita berpegang teguh pada pengharapan yang kekal, kita hidup di dunia sebagai wakil sorga, hidup dengan bijaksana kekekalan, hidup berpegang pada pegangan yang tidak berubah sesuai dengan sifat Allah yang tidak berubah. Allah yang duduk diatas tahta-Nya. 

Paulus berkata di dalam Efesus 2:6-7, hal ini dinyatakan kepada zaman-zaman yang akan datang. Itu berarti kemenangan orang Kristen atas kesulitan-kesulitan dibunuh dan sebagainya atas arus yang menghanyutkan adalah kemenangan yang terus menerus berbicara kepada zaman-zaman yang akan datang. Di dalam sejarah tidak terdapat kesaksian orang Kristen yang sudah menerima pengajaran seperti ini. Karena mereka sadar, mereka mengerti,mereka bertahan, mereka mengikut Tuhan dengan setia. Maka meskipun mereka dibakar, dibuang ke dalam dapur api, dibuang ke dalam mulut singa, mereka tetap menyatakan kemenangan, dan memuliakan Tuhan dengan iman yang teguh. 

Di Efesus 2: 8, Paulus berkata, sebab karena kasih karunia, kamu diselamatkan. Istilah kasih karunia di sini berarti anugerah Tuhan. Jika bukan karena anugerah Tuhan, maka tidak ada seorangpun yang mempunyai kelayakan kesempatan, kemungkinan untuk menerima apapun yang berasal dari tangan Tuhan. Anugerah Tuhan diberikan atas kedaulatan Allah, atas bijaksana Allah, atas kerelaan kehendak Allah sendiri. Anugerah bukanlah upah. Kita diselamatkan berdasarkan anugerah, berarti bukan karena kita layak, maka saya diselamatkan. 

Saya tidak layak menerima apapun. Di hadapanTuhan, kita tidak mempunyai syarat yang cukup, kita tidak mempunyai kemungkinan untuk memperkenankan-Nya. Karena kita adalah pemberontak, kita adalah orang yang berdosa, orang yang jauh dari pada-Nya. Allah disebut sebagai Allah yang berjanji, dan manusia disebut sebagai Adam yang merusak janji. Apakah sebabnya Allah harus berjanji kepada manusia? Apakah sebabnya Allah harus memberi janjidan menjamin dengan kesetian-Nya? Bukan karena kita mempunyai kebaikan apa-apa,melainkan karena Dia adalah Allah yang mau memberikan anugerah kepada orang yang tidak layak. 

Alkitab berkata, Tuhanlah yang berjanji, Dialah yang selalu memberikan promise, memberikan nubuat tentang janji yang akan datang. Dia akan mencurahkan anugerah, karena Dia adalah Allah yang berdaulat,yang mau memberikan kemurahan, memberikan berkat kepada kita. Anugerah dan janji yang terbesar yang Dia berikan kepada kita adalah menyelamatkan kita dan memberi hidup yang kekal di dalam Yesus Kristus. Alkitab mengajarkan dengan jelas, tidak satupun kebajikan yang berasal dari diri kita sendiri. Seorang yang berdosa tidak mungkin mengeluarkan sesuatu yang baik. Segala kebajikan, kebaikan yang berada di dalam diri kita adalah anugerah Tuhan, yang diletakkan di dalam diri kita. 

Jika Tuhan sudah memberikan talenta, maka waktu kita kembali kepada-Nya Tuhan akan menilai, adakah kau sudah menggunakannya dengan setia? Maka anugerah bukanlah sesuatu yang membuat kita merasa bangga, karena kita harus mempertanggung jawabkannya kepada Tuhan. Sebab itu, orang yang mempunyai banyak talenta harus lebih gentar dari pada mereka yang mempunyai lebih sedikit talenta. Orang yang mempunyai lebih banyak karunia harus lebih hati-hati dari pada mereka yang karunia dan bakatnya lebih sedikit. Orang yang mempunyai kesempatan, kebebasan, kepintaran, uang yang lebih banyak harus lebih hati-hati dari pada mereka yang mempunyai uang lebih sedikit. Karena kepada yang diberi banyak akan dituntut lebih banyak, kepada yang diberi sedikit akan lebih dituntut sedikit. Inilah prinsip keadilan di hadapan Tuhan Allah. 

Kamu diselamatkan karena anugerah, bukan karena jasamu, bukan karena kebaikanmu, bukan karena kelakuanmu, maka kita perlu mengerti teologi anugerah yang akan mengakibatkan kita memberikan reaksi syukur kepada Tuhan Allah, yang pantas menerima kemuliaan. Kalau apa yang saya miliki adalah anugerah semata-mata, maka saya tidak boleh congkak. Kalau saya tidak boleh congkak, berarti saya tidak boleh menghina orang lain. Untuk tidak menghina orang lain, saya harus mengingat akan anugerah Tuhan, harus memuliakanTuhan dan bersyukur kepada-Nya. 

Ayat selanjutnya mengajarkan, karena kamu diselamatkan dengan anugerah oleh iman. Inilah yang membuat manusia merasa keselamatan dirinya terdiri dari dua unsur. Unsur pertama adalah anugerah yang dari atas, unsur kedua adalah iman yang dari diri saya sendiri. Banyak orang mengira ayat ini boleh ditafsirkan seperti itu, padahal tidak! Karena kamu diselamatkan dengan anugerah oleh iman, tidak berarti anugerah dan iman fifty-fifty. Apa sebabnya? Karena iman itu sendiri merupakan akibat dari firman yang diberitakan oleh seseorang. Kalau pengertian yang tuntas ini telah dipahami, barulah kita mendapatkan pengertian yang berkesinambungan tentang cara Allah bekerja. Saya beriman kepada Tuhan, itu adalah reaksi. Reaksi terhadap firman dan janji yang diberikan. Waktu saya bereaksi, reaksi ini adalah akibat mendengar firman.Mengapa kau bisa mendengar firman? Karena Tuhan memberi kesempatan. MengapaTuhan memberikan firman? Karena Dia mau kau mengerti. 

Jadi, Allah yang menghendaki kau mengerti memberikan pengertian di dalam dirimu. Allah juga memberikan firman melalui nabi dan rasul. Allah memberikan Alkitab yang tercetak itu bisa jatuh di dalam tanganmu. Allah memberikan firman melalui hamba-hamba Tuhan yang dikirim untuk mengkhotbahkan, menjelaskan kebenaran Tuhan. Semua ini adalah pekerjaan Tuhan Allah, sebelum kau bisa memberikan reaksi apapun. Maka iman yang adalah reaksi terhadap firman adalah akibat anugerah. Itulah yang membuat saya bisa berkata,Tuhan, benar, aku mau percaya. Anugerah Tuhan mendahului respon manusia. Tidak ada seorangpun yang lebih dahulu cinta Tuhan, sampai Tuhan merasa sungkan dan merasa perlu membalas cintanya. 

Alkitab mengajarkan, kalau kita mencintai Tuhan adalah karena Tuhan lebih dahulu mencintai kita. Allah yang senantiasa berinisiatif, yang lebih dahulu mengasihi kita, yang lebih dahulu memberikan anugerah kepada kita, yang lebih dahulu mewahyukan kebenaran untuk memperkenalkan diri kepada kita, yang lebih dahulu mengirim Roh Kudus, untukmemberikan penjelasan, iluminasi, pencerahan kepada kita. Allahlah yang terlebih dahulu memberikan anugerah yang bertubi-tubi di dalam diri kita,kemudian menghasilkan buah, beriman kepada Tuhan. 

Paulus mengatakan, kau diselamatkan karena anugerah oleh iman, tetapi itu… Apakah maksud dari istilah “itu” di sini? Apakah “itu” berarti keselamatan, atau anugerah, atau iman? Saya percaya, bahwa semua yang dibahas oleh Paulus di sini adalah anugerah yang membuat kita diselamatkan, anugerah yang merangsang kita beriman, anugerah yang membawa kita menormalisasi kehendak kita sampai kita mengatakan ya kepada Tuhan. Kehendak kita yang sudah rusak, yang sudah tidak mungkin memberikan reaksi yang baik ituTuhan pulihkan sehingga kita bisa berkata “Ya Tuhan, aku mau Tuhan.” Itu adalah pekerjaan dari Tuhan sendiri. Maka istilah “itu” di sini mengandung tiga unsur:iman, anugerah, dan keselamatan. Dan seluruhnya bukan hasil usahamu, melainkan pekerjaan Tuhan semata. Itu bukan hasil pekerjaanmu, jangan ada orang memegahkan diri. 

Efesus 2:10, di sini kita melihat akan satu hal yang indah luar biasa. Kita adalah karya Tuhan yang diciptakan di dalam Kristus. Bukankah karya penciptaan sudah selesai pada hari yang keenam? Di sini kita melihat, Tuhan masih mencipta, yang dimaksud dengan cipta di sini adalah penciptaan ulang. Ciptaan yang tercatat di dalam Kitab Kejadian adalah ciptaan yang pertama, dan yang di dalam Kristus adalah ciptaan gelombang kedua, ciptaan baru: the new creation. 

Di dalam ciptaan yang pertama, kita semua diciptakan di dalam Adam, sehingga kita mirip Adam, kelakuan kita juga mirip Adam, bahkan pemberontakan Adam pun menjadi contoh yang kita ulangi terus menerus di dalam hidup kita sehari-hari. Tetapi di dalam Kristus, kita dicipta ulang, supaya kita menjadi mirip Kristus, bukan lagi mirip Adam. Maka Tuhan mengirim Roh Kudus, supaya setiap hari kita hidup di dalam ketaatan kepada Allah. Setelah kita menjadi ciptaan baru, apa yang harus kita lakukan? Melakukan kebajikan. Apakah perbuatan baik itu penting? Penting! Setelah kau diselamatkan, bukan sebelum kau diselamatkan. Sebelum diselamatkan, perbuatan kita yang terbaik pun tidak mungkin menggantikan pengampunan dosa yang dari Tuhan, tetapi setelah diselamatkan, perbuatlah kebajikan untuk memuliakan nama Tuhan. Jangan lagi melakukan hal yang jelek, yang mempermalukan nama Tuhan. 


