Latest News

Showing posts with label Menemui Yesus. Show all posts
Showing posts with label Menemui Yesus. Show all posts

Monday, January 28, 2019

NIKODEMUS MENEMUI YESUS : Yohanes 3:1-15.

NIKODEMUS MENEMUI YESUS


NIKODEMUS MENEMUI YESUS . Di dalam Yohanes 1 terdapat hal-hal yangmelampaui sifat agama, filsafat, dan sistem kebudayaan dunia. Di dalam Yohanes2 terdapat tiga peristiwa besar, yaitu: 1) Yesus memberkati orang yang menikah,2) Yesus menghakimi orang yang memperlakukan Bait Allah secara tidak benar, dan3) Tanggapan Yesus terhadap orang yang percaya kepada Dia karena mujizat.Alkitab mengajarkan, janganlah kita berpikir asalkan orang mau percaya, Tuhanpasti mau menerima; karena Tuhan tidak pernah memercayakan diri-Nya kepada orangitu (Yoh. 2:23-25). Saat ini kondisi kekristenan sudah sedemikian terpuruk,begitu takut tidak ada orang yang mau percaya, sampai menjual diri danmenurunkan harkat demi menyenangkan orang lain agar bisa diterima. Kita harusingat bahwa seseorang harus menghampiri dan menyembah Tuhan dengan iman, maumenjadi murid-Nya yang taat dan menerima firman dengan rendah hati. OrangKristen tidak boleh memperalat Tuhan, apalagi ingin menjadi boss didalam gereja. Tuhan senang dengan orang yang datang ke hadapan-Nya denganrendah hati, menyesali dosa dan pemberontakannya dengan hati yang hancur, danbertobat. Orang yang memiliki sikap hati sedemikian tidak akan dibuang olehTuhan.

Kerajaan dunia selalu membangun istana yangmewah, kota benteng yang kuat, dengan desain yang paling indah. Hanya Tuhanyang membangun kerajaan-Nya dengan hati yang hancur dan jiwa yang menyesalidosa-dosanya. Jangan pernah ada orang yang menyombongkan jasanya di hadapanTuhan. Tuhan bukanlah pengemis yang membutuhkan pertolongan manusia. Manusiaharus berlutut dan menyembah Allah, seperti yang telah dilakukan oleh paraorang majus di hadapan bayi Yesus. Prinsip inilah yang harus kita pelihara,tidak seperti kebanyakan manusia yang ingin menyombongkan jasa dan kedudukannyadi dalam gereja atau seperti kebanyakan orang yang ingin memperalat Tuhan bagidirinya.

Ketika Tuhan Yesus lahir, Tuhan Allahmengutus malaikat memberitakan kabar sukacita bukan hanya kepada orang majus,tetapi juga kepada para gembala yang miskin. Sejak hari pertama Tuhan Yesusdatang ke dunia, Ia sudah menyatakan prinsip-prinsip yang sangat berbeda denganmanusia pada umumnya. Orang majus berjalan begitu jauh untuk mencari “SangRaja” yang akhirnya tersasar ke istana Herodes. Mereka berpikir, seorang rajatentu lahir di istana. Banyak orang Kristen zaman ini berpikir seperti itu.Kristus itu Raja, maka kita sebagai anak Raja haruslah hidup mewah. Ini ajaranyang sesat. Kristus lahir di palungan dan tinggal di kandang yang hina. InilahRaja semesta alam. Betapa pun tinggi kedudukan kita di dunia, kita harusmenyembah Tuhan Yesus yang ada di palungan. Di hadapan Tuhan, kita harus sadarbetapa hinanya kita. Oleh karena itu, kita harus belajar melayani Tuhan denganrendah hati dan sepenuh hati. Itu yang akan memenuhkan kita dengan sukacitailahi.

Di dalam Yohanes 2 dinyatakan dengan tegasbahwa Tuhan Yesus tidak memercayakan diri-Nya kepada orang-orang yang percayakepada-Nya karena berbagai mujizat yang Dia lakukan. Iman bukan datang darimelihat mujizat; melainkan dari firman. Di dalam Kisah Para Rasul 8 tertulisbahwa Simon, si tukang sihir yang mengikuti Filipus, bertobat dan dibaptisdalam nama Yesus. Banyak orang terkejut mengapa ia bisa bertobat dan dibaptis.Banyak orang mengira bahwa pertobatan orang terkenal akan menguntungkankekristenan. Lalu orang seperti ini dipanggil untuk bersaksi di mana-mana. Sayamengamati, mereka yang seperti itu, kerohaniannya biasanya tidak bisa bertumbuhlagi, lalu satu per satu dalam sepuluh tahun hancur sendiri. Yohanes 2 inimemaparkan tiga peristiwa penting yang menyangkut karya Kristus, yaitu: 1)Pemeliharaan Tuhan, 2) Penghakiman Tuhan, dan 3) Pemilihan Tuhan.

Berikutnya, Yohanes 3:1-15 merupakanpengajaran yang sangat penting. Bagian ini membahas satu perkara yang harusdialami oleh setiap orang Kristen yang sejati. Pengajaran penting ini hanyasatu kali dikemukakan Tuhan Yesus. Tidak diungkapkan di depan ribuan orang,tetapi hanya kepada satu orang pemimpin agama yang datang menemui Dia secarapribadi. Pada saat itu, para pemimpin agama sedang menghina Tuhan Yesus danmenganggap diri mereka lebih pandai dan lebih mengerti daripada Tuhan Yesus.

Yohanes Pembaptis dan Kelahiran Baru

Apa yang perlu kita mengerti tentangkelahiran baru? Mengapa berita penting seperti ini tidak dikemukakan kepadaribuan orang, tetapi hanya kepada Nikodemus seorang? Tema kelahiran baru adalahtema penting yang harus dialami setiap orang Kristen di sepanjang sejarah.Mengapa tema ini disampaikan kepada seorang Farisi, yaitu Nikodemus yang maudengan rendah hati mendengarkan apa yang Tuhan Yesus katakan, sementara TuhanYesus menghadapi dia dengan nada yang kelihatannya sama sekali tidakbersahabat? Hal-hal ini sangat sulit kita mengerti. Di sini kita melihat suatukebijaksanaan yang sulit dimengerti dan melampaui kapasitas kepandaian manusia,namun begitu luar biasa bermakna.

