Latest News

Showing posts with label Kristen Tulen. Show all posts
Showing posts with label Kristen Tulen. Show all posts

Sunday, January 27, 2019

MENGAPA KRISTEN ?



MENGAPA KRISTEN ?. “Anak-anakku, janganlah membiarkan seorangpun menyesatkan kamu. Barangsiapa yang berbuat kebenaran adalah benar, sama seperti Kristus adalah benar; barangsiapa yang tetap berbuat dosa, berasal dari Iblis, sebab Iblis berbuat dosa dari mulanya. Untuk inilah Anak Allah menyatakan diri-Nya, yaitu supaya Ia membinasakan perbuatan-perbuatan Iblis itu. Setiap orang yang lahir dari Allah, tidak berbuat dosa lagi; sebab benih ilahi tetap ada di dalam dia dan ia tidak dapat berbuat dosa, karena ia lahir dari Allah. Inilah tandanya anak-anak Allah dan anak-anak Iblis: setiap orang yang tidak berbuat kebenaran, tidak berasal dari Allah, demikian juga barangsiapa yang tidak mengasihi saudaranya. Sebab inilah berita yang telah kamu dengar dari mulanya, yaitu bahwa kita harus saling mengasihi.” (1 Yohanes 3:7-11)
Saudara-saudara, jika kita masukkan agama Kristen ke dalam bagian agama-agama yang berbeda dengan kekristenan di dalam wilayah yang sama, maka kita harus merumuskan apa itu agama. Agama adalah paling sedikit meliputi 5 hal yang mempunyai kategori dasar yang sama.
1). Semua agama mengaku bahwa dosa itu adalah fakta yang tidak bisa ditolak. Dosa itu fakta, dosa itu ada dan dosa telah merusak manusia. Ini adalah faktor pertama. Semua agama harus memilikinya.
2. Setiap agama harus percaya ada jalan keluar dari dosa sehingga agama-agama menempuh, menguji, mencari, mengajar manusia bagaimana caranya melepaskan diri dari dosa itu.
3. Semua agama percaya sesudah mati tidak selesai. Setelah mati bukan berhentinya eksistansi. Setelah mati adalah sesuatu perpanjangan yang melampaui keterbatasan daripada kejadian ini. Sehingga semua agama percaya mati bukan akhir. Kalau ada agama yang percaya mati selesai, maka agama seperti itu tidak layak dan tidak cukup syarat disebut sebagai agama.
4. Semua agama percaya manusia harus berbuat baik, manusia harus bermoral, manusia harus mempunyai status dengan etika dan standar perbuatan yang sangat tinggi supaya manusia boleh diperkenan dan boleh mendapat bahagia kekekalan. Ini adalah bidang moral, bidang etika yang ditekankan oleh semua agama.
5. Semua agama percaya ada sesuatu kekuatan/dalil/oknum/kuasa tertinggi yang mengatur seluruh alam semesta. Sehingga melalui perbuatan baik, melalui tidak berbuat dosa, melalui menolong orang lain, melalui beribadah, meditasi, kontemplasi, penyiksaan diri atau cara apapun dapat memperkenan yang paling berkuasa di atas.
Lalu saya mau tanya, “Apakah semua agama percaya Allah?” Tidak. “Apakah semua agama percaya ada satu Pribadi Mahatinggi?” Tidak. Budha adalah agama yang tidak ada Allah. Tetapi Budha percaya ada hukum yang adil untuk mengatur kembali melalui metode reinkarnasi. Sehingga ini adalah 5 hal yang mempersamakan, 5 hal yang sama-sama harus ada di dalam yang disebut agama. Tetapi saudara-saudara sekalian, jikalau kita hanya memasukkan kekristenan ke dalam wilayah agama-agama yang paling sedikit mempunyai 5 dasar ini, saya percaya kita belum cukup mengerti kekristenan.
Kekristenan bukan sekedar agama. Kekristenan mempunyai standar yang lebih tinggi, mempunyai sesuatu yang jauh lebih unik daripada semua agama-agama yang lain. Dan ini dicantumkan di dalam ayat-ayat yang baru kita baca. Kita membaca bahwa yang dilahirkan dari Allah, dia tidak akan tetap hidup di dalam dosa. Orang yang terus menerus hidup di dalam dosa, dia bukan dilahirkan oleh Allah. Nah ini tidak diajarkan oleh agama-agama lain. Baik Islam, tidak ada yang disebut dilahirkan oleh Allah. Baik Budha, tidak ada yang disebut dilahirkan oleh Allah. Baik Konfusionisme, tidak ada pengajaran yang disebut dilahirkan oleh Allah. Hinduisme, Shintoisme, dan juga Socratisme, semua agama apapun di dalam seluruh dunia tidak pernah mengajarkan tentang dilahirkan oleh Allah. Bukan saja demikian, yang dilahirkan oleh Allah mendapatkan suatu benih sehingga dia disebut anak Allah. Di sini membedakan dia anak Allah atau anak Iblis.
Saudara, kita membaca 1 Yohanes 3:7-8, “Anak-anakku, janganlah membiarkan seorangpun menyesatkan kamu. Barangsiapa yang berbuat kebenaran adalah benar, sama seperti Kristus adalah benar; barangsiapa yang tetap berbuat dosa, berasal dari Iblis, sebab Iblis berbuat dosa dari mulanya. Untuk inilah Anak Allah menyatakan diri-Nya, yaitu supaya Ia membinasakan perbuatan-perbuatan Iblis itu.” Di dalam ayat 9-10 dikatakan: “Setiap orang yang lahir dari Allah, tidak berbuat dosa lagi; sebab benih ilahi tetap ada di dalam dia dan ia tidak dapat berbuat dosa, karena ia lahir dari Allah. Inilah tandanya anak-anak Allah dan anak-anak Iblis: setiap orang yang tidak berbuat kebenaran, tidak berasal dari Allah, demikian juga barangsiapa yang tidak mengasihi saudaranya.”
Saya sangat gentar kalau saya makin masuk, berpikir lebih mendalam, lebih serius dari setiap kalimat Alkitab. Dan saya suka menemukan apa bedanya ini dengan firman yang berasal dari keagamaan manusia, apa bedanya ini dengan karya-karya yang dilahirkan oleh sifat keagamaan manusia. Setelah mereka menemukan dosa, setelah mereka menganggap diri sudah menemukan jalan keluar dari dosa, setelah mereka menganggap sudah mempunyai perbuatan baik, boleh diperkenan oleh Tuhan. Lalu apa bedanya jikalau agama Kristen adalah sama dengan agama yang lain maka mengapa kita harus memilih Yesus Kristus? Jikalah memilih Konghucu sama, memilih Shakyamuni sama, memilih Muhammad sama, memilih semua pendiri agama lain sama dengan memilih Kristen, mengapa harus Kristus? Justru berbeda, justru sama sekali berbeda. Ada keunikan-keunikan yang ada hanya pada iman Kristen. Itu sebabnya kita tidak menjadi orang Islam. Itu sebabnya kita tidak menjadi orang Budha, orang Hindu, atau orang Konfusionis.
Saudara-saudara, saya dilahirkan di dalam keluarga konfusianisme. Nenek moyang saya begitu beribadah kepada nenek moyang sehingga dari kerajaan Beijing, dari istana, kirim satu pigura yang tertulis: (dalam tulisan kanji) The whole of three generations honor their ancestors. Ini menjadi sesuatu pujaan dan suatu dorongan dari kaisar kepada keluarga saya. Waktu saya masih kecil saya melihat pigura yang dikirim dari raja itu tergantung di dalam rumah saya. Saya kagum, saya tanya, lalu mendapat cerita dari orang tua mengenai riwayat dari nenek moyang bahwa saya dilahirkan di dalam suatu keluarga yang sangat terhormat, sangat mengetahui bagaimana menghormati orang tua. Saya sangat terharu dan kalau keluarga saya adalah keluarga yang demikian - kita ada agama sendiri, kita ada ajaran orang Tionghua sendiri, kita ada konfusionisme yang dianggap begitu tinggi oleh seluruh dunia - mengapa kita masih perlu Yesus Kristus? Apa sih yang menjadikan kita orang Kristen?