Perbuatan baik tidak bisa menyelamatkan kita, tidak bisa menggantikan anugerah keselamatan, tetapi perbuatan baik adalah bukti bahwa kita sudah diselamatkan, dan kita harus menjadi saksi Tuhan di dalam dunia. Perbuatan baik yang bagaimanakah? Apakah kita harus melakukan semua kebaikan? Jawabnya, tidak. Kalau kau mau melakukan semua kebajikan,sampai mati pun tidak akan selesai, akhirnya kau malah belum mengerjakan pekerjaan yang telah Tuhan sediakan bagimu. Jadi, berbuatlah kebaikan yang Tuhan sediakan bagimu. Bukan maksudnya yang lain itu tidak baik, semuanya baik, tetapi prioritasnya yang harus diperhatikan.

Penutup:


Kalau kita mempunyai perpuluhan,kemampuan, apa yang harus kita lakukan? Apakah pada waktu kita mendengar kesulitan di India, lalu kita mengirimkan semua uang ke India? Sesudah dikirim baru sadar, kita akan mendirikan STTRII, membina orang untuk menjadi hamba Tuhan,tetapi uangnya sudah tersedot ke pemberian bantuan ke India. Kita mendengar ada kebutuhan di Kalimantan, di Irian Jaya, maka kita mengirim semua uang ke sana,setelah itu baru sadar, kita menginjili orang, kita membutuhkan traktat, tetapi uang kita sudah habis. Inilah maksudnya, untuk menggunakan uang, melakukan perbuatan baik, memilih apa yang harus kita lakukan, kita membutuhkan bijaksana yang menyeluruh, hingga kita mempunyai proporsi yang penting dalam membagi-bagikan uang itu. 

Efesus 2: 10, karena kita adalah perbuatan Allah, diciptakan di dalam Kristus Yesus, untuk melakukan perbuatan yang baik, yang dipersiapkan Allah sebelumnya. Artinya, ada rencana Tuhan untuk perbuatan baik kita. Baik dalam memberikan waktu, uang, bantuan, maupun dalam memberikan sumbangan pikiran dan sebagainya, kita perlu mengaturnya. Bahkan sebelum kau mengaturnya, Tuhan sudah mempersiapkan bagimu. Maksudnya, Tuhan mempunyai rencana untuk hal-hal apa saja yang harus kita kerjakan, mana yang primer dan mana yang sekunder, mana yang penting, dan mana yang tidak penting. Selain kita perlu mengetahui urutannya, kita juga perlu mempunyai penilaian akan penting dan tidak pentingnya hal itu. Ada seorang pendeta, penuh dengan cinta kasih, uangnya dipakai untuk membantu, kemudian hari baru diketahui bahwa orang yang mendapatkan bantuan adalah mereka yang mengajarkan ajaran bidat, ajaran yang menyimpang dari Alkitab. Saat itu barulah dia menyadari teguran papanya dulu benar adanya. Dulu dia mengira papanya kurang cinta kasih. 

IMAN, ANUGERAH, DAN KESELAMATAN - Pdt. DR. Stephen Tong




Wednesday, October 26, 2011

AGAMA YAHUDI / YUDAISME DAN KESELAMATAN

AGAMA YAHUDI / YUDAISME DAN KESELAMATAN DARI YESUS

Pendahuluan:AGAMA YAHUDI / YUDAISME DAN KESELAMATAN(ba)

Orang kristen sering diidentikkan dengan orang Yahudi, dan agama Kristen sering diidentikkan dengan agama Yahudi / Yudaisme. Mungkin karena menggunakan Perjanjian Lama yang sama, dan nabi-nabinya sama, dan khususnya karena Yesus adalah orang Yahudi. Padahal sebetulnya Kristen sama sekali tidak sama dengan agama Yahudi / Yudaisme, dan sampai saat ini mayoritas orang Yahudi adalah orang-orang yang anti Kristen / menolak pandangan Kristen. Dalam hal apa saja pandangan / kepercayaan mereka bertentangan dengan kekristenan?

Pendahuluan: AGAMA YAHUDI / YUDAISME DAN KESELAMATAN

I) Pandangan terhadap Yesus.