Di dalam Yohanes 2, dicatat pertama kalinya Tuhan Yesus merayakan hari Paskah diYerusalem. Di Alkitab dicatat empat kali Tuhan Yesus merayakan Paskah. Iniadalah hari raya yang paling penting bagi orang Israel. Hari itu merekamemperingati hari ketika Musa melepaskan mereka dari perbudakan Mesir danmenjadi bangsa yang merdeka. Kehadiran Tuhan Yesus di Yerusalem yang pertamakalinya sebenarnya adalah untuk memulai era yang baru, di mana Ia membersihkanBait Allah dan melakukan banyak mujizat untuk menyatakan bahwa diri-Nya adalahAllah. Tanda-tanda mujizat, kesembuhan, pengusiran setan sudah ratusan tahuntidak terjadi di tengah bangsa Israel. Antara Kitab Maleakhi hingga YohanesPembaptis berseru “Bertobatlah kamu, karena Kerajaan Allah sudah dekat!”terdapat senjang waktu sekitar empat ratus tahun. Di masa itu tidak ada nabi,tidak ada berita firman, tidak ada pewahyuan Kitab Suci. Maka kehadiran YohanesPembaptis di padang gurun begitu menggemparkan. Mereka sudah kering danmenantikan firman Tuhan selama empat ratus tahun. Di masa itu ada imam dan ahliTaurat yang dilatih di sekolah nabi. Saat itu tidak ada nabi yang tidakdihasilkan oleh sekolah nabi. Raja melahirkan raja, tetapi nabi tidak melahirkannabi. Nabi selalu muncul mendadak, dibangkitkan oleh Tuhan dan diurapi oleh RohKudus. Yohanes Pembaptis menegur dosa dengan berani dan jujur, tanpa takut,bahkan terhadap raja sekalipun. Nabi tidak minta untuk diperkenan oleh siapapunkecuali oleh Tuhan. Tuhan menuntut dia untuk menyampaikan kehendak-Nya denganurapan Roh Kudus. Itu sebabnya, khotbah Yohanes Pembaptis di padang gurunmembuat Bait Allah yang begitu besar dan megah menjadi kosong, sebaliknyapuluhan ribu orang datang berduyun-duyun ke tepi sungai Yordan. Manusiamembutuhkan firman. Yohanes Pembaptis bukanlah seorang organisatoris yangmelakukan pekerjaan dengan berbagai strategi manusia untuk menarik massa. Diahanya bersandar kepada pimpinan Tuhan dan memberitakan firman Tuhan. Firmanberkata, “Aku akan membuka jalan di padang gurun dan membuat sungai di padangpasir.” 

Di zaman ini, ada dua hal yang menakutkan: 1) PGI dengan organisasinyayang begitu besar ternyata semakin lama semakin menyusut, tidak terlihat jelaspenyertaan dan pimpinan Tuhan di dalamnya; dan 2) Gerakan Karismatik yangdahulu kecil dan miskin sekarang memiliki gedung besar dan beribu-ribu orangmasuk ke dalamnya, kelihatannya seperti mendapatkan penyertaan Tuhan, padahalbelum tentu benar. Di sini peranan Gerakan Reformed Injili, yaitu untuk tidakmembanggakan tradisi dan organisasi, tidak membanggakan gedung, tetapimementingkan firman dan ingin selalu ada firman Tuhan di dalamnya. YohanesPembaptis tidak memiliki apa-apa yang pantas dia banggakan. Ia hanya mengenakanpakaian dari bulu unta, makan belalang dan minum madu dari lebah liar di hutan.Mungkin hal itu terjadi ketika ia dilahirkan, ayahnya, Zakaria, telah sangattua, sehingga ketika ia mulai melayani di usia tiga puluh tahun, ayah danibunya mungkin sudah meninggal. Alkitab menyatakan bahwa Yohanes Pembaptisadalah orang yang diutus Allah. Di dalam Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru,selain Tuhan Yesus dan Yohanes Pembaptis, tidak ada satu pun orang lain yangdinyatakan sebagai orang yang diutus Allah. Merekalah yang berseru,“Bertobatlah, karena Kerajaan Sorga sudah dekat!”

Zaman yang baru sudah tiba, tetapi manusiatidak menyadarinya. Manusia masih sibuk membanggakan dirinya, membangunkerajaan dirinya. Mereka membanggakan apa yang mereka miliki, kesuksesan yangdipandang dan dipuji oleh orang-orang dunia. Padahal, Kerajaan Sorga tidakdibangun dengan apa yang mereka banggakan, tetapi dibangun hanya olehpertobatan, oleh hati yang hancur karena mendengar firman Tuhan. Hanyaorang-orang yang bertobat dan hancur hatinya akan berbagian di dalam KerajaanSorga. Inilah fase baru yang belum pernah ada di dalam kebudayaan dan sejarahyang dibangun oleh Yohanes. Sayang, para pemimpin Yahudi tidak melihat danmenyadarinya. Mereka hanya melihat kehadirannya sebagai ancaman bagi mereka.Bait Allah Yerusalem menjadi sepi, orang Israel tidak datang kepada imam,melainkan kepada Yohanes Pembaptis. Para pemimpin agama Yahudi mulaimembencinya, meragukan diri dan pelayanannya, lalu mengutus orang ke padanggurun dan bertanya, “Apakah engkau Mesias, atau nabi itu, atau Elia?” YohanesPembaptis menjawab, “Bukan!” Mereka menyangka bahwa mereka mempunyai hak untukmeragukan hamba Tuhan yang Tuhan kirim, karena mereka mempunyai tradisi,mempunyai Bait Allah yang megah, dan sistem yang kuat, sementara YohanesPembaptis tidak memiliki apa-apa, hanya berteriak-teriak di padang gurun.Yohanes Pembaptis menjawab mereka, seperti yang telah dituliskan dalam Alkitab,“Akulah dia yang berseru-seru di padang gurun.” Para ahli Taurat dan orangFarisi sudah belajar begitu banyak secara akademis, tetapi mereka melupakan halyang begitu penting. Mereka puas dengan apa yang mereka pelajari dan gelar yangmereka miliki. Kekristenan akan menjadi agama yang terpuruk jika kita hanyaberpegang pada tradisi dan tidak mau mencari dan mengikuti gerak pimpinanTuhan.