Di dalam sejarah Tionghoa banyak orang menjadi Kristen karena terlalu susah lalu ada bantuan dari luar negeri. Terlalu miskin, ada beasiswa dari luar negeri. Terlalu sulit, ada pertolongan dari luar negeri melalui duta besar, misionari, melalui pendeta-pendeta, tetapi ini tidak pernah bersangkut paut dengan iman kekristenan saya. Sampai hari ini saya tidak pernah ambil satu dolar scholarship dari Amerika. Sampai hari ini saya tidak pernah minta satu rupiah dari luar negeri. Iman kekristenan saya adalah iman kekristenan saya, tidak ada hubungan dengan luar negeri. Nama saya Stephen, bukan diberikan oleh orang tua, bukan diberikan oleh dosen, tetapi dipilih oleh saya sendiri. Saya tidak menamakan diri George, saya tidak menamakan diri orang yang nama-namanya seperti orang-orang barat. Saya pilih Alkitab karena saya orang Kristen. Saya cari nama bukan cari nama dari orang luar negeri, Edgar, atau apa-apa...tidak! Saya cari nama di Alkitab. Ini pertanggungjawaban saya dengan Tuhan. Imanku adalah iman kepada Tuhan. Nama yang kupilih-pilih adalah dari nama-nama orang yang takut akan Tuhan. Saya memilih nama Stephen, karena apa? Karena dia setia sampai mati bersaksi bagi Tuhan, akhirnya menjadi salah satu orang yang mati syahid yang paling mengerikan, dilempar batu sampai mati. Lalu saya memilih nama itu. Istilah Stephen di dalam bahasa Yunani artinya adalah mahkota, dan kalau dia mau menjadi orang yang menerima mahkota, dia harus dirajam batu sampai mati. Dengan itulah sebabnya saya pilih, karena saya tahu mengapa saya percaya kepada Tuhan. Seumur hidup saya harus setia kepada suatu kebenaran yang saya terima, dan setia kepada pengabdianku di hadapan Tuhan dengan sungguh-sungguh jujur.
Saudara-saudaraku sekalian, mengapa Kristus? Mengapa Kristen? Mengapa beriman kepada Kitab Suci? Karena saya dilahirkan dalam keluarga Kristen? Tidak. Karena saya mempunyai seorang bos Kristen? Tidak. Karena rayuan orang-orang Kristen? Tidak. Karena saya mendapat bantuan uang dari luar negeri? Tidak. Saya menjadi orang Kristen karena kebenaran di dalam diri Kristus tidak ada tandingnya, tidak ada taranya. Tidak ada yang setara atau yang bisa sesuai dengan ini. Puji Tuhan.
Keunikan kekristenan harus selalu kita temukan di dalam pembacaan Kitab Suci dan di sini Yohanes menyatakan siapakah anak Tuhan, siapakah anak Iblis, siapakah orang Kristen sejati, siapa orang Kristen yang tidak sejati, siapa membuktikan ada orang yang mengikut tuhan. Di sini dikatakan: jangan disesatkan. Jangan ada seorang pun yang menyesatkan kamu. Karena engkau mengetahui barangsiapa berbuat kebenaran, dia adalah benar, sama seperti Kristus adalah benar. Barangsiapa berbuat dosa terus menerus, dia berasal dari Iblis karena Iblis dari permulaan adalah yang berbuat dosa.
Di sinilah suatu keunikan yang menjadi batu ujian. Agama Kristen lebih dari segala sesuatu karena apa? Karena kesucian. Minggu lalu kita mengatakan Yesus Kristus adalah the holy One of God. Saya percaya penulis dari Davinci Code adalah orang yang tidak pernah mengerti Alkitab dengan sungguh-sungguh dan dia tidak mengetahui yang disebut the holy One of God from the highest come to the world and set the new trend and the new code of human life in the history. Satu arus yang baru. Satu tren yang baru. Satu jurusan dari arus hidup yang baru yang belum pernah ada di dunia diturunkan oleh Tuhan melalui Kristus. The holy One to be His holy chosen and to call His holy people and to live the holy life in the holy living through the Holy Spirit.
Saudara-saudara, roh suci, firman suci, kebenaran yang suci, yang kudus dan am, kaum suci, hidup suci, kelakuan suci, memberitakan firman yang suci, sang kudus di tengah-tengah kita. Ini tidak dimengerti. Itu sebabnya kalau kita membayangkan penipuan ini - Yesus yang tidak berani mengumumkan dia menikah, Yesus yang telah mempunyai istri simpanan yang namanya Maria Magdalena, Yesus yang memasukkan sperma-Nya ke dalam tubuh dia - ini adalah penyesatan dari orang yang tidak pernah tahu dan belum pernah ada dalam sejarah ada orang yang berani mengatakan seperti itu. Kekurangajaran, kenajisan, keberanian yang begitu jahat, kita bongkar, karena kita kembali kepada asal usul dari seluruh zat, seluruh asasi, seluruh esensi dan seluruh substansi kekristenan yaitu kesucian yang dari Allah. The holy One from God came to the world. The holy One from God is the Word became flesh and Jesus Christ is the only holy One.
Bandingkan Yesus dengan Shakyamuni. Shakyamuni sudah pernah menyeleweng. Papanya ketakutan, cepat-cepat memberikan pernikahan kepada dia, supaya dia baik-baik di rumah tidak lagi sembarangan. Papa Shakyamuni memberikan pernikahan kepada dia dan memberikan istri di istana waktu dia masih umur belasan tahun tetapi akhirnya setelah dia menghamili istri, setelah dia mendapatkan anak, sebelum anak itu lahir, dia suatu hari keluar dari istana mau melihat apa yang terjadi di luar, apa maksudnya manusia, apa artinya hidup. Dia pertama kali melihat bahwa di luar itu orang hidup begitu susah, lapar, sakit dan tidak ada pertolongan. Lahir menderita, tua menderita, sakit menderita, mati menderita, kenapa saya enak-enak di istana? Kenapa saya setiap hari foya-foya di istana. Dia mulai sadar mesti cari kebenaran, dia adalah orang yang tadinya tidak mengenal kebenaran. Dia adalah orang yang pernah menyeleweng. Dia adalah orang yang perlu pernikahan untuk menghentikan penyelewengan. Dia adalah orang yang perlu mengetahui kebenaran dan dia cari dan dia anggap menemukan. Yesus tidak. Yesus tidak pernah perlu mencari kebenaran karena Dia adalah kebenaran.
Saudara-saudara, engkau menjadi Kristen harus engkau sadar mengapa engkau pilih Yesus, apa keunikan iman Kristen. Muhammad adalah seorang yang kehilangan ayahnya, dibesarkan oleh paman yang membawa dia berdagang bersama-sama, pergi ke sini, pergi ke sana, dan dia melihat banyak berhala, orang menyimpan patung dan akhirnya dia menemukan orang yahudi yang mengatakan: sebenarnya Allah itu esa adanya, Allah itu tidak banyak. Paman dari Muhammad membawa dia berkeliling berdagang dan dia menemukan orang-orang Yahudi. Saat itu Yahudi masih percaya satu Allah tetapi orang Kristen juga percaya kepada patung-patung. Orang Arab lebih banyak patung. Muhammad marah sekali. Kalau Allah itu esa, kenapa banyak patung yang dipercaya oleh orang Arab, begitu banyak patung yang dipercaya oleh Kristen? Karena abad ke-6 relic, yatu peninggalan barang suci, sudah menjadi bahan/obyek penyembahan. Jadi banyak orang Kristen menyembah Maria, Petrus, St. Teresa, santo-santa. Muhammad marah dan dia berjuang untuk mengembalikan iman sejati kepada Allah yang maha esa. Dia mencari, dia mulai mengetahui, dia mau mengerti, dia mau berjuang. Namun Yesus Kristus adalah utusan Allah, Dia adalah kebenaran itu sendiri, maka berbeda.
Saudara, bandingan semua pendiri-pendiri agama dengan Yesus Kristus, engkau akan menemukan satu-satunya yang suci mutlak, yang suci dari dasar, yang adalah benih dari kesucian ilahi, yang berada di dunia hanyalah Yesus Kristus. Yang berkata: “Siapa di antara kamu yang bisa menunjukkan dosaku?” Kalau dilihat dari monotheisme, atheisme, dan politheisme, Muhammad adalah salah satu orang yang paling sukses membawa orang keluar dari kemelut politheisme untuk menyembah kepada monotheisme. Dia sukses sekali. Tetapi Muhammad di tengah-tengah perjalanan, dia menemukan banyak legenda, banyak tradisi, dan dia juga pernah mendengarkan hal-hal seperti gnostic gospel dan sebagainya, sehingga mengenai Yesus Kristus yang membikin burung dari tanah liat, akhirnya dihembuskan dan burung itu terbang pada waktu Ia masih kecil, yang tidak ada di ke-empat Injil kita tetapi berada di dalam injil Thomas, itu dikutip oleh Muhammad di dalam Al-Quran. Jadi kita kalau menelusuri sejarah terus kita mengetahui asal usul ajaran apa dari mana. Hanya satu ajaran Alkitab yang adalah wahyu langsung dari Roh Kudus. Alkitab tidak pernah dan tidak perlu berdasarkan pikiran manusia untuk memperkembangkan suatu ide, karena di sini dikatakan begitu jelas. “Yang melakukan kebenaran meneladani-Nya, seperti Yesus benar adanya; yang berbuat dosa bukan dari Tuhan; yang dilahirkan oleh Tuhan, anak Tuhan, ada benih kesucian di dalamnya.”