1)   Janji Allah tentang Mesias / Yesus dalam Kitab Suci.
Mesias / Yesus sudah dijanjikan oleh Allah sejak dari kejatuhan Adam ke dalam dosa.
Kej 3:14-15 - “Lalu berfirmanlah TUHAN Allah kepada ular itu: ‘Karena engkau berbuat demikian, terkutuklah engkau di antara segala ternak dan di antara segala binatang hutan; dengan perutmulah engkau akan menjalar dan debu tanahlah akan kaumakan seumur hidupmu. Aku akan mengadakan permusuhan antara engkau dan perempuan ini, antara keturunanmu dan keturunannya; keturunannya akan meremukkan kepalamu, dan engkau akan meremukkan tumitnya.’”.
Catatan: Ini digenapi pada saat kematian dan kebangkitan Tuhan Yesus.
Setelah itu janji tentang Yesus itu diberikan lagi pada jaman Abraham.
Kej 12:1-3 - “(1) Berfirmanlah TUHAN kepada Abram: ‘Pergilah dari negerimu dan dari sanak saudaramu dan dari rumah bapamu ini ke negeri yang akan Kutunjukkan kepadamu; (2) Aku akan membuat engkau menjadi bangsa yang besar, dan memberkati engkau serta membuat namamu masyhur; dan engkau akan menjadi berkat. (3) Aku akan memberkati orang-orang yang memberkati engkau, dan mengutuk orang-orang yang mengutuk engkau, dan olehmu semua kaum di muka bumi akan mendapat berkat.’”.
Dan setelah itu masih banyak janji-janji dalam Perjanjian Lama tentang Mesias / Yesus, dan orang-orang Yahudi menanti-nantikan penggenapan janji tersebut.
2)   Konsep-konsep yang salah dari orang-orang Yahudi tentang Mesias.
a)   Mesias hanyalah manusia biasa / keturunan Daud, bukan Tuhan / Allah.
Mat 22:41-46 - “(41) Ketika orang-orang Farisi sedang berkumpul, Yesus bertanya kepada mereka, kataNya: (42) ‘Apakah pendapatmu tentang Mesias? Anak siapakah Dia?’ Kata mereka kepadaNya: ‘Anak Daud.’ (43) KataNya kepada mereka: ‘Jika demikian, bagaimanakah Daud oleh pimpinan Roh dapat menyebut Dia Tuannya, ketika ia berkata: (44) Tuhan telah berfirman kepada Tuan / Tuhan ku: duduklah di sebelah kananKu, sampai musuh-musuhMu Kutaruh di bawah kakiMu. (45) Jadi jika Daud menyebut Dia Tuannya, bagaimana mungkin Ia anaknya pula?’ (46) Tidak ada seorangpun yang dapat menjawabNya, dan sejak hari itu tidak ada seorangpun juga yang berani menanyakan sesuatu kepadaNya”.
Gelar yang paling umum untuk Mesias adalah ‘Anak Daud’, karena orang-orang Yahudi mempercayai bahwa Mesias akan lahir dari keturunan Daud (bdk. Yoh 7:42).
Yesus bertanya kepada orang-orang Farisi: ‘Apakah pendapatmu tentang Mesias? Anak siapakah Dia?’. Mereka menjawab: ‘Anak Daud.’.
Yesus lalu bertanya lagi dengan mengutip Maz 110:1 (yang diakui oleh semua orang Yahudi sebagai Mazmur tentang Mesias): ‘Jika demikian, bagaimanakah Daud oleh pimpinan Roh dapat menyebut Dia Tuan (Tuhan) nya, ketika ia berkata: Tuhan telah berfirman kepada Tuan (Tuhan) ku: duduklah di sebelah kananKu, sampai musuh-musuhMu Kutaruh di bawah kakiMu. Jadi jika Daud menyebut Dia Tuan (Tuhan) nya, bagaimana mungkin Ia anaknya pula?’.
Satu-satunya jawaban yang bisa diberikan adalah: Mesias itu adalah Allah dan manusia. Sebagai manusia Ia adalah keturunan Daud, tetapi sebagai Allah Ia adalah Tuhan dari Daud! Karena orang-orang Farisi itu tidak mau mengakui Yesus sebagai Allah, maka mereka tidak bisa menjawab pertanyaan ini.
H. P. Liddon“David’s Son is David’s Lord. ... David describes his great descendant Messiah as his ‘Lord’ (Psa. 110:1). ... He is David’s descendant; the Pharisees knew that truth. But He is also David’s Lord. How could He both if He was merely human? The belief of Christendom can alone answer the question which our Lord addressed to the Pharisees. The Son of David is David’s Lord because He is God; the Lord of David is David’s Son because He is God incarnate” [= Anak dari Daud adalah Tuhan dari Daud. ... Daud menggambarkan keturunannya yang agung, Mesias, sebagai ‘Tuhan’nya (Maz 110:1). ... Ia adalah keturunan dari Daud; orang-orang Farisi mengetahui kebenaran itu. Tetapi Ia juga adalah Tuhan dari Daud. Bagaimana Ia bisa adalah keduanya jika Ia hanya manusia semata-mata? Hanya kepercayaan dari orang-orang kristen yang bisa menjawab pertanyaan yang ditujukan oleh Tuhan kita kepada orang-orang Farisi. Anak dari Daud adalah Tuhan dari Daud karena Ia adalah Allah; Tuhan dari Daud adalah Anak dari Daud karena Ia adalah Allah yang berinkarnasi / menjadi manusia] - ‘The Divinity of the Lord and Saviour Jesus Christ’, hal 43.
b)   Mesias adalah seorang raja duniawi yang hebat yang akan membebaskan mereka dari penjajahan Romawi.
Pada waktu orang-orang Yahudi dijajah oleh bangsa Romawi, mereka mempunyai konsep yang salah tentang Mesias yang dijanjikan oleh Allah tersebut. Mereka menganggap bahwa kalau Mesias itu datang, ia akan datang sebagai raja duniawi yang hebat dan akan membebaskan mereka dari belenggu penjajahan Romawi.
Dari mana mereka bisa mempunyai konsep seperti itu?
Yes 35:4 - “Katakanlah kepada orang-orang yang tawar hati: ‘Kuatkanlah hati, janganlah takut! Lihatlah, Allahmu akan datang dengan pembalasan dan dengan ganjaran Allah. Ia sendiri datang menyelamatkan kamu!’”.
Yer 23:5-6 - “(5) Sesungguhnya, waktunya akan datang, demikianlah firman TUHAN, bahwa Aku akan menumbuhkan Tunas adil bagi Daud. Ia akan memerintah sebagai raja yang bijaksana dan akan melakukan keadilan dan kebenaran di negeri. (6) Dalam zamannya Yehuda akan dibebaskan, dan Israel akan hidup dengan tenteram; dan inilah namanya yang diberikan orang kepadanya: TUHAN-keadilan kita”.
Yes 61:1-2 - “(1) Roh Tuhan ALLAH ada padaku, oleh karena TUHAN telah mengurapi aku; Ia telah mengutus aku untuk menyampaikan kabar baik kepada orang-orang sengsara, dan merawat orang-orang yang remuk hati, untuk memberitakan pembebasan kepada orang-orang tawanan, dan kepada orang-orang yang terkurung kelepasan dari penjara, (2) untuk memberitakan tahun rahmat TUHAN dan hari pembalasan Allah kita, untuk menghibur semua orang berkabung”.
Bdk. Luk 4:16-19,21-22 - “(16) Ia datang ke Nazaret tempat Ia dibesarkan, dan menurut kebiasaanNya pada hari Sabat Ia masuk ke rumah ibadat, lalu berdiri hendak membaca dari Alkitab. (17) KepadaNya diberikan kitab nabi Yesaya dan setelah dibukaNya, Ia menemukan nas, di mana ada tertulis: (18) ‘Roh Tuhan ada padaKu, oleh sebab Ia telah mengurapi Aku, untuk menyampaikan kabar baik kepada orang-orang miskin; dan Ia telah mengutus Aku (19) untuk memberitakan pembebasan kepada orang-orang tawanan, dan penglihatan bagi orang-orang buta, untuk membebaskan orang-orang yang tertindas, untuk memberitakan tahun rahmat Tuhan telah datang.’ ... (21) Lalu Ia memulai mengajar mereka, kataNya: ‘Pada hari ini genaplah nas ini sewaktu kamu mendengarnya.’ (22) Dan semua orang itu membenarkan Dia dan mereka heran akan kata-kata yang indah yang diucapkanNya, lalu kata mereka: ‘Bukankah Ia ini anak Yusuf?’.
Catatan: kata ‘membenarkan’ dalam ay 22 diterjemahkan berbeda-beda:
KJV: ‘bare him witness’ (= memberiNya kesaksian).
RSV/NIV: ‘spoke well of’ (= berbicara baik tentang).
NASB: ‘speaking well of’ (= berbicara baik tentang).
Luk 4:18-19 diambil dari Yes 61:1-2. Di sini digunakan istilah ‘orang miskin’‘tawanan’‘orang buta’‘orang yang tertindas’, dan juga ‘pembebasan’‘penglihatan’‘membebaskan’.
1.   Kata-kata ini jelas harus diartikan secara rohani, dan kata-kata ‘orang miskin’‘tawanan’‘orang buta’, dan ‘orang yang tertindas’, menunjukkan keadaan manusia tanpa Kristus.
Calvin“The prophet shows what would be the state of the Church before the manifestation of the Gospel, and what is the condition of all of us without Christ” (= Sang nabi menunjukkan bagaimana keadaan Gereja sebelum manifestasi Injil, dan bagaimana keadaan semua kita tanpa Kristus).
Kita harus sadar bahwa tanpa Kristus keadaan kita secara rohani betul-betul buruk!
Bdk. Ef 2:12 - “bahwa waktu itu kamu tanpa Kristus, tidak termasuk kewargaan Israel dan tidak mendapat bagian dalam ketentuan-ketentuan yang dijanjikan, tanpa pengharapan dan tanpa Allah di dalam dunia”.
Kalau kita tidak sadar hal ini, kita tidak akan datang kepada Kristus.
2.   Bahwa kata-kata tersebut memang mempunyai arti rohani dan bukan jasmani terlihat dari:
·        Kis 26:17b-18 - “Aku akan mengasingkan engkau dari bangsa ini dan dari bangsa-bangsa lain. Dan Aku akan mengutus engkau kepada mereka, untuk membuka mata mereka, supaya mereka berbalik dari kegelapan kepada terang dan dari kuasa Iblis kepada Allah, supaya mereka oleh iman mereka kepadaKu memperoleh pengampunan dosa dan mendapat bagian dalam apa yang ditentukan untuk orang-orang yang dikuduskan”.
·        Peristiwa dimana Yohanes Pembaptis masuk penjara, dan Kristus tidak membebaskannya (Mat 11:2-6). Ini menunjukkan bahwa bagian ini tidak bisa diartikan secara jasmani.
Jadi, ayat-ayat itu sebetulnya menjanjikan bahwa kalau Mesias itu datang, Ia akan mencelikkan orang yang buta secara rohani, Ia akan membebaskan orang yang ditawan oleh dosa / setan, dan sebagainya.
Tetapi orang-orang Yahudi menafsirkan kata-kata itu secara jasmani, dan karena itu mereka menanti-nantikan seorang Mesias yang hebat secara duniawi, dan yang akan membebaskan mereka dari penjajahan Romawi. Dan konsep ini bahkan juga ada dalam pikiran para murid Yesus.
Luk 24:21a - “Padahal kami dahulu mengharapkan, bahwa Dialah yang datang untuk membebaskan bangsa Israel”.
3)   Konsep-konsep yang salah tentang Mesias itu menyebabkan orang-orang Yahudi menolak Yesus sebagai Mesias, dan bahkan membunuhNya / menyalibkanNya.
Waktu Yesus datang sebagai seorang anak tukang kayu yang miskin, dan Yesus mengclaim bahwa nubuat dalam Yes 61:1-2 tersebut sudah digenapi dalam diriNya, maka mereka menolak untuk mempercayaiNya, karena Yesus sama sekali tidak cocok dengan konsep mereka tentang Mesias. Perhatikan kata-kata ‘Bukankah Ia ini anak Yusuf?’ (Luk 4:22b).
Selanjutnya, pada waktu Yesus menyatakan diri sebagai Mesias / Anak Allah, mereka bukan hanya menolak untuk mempercayaiNya, tetapi juga menganggapNya sebagai orang yang menghujat Allah, dan karena itu mereka berulangkali mau membunuhNya, dan akhirnya betul-betul menjatuhkan hukuman mati kepadaNya.
Yoh 5:17-18 - “(17) Tetapi Ia berkata kepada mereka: ‘BapaKu bekerja sampai sekarang, maka Akupun bekerja juga.’ (18) Sebab itu orang-orang Yahudi lebih berusaha lagi untuk membunuhNya, bukan saja karena Ia meniadakan hari Sabat, tetapi juga karena Ia mengatakan bahwa Allah adalah BapaNya sendiri dan dengan demikian menyamakan diriNya dengan Allah.
Yoh 10:30-36 - “(30) Aku dan Bapa adalah satu.’ (31) Sekali lagi orang-orang Yahudi mengambil batu untuk melempari Yesus. (32) Kata Yesus kepada mereka: ‘Banyak pekerjaan baik yang berasal dari BapaKu yang Kuperlihatkan kepadamu; pekerjaan manakah di antaranya yang menyebabkan kamu mau melempari Aku?’ (33) Jawab orang-orang Yahudi itu: ‘Bukan karena suatu pekerjaan baik maka kami mau melempari Engkau, melainkan karena Engkau menghujat Allah dan karena Engkau, sekalipun hanya seorang manusia saja, menyamakan diriMu dengan Allah.’ (34) Kata Yesus kepada mereka: ‘Tidakkah ada tertulis dalam kitab Taurat kamu: Aku telah berfirman: Kamu adalah allah? (35) Jikalau mereka, kepada siapa firman itu disampaikan, disebut allah - sedang Kitab Suci tidak dapat dibatalkan -,  (36) masihkah kamu berkata kepada Dia yang dikuduskan oleh Bapa dan yang telah diutusNya ke dalam dunia: Engkau menghujat Allah! Karena Aku telah berkata: Aku Anak Allah?.
Yoh 19:7 - “Jawab orang-orang Yahudi itu kepadanya: ‘Kami mempunyai hukum dan menurut hukum itu Ia harus mati, sebab Ia menganggap diriNya sebagai Anak Allah.’”.
Mat 26:63-66 - “(63) Tetapi Yesus tetap diam. Lalu kata Imam Besar itu kepadaNya: ‘Demi Allah yang hidup, katakanlah kepada kami, apakah Engkau Mesias, Anak Allah, atau tidak.’ (64) Jawab Yesus: ‘Engkau telah mengatakannya. Akan tetapi, Aku berkata kepadamu, mulai sekarang kamu akan melihat Anak Manusia duduk di sebelah kanan Yang Mahakuasa dan datang di atas awan-awan di langit.’ (65) Maka Imam Besar itu mengoyakkan pakaiannya dan berkata: ‘Ia menghujat Allah. Untuk apa kita perlu saksi lagi? Sekarang telah kamu dengar hujatNya. (66) Bagaimana pendapat kamu?’ Mereka menjawab dan berkata: ‘Ia harus dihukum mati!’”.
Catatan: kata-kata ‘Engkau telah mengatakannya’ (ay 64) merupakan suatu ungkapan yang artinya adalah ‘Ya’ (bdk. Mark 14:62).
Apa akibat dari ketidak-percayaan dan penolakan dan pembunuhan oleh orang-orang Yahudi terhadap Yesus ini?
a)   Kebinasaan dari mereka yang tetap berada di dalam ketidak-percayaan mereka terhadap Yesus.
Yoh 8:24 - “Karena itu tadi Aku berkata kepadamu, bahwa kamu akan mati dalam dosamu; sebab jikalau kamu tidak percaya, bahwa Akulah Dia, kamu akan mati dalam dosamu.’”.
Bdk. Wah 14:13 - “Dan aku mendengar suara dari sorga berkata: Tuliskan: ‘Berbahagialah orang-orang mati yang mati dalam Tuhan, sejak sekarang ini.’ ‘Sungguh,’ kata Roh, ‘supaya mereka boleh beristirahat dari jerih lelah mereka, karena segala perbuatan mereka menyertai mereka.’”.
Jadi, dalam Kitab Suci hanya ada 2 jenis kematian:
·        ‘mati dalam dosa’ adalah kematian dari orang yang tidak percaya kepada Yesus, dan kematian ini akan membawa orang itu masuk ke neraka selama-lamanya.
·        ‘mati dalam Tuhan’ adalah kematian dari orang yang percaya kepada Yesus, dan kematian ini akan  membawa orang tersebut ke surga.
Ini berlaku bukan hanya untuk orang-orang Yahudi, tetapi untuk semua orang. Kalau saudara mati saat ini, saudara termasuk yang mana?
b)   Seluruh Bait Allah, imam-imam, korban dosa, dan semua type / gambaran tentang Yesus, dihapuskan, karena telah digenapi dengan kematian Kristus di atas kayu salib. Ini ditunjukkan oleh:
·        sobeknya tirai Bait Allah pada saat Yesus mati.
Mat 27:50-51 - “(50) Yesus berseru pula dengan suara nyaring lalu menyerahkan nyawaNya. (51) Dan lihatlah, tabir Bait Suci terbelah dua dari atas sampai ke bawah dan terjadilah gempa bumi, dan bukit-bukit batu terbelah”.
·        Ef 2:15 - “sebab dengan matiNya sebagai manusia Ia telah membatalkan hukum Taurat dengan segala perintah dan ketentuannya, untuk menciptakan keduanya menjadi satu manusia baru di dalam diriNya, dan dengan itu mengadakan damai sejahtera”.
Catatan: yang dibatalkan dari hukum Taurat hanyalah hukum-hukum yang berhubungan dengan upacara keagamaan (ceremonial law), seperti sunat, Perjamuan Paskah (untuk merayakan keluarnya bangsa Israel dari Mesir), domba korban untuk dosa, peraturan tentang najis dan tahir, larangan makan macam-macam binatang, dan sebagainya. Sedangkan hukum Taurat yang termasuk hukum moral, seperti 10 hukum Tuhan, berlaku selama-lamanya (bdk. Mat 5:17-19).
·        dalam Perjanjian Baru, Yesuslah yang dinyatakan sebagai Imam Besar untuk selama-lamanya, dan ke-imam-anNya tidak bisa beralih kepada orang lain. Dengan demikian sekarang tidak boleh ada imam manusia biasa, karena Yesus adalah satu-satunya Imam / Pengantara antara kita dengan Allah.
Ibr 4:14-16 - “(14) Karena kita sekarang mempunyai Imam Besar Agung, yang telah melintasi semua langit, yaitu Yesus, Anak Allah, baiklah kita teguh berpegang pada pengakuan iman kita. (15) Sebab Imam Besar yang kita punya, bukanlah imam besar yang tidak dapat turut merasakan kelemahan-kelemahan kita, sebaliknya sama dengan kita, Ia telah dicobai, hanya tidak berbuat dosa. (16) Sebab itu marilah kita dengan penuh keberanian menghampiri takhta kasih karunia, supaya kita menerima rahmat dan menemukan kasih karunia untuk mendapat pertolongan kita pada waktunya”.
Ibr 5:5-10 - “(5) Demikian pula Kristus tidak memuliakan diriNya sendiri dengan menjadi Imam Besar, tetapi dimuliakan oleh Dia yang berfirman kepadaNya: ‘AnakKu Engkau! Engkau telah Kuperanakkan pada hari ini’, (6) sebagaimana firmanNya dalam suatu nas lain: ‘Engkau adalah Imam untuk selama-lamanya, menurut peraturan Melkisedek.’ (7) Dalam hidupNya sebagai manusia, Ia telah mempersembahkan doa dan permohonan dengan ratap tangis dan keluhan kepada Dia, yang sanggup menyelamatkanNya dari maut, dan karena kesalehanNya Ia telah didengarkan. (8) Dan sekalipun Ia adalah Anak, Ia telah belajar menjadi taat dari apa yang telah dideritaNya, (9) dan sesudah Ia mencapai kesempurnaanNya, Ia menjadi pokok keselamatan yang abadi bagi semua orang yang taat kepadaNya, (10) dan Ia dipanggil menjadi Imam Besar oleh Allah, menurut peraturan Melkisedek”.