Maka,Yohanes Pembaptis berhasil menarik ratusan ribu orang datang mendengarteriakannya karena: 1) Mereka sudah lama tidak mempunyai nabi, maka ketikamereka mendengar firman Tuhan, hati mereka tergugah; 2) Mereka menantikankedatangan Mesias, dan mereka mengira bahwa Yohanes Pembaptis adalah Mesias.Padahal tidak demikian. Yohanes Pembaptis hanya perintis bagi Mesias yang akanmenghadirkan Kerajaan Allah. Kerajaan Allah hanya diberikan kepada orang-orangyang mau bertobat. Maka berita yang diserukan, “Bertobatlah, karena KerajaanSorga sudah dekat.” Yohanes Pembaptis mengajak semua pengikutnya untukmemandang kepada Kristus. Ia berkata, “Lihatlah Anak Domba Allah,” dan waktudibaptis Roh Kudus turun ke atas-Nya dan Bapa di sorga berkata, “Inilah Anak-Kuyang Kukasihi, dengarkanlah Dia.” Dengan demikian, Daud di dalam PerjanjianLama dan Yohanes Pembaptis di dalam Perjanjian Baru adalah dua orang yangmembentuk pengertian Kristologi di sepanjang sejarah.

Tidaklama setelah Tuhan Yesus muncul, Yohanes Pembaptis dijebloskan ke dalam penjaradan akhirnya karena peristiwa Salome, ia dipenggal kepalanya. Sementara itu,Tuhan Yesus yang telah dinubuatkan oleh Yohanes Pembaptis, kini tampil denganberani, menyatakan diri sebagai Mesias dan melakukan mujizat. Jadi, zaman ituadalah zaman keemasan. Orang dapat mendengarkan dan menyaksikan secara langsungsesuatu yang telah hilang ratusan tahun dari sejarah. Karena nenek moyangmereka telah membunuh nabi-nabi di Perjanjian Lama, maka Tuhan bungkam dantidak lagi mengirimkan nabi, membiarkan mereka menanti selama empat ratustahun. Ketika Tuhan diam, itulah waktu yang paling serius di dalamsejarah. Ketika Tuhan tidak membangkitkan hamba Tuhan, tidak lagimemberikan firman kepada manusia, apa yang manusia bisa lakukan? Jangan kirajika kita memiliki banyak uang, kita bisa mengundang nabi, atau asal memilikisekolah theologi, bisa mendapatkan orang yang diurapi Tuhan dan dipakai secarabesar. Di zaman Elia ada banyak sekolah nabi, tetapi Tuhan justru memakai Elisayang bukan lulusan dari sekolah-sekolah seperti itu untuk meneruskan pekerjaanElia. Hal ini menunjukkan bahwa Tuhan tidak berkenan memakai semua lulusansekolah nabi. Semakin mempelajari firman Tuhan, saya semakin gentar karenaternyata ada begitu banyak hal yang belum saya mengerti, sementara begitubanyak lulusan sekolah theologi yang merasa dirinya sudah mengerti. Maka, bagisaya, pendeta yang sudah sangat berpengalaman, tetapi masih mau hadir di kebaktianyang penting, mendengar firman dengan rendah hati, sangat diberkati Tuhan.

Ketikaseorang hamba Tuhan yang Tuhan pilih secara khusus muncul dalam sejarah, makamanusia terbelah menjadi dua bagian, yaitu yang mencintai dan mengikutinya,atau yang membenci dan melawan dia, bahkan membunuh dia karena merasakehadirannya mengganggu ketenangan hidup mereka. Maka pujilah Tuhan, jika masihada hamba Tuhan yang menegur hal-hal di dalam hidupmu yang tidak sesuai denganfirman Tuhan dan melakukan introspeksi diri. Jangan seperti Herodes yangmembenci Yohanes Pembaptis hanya karena dia adalah raja. Tuhan membedakan orangbukan karena kekayaannya, tetapi karena ketaatannya kepada diri-Nya. Itusebabnya, saya tidak akan menghormati seseorang karena dia kaya, atau menghinaseseorang karena dia miskin. Saya hanya ingin kita semua taat kepada Tuhan.Saya mau memberi teladan untuk terus-menerus mengoreksi diri apakah kita sudahsungguh-sungguh taat kepada Tuhan.

Nikodemus dan Kehadiran Yesus

Di antara semua orang Farisi yang merasaterganggu oleh kehadiran Yesus terdapat Nikodemus. Ia adalah seorang tua yangberpengalaman, berpendidikan, dan berposisi tinggi di dalam organisasikeagamaan orang Yahudi saat itu. Ia adalah anggota Sanhedrin, Mahkamah AgamaYahudi. Dia sadar dan harus membuka diri dengan rendah hati untuk melihat apayang ada di dalam diri Yesus, yang tidak ada di dalam dirinya. Orang yangterus-menerus membanggakan diri tidak mungkin memiliki kerohanian yang kaya,sementara orang yang terus-menerus melihat kekurangan diri, kerohaniannya akanterus bertumbuh. Ada banyak orang di dalam gereja yang kecewa karena merasadirinya tidak terpakai. Kita perlu sadar bahwa bukan gereja yang memerlukandia, tetapi dia yang memerlukan Tuhan. Yohanes Pembaptis berseru, “Bertobatlahkamu, karena Kerajaan Sorga sudah dekat.” Ia tidak memuji-muji orang yang maudatang kepadanya. Sering kali gereja melakukan banyak kompromi agar banyakorang mau datang. Tuhan Yesus tidak berbuat seperti itu. Nikodemus adalah orangpenting, tetapi tidak di hadapan Tuhan Yesus. Ia harus rendah hati untukbelajar melihat apa yang tidak ada pada dirinya.

Di antarasekian banyak orang Farisi, Nikodemus adalah orang yang tidak mau mengikutipemikiran dan cara dari mayoritas di sekitarnya. Ia terus berpikir dan akhirnyamendapatkan kebijaksanaan. Ia pergi menemui Yesus secara diam-diam di malamyang gelap. Bagi saya, apa yang dia lakukan merupakan respons positif dariseorang Yahudi, yang telah menerima Taurat 1.500 tahun lamanya. Pertemuanantara Tuhan Yesus dan Nikodemus adalah pertemuan yang sangat istimewa. Iniadalah pertemuan antara hukum Perjanjian Lama dan anugerah Perjanjian Baru;antara ajaran Musa di Perjanjian Lama dan penebusan Kristus di Perjanjian Baru.

Ketikadia bertemu dengan Tuhan Yesus, dia tidak tahu bagaimana harus memulai pembicaraan. Akhirnya dia memulai dengan, “Guru, kami tahu bahwa jika tidak ada penyertaan Tuhan, tidak mungkin seseorang bisa melakukan mujizat.” 

Ini adalahsikap yang rendah hati dan menjunjung tinggi Kristus. Ini adalah pernyataan penting yang akan dibahas dalam pembahasan berikutnya.