Seorang penafsir Kitab Suci yang namanya Welobi dari Kanada, mengatakan: “What is the difference between the Christian and non Christian who is same committing sin? The non Christian when they commit sin, they are doing sin in their rule that is the rule of non Christian to commit sin everyday.” Orang yang bukan Kristen, mereka berbuat dosa sebagai hal yang rutin, maka for the truly regenerated Christian, to commit sin is an exception. Bagi orang Kristen yang sudah diperanakkan, waktu dia berbuat dosa itu adalah pengecualian. Apa sebabnya satu reaksi setelah berbuat dosa berbeda sekali? Sebelum berbuat dosa, orang yang belum Kristen, ada hati nurani, sehingga ragu-ragu mesti berbuat atau tidak. Orang Kristen juga ada hati nurani ditambah dengan suara Roh Kudus, - tidak boleh aku berbuat dosa. Hati nurani itu sudah dicemarkan oleh agama. Hati nurani sudah dicemarkan okeh kebudayaan. Hati nurani sudah dicemarkan oleh opini masyarakat. Hati nurani sudah dicemari oleh tradisi kebudayaan. Hati nurani sudah dicemari oleh kebiasaan diri berbuat dosa. Orang yang setiap hari berbuat dosa, hati nuraninya tidak lagi peka seperti mereka yang jarang berbuat dosa. Orang Islam kalau makan babi, dia langsung merasa tidak beres. Tetapi orang Menado kalau makan babi, dia bilang: “Puji Tuhan tidak lupa bikin babi.” Mengapa demikian? Karena agama ikut berperan di dalam membentuk suara hati nurani. Kebudayaan ikut berperan dalam mempengaruhi kepekaan hati nurani. Demikian juga kebiasaan setiap orang. Engkau yang selalu mencuri, waktu engkau curi uang, engkau tidak lagi malu, tidak lagi peka karena engkau sudah biasa curi.
Saudara-saudara, kebudayaan, agama, tradisi, opini dari banyak orang, ditambah dengan kebiasaan berdosa, ini 5 hal mencemarkan hati nurani. Sehingga orang yang berdosa itu mempunyai kepekaan yang berbeda. Ada orang yang satu kali berbuat bohong, dia tidak bisa tidur 3 bulan. Ada orang yang kalau 3 bulan tidak bohong, tidak bisa tidur. Semua orang berbuat dosa sama dengan yang lain. Tetapi di sini dikatakan: barangsiapa yang melakukan kebenaran, dia benar; barangsiapa yang melakukan kebenaran, seperti Kristus benar adanya; orang yang berbuat dosa terus dia berasal dari Iblis. Karena apa? Karena benih itu. Benih suci atau tidak.
Saudara-saudara, saya tidak tahu di dalam hati kita berapa banyak benih suci yang sudah kita terima dari Yesus Kristus karena Tuhan kita itu Tuhan yang suci. Tuhan kita Tuhan yang melakukan kesucian. Tuhan kita adalah Tuhan yang mau kita mendapatkan hidup suci. Bandingkan semua pendiri agama, Konghucu, Muhammad, Musa, Abraham, semua orang paling penting dalam sejarah dan Shakyamuni dengan Yesus Kristus. Engkau menemukan the holy One, bukan the holy Two, bukan the holy Three, bukan the holy Many, bukan the holy Foundest of religion. The holy One who is surpassing all religion, the holy One who came from God Himself, the holy One who gives the seed to change our lives is Jesus Christ. Hanya Yesus Kristus dengan benih yang suci itu, Dia datang ke dunia menyatakan diri tidak berdosa, dan Dia datang ke dunia untuk melawan Iblis.
Jadi agama melawan agama percuma. Orang melawan orang percuma. Suci melawan jahat itu yang penting. Yang benar melawan yang salah itu yang penting. Yang sorgawi melawan yang duniawi itu yang penting. Yang kekal melawan yang sementara itu yang penting. Yang tidak berdosa melawan yang berdosa itu yang penting. Nah di sini dicantumkan, “…karena yang suci itu datang ke dalam dunia.” Untuk apa? Anak Allah menyatakan diriNya yaitu supaya Ia membinasakan perbuatan-perbuatan Iblis itu. Nah ini merupakan suatu permusuhan, suatu dendam, suatu perkelahian, peperangan yang tak pernah berhenti. Peperangan apa itu? Yaitu peperangan antara Kristus dengan Setan. Between Christ and Satan. Itu merupakan permusuhan, dendam dan peperangan yang tak pernah habis. Mulai kapan kita mengetahuinya? Ini mulai dari wahyu Tuhan Allah memberikan nubuat pertama setelah Dia memanggil Adam yang berdosa menghadap Dia. Waktu Adam berdosa, sesudah berdosa dia melarikan diri. Nah saudara-saudara, banyak orang setelah salah, tak mau mengaku. Setelah berdosa dia melarikan diri. Setelah berdosa, dia mencari pengacara untuk membela diri supaya dilepaskan dari hukuman. Ini dosa tambah dosa tambah dosa. Dosa tidak bisa ditutup dengan dosa.
Bolehkah engkau yang sekarang sudah mempunyai api, berusaha menutup api dengan kertas? Itu adalah kebodohan manusia. Bolehkah dosa engkau pakai untuk membungkus dosamu yang asli? Tidak mungkin. Karena makin engkau bungkus dosamu makin besar makin besar makin besar. Sehingga pada waktu Adam berdosa, dia melarikan diri dari Tuhan, Tuhan mengatakan di dalam kejadian 3: “Di manakah engkau Adam?” “Aku berjalan di tengah taman, mendengar suara-Mu, aku takut.” “Kenapa engkau takut? Bukankah engkau telah makan buah yang Aku larang. Sekarang, keluar!” Waktu Adam dipaksa keluar, Tuhan melihat dia pakai daun. Daun itu akan menudungi kemaluannya. Daun itu akan menutupi perbuatan dosanya. Tetapi daun itu adalah daun yang tidak seharusnya di badan dia, seharusnya di pohon. Ini perusakan lingkungan pertama kali. Ini cara manusia pertama kali menutup dosa yang paling bodoh mengganti cara Tuhan Allah. Dan Tuhan berkata di dalam Yesaya pasal 64, “Semua kebajikan kita sama seperti pakaian yang compang-camping.” Seperti daun yang bisa kering, ini langsung mengacu ke Kejadian 3, karena daun yang dipakai untuk menutupi dosa dan kesalahan itu akan menjadi kering karena dijemur di hadapan matahari. Dan daun itu akan tertiup oleh angin sehingga dosa tidak mungkin ditutupi.
Maka di sini dikatakan, barangsiapa yang benar dia melakukan kebenaran. Barangsiapa melakukan perbuatan dosa, dia dari Setan adanya. Bagaimanapun engkau menutupi dosa, engkau seperti dengan kertas membungkus api, seperti dengan daun menutupi perbuatan dosamu. Tuhan memanggil engkau keluar dan Tuhan memberikan nubuat, “Dengan sesungguhnya Aku berkata kepadamu, benih perempuan akan menjadi musuh benih ular. Benih ular akan menjadi musuh benih perempuan.” God is love. The loving God gives us the first prophecy of the hatred and enmity. Allah yang adanya kasih justru memberikan nubuat pertama mengenai kebencian, permusuhan, dan pertarungan yang tidak habis-habisnya. Ini menjadi permulaan cosmic drama yang dilihat di dalam sejarah. Yang disebut cosmic drama berarti kita jangan hanya lihat yang di luar, ada orang datang, tamasya, piknik, bersandiwara di dunia ini. Bahwa di belakang ini ada sesuatu yang lain. Setiap kali orang reformed melihat gejala-gejala dunia, dia menginterpretasi dari kedaulatan Allah dan peperangan Allah dengan Setan.