Ibr 7:24-28 - “(24) Tetapi, karena Ia tetap selama-lamanya, imamatNya tidak dapat beralih kepada orang lain. (25) Karena itu Ia sanggup juga menyelamatkan dengan sempurna semua orang yang oleh Dia datang kepada Allah. Sebab Ia hidup senantiasa untuk menjadi Pengantara mereka. (26) Sebab Imam Besar yang demikianlah yang kita perlukan: yaitu yang saleh, tanpa salah, tanpa noda, yang terpisah dari orang-orang berdosa dan lebih tinggi dari pada tingkat-tingkat sorga,
(27) yang tidak seperti imam-imam besar lain, yang setiap hari harus mempersembahkan korban untuk dosanya sendiri dan sesudah itu barulah untuk dosa umatnya, sebab hal itu telah dilakukanNya satu kali untuk selama-lamanya, ketika Ia mempersembahkan diriNya sendiri sebagai korban. (28) Sebab hukum Taurat menetapkan orang-orang yang diliputi kelemahan menjadi Imam Besar, tetapi sumpah, yang diucapkan kemudian dari pada hukum Taurat, menetapkan Anak, yang telah menjadi sempurna sampai selama-lamanya”.
Ibr 8:1-6 - “(1) Inti segala yang kita bicarakan itu ialah: kita mempunyai Imam Besar yang demikian, yang duduk di sebelah kanan takhta Yang Mahabesar di sorga, (2) dan yang melayani ibadah di tempat kudus, yaitu di dalam kemah sejati, yang didirikan oleh Tuhan dan bukan oleh manusia. (3) Sebab setiap Imam Besar ditetapkan untuk mempersembahkan korban dan persembahan dan karena itu Yesus perlu mempunyai sesuatu untuk dipersembahkan. (4) Sekiranya Ia di bumi ini, Ia sama sekali tidak akan menjadi imam, karena di sini telah ada orang-orang yang mempersembahkan persembahan menurut hukum Taurat. (5) Pelayanan mereka adalah gambaran dan bayangan dari apa yang ada di sorga, sama seperti yang diberitahukan kepada Musa, ketika ia hendak mendirikan kemah: ‘Ingatlah,’ demikian firmanNya, ‘bahwa engkau membuat semuanya itu menurut contoh yang telah ditunjukkan kepadamu di atas gunung itu.’ (6) Tetapi sekarang Ia telah mendapat suatu pelayanan yang jauh lebih agung, karena Ia menjadi Pengantara dari perjanjian yang lebih mulia, yang didasarkan atas janji yang lebih tinggi”.
Ibr 9:11-15,24-28 - “(11) Tetapi Kristus telah datang sebagai Imam Besar untuk hal-hal yang baik yang akan datang: Ia telah melintasi kemah yang lebih besar dan yang lebih sempurna, yang bukan dibuat oleh tangan manusia, - artinya yang tidak termasuk ciptaan ini, - (12) dan Ia telah masuk satu kali untuk selama-lamanya ke dalam tempat yang kudus bukan dengan membawa darah domba jantan dan darah anak lembu, tetapi dengan membawa darahNya sendiri. Dan dengan itu Ia telah mendapat kelepasan yang kekal. (13) Sebab, jika darah domba jantan dan darah lembu jantan dan percikan abu lembu muda menguduskan mereka yang najis, sehingga mereka disucikan secara lahiriah, (14) betapa lebihnya darah Kristus, yang oleh Roh yang kekal telah mempersembahkan diriNya sendiri kepada Allah sebagai persembahan yang tak bercacat, akan menyucikan hati nurani kita dari perbuatan-perbuatan yang sia-sia, supaya kita dapat beribadah kepada Allah yang hidup. (15) Karena itu Ia adalah Pengantara dari suatu perjanjian yang baru, supaya mereka yang telah terpanggil dapat menerima bagian kekal yang dijanjikan, sebab Ia telah mati untuk menebus pelanggaran-pelanggara yang telah dilakukan selama perjanjian yang pertama. ... (24) Sebab Kristus bukan masuk ke dalam tempat kudus buatan tangan manusia yang hanya merupakan gambaran saja dari yang sebenarnya, tetapi ke dalam sorga sendiri untuk menghadap hadirat Allah guna kepentingan kita. (25) Dan Ia bukan masuk untuk berulang-ulang mempersembahkan diri-Nya sendiri, sebagaimana Imam Besar setiap tahun masuk ke dalam tempat kudus dengan darah yang bukan darahnya sendiri. (26) Sebab jika demikian Ia harus berulang-ulang menderita sejak dunia ini dijadikan. Tetapi sekarang Ia hanya satu kali saja menyatakan diriNya, pada zaman akhir untuk menghapuskan dosa oleh korbanNya. (26) Dan sama seperti manusia ditetapkan untuk mati hanya satu kali saja, dan sesudah itu dihakimi, (27) demikian pula Kristus hanya satu kali saja mengorbankan diriNya untuk menanggung dosa banyak orang. Sesudah itu Ia akan menyatakan diriNya sekali lagi tanpa menanggung dosa untuk menganugerahkan keselamatan kepada mereka, yang menantikan Dia”.
Ibr 10:11-14,19-21 - “(11) Selanjutnya setiap imam melakukan tiap-tiap hari pelayanannya dan berulang-ulang mempersembahkan korban yang sama, yang sama sekali tidak dapat menghapuskan dosa. (12) Tetapi Ia, setelah mempersembahkan hanya satu korban saja karena dosa, Ia duduk untuk selama-lamanya di sebelah kanan Allah, (13) dan sekarang Ia hanya menantikan saatnya, di mana musuh-musuhNya akan dijadikan tumpuan kakiNya. (14) Sebab oleh satu korban saja Ia telah menyempurnakan untuk selama-lamanya mereka yang Ia kuduskan. ... (19) Jadi, saudara-saudara, oleh darah Yesus kita sekarang penuh keberanian dapat masuk ke dalam tempat kudus, (20) karena Ia telah membuka jalan yang baru dan yang hidup bagi kita melalui tabir, yaitu diriNya sendiri, (21) dan kita mempunyai seorang Imam Besar sebagai kepala Rumah Allah”.
Bdk. 1Tim 2:5 - “Karena Allah itu esa dan esa pula Dia yang menjadi pengantara antara Allah dan manusia, yaitu manusia Kristus Yesus”.
Jadi, kalau orang-orang Yahudi mau mendirikan kembali Bait Allah dan memberlakukan kembali semua tata cara ibadah Perjanjian Lama, orang kristen harus menentang hal itu, karena itu merupakan penghinaan terhadap penebusan Kristus!
c)   Nubuat / ramalan Perjanjian Lama tentang Mesias tergenapi.
Perjanjian Lama memang menubuatkan / meramalkan bahwa Mesias akan menderita dan mati.
Kis 3:18 - “Tetapi dengan jalan demikian Allah telah menggenapi apa yang telah difirmankanNya dahulu dengan perantaraan nabi-nabiNya, yaitu bahwa Mesias yang diutusNya harus menderita”. Bdk. Kis 13:27,29.
Yes 53:4-6 - “(4) Tetapi sesungguhnya, penyakit kitalah yang ditanggungnya, dan kesengsaraan kita yang dipikulnya, padahal kita mengira dia kena tulah, dipukul dan ditindas Allah. (5) Tetapi dia tertikam oleh karena pemberontakan kita, dia diremukkan oleh karena kejahatan kita; ganjaran yang mendatangkan keselamatan bagi kita ditimpakan kepadanya, dan oleh bilur-bilurnya kita menjadi sembuh. (6) Kita sekalian sesat seperti domba, masing-masing kita mengambil jalannya sendiri, tetapi TUHAN telah menimpakan kepadanya kejahatan kita sekalian.
d)   Rencana Allah untuk memberikan jalan keselamatan kepada manusia juga tergenapi.
Allah memang merencanakan supaya Yesus / Mesias itu mati disalib.
Kis 2:23 - “Dia yang diserahkan Allah menurut maksud dan rencanaNya, telah kamu salibkan dan kamu bunuh oleh tangan bangsa-bangsa durhaka”.
Yes 53:10a - “Tetapi TUHAN berkehendak meremukkan dia dengan kesakitan. Apabila ia menyerahkan dirinya sebagai korban penebus salah”.
Mengapa Allah merencanakan kematian Kristus di salib? Supaya melalui salib / kematian itu Ia bisa menebus dosa-dosa umat manusia, dan memberikan jalan keselamatan kepada manusia.
Ef 2:14-18 - “(14) Karena Dialah damai sejahtera kita, yang telah mempersatukan kedua pihak dan yang telah merubuhkan tembok pemisah, yaitu perseteruan, (15) sebab dengan matiNya sebagai manusia Ia telah membatalkan hukum Taurat dengan segala perintah dan ketentuannya, untuk menciptakan keduanya menjadi satu manusia baru di dalam diriNya, dan dengan itu mengadakan damai sejahtera, (16) dan untuk memperdamaikan keduanya, di dalam satu tubuh, dengan Allah oleh salib, dengan melenyapkan perseteruan pada salib itu. (17) Ia datang dan memberitakan damai sejahtera kepada kamu yang ‘jauh’ (orang-orang non Yahudi) dan damai sejahtera kepada mereka yang ‘dekat’ (orang-orang Yahudi), (18) karena oleh Dia (Yesus) kita kedua pihak dalam satu Roh beroleh jalan masuk kepada Bapa.
Jadi, setelah kematian dan kebangkitan Kristus, maka tidak ada lagi perbedaan antara ‘orang yang dekat’ (Yahudi) dan ‘orang yang jauh’ (non Yahudi). Semua hanya mempunyai satu jalan masuk kepada Allah / Bapa, yaitu melalui Yesus Kristus.
Ini sesuai dengan Yoh 14:6 - “Kata Yesus kepadanya: ‘Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku”.