Bacaan: Yohanes 3:1-15

NIKODEMUS MENEMUI YESUS .Kita telah membicarakan tentang pertemuanantara orang Farisi dan Tuhan Yesus sebagai suatu peristiwa yang langka, karenaorang-orang Farisi adalah orang yang terikat oleh sistem tertutup, di manamereka menutup diri dari hal-hal yang paling penting, bahkan ketika Firmandatang ke dunia. Sebenarnya, Tuhan memberikan Taurat kepada bangsa Yahudi bukanuntuk mereka menyombongkan diri, memonopoli keselamatan, melainkan agar merekamenyadari bahwa semua manusia, termasuk mereka, telah meleset jauh dari target yangTuhan tetapkan (Rm. 2:1). Istilah bahasa Yunani: hamartia (yang berarti: dosa), sebenarnyapengertiannya adalah meleset dari target. Kita tidak boleh mengartikan dosasebagai perbuatan jahat, melanggar peraturan yang berlaku dalam masyarakat,seperti yang didefinisikan oleh dunia. Sayang sekali orang Yahudi, sebagaipenerima Taurat, telah salah menanggapi maksud Allah tersebut. Akibatnya,mereka menganggap diri lebih tinggi dan menghina bangsa lain. Dengan latarbelakang pengertian ini, saya memandang bahwa orang yang sudah belajartheologi, tetapi tidak menjalankan firman Tuhan, lebih berdosa ketimbang orangatheis yang tidak mau mengerti Allah, berani melawan dan menghujat Dia. Itusebabnya, jangan sombong. Kita yang Kristen tidak boleh menghina mereka yangnon-Kristen. Ketika Yesus datang ke dunia, Tuhan Yesus malah menjauhi paraorang Farisi yang menganggap diri benar, tetapi justru menyebut pemungut cukaisebagai kawan-Nya. Padahal orang Farisi menganggap para pemungut cukai sebagaiorang berdosa yang tidak layak dekat dengan Tuhan.

Dengan itu Tuhan Yesus menyatakan diri-Nyalebih dekat dengan orang berdosa yang merasa tidak layak, ketimbang denganorang Farisi yang merasa dirinya benar dan layak. Menganggap diri layak danbenar adalah dosa yang tidak tampak. Jadi, mungkin saja ada orang Kristen yangmenganggap dirinya lebih rohani dari orang lain karena ia adalah seorangmajelis atau aktivis gereja. Ada orang merasa sudah lebih rohani karena sudahmembaca Kitab Suci sekian kali. Bagi saya semua itu tidak berarti apa-apa.Sesungguhnya, saat seseorang makin mempelajari firman Tuhan, ia makin menyadaribahwa Tuhan itu begitu suci, adil, dan baik. Dan sebaliknya, ia makin menyadaribahwa dirinya kurang suci, kurang adil, kurang baik. Dan itulah tujuan semulaTuhan memberikan Taurat.

Di dalam bab pertama buku Institutes of the Christian Religion, John Calvinmenuliskan pernyataan yang sama dengan Agustinus, yaitu: Seumur hidupku, akuhanya ingin mengenal dua hal, yaitu a) mengenal Allah dan b) mengenal diri.Jika kita semakin berusaha untuk mengenal Allah dan mengenal diri, maka kitaakan belajar juga melihat kebaikan orang lain, karena semakin kita mengenalAllah, kita akan semakin suka melihat kebaikan orang dan belajar darinya.Orang-orang Yahudi menutup diri mereka karena mereka merasa bahwa merekamemiliki Allah dan firman-Nya, sementara bangsa-bangsa lain tidak.Bangsa-bangsa lain dianggap anjing, hanya mereka sendiri saja yang manusia.

Tuhan muak melihat sikap orang Israelseperti itu, karena mereka tidak mengerti isi hati Tuhan dan target yang Diatetapkan. Maka sebenarnya, dengan munculnya Yohanes Pembaptis yang berseru-serudi padang gurun dan bukan di Bait Allah, sudah mengindikasikan bahwa TuhanAllah telah membuang kebudayaan Yahudi yang arogan. Tuhan sudah jenuh denganperayaan Sabat dan jijik dengan korban-korban persembahan yang mereka berikan.Mereka menyembelih lembu, domba, tetapi bukan untuk mengakui dosa mereka,melainkan memandangnya sebagai jasa. Maka mereka melakukan korban sambilmembanggakan diri.

Janganlah kita membanggakan diri denganpelayanan yang kita lakukan dan bersungut-sungut ketika ada kesulitan yangharus kita hadapi dalam pelayanan. Pelayanan sebenarnya adalah anugerah dankesempatan yang Tuhan berikan, yang tidak mungkin kita dapatkan di tempat lain.Biarlah kita mengamini dari kedalaman hati kita dan tidak bermain-main dengansetiap pelayanan yang Tuhan karuniakan kepada kita. Jika Ia tidak lagi maumemakai kita, sekalipun kita berlutut, menangis, atau memukul dada, kita tidakakan mendapat kesempatan seperti itu lagi. Anugerah dan kesempatan tidak Tuhanberikan kepada semua orang ataupun seturut keinginan kita.

Ketika Yudas melihat Maria memecahkan botolminyak narwastu dan menuangkan isinya ke kaki Tuhan Yesus, lalu menyeka denganrambutnya, ia marah sekali. Ia menuduh Maria terlalu boros dengan memecahkanminyak narwastu itu ke kaki Tuhan Yesus. Mengapa tidak menjualnya danmemberikan hasilnya sebagai persembahan untuk orang miskin? Di zaman TuhanYesus, harga sebotol minyak narwastu sangat mahal. Itu setara dengan upah utuhseorang pekerja selama satu tahun. Dengan kata lain, Maria harus bekerjasetahun penuh tanpa menikmati hasil kerjanya demi membeli minyak tersebut.Itulah pernyataan cintanya kepada Kristus yang telah mencintainya. Allah relamenjadi manusia, menyerahkan nyawa-Nya bagi orang berdosa. Maria mengasihiYesus, maka ia pecahkan botol itu, dan tidak seperti lazimnya orang perbuat, iamembawa pulang botol kosong untuk dijadikan kenang-kenangan mengingat apa yangpernah ia lakukan untuk Yesus. Maria tidak menginginkan imbalan balik, sepertikebanyakan orang yang sekarang memberikan persembahan. Itulah seharusnya yangmenjadi sikap orang yang memberikan persembahan kepada Tuhan, yaitu tidakmengharapkan Tuhan akan mengembalikannya berlipat ganda. Tetapi Yudas menegurMaria. Mungkin saat itu banyak orang yang sependapat dengan Yudas, menganggapbahwa Maria mengikut Yesus sampai menjadi tidak waras dengan menghamburkan uangbegitu mahal untuk mengurapi kaki-Nya, dan tidak memberikannya kepada orangmiskin.