Waktu engkau membaca Davinci Code, orang biasa bilang: “lucu ya, bagus ya.” Tetapi orang reformed membaca: “Ini buku adalah suatu perwujudan dari peperangan Setan untuk melawan Kristus.” Dari situ engkau mengerti. Dengan cara menanggapi dan menilai segala sesuatu dari sudut ini, engkau bukan menjadi orang pintar melainkan menjadi orang yang berbijaksana.
Allah berkata kepada Adam, Hawa dan ular: benih perempuan dan benih ular akan bertarung terus-menerus. Benih ular akan meremukkan tumit dari benih perempuan, tetapi benih perempuan akan meremukkan kepala dari ular. Di situ kebencian sudah ada, peperangan akan berlangsung, dan akhir peperangan dan kemenangan pada Kristus sudah dinubuatkan. Disitu mengandung kesulitan yang besar yang harus terus-menerus berjalan dalam sejarah, tetapi akhirnya ada pengharapan, Kristus yang menang. Itulah kekristenan. Disini bukan agama, bukan tentang amal yang manusia kerjakan untuk memperkenan Allah dan mendapat tempat di sisi Tuhan. Tidak! Disini dikatakan peperangan between the holy One and the Evil, between heaven and hell, between Christ and Satan, between the seeds of the woman and the seeds of the serpent.
Kita bersyukur kepada Tuhan karena nubuat itu maka kita mengerti sejarah, bukan hanya peristiwa-peristiwa yang terjadi secara kebetulan. History is not a collection of the events happened in time. History is the line in which contains emnity between Christ and Satan. Jadi di sini engkau melihat sejarah dengan jelas, dan di sini dikatakan: Anak manusia itu turun, Anak Allah itu datang ke dunia, yaitu supaya Ia membinasakan perbuatan-perbuatan Iblis itu. Dan barangsiapa seluruh hidupnya menjadikan ini salah satu yang paling penting memberikan pedoman kepadanya, orang itu milik Tuhan.
Saudara-saudara, di mana engkau hidup, engkau ikut di dalam arus kesucian Tuhan, di mana engkau bekerja engkau mengharapkan berbagian dalam peperangan ini, di mana engkau melayani, engkau berdoa supaya boleh mengalahkan Iblis. Di mana engkau mengabdi, engkau melayani Tuhan, memberi persembaha, atau melayani dengan menyanyi, engkau berkhotbah, engkau menginjili, jangan lupa engkau terlibat dalam peperangan salib. Yesus datang untuk menghancurkan kepala Iblis. Yesus datang untuk meremukkan kepala dari ular itu. Yesus datang untuk menyelamatkan dunia. Demikian Yesus datang untuk membinasakan perbuatan-perbuatan Iblis itu dan siapa yang ikut perang berbagian di dalam sehati dengan Yesus Kristus. Hal ini penting sekali. Jika Gereja hanya mementingkan satu organisasi, administrasi keuangan, tidak ada gunanya. Kalau Gereja ikut terlibat dalam peperangan rohani, Gereja ini akan menjadi satu alat di tangan Tuhan yang berkuasa sekali.
Dari umur 17 saya mulai menimbang, memikirkan serius: what am I going to do in the rest of my life? I’ll do more, go to the battlefield with my lord Jesus Christ. Aku berperang kepada Iblis. Aku berperang dengan Kristus. Seumur hidup pelayanan, aku akan merebut orang keluar dari tangan Iblis. Seumur hidup peperangan, aku akan membawa kuasa Allah kepada manusia yang dikalahkan oleh Iblis, membawa mereka kembali kepada Tuhan.
Saya mengingat suatu adegan yaitu di dalam film The Passion of The Christ. Meskipun Mel Gibson bukan orang Kristen protestan, tetapi dia mempunyai pengertian Kristus mati untuk manusia. Mel Gibson pada saat bikin film itu, dia pernah setiap hari melangsungkan perjamuan suci supaya dia boleh lebih baik memainkan perjamuan suci itu. Dia katolik, misa mereka (mass - perjamuan suci) lain sama ajaran kita. Sekarang saya tidak memperdebatkan hal ini. Tetapi kesungguhannya mau membikin satu film yang bernilai itu terlihat waktu dia mau melakukan setiap hari perjamuan suci mengingat kematian Kristus supaya film itu lebih baik. Di dalam film itu ada suatu adegan, yaitu pada waktu Setan itu melihat Yesus dengan matanya yang tajam sekali dan muka yang dingin sekali. Dia sedang menggendong seorang anak. Saudara masih ingat? Anak itu adalah anak kecil secara bentuknya, tetapi mukanya seperti orang tua. Matanya sinis sekali melihat ke sini ke sana. Artinya apa? Don’t think that the battle is over. Don’t think today is a final day. I am going to use the seed of me to pursuit the seed of the Church. Wah saya kira itu adegan yang luar biasa. Anak kecil mukanya kayak orang tua, matanya melihat… ”Huh, kamu kira sudah selesai? Yesus dicambuk seperti ini, Yesus dipaku di atas kayu salib sudah selesai? Tidak! Nanti kalau saya sudah besar, ini benih daripada perempuan yaitu Yesus Kristus disiksa, belum cukup. Benih ular akan terus menganiaya gereja.”
Itu sebabnya sejak tahun 68 – 325, selama ratusan tahun ini terjadi Raja/Kaisar seperti, Tyranus, Nero, Tomision, Taikrison, Kaligula, Titus, terus sampai Konstantin. Sepuluh kali penganiayaan yang membunuh 5 juta orang Kristen. Saudara-saudara, Yesus satu yang disalib cukup? Belum. Masih ada peperangan terus, menganiaya, tidak habis-habis. Tetapi di dalam buku Dean Brown yang mengatakan gereja yang menganiaya feminimisme sampai membakar 3 juta orang perempuan itu semua omong kosong. Justru dari 5 juta orang yang dibunuh oleh kerajaan Romawi itu adalah karena mereka percaya Yesus adalah Tuhan.
Yesus datang ke dunia untuk meremukkan, membinasakan perbuatan-perbuatan Iblis. Iblis tidak mau kalah, dia mau menghancurkan, menganiaya dan mau membikin mati syahid banyak orang Kristen yang setia kepada Tuhan. Ayat 1 Yoh 3:9 mengatakan, “Setiap orang yang lahir dari Allah, tidak berbuat dosa lagi; sebab benih ilahi tetap ada di dalam dia dan ia tidak dapat berbuat dosa, karena ia lahir dari Allah.” Apa artinya? Banyak orang mengatakan inilah ayatnya - saya bisa mencapai satu tahap rohani sehingga saya tidak mungkin dapat berbuat dosa lagi.
Pada tahun kira-kira 1967, ada seorang dari Australia datang ke Malang dan mengajar sekelompok orang Kristen dengan mengatakan, “Saya sudah melatih rohaniku sampai mati tak mungkin berbuat dosa berdasarkan ayat ini.” Benarkah? Adakah orang sudah mencapai kemungkinan tidak bisa berbuat dosa lagi? Lalu dia mempengaruhi sekelompok majelis dan sekelompok orang Kristen GKI di Malang dan mereka adakan satu pertemuan di Nongkojajar dan mereka kira mereka mendapat kuasa Roh Kudus lebih dari orang lain dan memanggil saya. Di tengah-tengah mereka ada seorang perempuan yang mengatakan: “Akulah Yesus, Akulah Yesus.” Saya mengatakan: “Ini roh Setan, memalsukan Roh Kudus.” Mereka marah sekali kepada saya. Saya bertanya: “Adakah dalam Kitab Suci seorang dipenuhi Roh Kudus lalu menyebut dirinya Yesus? Beritahu kepada saya. Coba tunjukkan ayatnya di mana.” Mereka tidak bisa tunjukkan. Dan saya tahu sudah ada gerakan-gerakan di Indonesia yang mengatakan, menganggap diri dipenuhi Roh Kudus dan begitu berani untuk melawan ajaran-ajaran yang benar. Sampai akhirnya seorang pimpinan yang pernah mempengaruhi pendete dari Australia itu, menegur dia. “You are wrong when you say you can not commit sin again. You are totally sanctified just by Jesus. It is impossible.” Barulah kemudian dia bertobat.