II) Pandangan terhadap keselamatan.

Dalam Perjanjian Lama, Allah memilih bangsa Israel dan memberikan tanah Kanaan kepada mereka. Ada beberapa hal yang perlu diketahui tentang pemilihan ini:
1)   Allah memilih mereka bukan karena mereka adalah bangsa yang besar, atau karena mereka itu baik / saleh. Pemilihan Allah sepenuhnya tergantung kehendak Allah sendiri.
Ul 9:6 - “Jadi ketahuilah, bahwa bukan karena jasa-jasamu TUHAN, Allahmu, memberikan kepadamu negeri yang baik itu untuk diduduki. Sesungguhnya engkau bangsa yang tegar tengkuk!’”.
Ul 7:7 - “Bukan karena lebih banyak jumlahmu dari bangsa manapun juga, maka hati TUHAN terpikat olehmu dan memilih kamu - bukankah kamu ini yang paling kecil dari segala bangsa?”.
2)   Sebagai bangsa pilihan, kepada mereka diberikan Firman Tuhan / hukum Taurat / Perjanjian Lama.
Ro 3:1-2 - “(1) Jika demikian, apakah kelebihan orang Yahudi dan apakah gunanya sunat? (2) Banyak sekali, dan di dalam segala hal. Pertama-tama: sebab kepada merekalah dipercayakan firman Allah”.
3)   Pemilihan terhadap Israel ini bertujuan untuk melahirkan Mesias / Yesus ke dalam dunia ini supaya bisa menebus dosa manusia, dan pemilihan ini belum tentu menyelamatkan mereka.
Tetapi ternyata pemilihan ini menyebabkan mereka menjadi sombong, dan dalam persoalan keselamatan ada beberapa hal yang mereka andalkan / banggakan:
a)   Faktor keturunan Abraham.
Karena itu Yohanes Pembaptis berkata kepada orang-orang Farisi dan orang-orang Saduki: “(7) Tetapi waktu ia melihat banyak orang Farisi dan orang Saduki datang untuk dibaptis, berkatalah ia kepada mereka: ‘Hai kamu keturunan ular beludak. Siapakah yang mengatakan kepada kamu, bahwa kamu dapat melarikan diri dari murka yang akan datang? (8) Jadi hasilkanlah buah yang sesuai dengan pertobatan. (9) Dan janganlah mengira, bahwa kamu dapat berkata dalam hatimu: Abraham adalah bapa kami! Karena aku berkata kepadamu: Allah dapat menjadikan anak-anak bagi Abraham dari batu-batu ini! (10) Kapak sudah tersedia pada akar pohon dan setiap pohon yang tidak menghasilkan buah yang baik, pasti ditebang dan dibuang ke dalam api” (Mat 3:7-10).
Juga Tuhan Yesus sendiri berkata: “(11) Aku berkata kepadamu: Banyak orang akan datang dari Timur dan Barat dan duduk makan bersama-sama dengan Abraham, Ishak dan Yakub di dalam Kerajaan Sorga, (12) sedangkan anak-anak Kerajaan itu akan dicampakkan ke dalam kegelapan yang paling gelap, di sanalah akan terdapat ratap dan kertak gigi.’” (Mat 8:11-12).
b)   Faktor kebangsaan, sebagai bangsa Israel / Yahudi, bangsa yang dipilih oleh Tuhan, dengan sunat sebagai tanda.
Pada waktu Paulus masih ada dalam agama Yahudi, ia mempunyai kebanggaan tentang hal-hal ini. Ini terlihat dari:
Fil 3:4-6 - “(4) Sekalipun aku juga ada alasan untuk menaruh percaya pada hal-hal lahiriah. Jika ada orang lain menyangka dapat menaruh percaya pada hal-hal lahiriah, aku lebih lagi: (5) disunat pada hari kedelapandari bangsa Israel, dari suku Benyamin, orang Ibrani asli, tentang pendirian terhadap hukum Taurat aku orang Farisi, (6) tentang kegiatan aku penganiaya jemaat, tentang kebenaran dalam mentaati hukum Taurat aku tidak bercacat”.
Gal 2:15 - “Menurut kelahiran kami adalah orang Yahudi dan bukan orang berdosa dari bangsa-bangsa lain”.
Ada seorang penafsir yang mengatakan bahwa setiap pagi seorang Yahudi laki-laki bersyukur kepada Allah bahwa:
·        Ia dilahirkan sebagai laki-laki dan bukan perempuan.
·        Ia adalah orang merdeka dan bukannya budak.
·        Ia adalah orang Yahudi dan bukannya Gentiles (non-Yahudi).
Penafsir yang sama bahkan mengatakan bahwa orang-orang Yahudi berpendapat bahwa Allah menciptakan orang-orang non Yahudi dengan tujuan menjadikannya sebagai bahan bakar di neraka!
Tetapi Firman Tuhan menentang kebanggaan Yahudi ini, dan ini terlihat dari:
¨      Ro 9:6b - “Sebab tidak semua orang yang berasal dari Israel adalah orang Israel”.
¨      Ro 2:28-29 - “(28) Sebab yang disebut Yahudi bukanlah orang yang lahiriah Yahudi, dan yang disebut sunat, bukanlah sunat yang dilangsungkan secara lahiriah. (29) Tetapi orang Yahudi sejati ialah dia yang tidak nampak keyahudiannya dan sunat ialah sunat di dalam hati, secara rohani, bukan secara hurufiah. Maka pujian baginya datang bukan dari manusia, melainkan dari Allah”.
¨      Ro 10:9-12 - “(9) Sebab jika kamu mengaku dengan mulutmu, bahwa Yesus adalah Tuhan, dan percaya dalam hatimu, bahwa Allah telah membangkitkan Dia dari antara orang mati, maka kamu akan diselamatkan. (10) Karena dengan hati orang percaya dan dibenarkan, dan dengan mulut orang mengaku dan diselamatkan. (11) Karena Kitab Suci berkata: ‘Barangsiapa yang percaya kepada Dia, tidak akan dipermalukan.’ (12) Sebab tidak ada perbedaan antara orang Yahudi dan orang Yunani. Karena, Allah yang satu itu adalah Tuhan dari semua orang, kaya bagi semua orang yang berseru kepadaNya”.
Jadi, seperti sudah ditekankan di atas tadi, saya tekankan lagi di sini, bahwa setelah kematian dan kebangkitan Kristus, maka tidak ada lagi perbedaan antara Yahudi dan non Yahudi. Semua hanya bisa selamat melalui iman kepada Yesus Kristus.
c)   Ketaatan / perbuatan baik, khususnya sunat dan ketaatan terhadap adat istiadat Musa.
Ada banyak ayat Kitab Suci yang menunjukkan bahwa agama Yahudi memang mengajarkan keselamatan karena perbuatan baik / sunat, seperti:
·        Ro 9:30-10:3 - “(9:30) Jika demikian, apakah yang hendak kita katakan? Ini: bahwa bangsa-bangsa lain yang tidak mengejar kebenaran, telah beroleh kebenaran, yaitu kebenaran karena iman. (9:31) Tetapi: bahwa Israel, sungguhpun mengejar hukum yang akan mendatangkan kebenaran, tidaklah sampai kepada hukum itu. (9:32) Mengapa tidak? Karena Israel mengejarnya bukan karena iman, tetapi karena perbuatan. Mereka tersandung pada batu sandungan, (9:33) seperti ada tertulis: ‘Sesungguhnya, Aku meletakkan di Sion sebuah batu sentuhan dan sebuah batu sandungan, dan siapa yang percaya kepadaNya, tidak akan dipermalukan.’ (10:1) Saudara-saudara, keinginan hatiku dan doaku kepada Tuhan ialah, supaya mereka diselamatkan. (10:2) Sebab aku dapat memberi kesaksian tentang mereka, bahwa mereka sungguh-sungguh giat untuk Allah, tetapi tanpa pengertian yang benar. (10:3) Sebab, oleh karena mereka tidak mengenal kebenaran Allah dan oleh karena mereka berusaha untuk mendirikan kebenaran mereka sendiri, maka mereka tidak takluk kepada kebenaran Allah”.
·        Fil 3:4-9 yang menceritakan kesaksian Paulus pada waktu ia masih berada dalam agama Yahudi, berbunyi sebagai berikut: “(4) Sekalipun aku juga ada alasan untuk menaruh percaya pada hal-hal lahiriah. Jika ada orang lain menyangka dapat menaruh percaya pada hal-hal lahiriah, aku lebih lagi: (5) disunat pada hari kedelapan, dari bangsa Israel, dari suku Benyamin, orang Ibrani asli, tentang pendirian terhadap hukum Taurat aku orang Farisi, (6) tentang kegiatan aku penganiaya jemaat, tentang kebenaran dalam mentaati hukum Taurat aku tidak bercacat. (7) Tetapi apa yang dahulu merupakan keuntungan bagiku, sekarang kuanggap rugi karena Kristus. (8) Malahan segala sesuatu kuanggap rugi, karena pengenalan akan Kristus Yesus, Tuhanku, lebih mulia dari pada semuanya. Oleh karena Dialah aku telah melepaskan semuanya itu dan menganggapnya sampah, supaya aku memperoleh Kristus, (9) dan berada dalam Dia bukan dengan kebenaranku sendiri karena mentaati hukum Taurat, melainkan dengan kebenaran karena kepercayaan kepada Kristus, yaitu kebenaran yang Allah anugerahkan berdasarkan kepercayaan.
·        Kis 15:1-2 - “(1) Beberapa orang datang dari Yudea ke Antiokhia dan mengajarkan kepada saudara-saudara di situ: ‘Jikalau kamu tidak disunat menurut adat istiadat yang diwariskan oleh Musa, kamu tidak dapat diselamatkan.’ (2) Tetapi Paulus dan Barnabas dengan keras melawan dan membantah pendapat mereka itu. Akhirnya ditetapkan, supaya Paulus dan Barnabas serta beberapa orang lain dari jemaat itu pergi kepada rasul-rasul dan penatua-penatua di Yerusalem untuk membicarakan soal itu”.
Tetapi Kitab Suci mengajarkan keselamatan hanya karena iman. Ini berlaku dalam Perjanjian Lama (setelah kejatuhan Adam) maupun dalam Perjanjian Baru.
¨      Perjanjian Lama.
Kej 15:6 - “Lalu percayalah Abram kepada TUHAN, maka TUHAN memperhitungkan hal itu kepadanya sebagai kebenaran.
Hab 2:4 - “Sesungguhnya, orang yang membusungkan dada, tidak lurus hatinya, tetapi orang yang benar itu akan hidup oleh percayanya.
¨      Perjanjian Baru.
Ef 2:8-9 - “Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri”.
Gal 2:16 - “Kamu tahu, bahwa tidak seorangpun yang dibenarkan oleh karena melakukan hukum Taurat, tetapi hanya oleh karena iman dalam Kristus Yesus. Sebab itu kamipun telah percaya kepada Kristus Yesus, supaya kami dibenarkan oleh karena iman dalam Kristus dan bukan oleh karena melakukan hukum Taurat. Sebab: ‘tidak ada seorangpun yang dibenarkan’ oleh karena melakukan hukum Taurat”.
Ro 3:24,27-28 - “dan oleh kasih karunia Allah telah dibenarkan dengan cuma-cuma karena penebusan dalam Kristus Yesus. ... Jika demikian, apa dasarnya untuk bermegah? Tidak ada! Berdasarkan perbuatan? Tidak, melainkan berdasarkan iman! Karena kami yakin, bahwa manusia dibenarkan karena iman, dan bukan karena ia melakukan hukum Taurat”.
Ro 9:30-32 - “Jika demikian, apakah yang hendak kita katakan? Ini: bahwa bangsa-bangsa lain yang tidak mengejar kebenaran, telah memperoleh kebenaran, yaitu kebenaran karena iman. Tetapi: bahwa Israel, sungguhpun mengejar hukum yang akan mendatangkan kebenaran, tidaklah sampai kepada hukum itu. Mengapa tidak? Karena Israel mengejarnya bukan karena iman, tetapi karena perbuatan”.
Fil 3:7-9 - “Tetapi apa yang dahulu merupakan keuntungan bagiku, sekarang kuanggap rugi karena Kristus. Malahan segala sesuatu kuanggap rugi, karena pengenalan akan Kristus Yesus, Tuhanku, lebih mulia dari pada semuanya. Oleh karena Dialah aku telah melepaskan semuanya itu dan menganggapnya sampah, supaya aku memperoleh Kristus, dan berada dalam Dia bukan dengan kebenaranKu sendiri karena mentaati hukum Taurat, melainkan dengan kebenaran karena kepercayaan kepada Kristus, yaitu kebenaran yang Allah anugerahkan berdasarkan kepercayaan”.