Ada orang yang memprotes mengapa sayamendirikan gedung gereja yang besar dan tidak memberikan uang kepada orangmiskin saja. Saya bukan tidak tahu dan bukan tidak melakukan pelayanan untukmereka juga, tetapi kita harus mengutamakan Tuhan bukan mengutamakan orangmiskin. Bukankah Tuhan lebih layak mendapatkan pelayanan kita?

Memang ketika Yudas berkata demikian, tidakada seorang pun yang tahu motivasi di balik teorinya. Apalagi jika di sana adapengemis atau orang miskin, tentu orang itu akan menyetujui komentar Yudas.Pendapat Yudas mungkin akan mendapat dukungan banyak orang, sementara Maria,mungkin setelah memberi persembahan malah dicaci maki banyak orang. Sungguhsuatu keadaan yang menyakitkan. Tuhan Yesus sangat mengerti situasi ini.

Ia adalah Raja, Imam, dan Nabi; tiga jabatanyang harus mendapatkan urapan, namun Ia tidak pernah menerima urapan, padahalsaat kematian-Nya sudah begitu dekat. Tetapi jika kita perhatikan, ketika TuhanYesus dibaptis, Roh Kudus turun ke atas-Nya dan ada suara dari langit. Iniadalah urapan. Selain itu Tuhan tidak memakai orang Yahudi yang bergelartheologi di Yerusalem untuk mengurapi-Nya. Ia memakai Maria, bahkan Mariasendiri tidak tahu bahwa ia adalah orang yang dipakai Allah untuk mengurapiTuhan Yesus. 

Banyak orang tidak menganggap suatupemborosan jika menggunakan uangnya untuk membeli berlian atau saham, karenaakan menghasilkan keuntungan bagi dirinya. Sementara persembahan dianggapsebagai pemborosan. Maria sadar, Kristus perlu dimuliakan. Maka, diamenggunakan uangnya untuk membeli minyak narwastu murni. Tetapi Yudasmengkritik hal itu sebagai tindakan pemborosan.

Yudas memang orang yang cukup genius. Diabagaikan doktor ekonomi yang sedemikian kreatif. Ketika dia membutuhkan uang,dengan begitu tenangnya dia bukan menjual barang, tetapi menjual gurunya.Tanggapan Tuhan Yesus sangat mengejutkan, “Orang-orang miskin selalu adabersamamu, tetapi Aku tidak selalu ada bersamamu.” Jawaban Tuhan Yesusmenyatakan bahwa jawaban Yudas yang begitu genius ternyata bodoh sekali.Maksudnya, kita bisa setiap saat melayani orang miskin, tetapi jangan engkaumengira dapat melayani Tuhan setiap saat. Yudas tidak menyadari bahwakesempatannya bersama dengan Tuhan Yesus sangat berharga dan tidak bisa iadapatkan seturut kehendaknya. Yesus tidak menjawab dengan pernyataan negatif, tetapidengan pernyataan positif, yaitu, “Orang-orang miskin akan selalu bersamamu,sementara Aku tidak selalu. Dan apa yang dilakukan perempuan ini akandiberitakan sampai akhir zaman.” Dalam peristiwa ini, Maria tidak mengucapkansatu patah kata pun. Dia tidak pernah membayangkan bahwa apa yang ia lakukan,dua ribu tahun kemudian masih akan dibicarakan seperti saat ini.
Sejauh mana kita mengerti Alkitab? Sejauhmana kita mengerti isi hati dan cara pikir Tuhan? Ada orang-orang yang datangke gereja hanya ingin mencari berkat, mencari kekayaan, lalu memaksa Tuhanmemberikan apa yang mereka inginkan. Itu sebabnya, kita harus setia padaAlkitab, setia mau mengerti dan menjalankan kehendak Tuhan. Biarlah bumi inimendengar suara-Nya dan berespons pada-Nya.

“Orang miskin selalu bersamamu, tetapi Akutidak.” Respons Tuhan Yesus ini sangat berbeda dengan apa yang dipikirkanmanusia. Orang Yahudi sering memegang dan memutlakkan konsep mereka sendiriyang tertutup. Akhirnya respons mereka salah dan dibuang oleh Tuhan. Namun,mereka tidak menyadari kondisi mereka.

Kita harus memerhatikan dengan serius, bahwaketika Yohanes Pembaptis melayani, terjadi suatu hal yang sangat janggal. Iamemisahkan diri dari sistem Yerusalem. Ia tidak berkhotbah di Bait Allah,karena Bait Allah di zaman itu adalah Bait Allah yang tidak dibangun menurutkeinginan Tuhan. Musa membangun Kemah Suci tepat seperti yang Tuhan tunjukkankepadanya di Gunung Sinai. Musa memerlukan waktu empat puluh hari di sana untukmencatat setiap detail yang Tuhan kehendaki. Bait Allah adalah lambangpenyertaan Allah di bumi, maka Bait Allah harus dibangun hanya berdasarkanwahyu Allah. Hanya karena wahyu Allah manusia boleh membangunnya. Suatu gerakanhanya boleh dimulai dengan beban dan visi yang Tuhan berikan. Oleh karena itu,gerakan harus selalu mengikuti pimpinan-Nya untuk mewujudkan kehendak-Nya. BaitAllah Herodes tidak dibangun dengan cara demikian. Herodes membangun Bait Allahbukan untuk Tuhan. Dia bukan orang Yahudi, tidak menuruti ketetapan Tuhan. Ia seharusnyatidak bisa menjadi raja orang Yahudi. Oleh karena itu, demi ia bisa diterimaoleh orang Yahudi, ia membangun Bait Allah. Ia telah memperalat agama untukmendapatkan hati orang Yahudi. Orang Yahudi mengira Herodes mencintai Tuhankarena membangun Bait Allah sedemikian megah dan mewah. Itu sebabnya, kitaharus berhati-hati dengan orang yang kaya tetapi hatinya tidak sungguh-sungguhuntuk Tuhan. Orang yang Tuhan gerakkan akan memberikan dengan rela, perasaantakut akan Allah.