Ayat di sini mengatakan, orang yang berbuat dosa bukan dari Allah. Orang yang dari Allah tidak berbuat dosa lagi. Artinya apa? Di sini selalu dipakai istilah present continuofus tense. Orang yang terus menerus hidup di dalam dosa itu bukan dari Allah. Orang yang hidup dari Allah, mungkin berbuat dosa, tetapi dia tidak mungkin terus menikmati dosa. Bedanya orang yang menikmati dosa dan orang yang tidak menikmati dosa adalah keselamatan sudah ada pada dia atau tidak. Seorang yang belum Kristen, dia hanya ada hati nurani, ada tekanan moral, ada common sense, ini beberapa kekuatan bikin dia tidak berani sembarangan. Tetapi itu bukan berati ia mempunyai benih dari Allah. Orang yang mempunyai benih dari Allah, dia mempunyai perasaan yang berbeda. Kalau saya berbuat dosa, saya adalah orang yang mempermalukan Tuhan. Kalau saya berbuat dosa, saya adalah orang yang bersalah kepada Kristus yang mati bagiku. Kalau saya berbuat dosa, saya adalah orang yang membikin sedih Roh Kudus yang berada di dalam hatiku. Nah itu orang beres! Tapi jika orang berkata: aku kalau berbuat dosa, nanti namaku jadi rusak, nanti saya dibawa ke pengadilan, saya akan dibenci oleh keluarga. Ini orang tidak beres, karena motivasi berbuat atau tidak berbuat dosa tidak ada kaitannya dengan Allah Tritunggal.
Saudara-saudara, coba bedakan: seseorang yang berbuat dosa tapi enak-enakan, lalu waktu ditemukan bahwa dia berbuat dosa, waktu sudah buktinya cukup, baru dia mengaku. Itu bukan pertobatan, itu pengakuan terpaksa. Tetapi orang yang mempunyai hidup dari Tuhan Allah, lain. Kalau saya berbuat dosa, saya menyedihkan Tuhan Allah. Saya mempermalukan nama Tuhan di sorga. Bukankah aku berdoa: dipermuliakanlah nama-Mu? Doa itu menjadi satu cetusan, satu ingatan sedalam-dalamnya to glorify God. Maka di dalam katekismus dan tanya jawab dari Westminster Confession: What is the greatest purpose of man’s living in this earth? Jawabannya adalah: to glorify God and to enjoy Him.
Orang yang belum Kristen, belum bertobat, dia berbuat dosa, mempermainkan dosa, membanggakan diri, memuliakan diri. “Coba lihat berapa hebat saya bisa menipu guru, saya bisa menipu nyonya. Nyonya saya tidak bisa apa-apa. Saya hebat.” Orang berdosa masih merasa diri hebat, memuliakan dirinya berdosa, membuktikan dia belum ada hidup dari Tuhan. Orang berdosa, mempermainkan dosa, dan ia membanggakan permainan itu, kenikmatan itu, dia tidak mengerti, dia tidak mempunyai hidup dari Tuhan. Tetapi orang yang mempunyai hidup dari Tuhan, dia mempunyai kepekaan berbeda sekali dengan orang lain. Dia mengetahui: “Kalau saya berdosa, saya mempermainkan diri. Kalau saya berdosa, orang lain tidak tahu, Tuhan tahu. Kalau saya berdosa, saya mempermalukan nama Tuhan. Kalau saya berdosa, saya bersalah kepada Kristus yang mati bagiku. Kalau saya berdosa, saya membikin sedih Roh Kudus yang ada dalam hatiku.”

Paulus berkata: jangan menyedihkan Roh Allah yang sudah berada di dalam hidupmu. Mari kita berubah, bertobat. Mari kita membedakan keunikan iman Kristen karena ada Sang Kudus di tengah-tengah dunia. Keunikan Kristen, karena Kristus yang sendirinya mutlak suci, berhak dan berkuasa dan berkualifikasi mengalahkan kejahatan dan Iblis. Karena Kristus yang suci, memberikan benih yang suci ke dalam diri kita maka di sini dikatakan: karena ada benih, hidup yang ada di dalam dia. Dari sini engkau membedakan dia anak Allah atau anak Iblis.
Kiranya Tuhan memberikan kekuatan kepada kita menjadi orang yang sudah mempunyai benih suci dari Tuhan. Kita suka hidup kesucian untuk menyatakan benih yang hidup sudah diberikan kepada kita. MENGAPA KRISTEN ?
Amin.

Tuesday, January 22, 2019

Cara Mengetahui Bahwa Anda Orang Kristen Tulen

Cara Mengetahui Bahwa Anda Orang Kristen Tulen

Cara Mengetahui Bahwa Anda Orang Kristen Tulen.Apakah Anda milik Allah? Dari mana Anda tahu hal ini dengan pasti? Mari kita lihat apa yang menjadi pegangan orang-orang pada umumnya yang membuktikan bahwa diri mereka adalah milik Allah dan diterima oleh Allah. Sebagian menganggap diri adalah milik Allah karena mereka tidak seperti orang-orang jahat – mereka tidak membunuh, tidak mencuri, pergi ke gereja pada hari minggu – intinya adalah mereka baik-baik saja di hadapan Allah. Sebagian lagi menganggap bukti penerimaan Allah atas diri mereka adalah karena keluarga mereka sudah menjadi Kristen dari generasi ke generasi; mereka sudah diterima sebagai anggota gereja mainstream (bukan gereja sesat loh) selama bertahun-tahun; mereka sudah menjadi majelis gereja; mereka mengetahui doktrin-doktrin Kristen dan bukan orang Kristen biasa yang hanya seminggu sekali ke gereja. Tentu saja Rasul Yakobus setuju bahwa semua itu baik, termasuk pengetahuan akan doktrin Kristen itu baik, bahkan bukan hanya baik tetapi merupakan suatu keharusan bagi orang Kristen untuk mengetahui apa yang diimaninya. Karena tidak ada seorang pun yang dapat menjadi pengikut Kristus tanpa percaya kepada Allah yang benar – Allah menurut Alkitab – seperti yang tertulis di Ibrani 11:6, “... barangsiapa berpaling kepada Allah, ia harus percaya bahwa Allah ada, dan bahwa Allah memberi upah kepada orang-orang yang bersungguh mencari Dia.”
Rasul Yakobus mempunyai posisi yang jelas bahwa percaya akan keberadaan Allah yang sejati itu baik, tetapi baginya itu bukan bukti seorang diselamatkan. Maksudnya, jika Anda mengatakan bahwa Anda adalah seorang Kristen dan percaya kepada Allah yang Esa, ini bukan bukti bahwa Anda diselamatkan. Mengapa demikian? Rasul Yakobus mengatakan bahwa setan-setan percaya kepada Allah namun tetap akan dihukum di neraka. Setan percaya akan hal itu –  hal yang sama yang Anda pikir merupakan bukti Anda diterima Allah –  Anda bisa yakin akan hal itu! Lebih lagi, setan-setan bukan saja percaya kepada Allah, mereka juga percaya bahwa Allah adalah Allah yang kudus, Allah yang benar, Allah yang membenci dosa, Allah yang akan melaksanakan penghakiman, dan Allah yang akan menjalankan penghakiman tersebut atas diri mereka. Karena pengetahuan inilah, maka mereka gemetar. Sudah jelas mereka mengenal Allah bahkan jauh lebih solid daripada pengetahuan manusia. Jadi, apakah pengetahuan pengenalan akan Allah menjamin kita masuk sorga? Sama sekali tidak! Alkitab dengan jelas mengatakan bahwa setan tidak mempunyai pengharapan akan keselamatan. Kepercayaan mereka akan Allah tidak dapat melepaskan mereka dari hukuman kekal di neraka. Dengan demikian kita memahami bahwa bagi setan, percaya kepada Allah bukan merupakan bukti anugerah keselamatan Allah. Hal ini juga berlaku bagi manusia.