Text Kitab Suci lain yang bisa dibaca: Gal 3:6-11  Kis 15:1-21.
Ada 2 hal penting yang ingin saya tambahkan dalam persoalan ini:
1.   Manusia tidak bisa diselamatkan karena perbuatan baik. Mengapa?
a.   Karena manusia tidak bisa baik.
Kita sering memutuskan untuk berubah menjadi baik, tetapi gagal. Misalnya saya dulu malas, dan sering berjanji untuk menjadi rajin, tetapi terus malas.
Disamping itu, kalaupun dalam hal tertentu kita bisa berubah menjadi baik, tetapi:
·        kebaikan itu cuma kebaikan lahiriah, hati / pikiran kita tetap kotor / berdosa. Misalnya: tidak berzinah tetapi melakukan pikiran cabul. Pergi berbakti / berdoa tetapi pikirannya ngelantur.
·        kebaikan itu ada pamrihnya. Misalnya: menolong orang miskin supaya dirinya masuk surga. Ini adalah kebaikan yang bersifat egois, dan pada dasarnya bukanlah suatu kebaikan.
·        kita tidak baik dalam banyak hal yang lain. Misalnya: bisa jujur, tetapi sering sombong; atau bisa sabar tetapi sering munafik / berdusta, dan sebagainya.
Bdk. Yes 64:6 yang menyatakan bahwa ‘segala kesalehan kita seperti kain kotor’.
b.   Kalaupun manusia bisa baik, bagaimana dengan dosa-dosanya pada masa yang lalu? Perbuatan baik tidak bisa menghapuskan dosa (Gal 2:16,21).
Gal 2:16a - “Kamu tahu, bahwa tidak seorangpun yang dibenarkan oleh karena melakukan hukum Taurat, tetapi hanya oleh karena iman dalam Kristus Yesus”.
Gal 2:21b - “... sekiranya ada kebenaran oleh hukum Taurat, maka sia-sialah kematian Kristus”.
Illustrasi: Seseorang ditangkap polisi karena melanggar peraturan lalu lintas dan 1 minggu setelahnya harus menghadap ke pengadilan. Dalam waktu satu minggu itu ia lalu banyak berbuat baik untuk menebus dosanya. Ia menolong tetangga, memberi uang kepada pengemis, dsb. Pada waktu persidangan, ia membawa semua orang kepada siapa ia sudah melakukan kebaikan itu sebagai saksi. Pada waktu hakim bertanya: ‘Benarkah saudara melanggar peraturan lalu lintas?’, ia lalu menjawab: ‘Benar pak hakim, tetapi saya sudah banyak berbuat baik untuk menebus dosa saya. Ini saksi-saksinya’. Sekarang pikirkan sendiri, kalau hakim itu waras, apakah hakim itu akan membebaskan orang itu? Jawabnya jelas adalah ‘tidak’! Jadi terlihat bahwa dalam hukum duniapun kebaikan tidak bisa menutup / menebus / menghapus dosa! Demikian juga dengan dalam hukum Tuhan / Kitab Suci!
Juga kita perlu ingat bahwa Allah tidak bisa bermurah hati / mengampuni seseorang begitu saja.
Pikirkan hal ini: kalau saudara salah jalan, lalu seorang polisi menghentikan saudara. Saudara lalu minta maaf, dan polisi itu lalu melepaskan saudara begitu saja. Apakah polisi itu baik? Kalau saudara berkata ‘ya’, maka saya bertanya lagi: bagaimana kalau ada pencopet tertangkap oleh polisi itu, dan lalu dilepaskan begitu saja karena ia minta maaf? Bagaimana kalau perampok, pembunuh, pemerkosa, dsb, semua dilepaskan begitu saja? Jelas bahwa polisi yang melepaskan begitu saja para pelanggar hukum itu, bukanlah polisi yang baik!
Demikian juga kalau Allah mengampuni begitu saja orang-orang berdosa, Ia juga bukan Allah yang baik, dan jelas bahwa Ia adalah Allah yang tidak adil. Allah yang adil harus menjatuhkan hukuman pada saat melihat dosa. Hukuman bisa ditunda, tetapi harus tetap dijatuhkan.
Allah hanya bisa bermurah hati / mengampuni dosa seseorang, karena Kristus telah memikul hukuman orang itu.
Maz 103:10 - “Tidak dilakukanNya kepada kita setimpal dengan dosa kita, dan tidak dibalasNya kepada kita setimpal dengan kesalahan kita”.
Kalau ayat ini dipisahkan dari penebusan Kristus, maka ayat ini menunjukkan bahwa Allah itu tidak adil. Kalau Allah itu adil, Ia harus menghukum setimpal dengan dosa / kesalahan orang itu.
Tetapi dengan adanya penebusan Kristus, maka Allah bisa melakukan hal itu terhadap orang-orang yang percaya kepada Kristus, dan Ia tetap adil. Karena apa? Karena hukuman tetap dijatuhkan, tetapi dipikul oleh Kristus, yang tidak lain adalah Allah sendiri. Kalau Ia memberikan hukuman itu kepada orang / makhluk lain, misalnya kepada malaikat, maka Ia tidak adil. Tetapi kalau Ia sendiri yang memikul hukuman itu, tidak ada orang yang berhak menyalahkan Dia.
Kesimpulan: penebusan Kristus mutlak harus ada dan diterima oleh seseorang kalau ia ingin diselamatkan / masuk surga.
2.   Iman yang sejati pasti menyebabkan perubahan hidup ke arah yang positif.
Pertanyaan yang sering ditujukan kepada orang kristen yang mempercayai keselamatan hanya oleh iman, adalah: bagaimana kalau seseorang percaya kepada Kristus, lalu ia sengaja terus hidup dalam dosa?
Jawabannya mudah sekali: itu tidak mungkin bisa terjadi. Mengapa? Karena iman yang sejati / sungguh-sungguh pasti diikuti oleh pertobatan dari dosa / perubahan hidup (Yak 2:17,26). Mengapa demikian? Karena orang yang betul-betul percaya kepada Yesus, pasti menerima Roh Kudus (Ef 1:13-14), yang merupakan Pribadi ketiga dari Allah Tritunggal, dan Roh Kudus itu akan menguduskan / menyucikan hidup orang itu (Gal 5:22-23), kalau perlu dengan menghajarnya (Ibr 12:5-11).
Kalau ada orang yang mengatakan bahwa dirinya adalah orang percaya, tetapi hidupnya tidak berubah, maka itu menunjukkan bahwa ia tidak mempunyai Roh Kudus. Dan kalau ia tidak mem­punyai Roh Kudus, itu berarti ia belum percaya.
Sekalipun iman yang sejati pasti diikuti oleh adanya ketaatan / perbuatan baik / pengudusan, tetapi yang menyebabkan kita diselamatkan adalah imannya, dan sama sekali bukan perbuatan baiknya.
Illustrasi:
sakit ® obat ® sembuh ® olah raga / bekerja
dosa ® iman ® selamat ® taat / berbuat baik
Apa yang menyebabkan sembuh? Tentu saja obat, bukan olah raga / bekerja. Olah raga / bekerja hanya merupakan bukti bahwa orang itu sudah sembuh. Karena itu kalau seseorang berkata bahwa ia sudah minum obat dan sudah sembuh, tetapi ia tetap tidak bisa berolah raga / bekerja, maka pasti ada yang salah dengan obatnya.
Demikian juga dengan orang berdosa. Ia selamat karena iman, bukan karena perbuatan baik. Tetapi kalau seseorang berkata bahwa ia sudah beriman dan sudah selamat, tetapi dalam hidupnya sama sekali tidak ada perbuatan baik / ketaatan, maka pasti ada yang salah dengan imannya.
Untuk memperjelas perbedaan antara keselamatan oleh perbuatan baik dan keselamatan oleh iman saja, di sini saya akan menceritakan sebagian kehidupan dari Martin Luther (tokoh Reformasi), khususnya bagaimana ia menemukan keselamatan oleh iman saja.
¨      Pada waktu Martin Luther menjadi seorang biarawan dalam Gereja Roma Katolik, ia berusaha mati-matian untuk hidup sesuai dengan ajaran gereja Katolik pada waktu itu, yang memang menekankan keselamatan karena perbuatan baik. Ia berusaha untuk mendapatkan keselamatan melalui usahanya sendiri dengan membuang dosa, berbuat baik, dsb. Tetapi ia tidak pernah merasakan damai, sukacita atau ketenangan. Ia terus-menerus dihantui oleh perasaan berdosa yang luar biasa hebatnya, dan pemikiran tentang Allah yang suci, adil, bahkan bengis sangat menakutkan baginya.
¨      Philip Schaff“If there was ever a sincere, earnest, conscientious monk, it was Martin Luther. His sole motive was concern for his salvation. To this supreme object he sacrificed the fairest prospects of life. He was dead to the world and was willing to be buried out of the sight of men that he might win eternal life. His latter opponents who knew him in convent, have no charge to bring against his moral character except in certain pride and combativeness, and he himself complained of his temptations to anger and envy” (= Jika pernah ada seorang biarawan yang tulus dan sungguh-sungguh, maka itu adalah Martin Luther. Motivasi satu-satunya adalah perhatian untuk keselamatannya. Untuk tujuan tertinggi ini ia mengorbankan harapan terbaik hidupnya. Ia mati terhadap dunia, dan rela dikubur terhadap pandangan manusia supaya ia bisa mendapatkan hidup yang kekal. Penentang-penentangnya, yang mengenalnya di biara, tidak mempunyai tuduhan terhadap karakter moralnya kecuali dalam hal kesombongan tertentu dan kesukaannya melawan, dan ia sendiri mengeluh tentang pencobaan-pencobaan yang ia alami terhadap kemarahan dan iri hati) - ‘History of the Christian Church’, vol VII, hal 113-114.
¨      Philip Schaff“He assumed the most menial offices to subdue his pride: he swept the floor, begged bread through the streets, and submitted without murmur to the ascetic severities” (= Ia menerima jabatan-jabatan yang paling rendah untuk menundukkan kesombongannya: ia mengepel lantai, mengemis roti di jalan-jalan, dan tunduk tanpa menggerutu pada kekerasan / kesederhanaan hidup pertapa) - ‘History of the Christian Church’, vol VII, hal 115.
¨      Philip Schaff“He said twenty-five Paternosters with the Ave Maria in each of the seven appointed hours of prayer. He was devoted to the Holy Virgin ... He regularly confessed his sins to the priests at least once a week. At the same time a complete copy of the Latin Bible was put into his hands for study, ... At the end of the year of probation Luther solemnly promised to live until death in poverty and chastity according to the rules of the holy father Augustin, to render obedience to Almighty God, to the Virgin Mary, and to the prior of the monastery. ... His chief concern was to become a saint and to earn a place in heaven. ‘If ever,’ he said afterward, ‘a monk got to heaven by monkery, I would have gotten there’. He observed with minutest details of discipline. No one surpassed him in prayer, fasting, night watches, self-mortification” [= Ia mengucapkan 25 x doa Bapa Kami dengan Salam Maria dalam setiap dari 7 jam doa yang ditetapkan. Ia berbakti kepada Perawan yang Kudus ... Ia mengaku dosa secara rutin kepada imam / pastor sedikitnya sekali seminggu. Pada saat yang sama suatu copy Alkitab Latin yang lengkap ada di tangannya untuk dipelajari, ... Pada akhir dari tahun percobaan Luther berjanji dengan khidmat / sungguh-sungguh untuk hidup sampai mati dalam kemiskinan dan kesederhanaan / kesucian menurut peraturan-peraturan bapa kudus Agustinus, taat kepada Allah yang mahakuasa, kepada Perawan Maria, dan kepada kepala biara. ... Perhatiannya yang terutama adalah untuk menjadi orang suci dan mendapatkan tempat di surga. ‘Jika ada,’ katanya belakangan, ‘seorang biarawan mencapai surga melalui kebiarawanan, Aku sudah sampai di sana’. Ia menjalankan disiplin dengan sangat terperinci. Tidak seorangpun melampaui dia dalam doa, puasa, jaga malam (?), mematikan diri sendiri] - ‘History of the Christian Church’, vol VII, hal 115-116.