Kesalahan Cara Penilaian Manusia 

Manusia sering kali menilai segalanya secarakronologis dan akhirnya salah. Banyak orang menduga bahwa orang percaya dulubaru mendengar firman Tuhan. Alkitab mengatakan terbalik. Karena mendengarfirman seseorang bisa percaya, kemudian dibaptis, bergabung di dalam gerejayang kelihatan. Allah yang telah terlebih dahulu memilih kita sebelum duniadiciptakan. Banyak orang mengira bahwa Yohanes Pembaptis mendahului Yesus,namun yang benar adalah Yesuslah yang mengutus Yohanes Pembaptis. Yesus adalahAllah sementara Yohanes adalah manusia. Itu sebabnya, Yohanes Pembaptismengatakan, “Akan datang seorang yang akan membaptis dengan Roh Kudus.” Tetapiia tidak ingin orang salah, maka ia melanjutkan, “Dia yang datang kemudiandariku sebenarnya sudah ada sebelum aku.” Alkitab berulang kali mengoreksipikiran manusia. Sayang, orang Yahudi yang sudah mengenal Taurat malah menjadisedemikian arogan dan tidak lagi mau mendengarkan firman Allah. Itulah sebabnyaYohanes Pembaptis tidak berkhotbah di Bait Allah. Peristiwa ini mengindikasikandua hal: 1) Tuhan akan membuang Bait Allah yang Herodes bangun atas prakarsanyasebagai politikus yang memperalat agama demi apa yang ia inginkan; 2) Tuhanakan membuang bangsa Yahudi yang sudah sedemikian bobrok, memiliki Taurat dariTuhan, tetapi tidak mau menaatinya.

Perhatikan, orang Yahudi tidak membunuhYesus dengan tangan mereka sendiri, melainkan membawa-Nya ke hadapan Pilatusdan menuduh-Nya sebagai pengkhianat. Mereka takut dengan Hukum Taurat yangmengatakan, “Jangan membunuh.” Mereka memperalat Pilatus untuk membunuh Yesus.Pilatus sempat sadar bahwa dirinya terjebak, maka dia cuci tangan, lalumenyerahkan Yesus kembali ke tangan mereka untuk disalibkan. Jadi, yangsesungguhnya ingin membunuh Tuhan Yesus adalah orang Yahudi, bukan Pilatus;tetapi mereka memakai tangan Pilatus untuk melakukannya. Itu bukan karena TuhanYesus berdosa, tetapi karena kehadiran-Nya menjadi ancaman bagi mereka. 

Yohanes Pembaptis tidak mau berkompromi dengan semua kuasa politik, juga tidakmau menyenangkan raja, melainkan tetap menjaga pandangannya pada Tuhan, karenaTuhan yang menetapkan nasibnya di dalam kekekalan.Tuhan Yesus juga tidak pernahmau menyenangkan siapapun. Dia tidak pernah mendatangi orang Farisi danakhirnya ada seorang Farisi yang mau datang menemui Dia. Nikodemus datangkepada Tuhan Yesus dengan motivasi yang jujur. Sejarah menyatakan bahwa padamasa tuanya, ia menjadi pengikut Yesus. Akibatnya, ia dikucilkan darimasyarakat Yahudi dan dari tempat ibadah orang Yahudi atau sinagoge. Maka,untuk hidupnya dan putrinya, ia naik ke bukit dekat Yerusalem, menebang pohondan menjual kayu bakar di pinggir jalan. Dari sekian banyak orang Farisi, hanyadia yang mau datang mencari Yesus. Yesus mau menerimanya, karena kalau bukanBapa yang menarik dia untuk datang kepada Anak-Nya, tidak mungkin Nikodemusbisa mencari Yesus.

Percakapandengan Nikodemus 

Nikodemus memulai percakapan denganmenjuluki Yesus sebagai Rabi. Nikodemus sendiri seorang rabi yang senior,tetapi ia memanggil Yesus yang jauh lebih muda darinya sebagai Rabi. Sejak awalNikodemus memosisikan diri di bawah Tuhan Yesus. Ini tentu bukan hal yangmudah. Di sini kita melihat Nikodemus adalah seorang yang rendah hati.

Ia berkata, “Guru, kami tahu bahwa tanpapenyertaan Allah, tidak mungkin seseorang dapat melakukan mujizat seperti yangEngkau lakukan.” Kemudian Yesus memberikan jawaban yang begitu sulit,“Sesungguhnya Aku berkata kepadamu, ‘Jika engkau tidak diperanakkan pula,engkau tidak dapat melihat Kerajaan Sorga.’” Bukankah Nikodemus baru sajamerendahkan diri dan memuji Tuhan Yesus, mengapa Yesus begitu keras kepadanya?Terlihat jawaban Tuhan Yesus seperti tidak bersahabat. Ini bukan masalahbersahabat, tetapi Tuhan Yesus ingin memberitahukan kebenaran kepadanya.Nikodemus mengakui mujizat yang Tuhan Yesus lakukan. Nikodemus melihat lebihdari orang-orang Yahudi lain, yang setelah melihat mujizat, tidak mengenalsiapa Tuhan Yesus. Di zaman itu, mujizat sudah lama kering, sudah lama tidakada. Sudah ratusan tahun Allah tidak menyatakan mujizat, tidak memberikanwahyu.

Ada perbedaan yang sangat besar antara orangyang menilai kesempatan dengan pengalaman pribadinya yang dangkal, dibandingdengan orang yang menilainya lewat pengajaran sejarah. Namun Yesus langsungmengalihkan perhatian Nikodemus dari mujizat ke persoalan diperanakkan pula danmasalah Kerajaan Sorga. Inilah tugas utama Kristus datang ke dunia. Tugasutama-Nya bukan untuk melakukan mujizat, tetapi membangun Kerajaan Allah.Kedatangan Mesias yang sebenarnya adalah intisari pengharapan orang Yahudi,telah dilupakan oleh Nikodemus. Ia terpaku pada mujizat. Kita tidak bolehtertipu oleh Iblis yang hanya mementingkan hal-hal lahiriah, lupa intisaritheologi. Kalau engkau mencintai gereja lebih dari firman, engkau berdosa;kalau engkau lebih mencintai seseorang ketimbang firman, engkau berdosa. Itusebab, ketika Nikodemus mengagumi mujizat, Tuhan Yesus mengalihkan danmembawanya kembali kepada Kerajaan Allah. Inilah tema berita Tuhan Yesus selamaIa di dunia. Ia adalah Sang Raja yang sedang membangun Kerajaan Allah. Tujuankehadiran-Nya di dunia adalah menebus umat-Nya dari dosa dan membawa merekamasuk ke dalam gereja yang kudus dan am, wujud Kerajaan Allah yang tidaktampak. 