Kita akan semakin mengerti jika memikirkan dengan lebih tajam lagi tentang siapakah setan itu. Setan itu tidak kudus, dan apapun yang ia alami bukanlah pengalaman yang kudus. Iblis itu benar-benar jahat: “Iblislah yang menjadi bapamu dan kamu ingin melakukan keinginan-keinginan bapamu. Ia adalah pembunuh manusia sejak semula dan tidak hidup dalam kebenaran, sebab di dalam dia tidak ada kebenaran. Apabila ia berkata dusta, ia berkata atas kehendaknya sendiri, sebab ia adalah pendusta dan bapa segala dusta” (Yoh. 8:44), “Barangsiapa yang tetap berbuat dosa, berasal dari Iblis, sebab Iblis berbuat dosa dari mulanya. Untuk inilah Anak Allah menyatakan diri-Nya, yaitu supaya Ia membinasakan perbuatan-perbuatan Iblis itu” (1Yoh. 3:8), “karena perjuangan kita bukanlah melawan darah dan daging, tetapi melawan pemerintah-pemerintah, melawan penguasa-penguasa, melawan penghulu-penghulu dunia yang gelap ini, melawan roh-roh jahat di udara.” (Ef. 6:12)  Dengan demikian setan disebut sebagai roh jahat, roh yang tidak kudus, kekuatan kegelapan, dan sebagainya,
Sudah jelas bagi kita sekarang, bahwa apapun yang berada di dalam pikiran setan –  entah itu pengetahuan atau kepercayaan kepada Allah – tidak mungkin kudus atau menjadi kekudusan sejati. Setan mengetahui banyak hal tentang Allah dan agama, tetapi apa yang mereka ketahui tidak mungkin menjadi pengetahuan yang kudus. Mereka bukan hanya mempunyai pengetahuan, tetapi juga mempunyai emosi yang kuat terhadap Allah, sedemikian kuatnya sampai-sampai mereka “gemetar”. Tetapi ketakutan ini bukan emosi yang kudus karena tidak berhubungan dengan pekerjaan Roh Kudus. Jika hal itu berlaku kepada setan, maka berlaku juga dalam hal emosi manusia kepada Allah.
Perhatikanlah kenyataan ini: bahwa seberapa pun murninya, seberapa pun tulennya dan dashyatnya pemikiran akan pengetahuan Allah dan emosi ketakutan kepada Allah, itu tidak berarti apa-apa. Setan sebagai makhluk roh mempunyai pengetahuan akan Allah yang tidak mungkin bisa diketahui oleh manusia di dunia. Pengetahuan mereka tentang keberadaan Allah jauh lebih nyata daripada pengetahuan manusia mana pun di dunia ini. Mereka memiliki kemurnian pengetahuan ini karena sejak semula mereka sudah berperang dengan kekuatan kebaikan. Suatu ketika sebelum Tuhan Yesus mengusir setan, mereka berteriak kepada-Nya, “... Apa urusan-Mu dengan kami, hai Anak Allah? Adakah Engkau ke mari untuk menyiksa kami sebelum waktunya?” (Mat. 8:29)
Mari kita pikirkan sekarang, apa yang lebih besar dari pengetahuan setan akan Allah dan emosi mereka terhadap-Nya? Apa yang lebih dashyat dari pengalaman mereka? Namun demikian, seberapa pun dashyatnya pengetahuan dan emosi mereka, mereka tetap tidak kudus. Allah yang kudus, yang menjadi objek kudus dari pemikiran setan tidak membuat pengetahuan dan emosi mereka menjadi kudus. Matius 8:29 menunjukkan bahwa setan mengenal Tuhan Yesus melebihi siapapun. Mereka mengetahui bahwa Tuhan Yesus akan menghakimi mereka suatu hari kelak karena Dia adalah Allah yang kudus. Tetapi sekali lagi, pengetahuan dan emosi setan yang tulen terhadap hal-hal rohani yang kudus, sama sekali bukan bukti anugerah keselamatan Allah bagi setan. Mereka sudah menunggu hukuman kekal di neraka kelak. Jika manusia tidak melebihi apa yang dimiliki setan, maka bagaimana mungkin manusia tidak mengalami hal yang sama dengan setan? Jika demikian halnya, dapatkah kita katakan bahwa pengetahuan dan emosi kita kepada Allah adalah bukti kita diselamatkan? Tidak ada.
Dari pembahasan di edisi yang lalu dapat diambil kesimpulan: pertama, tanda kepastian akan keselamatan tidak bergantung pada seberapa banyak seseorang mengetahui tentang Allah dan Alkitab. Iblis sebagai penghulu malaikat mengetahui sangat banyak tentang Allah, bahkan dapat dikatakan tidak ada yang dapat menandinginya. Di dalam Alkitab, dia dikatakan sebagai bintang terang, bintang pagi, api yang menyala, sosok kesempurnaan dalam kekuatan dan kebijaksanaan (Yes. 14:12; Yeh. 28:12-19). Bahkan setelah kejatuhan pun, Iblis tidak kehilangan kemampuannya. Kehancuran rohani dialaminya saat dia berdosa, tetapi kemampuan alaminya tidaklah hancur. Dia masih tetap pintar, memiliki pengetahuan, bahkan di dalam Alkitab dikatakan sebagai yang “lebih cerdik” dari semua makhluk lainnya (Kej. 3:1; 2Kor. 11:3; Kis. 13:10). Dengan kepintaran yang masih ada padanya, dia menggoda dan mencobai manusia sebagai pengasahan dan pengaplikasian pengetahuannya. Hal ini merupakan fakta bahwa Iblis mempunyai pengetahuan yang aktual dan benar.
Pengetahuan Iblis terbentang dari pengetahuan tentang Allah, dunia yang kelihatan dan tidak kelihatan, mencakup dari sejak penciptaan (Ayb. 38:4-7). Iblis tahu bagaimana Allah menciptakan dunia ini dengan segala keteraturannya. Iblis bahkan juga tahu bagaimana Allah menggenapkan rencana keselamatan-Nya kepada dunia. Iblis pasti sangat memperhatikan dan mempelajari seluruh kehidupan Kristus, Sang Firman yang berinkarnasi, secara mendetail.
Dengan demikian, Iblis mengetahui banyak sekali tentang Allah, pekerjaan Allah, dan dunia ciptaan Allah. Dia juga mempunyai pengetahuan yang sangat hebat tentang Alkitab. Hal ini terlihat dari bagaimana dia dengan beraninya mencobai Sang Firman dengan firman. Iblis juga mengetahui dengan jelas isi hati manusia yang merupakan medan peperangan antara dirinya dengan Sang Pencipta. Iblis juga mempunyai pengalaman beribu-ribu tahun dalam menggoda dan menipu manusia. Dengan dua pengetahuannya – pengetahuan akan Allah yang begitu dalam dan akan isi hati manusia melalui pengalaman beribu-ribu tahun – Iblis mampu menghasilkan agama palsu yang mirip sekali dengan agama sejati dan menjadikan dirinya sebagai malaikat terang (2Kor. 11:14).
Dari pembahasan ini kita melihat bahwa pengetahuan akan Allah dan agama tidak membuktikan bahwa seseorang diselamatkan. Seseorang mungkin saja fasih dalam membicarakan tentang Alkitab, Allah Tritunggal, Dwinatur Kristus, bahkan mempunyai kemampuan berkhotbah yang baik, menjadi majelis gereja, memberitakan jalan keselamatan, dan mengajarkan bagaimana seharusnya seorang Kristen hidup, tetapi semua yang membangun gereja dan memberikan pencerahan kepada dunia ini tetap bukanlah bukti dari kasih karunia keselamatan dari Allah di dalam hati orang tersebut.
Dengan kata lain, persetujuan akan Alkitab bukanlah tanda jelas dari keselamatan. Yakobus 2:19 menyatakan bahwa Iblis percaya kepada kebenaran. Iblis bukanlah seorang bidat dalam konteks ini. Tetapi yang dikatakan di dalam Alkitab tentang percaya bahwa Yesus adalah Anak Allah sebagai bukti dari kasih karunia Allah terhadap keselamatan bukanlah semata-mata persetujuan dengan kebenaran. Titus 1:1 menjelaskannya sebagai “… iman orang-orang pilihan Allah dan pengetahuan akan kebenaran seperti yang nampak dalam ibadah kita.”
Berikutnya, ada sebagian orang yang mempunyai pengalaman-pengalaman rohani yang sangat kuat dan berpikir bahwa itulah bukti dari pekerjaan Tuhan (pemilihan Tuhan atas dirinya). Iblis mempunyai pengalaman rohani yang lebih dahsyat. Iblis hidup di dunia rohani dan melihat langsung semua yang terjadi di dalam dunia rohani. Apakah Iblis diselamatkan melaluinya? Tentu saja tidak! Demikian juga manusia di neraka kelak pun akan mengalami pengalaman rohani yang dahsyat yaitu ratapan dan kertak gigi (Mat. 13:42) yang justru adalah bukti bahwa mereka tidak diselamatkan dan bukan diselamatkan. Jadi, seberapa dahsyat pun pengalaman rohani bukanlah tanda jelas bahwa kita diselamatkan.
blis paling jelas dalam hal pengalaman yang dahsyat ini. Dia mempunyai kesadaran akan kemuliaan dan kuasa Allah yang melampaui siapapun. Tetapi kesadaran ini (pengalaman rohani ini) tidak menjadikan mereka diselamatkan melainkan membuat mereka gemetar. Roma 9:22 mengatakan, “Jadi, kalau untuk menunjukkan murka-Nya dan menyatakan kuasa-Nya, Allah menaruh kesabaran yang besar terhadap benda-benda kemurkaan-Nya, yang telah disiapkan untuk kebinasaan – ” Jelas, tidak semua yang mengalami kemuliaan dan kuasa Allah akan diselamatkan. Artinya, pengalaman rohani bukanlah tanda kepastian keselamatan dari Tuhan ada pada kita.