¨      Kenneth Scott Latourette“He sought by the means set forth by the Church and the monastic tradition to make himself acceptable to God and to earn salvation of his soul. He mortified his body. He fasted, sometimes for days on end and without a morsel of food. He gave himself to prayers and vigils beyond those required by the rule of his order. He went to confession, often daily and for hours at a time. Yet assurance of God’s favour and inward peace did not come and the periods of depression were acute” (= Ia mencari melalui cara-cara yang dinyatakan oleh Gereja dan tradisi biara untuk membuat dirinya sendiri diterima oleh Allah dan mendapatkan keselamatan jiwanya. Ia mematikan dirinya. Ia berpuasa, kadang-kadang selama berhari-hari tanpa makanan sedikitpun. Ia menyerahkan dirinya untuk berdoa dan berjaga-jaga melebihi apa yang dituntut oleh peraturan ordonya. Ia mengaku dosa, seringkali setiap hari dan untuk berjam-jam dalam satu kali pengakuan. Tetapi keyakinan akan perkenan Allah dan damai di dalam tidak datang dan ia mengalami masa depresi yang parah) - ‘A History of Christianity’, vol II, hal 705.
¨      Philip Schaff“But he was sadly disappointed in his hope to escape sin and temptation behind the walls of the cloister. He found no peace and rest in all his pious exercises. The more he seemed to advance externally, the more he felt the burden of sin within. He had to contend with temptations of anger, envy, hatred and pride. He saw sin everywhere, even in the smallest trifles. The Scriptures impressed upon him the terrors of divine justice. He could not trust in God as a reconciled Father, as a God of love and mercy, but trembled before him, as a God of wrath, as a consuming fire. He could not get over the words: ‘I, the Lord thy God, am a jelous God’” (= Tetapi ia sangat kecewa dalam harapannya untuk lepas dari dosa dan pencobaan di balik tembok-tembok biara. Ia tidak mendapatkan damai dan ketenangan dalam semua hal-hal saleh yang ia lakukan. Makin ia kelihatan maju secara lahiriah, makin ia merasa beban dosa di dalam. Ia harus berjuang melawan pencobaan untuk marah, iri, kebencian, dan kesombongan. Ia melihat dosa dimana-mana, bahkan dalam hal-hal yang paling remeh. Kitab Suci memberikan kesan kepadanya tentang keadilan ilahi. Ia tidak bisa percaya kepada Allah sebagai Bapa yang diperdamaikan, sebagai Bapa yang kasih dan berbelas kasihan, tetapi gemetar di hadapanNya, sebagai Allah yang murka, sebagai api yang menghanguskan. Ia tidak bisa mengatasi kata-kata: ‘Aku, Tuhan Allahmu, adalah Allah yang cemburu’) - ‘History of the Christian Church’, vol VII, hal 116.
¨      R. C. Sproul“He entered the confessional and stayed for hours every day. On one occasion Luther spent six hours confessing the sins he had committed in the last day!” (= Ia masuk ke dalam ruang pengakuan dosa dan berada di sana berjam-jam setiap hari. Pada suatu kali Luther menghabiskan waktu 6 jam untuk mengaku dosa-dosa yang ia lakukan pada hari terakhir) - ‘The Holiness of God’, hal 114.
¨      Pengakuan dosa Luther ini menyebabkan Staupitz menjadi marah dan berkata:
 “‘Look here,’ he said, ‘if you expect Christ to forgive you, come in with something to forgive - parricide, blasphemy, adultery - instead of all these peccadilloes. ... Man, God is not angry with you. You are angry with God. Don’t you know that God commands you to hope?’” (= ‘Lihatlah,’ katanya, ‘Jika kamu berharap supaya Kristus mengampuni kamu, datanglah dengan sesuatu untuk diampuni - pembunuhan orang tua, penghujatan, perzinahan - dan bukannya semua dosa-dosa remeh ini. ... Bung, Allah tidak marah kepadamu. Kamu yang marah kepada Allah. Tidak tahukah kamu bahwa Allah memerintahkan kamu untuk berharap?’) - R. C. Sproul, ‘The Holiness of God’, hal 114, dimana ia mengutip dari Roland Bainton, dalam bukunya ‘Here I Stand’.
¨      Pada tahun 1505, sebagai seorang pastor muda ia memimpin misa untuk pertama kalinya. Pada waktu ia mengangkat roti dan mengucapkan kata-kata “Ini adalah tubuhKu”, ia mengalami rasa takut yang luar biasa karena ia merasakan dirinya penuh dosa di hadapan Allah yang tak terbatas dalam kekudusanNya.
Pertobatan Martin Luther:
Þ      Seorang biarawan tua menghibur Luther dalam kesedihan dan keputus-asaannya, dan mengingatkan dia tentang kata-kata Paulus bahwa orang berdosa dibenarkan oleh kasih karunia melalui iman. Juga Johann von Staupitz, yang adalah teman baik, sekaligus penasehat dan bapa rohani Luther, mengarahkan Luther dari dosa-dosanya kepada apa yang Kristus lakukan di kayu salib, dari hukum Taurat kepada salib, dan usaha berbuat baik kepada iman. Ia juga yang mendorong Luther untuk belajar Kitab Suci. Melalui bantuan biarawan tua dan Staupitz, dan khususnya melalui penyelidikannya terhadap surat-surat Paulus, perlahan-lahan Luther sadar bahwa orang berdosa bisa dibenarkan bukan karena mentaati hukum, tetapi hanya karena iman kepada Yesus Kristus.
Þ      Philip Schaff“He pondered day and night over the meaning of ‘the righteousness of God’ (Rom. 1:17), and thought that it is the righteous punishment of sinners; but toward the close of his convent life he came to the conclusion that it is the righteousness which God freely gives in Christ to those who believe in him. Righteousness is not acquired by man through his own exertions and merits; it is complete and perfect in Christ, and all the sinner has to do is to accept it from Him as a free gift” [= Ia merenungkan siang dan malam tentang arti dari ‘kebenaran Allah’ (Ro 1:17), dan mengira bahwa itu adalah hukuman yang adil terhadap orang-orang berdosa; tetapi menjelang akhir dari kehidupan biaranya ia sampai pada kesimpulan bahwa itu adalah kebenaran yang Allah berikan dengan cuma-cuma dalam Kristus kepada mereka yang percaya kepadaNya. Kebenaran tidak didapatkan oleh manusia melalui usaha dan kebaikan / jasanya sendiri; kebenaran itu lengkap dan sempurna dalam Kristus, dan semua yang harus dilakukan oleh orang berdosa adalah menerimanya dari Dia sebagai pemberian cuma-cuma] - ‘History of the Christian Church’, vol VII, hal 122.
Catatan: Ro 1:17 - “Sebab di dalamnya nyata kebenaran Allah, yang bertolak dari iman dan memimpin kepada iman, seperti ada tertulis: ‘Orang benar akan hidup oleh iman.’”.
Þ      Cerita tentang pertobatannya agak simpang siur, dan sukar dipastikan kapan persisnya ia sungguh-sungguh bertobat dan diselamatkan. Pengertiannya dan kepercayaannya akan keselamatan / pembenaran karena iman yang diajarkan oleh Ro 1:17 itupun melalui pergumulan hebat dan cukup lama. Karena itu, pada tahun 1510, sekalipun ia sudah tahu tentang pembenaran karena iman, tetapi karena ia belum betul-betul mantap dalam hal itu, maka ia masih melakukan ziarah / perjalanan agama (pilgrimage) ke Roma. Ia berharap untuk bisa mendapatkan penghiburan untuk jiwanya dengan melakukan perjalanan ini.
Þ      Philip Schaff“He ascended on bended knees the twenty-eight steps of the famous Scala Santa (said to have been transported from the Judgment Hall of Pontius Pilate in Jerusalem), that he might secure the indulgence attached to his ascetic performance since the days of Pope Leo IV. in 850, but at every step the word of the Scripture sounded as a significant protest in his ears: ‘The just shall live by faith’ (Rom. 1:17). Thus at the very height of his medieval devotion he doubted its efficacy in giving peace to the troubled conscience” [= Dengan menggunakan lututnya ia menaiki 28 anak tangga dari Scala Santa yang terkenal (dikatakan bahwa Scala Santa itu telah dipindahkan dari Ruang Pengadilan Pontius Pilatus di Yerusalem), supaya ia bisa memastikan pengampunan dosa yang dicantelkan pada pelaksanaan pertapaannya sejak jaman Paus Leo IV pada tahun 850, tetapi pada setiap langkah kata-kata Kitab Suci terngiang di telinganya sebagai suatu protes: ‘Orang benar akan hidup oleh iman’ (Ro 1:17). Jadi, pada puncak dari kebaktian keagamaannya ia meragukan kemujarabannya dalam memberikan damai pada hati nurani yang kacau] - ‘History of the Christian Church’, vol VII, hal 129.
Þ      Tetapi, setelah ia betul-betul mengerti dan percaya, maka kegagalannya dalam mencapai ‘keselamatan / pembenaran melalui perbuatan baik’, dan pengalamannya dalam mendapatkan ‘keselamatan / pembenaran karena iman’, menyebabkan ia sangat membenci doktrin ‘keselamatan karena perbuatan baik’. Ia berkata:
“The most damnable and pernicious heresy that has ever plagued the mind of men was the idea that somehow he could make himself good enough to deserve to live with an all-holy God” (= Ajaran sesat yang paling terkutuk dan jahat / merusak yang pernah menggoda pikiran manusia adalah gagasan bahwa entah bagaimana ia bisa membuat dirinya sendiri cukup baik sehingga layak untuk hidup dengan Allah yang mahasuci) - Dr. D. James Kennedy, ‘Evangelism Explosion’, hal 31-32.

Penutup / kesimpulan.AGAMA YAHUDI / YUDAISME DAN KESELAMATAN

Agama Yahudi sama sekali tidak sama dengan kristen, dan bahkan bisa disebut sebagai anti kristen. Karena itu, kalau orang-orang Yahudi itu tidak mau bertobat dan percaya kepada Yesus sebagai Juruselamat dan Tuhan, mereka akan dibinasakan dalam neraka. Tetapi ingat bahwa ini bukan hanya berlaku untuk mereka, tetapi juga untuk semua orang dari bangsa manapun.AGAMA YAHUDI / YUDAISME DAN KESELAMATAN.

Pdt.Budi Asali, M.Div.
https://teologiareformed.blogspot.com/2018/11/agama-yahudi-yudaisme-dan-keselamatan.html#
-AMIN-

Tags