Di sini Tuhan Yesus mengingatkan Nikodemus,jika ia tidak diperanakkan pula, maka matanya hanya bisa melihat hal-hal yangfenomenal. Jika ia sudah diperanakkan pula, ia bisa melihat hal-hal rohanidengan benar. Nikodemus sudah cukup senior, tentu kata-kata Tuhan Yesus tidakmenyenangkan telinganya. Banyak orang mungkin akan melawan dan meninggalkanTuhan Yesus ketika diberi tahu seperti itu. Tetapi Nikodemus tidak demikian. Iabukan hanya rendah hati, tetapi matang kepribadiannya. Ketika ia mendengartentang “diperanakkan pula”, ia berpikir bagaimana ia yang sudah tua bisa masuklagi ke rahim ibu dan dilahirkan lagi. Jadi, ia memang mahir di dalampengetahuan akademis theologis, tetapi tidak mengerti hal-hal rohani. Adaperbedaan mendasar antara dunia akademis dengan dunia spiritual. Itu adalah duadunia yang sama sekali berbeda. Ada dua unsur perusak kekristenan, yaitu: 1)Mementingkan hal akademis lebih dari pimpinan Roh Kudus, berakibat memilikipengetahuan theologis namun tidak memiliki kuasa; 2) Tidak mengerti Roh Kudus,tetapi menjelaskan Roh Kudus dengan sembarangan.

Di dalam pertemuan malam itu, Nikodemusmengawali pembicaraan tentang mujizat karena orang akademis yang kurang imanbiasanya segera tertarik pada mujizat yang Yesus lakukan. Yesus menarikNikodemus kembali ke fokus utamanya: Kerajaan Allah. Kita perlu menyelidikipengertian dan mematuhi kuasa yang ada di setiap kalimat yang keluar dari mulutTuhan Yesus. Yesus berkata, “Sesungguhnya Aku berkata kepadamu, jika seorangtidak dilahirkan kembali, ia tidak mungkin melihat Kerajaan Allah.” Tuhan Yesusdi sini menekankan pentingnya “Kerajaan Allah” dan “diperanakkan pula(dilahirkan kembali)”. Nikodemus berpikir bagaimana ia bisa masuk ke rahimibunya dan lahir kembali. Di sini pikiran Nikodemus terbatas olehpengalamannya, karena dalam pengalaman hidupnya tidak pernah melihat mujizat.Maka baginya, mujizat Tuhan Yesus sangat menarik. Dan akhirnya, iaberkesimpulan bahwa tanpa penyertaan Allah, seseorang tidak akan dapatmelakukan mujizat. Tetapi Yesus tidak mau dia memerhatikan mujizat, melainkanharus melihat Kerajaan Allah dan harus dilahirkan kembali. Nikodemus kembali kepengalaman hidupnya, sehingga tidak ada titik temu dalam dialognya dengan TuhanYesus. Mereka berbicara di dua wilayah yang berbeda, yaitu: wahyu Tuhan di atasdan pengalaman manusia di dunia. Dua wilayah inilah yang memisahkan semuagereja, theologi, agama, dan fenomena spiritual. Tuhan Yesus membicarakan halrohani, sementara Nikodemus menanggapi dengan hal dunia; Yesus mewahyukankebenaran, sementara Nikodemus menangkapnya dengan pengalaman dunia. Maka kataTuhan Yesus, “Yang dilahirkan oleh daging adalah daging, yang dilahirkan olehroh adalah roh.” Maksudnya, “dilahirkan kembali” berarti dilahirkan dari atas,dilahirkan oleh Allah, dilahirkan dari Roh Kudus, dilahirkan dari Injil, darifirman Allah.

Nikodemus adalah perwakilan dari bangsa yangpernah menerima wahyu Allah lewat Hukum Taurat, menganggap diri sebagai bangsayang paling tinggi. Yesus adalah Allah dalam wujud yang paling rendah, turundari sorga, mengenakan tubuh yang berdarah-daging, berbicara dengan bahasamanusia. Secara lahiriah, mereka berdua kelihatan sama, sama-sama bertubuh,berdarah, dan berdaging. Tetapi sesungguhnya, Yesus adalah Anak Allah yang darisorga, sementara Nikodemus adalah manusia yang di bumi. Oleh karena itu, ketikaYesus menyampaikan wahyu kebenaran yang tertinggi, Nikodemus tidak dapatmengerti karena dia menanggapinya dengan pengalaman hidupnya di dunia.

Ini adalah suatu kontradiksi yang terjadi,manusia menjunjung tinggi apa yang ia miliki, sementara Yesus, yang adalahTuhan, merendahkan diri-Nya sampai ke titik terendah. Inilah inkarnasi, Allahmenjadi manusia. Sebenarnya keadaan kontradiksi ini terjadi sepanjang tigasetengah tahun pelayanan Tuhan Yesus di dunia ini. Tidak ada titik temunyaformat komunikasi Tuhan Yesus dengan manusia pada umumnya diwakili oleh duakomunikasi yang paling penting, yaitu: 1) Pertemuan Tuhan Yesus denganNikodemus; tokoh agama yang tinggi, di awal pelayanan-Nya sebagai Mesias; 2)Pertemuan Tuhan Yesus dengan Pilatus; politikus paling tinggi saat itu, diakhir pelayanan-Nya sebagai Mesias. Kiranya melalui dialog ini kita semakinmelihat kontradiksi antara Kristus dan Nikodemus dan kemudian semakin mengenalKristus.

Bacaan:  Yohanes 3:1-15

NIKODEMUS MENEMUI YESUS . Pertemuan Nikodemus dengan Tuhan YesusKristus bukanlah suatu kebetulan, juga tidak direncanakan oleh manusia,melainkan merupakan rencana Allah. Bukan Yesus yang mencari Nikodemus, karenaketika Yesus hadir di dunia, Dia tidak pernah mencari raja, atau imam besar,atau orang kaya, atau pemimpin agama. Yesus menegaskan bahwa Anak Manusiadatang untuk mencari dan menyelamatkan yang hilang, yang tersesat, untukmenjadi kawan pemungut cukai dan orang berdosa. Ketika Yesus datang ke dunia,Ia menemui dan berdialog dengan perempuan pezina di pinggir sumur; Ia menemuidan menyembuhkan seorang yang sudah 38 tahun lumpuh di tepi kolam. Yesusberbeda dari para pemimpin agama yang munafik, yang hanya mau mengunjungi orangkaya dan orang yang berkedudukan tinggi. Sekalipun Dia adalah Allah yangMahatinggi, Dia rela menjamah dan menyembuhkan orang yang sakit kusta, menyapapelacur, orang-orang yang dipandang hina di masyarakat, karena sesungguhnya,bukan Dia yang membutuhkan manusia, melainkan manusialah yang membutuhkan Dia.Hanya saja, manusia tidak mau datang kepada-Nya, bahkan banyak orang yangdatang kepada-Nya hanya ingin mendapatkan berkat, datang dengan motivasi yangegois dan bobrok. Saat memilih gereja, banyak orang lebih suka pergi ke gerejadi mana mereka bisa memamerkan dirinya.