 Dari pembahasan di edisi-edisi sebelumnya, kita dapat melihat bahwa tidak ada manusia yang mempunyai apa yang dipunyai oleh Iblis: tidak ada yang pernah gemetar karena ketakutan seperti yang dialami Iblis, tidak ada yang mempunyai pengetahuan sama seperti Iblis, tidak ada yang mengerti keluasan kekekalan seperti Iblis sehingga merindukan keselamatan melebihi apapun di dalam hidupnya. Maka, Rasul Yakobus mengatakan bahwa jika ada orang yang berpikir kepercayaan kepada Allah yang Esa adalah bukti dari anugerah Allah, setan pun percaya akan hal itu dan kepercayaan ini bukanlah bukti dari keselamatan. Bukan hanya aksi percaya yang dimaksudkan oleh Rasul Yakobus, tetapi juga kepada emosi hati dan perbuatan yang menyertai kepercayaan mereka, seperti gemetar.
Alkitab juga tidak menyatakan seberapa banyak manusia tidak bisa melihat kemuliaan Allah dan seberapa banyak tidak mendapatkan anugerah Allah di dalam hati mereka. Allah tidak menyatakan kepada berapa banyak orang Allah menyatakan diri-Nya dan seberapa banyak orang meresponi Allah dan anugerah-Nya dalam hati mereka. Mungkin kita ingin sekali mendapatkan suatu rumusan untuk mengukur dan memastikan seseorang diselamatkan, baik rumusan untuk mengukur jumlah pengalaman rohani atau pengetahuan tentang kebenaran. Ironisnya, mungkin sekali justru orang-orang yang tidak diselamatkanlah yang mempunyai pengalaman rohani jauh lebih dahsyat daripada mereka yang diselamatkan. Jadi, jumlah pengalaman rohani ataupun pengetahuan tidaklah dapat dijadikan takaran untuk memastikan keselamatan karena bahkan di dalam mereka yang diselamatkan, Roh Kudus memberikan pengalaman rohani dan pengetahuan dalam takaran yang berbeda-beda.
Sampai di sini, kita sangat mungkin menyetujui seluruh pembahasan di atas. Kita setuju bahwa percaya kepada Allah, melihat kemuliaan dan kekudusan Allah, dan mengetahui bahwa kematian Kristus adalah bagi orang berdosa, bukanlah merupakan bukti sama sekali bahwa seseorang diselamatkan karena setan pun mengetahuinya. Tetapi kita akan melanjutkan pemikiran kita dengan mengatakan bahwa kita mempunyai sesuatu yang setan tidak punya. Kita mempunyai sukacita, damai, dan kasih yang tidak dipunyai oleh setan. Yes! Benar sekali! Tentu saja kita mempunyai sesuatu yang tidak dipunyai oleh setan, tetapi apakah semuanya itu benar-benar tidak dipunyai setan? Belum tentu. Setan boleh saja tidak mempunyai sukacita, damai, dan kasih, tetapi pengalaman kita itu mempunyai penyebab yang sama dengan pengalaman setan sehingga pengalaman-pengalaman ini tidaklah lebih baik dari kepunyaan setan.
Setan mempunyai dua penyebab utama dalam segala yang dialaminya, yaitu pengetahuan alamiah dan kasih kepada diri. Pengetahuan alamiah membuat mereka melihat Allah yang kudus di dalam keberdosaan mereka, Allah yang tidak terbatas di dalam keterbatasan mereka, dan Allah yang Mahakuasa di dalam kelemahan mereka. Kasih kepada diri membawa mereka kepada kerinduan akan kekekalan. Kedua hal ini mengakibatkan setan sadar akan penghakiman Allah. Allah dengan kemuliaan-Nya yang dahsyat akan menghakimi mereka dengan sempurna selama-lamanya. Hal inilah yang menggelisahkan mereka – hari penghakiman – ketika mereka melihat kemuliaan Kristus dan orang-orang kudus-Nya.
Tetapi bagaimanakah dengan sukacita, damai, dan kasih yang tidak dialami setan? Hal itu mungkin lebih kepada situasi yang dialami di dalam pengasihanan Allah yang memberikan anugerah kepada manusia, seperti hujan (Mat. 5:45) daripada suatu perbedaan di dalam hati. Dalam situasi atau kondisi ini, manusia di dalam pengertian pengetahuan alamiahnya dapat merasakan apa yang setan tidak rasakan.
Sedangkan dalam hal kasih kepada diri, manusia menjadi mampu untuk seolah-olah independen dari Allah dan juga sesamanya. Kasih kepada diri cukup kuat untuk membuat seseorang seolah-olah mampu berdiri sendiri di luar kasih karunia, bahkan berdiri di hadapan Allah. Mereka tahu kalau dirinya tidak terlalu jelek sehingga mereka yakin bahwa Allah mengasihi mereka bahkan ketika pemberitaan Kristus yang mati bagi mereka diberitakan. Itulah kasih yang mirip setan yang juga ada di dalam hati setan.
Nah, kalau kita melihat setan-setan yang tahu bahwa dirinya adalah musuh Allah selama-lamanya dan tidak berpengharapan namun tetap sangat aktif dan berjuang habis-habisan, alangkah indahnya kalau mereka dapat berharap seperti manusia berharap? Bagaimana jika seorang setan tiba-tiba membayangkan Allah yang mungkin bisa menjadi temannya, mengampuninya, dan membawanya masuk ke surga? Bukankah itu luar biasa dan dia akan sangat bersyukur? Bukankah setan ini dapat sangat amat mengasihi Allah yang mirip dengan setiap orang juga mengasihi yang menolong dirinya? Hal apalagi yang dapat mendorong perasaan sampai memuncak, mendalam, dan penuh ketulusan? Sebegitu luar biasanya sehingga banyak orang yang telah tertipu oleh delusi yang ditanam setan sejak berabad-abad lalu sampai sekarang.
Kalau begitu, apa yang menjadi tanda pasti dari anugerah Allah melalui Roh Kudus di hati kita? Di mana letak perbedaannya dengan yang dari setan? Jawabannya terletak pada sumber dan hasil atau buah-nya. Sumber-nya adalah perasaan ketakjuban akan keindahan kekudusan dan cinta kasih dari segala sesuatu yang berasal dari Allah. Hatinya akan tertawan dan tertarik kepada Sang Ilahi.
Hal tersebutlah yang tidak mungkin dan pasti tidak akan mungkin dialami oleh setan dan manusia yang terkutuk di neraka. Sebelum setan-setan jatuh, mereka memang mempunyai hal tersebut tetapi mereka telah kehilangan secara total keindahan itu sesudah kejatuhan mereka. Itu adalah satu-satunya hal yang hilang dari pengetahuan mereka akan Allah namun itulah kefatalan mutlaknya. Setan tetap mengetahui kuasa, keadilan, dan kekudusan Allah, banyak sekali fakta tentang Allah, tetapi pada saat yang bersamaan mereka tetap buta. Mereka mengetahui keagungan Allah tetapi tidak bisa melihat Allah yang penuh cinta kasih. Mereka mengetahui banyak detail pekerjaan Allah di dunia dalam sejarah tetapi tidak bisa melihat keindahan-Nya. Justru semakin mengenal Allah, mereka semakin membenci Allah karena memang letak kebenciannya adalah pada kekudusan dan kesempurnaan moral-Nya. Karena itu, setan-setan pasti membenci mereka yang telah dikuduskan oleh darah Sang Kudus. Terlebih lagi kebencian setan memuncak dan mencapai kemutlakan terhadap Sang Kudus kekal itu sendiri yang bijaksananya tak terselami dan kuasanya tak terbatas!
 Orang fasik, termasuk yang masih hidup sekarang ini, akan menghadapi hari penghakiman dan melihat Yesus Kristus. Tetapi mereka hanya akan melihat kemuliaan-Nya dari luar, yang sangat jauh dari apa yang bisa kita bayangkan. Mereka tidak akan mengenal betapa manis-Nya Dia dan tidak bisa melihat keindahan-Nya. Orang-orang jahat itu tentu saja pada akhirnya akan takluk dan bertekuk lutut di hadapan Kristus yang Mahatahu pada hari penghakiman, tetapi pengetahuan akan Allahnya itu tidak bernilai apa-apa, tidak peduli seberapa murni dan dahsyatnya pengetahuan tersebut. Mengapa? Karena mereka tetap tidak mungkin dan tidak akan mungkin melihat keindahan Kristus. Itulah yang menjadi pembeda antara pengalaman setan-setan dengan mereka yang menerima anugerah keselamatan dari Roh Kudus sehingga mampu melihat keindahan Kristus. Melihat keindahan Kristus adalah suatu hal yang membuat pengalaman orang Kristen sangat berbeda dari apapun juga. Iman orang-orang pilihan kepada Allah mengalami dan melihat kesempurnaan Injil, dia melihat keindahan dan juga kekudusan dari rencana Ilahi dalam keselamatan, pikirannya diyakinkan dan dengan sepenuh hatinya percaya bahwa hal ini datang dari Allah (lihat 2Kor. 4:3-4).  Bagi orang tidak percaya yang melihat Injil, mereka mengerti pengetahuan tentang Injil tetapi mereka tidak melihat terang Injil. Terang Injil adalah kemuliaan Kristus, kekudusan-Nya, dan juga keindahan-Nya. Hanya terang Ilahi yang menerangi hati kitalah yang membuat kita mampu untuk melihat keindahan Injil dan memiliki keselamatan di dalam Kristus (2Kor. 4:6). Terang supernatural ini menunjukkan keindahan dan manisnya Yesus yang melampaui apapun, serta menyakinkan kita bahwa Dia sanggup menjadi Juruselamat kita. Terang supernatural ini yang menyakinkan kita bahwa tidak ada seorang pun kecuali Kristus yang sanggup menjadi Mediator kita.
Ketika seorang fasik yang berdosa bisa melihat keindahan Kristus yang Ilahi, dia tidak akan berspekulasi lagi mengapa Allah bisa tertarik dengan dirinya untuk menyelamatkan dia. Sekarang dia dapat melihat betapa berharganya Kristus dan darah-Nya, dia dapat menyadari bahwa dia diterima oleh Allah karena nilai yang ditaruh Allah di dalam darah, ketaatan, dan juga doa syafaat Kristus. Jiwa yang letih dan bersalah dapat melihat keindahan Kristus dan beristirahat, yang tidak bisa ditemukan di dalam khotbah atau buku apapun. Hanya di dalam penglihatan keindahan Kristus-lah, kehendak dan hati manusia tertawan. Di hari penghakiman, secercah sinar dari moral dan keilahian kemuliaan Allah serta supremasi keindahan Kristus yang bersinar di dalam hati manusia akan meredakan segala permusuhan. Jiwa orang fasik tadi telah condong kepada kasih Allah dengan kekuatan yang sangat besar karena seluruh pribadi menerima dan juga memeluk Juruselamat yang mengasihinya, bukan mengerti secara kognitif saja.
Perasaan kekaguman akan keindahan Kristus adalah permulaan dari iman yang menyelamatkan dan juga hidup dari seorang petobat tulen. Ini bukanlah perasaan palsu bahwa Kristus begitu mengasihi dan rela mati untuknya, karena perasaan ini dapat menuju kepada sekadar rasa terima kasih karena sudah ditolong dari dalam dosa. Sangatlah mungkin bila perasaan ini hanyalah wujud dari kasih kepada diri sendiri dan sangat menyedihkan karena banyak orang dituntun mendengarkan Injil yang salah, iman yang salah. Sesungguhnya, kemuliaan Allah di dalam wajah Yesus Kristus-lah yang memberikan terang Ilahi dan kasih yang sangat amat murni. Inilah kasih tulen dari seorang petobat tulen yang menjadi kualitas pembeda dari kasih yang dimiliki setan-setan atau manusia lain. Keindahan Kristus dan kasih tulen inilah yang membawa hasrat kita untuk merindukan Allah, hasrat alamiah seperti bayi menginginkan susu, yang sangat berbeda dengan tiruan setan yang sangat sadar bahwa kecelakaan besar sedang menunggu mereka. Kerinduan semacam inilah yang membantu membedakan antara pengalaman-pengalaman rohani yang asli dari yang palsu.
Pengalaman rohani yang salah cenderung membangun kesombongan yang adalah dosa spesialis Iblis (1Tim. 3:6), bahkan sering kali diselubungi oleh kerendahan hati yang besar. Seorang pribadi bisa mempunyai kasih yang besar dan berbangga kepada Allah, dia bisa sangat rendah hati dan sombong akan kerendahan hatinya itu. Tetapi emosi dan pengalaman yang datang dari anugerah Allah justru sebaliknya. Kekaguman akan kedahsyatan, kekudusan, dan kemuliaan dari keindahan Kristus bisa membunuh kesombongan, serta terang indahnya Allah itu dapat menunjukkan kejelekan sebuah jiwa. Ketika seseorang betul-betul menangkap hal ini, maka tidak terhindarkan lagi bahwa dia berada di dalam proses membuat Allah menjadi semakin besar dan semakin besar, sedangkan dirinya sendiri semakin kecil dan semakin kecil.

BACA JUGA: PEMBAHASAN AJARAN PDT. ERASTUS SABDONO: CORPUS DELICTI


Selain itu, anugerah Allah di dalam hati seorang Kristen tulen membuatnya membenci segala kejahatan dan sebaliknya akan menguduskan hati serta hidupnya. Pengalaman yang salah bisa mengakibatkan seseorang bersemangat, tetapi semangat yang salah di dalam hal yang umumnya berkaitan dengan agama; bukan semangat melakukan pekerjaan-pekerjaan baik. Agama mereka bukanlah untuk pelayanan kepada Allah, tetapi kepada pengalaman diri sendiri. “Engkau percaya, bahwa hanya ada satu Allah saja? Itu baik! Tetapi setan-setan pun juga percaya akan hal itu dan mereka gemetar. Hai manusia yang bebal, maukah engkau mengakui sekarang, bahwa iman tanpa perbuatan adalah iman yang kosong?” (Yak. 2:19-20) Jadi, buah atau perbuatan pekerjaan baik adalah bukti dari pengalaman sejati dari anugerah Allah. “Dan inilah tandanya, bahwa kita mengenal Allah, yaitu jikalau kita menuruti perintah-perintah-Nya. Barangsiapa berkata: Aku mengenal Dia, tetapi ia tidak menuruti perintah-Nya, ia adalah seorang pendusta dan di dalamnya tidak ada kebenaran.” (1Yoh. 2:3-4)
PENUTUP: Cara Mengetahui Bahwa Anda Orang Kristen Tulen
Betapa sempurnanya kebaikan yang berada di dalam hati dan kemurnian agama yang keluar dari pandangan akan keindahan Kristus! Pengalaman paling luar biasa dari orang-orang kudus dan malaikat-malaikat di surga adalah pengalaman yang terbaik dari Yesus Kristus sendiri, kita berada di dalam Allah. “.... Allah adalah kasih, dan barangsiapa tetap berada di dalam kasih, ia tetap berada di dalam Allah dan Allah di dalam dia.” (1Yoh. 4:16) Kita adalah makhluk yang paling berbahagia dan diberkati dari semuanya, Dia hanya memberikan kepada manusia-manusia kesayangan-Nya. Emas, perak, dan permata diberikan Allah kepada manusia yang Alkitab katakan sebagai anjing dan babi. Tetapi karunia terbesar untuk memandang keindahan Kristus adalah berkat khusus dari Allah kepada anak-anak-Nya yang Dia kasihi. Ini adalah karunia hidup kekal, terbitnya terang, tanpa kebinasaan. Mereka mungkin saja terombang-ambing ketika menghadapi tantangan, tetapi percikan surgawi dalam dirinya akan semakin bertambah dan menjadi sempurna serta memberikan kepastian menuju ke surga. Jiwa semua orang kudus akan ditransformasi di surga dan mereka akan bersinar seperti matahari di dalam kerajaan Bapa mereka.

Cara Mengetahui Bahwa Anda Orang Kristen Tulen
-AMIN-
* Judul aslinya “True Grace Distinguished from the Experience of Devils

Tags