Yesus tidak pernah mencari orang Farisi danorang Farisi juga tidak mencari Dia, kecuali Nikodemus. Maka pertemuan antaraYesus Kristus dan Nikodemus adalah suatu rencana Allah, karena saat orangFarisi memandang kehadiran Yesus sebagai ancaman, lalu mengejek, menghina, danmengumpat Yesus, “Mana ada nabi yang datang dari Galilea? Mana ada yang baikmuncul dari Nazaret?” Nikodemus justru disentuh oleh Roh Kudus, mau datangkepada Yesus dan mengakui bahwa Yesus memiliki sesuatu yang dia dan para orangFarisi lainnya tidak miliki.
Sudah 400 tahun tidak ada nabi, tidak ada wahyu Tuhan pada Israel. Mereka hanyamendengar firman yang ada di kitab-kitab Perjanjian Lama, padahal Musa pernahmenubuatkan bahwa Tuhan akan membangkitkan seorang nabi seperti Dia. Tetapinabi itu belum datang. Ketika Yohanes Pembaptis tampil, mereka mengira bahwadialah nabi yang dinubuatkan itu. Lalu disusul oleh kehadiran Yesus. Kekosonganyang dialami oleh orang Israel selama 400 tahun tiba-tiba dikejutkan olehhadirnya dua orang yang susul-menyusul dengan pola yang sangat berbeda. Yangsatu berseru-seru, yang lain mengajar dengan tenang; yang satu di padang gurun,yang lain di tengah masyarakat; yang satu makanannya begitu aneh, yaitubelalang dan madu hutan, berpakaian kulit unta, sementara yang lain makan danberpakaian seperti orang pada umumnya. Kehadiran Yohanes Pembaptis dan YesusKristus di tengah sejarah menandai datangnya suatu zaman yang baru, yaitu zamanPerjanjianBaru. Anehnya,pelayanan mereka berdua tidak menyentuh Bait Allah, kecuali Tuhan Yesus pernahmenyucikannya. Yohanes Pembaptis berkhotbah di padang gurun, sementara Yesusmengajar di berbagai tempat, tepi jalan, pasar, pantai, padang gurun, bukit,dan juga di Bait Allah.

Kini Nikodemus, karena desakan Roh Kudusdatang menemui Tuhan Yesus. Dia berkata, “Rabi, kami tahu bahwa tanpapenyertaan Allah, tidak ada orang yang dapat melakukan mujizat seperti yang Kaulakukan.” Dia ingin menegaskan bahwa baik dirinya maupun seluruh kelompoknya,yaitu para orang Farisi, tidak memiliki penyertaan Allah seperti yang Yesusmiliki. Secara tidak langsung, pengakuan Nikodemus telah mempermalukan seluruhkebudayaan Yahudi dan sekaligus orang-orang Farisi, yang dianggap sedemikianmenyelidiki dan mempelajari Perjanjian Lama. Mereka memiliki gelar, memilikikemampuan akademis tinggi, memiliki kedudukan tinggi, tetapi tidak memilikiurapan dan penyertaan Allah. Sayang, fakta ini tidak diakui oleh orang-orangFarisi lainnya. Mereka juga tidak mau meneliti mengapa Yesus dapat melakukanmujizat seperti itu, tetapi sebaliknya malah menuduh-Nya menggunakan kuasapemimpin setan. Maka, pengakuan Nikodemus di sini mengisyaratkan Tuhan sedangmembuang bangsa yang sangat berpotensi ini, bangsa satu-satunya yang menerimaPerjanjian Lama. Sekaligus, pengakuan itu menyatakan Nikodemus adalah orangyang paling jujur di antara orang Farisi yang begitu mahir secara akademis.

Mari kita perhatikan, ketika Nikodemusmemuji Yesus, Yesus tidak terbuai dalam pujian dan menjadi lupa diri. PepatahTionghoa mengatakan: “Karena terlalu girang, hingga lupa diri.” Jika engkausedikit dipuji sudah mabuk kepayang, maka engkau tidak akan pernah mengerti danpeka akan pimpinan Tuhan, serta tanggung jawabmu kepada-Nya. Ketika sayamenerima undangan untuk menerima pemberian gelar Doktor dari WestminsterTheological Seminary, saya pertama-tama mempertanyakan: Apa perlu saya menerimagelar itu? Apakah bedanya menerima gelar Doktor dari Amerika atau tidak? Apakahsekolah yang memberi gelar itu cukup bertanggung jawab? Saya tahu ada satudosen yang tidak beres di sekolah itu. Maka saya tidak menggubris suratundangan tersebut. Saya hanya mendiskusikan hal ini dengan pimpinan STEMIInternasional, Dr. Jahja Ling. Setelah dua bulan kemudian dosen tersebutdikeluarkan, maka saya baru memutuskan untuk menerima gelar tersebut, karenasaya merasa sekolah tersebut masih menghargai firman Tuhan.

Kita melihat jawaban Yesus begitu tegas kepada Nikodemus, “Jikalau engkau tidak dilahirkan kembali, engkau tidak akanmelihat Kerajaan Allah.” Jika kita memerhatikan pembicaraan Tuhan Yesus denganNikodemus, Pilatus, Hanas, dan Raja Herodes, kita akan mendapatkan kesimpulanbahwa bukan hanya Yesus tidak berbicara untuk menyenangkan mereka, tetapi Diajustru berbicara lebih tegas dari mereka. Pernyataan “Sesungguhnya Aku berkatakepadamu…” muncul 25 kali sepanjang Injil Yohanes, dan tiga kali di antaranyadikatakan oleh Tuhan Yesus kepada Nikodemus di pertemuan malam itu. Saya tidaktahu apakah Nikodemus dapat tidur nyenyak malam itu. Setiap pernyataan TuhanYesus merupakan kebenaran yang tidak mengenal kompromi, yang begitu menusukhati. Apalagi, kata-kata itu tidak ditujukan kepada khalayak ramai, tetapi didalam pembicaraan pribadi, kepada satu orang saja. Pernyataan “Sesungguhnya…”biasanya kita nyatakan untuk memberikan tekanan akan kepastian kebenaran dankejujuran dari pernyataan tersebut. Dalam hal ini, Nikodemus tidak marah ketikaTuhan Yesus berbicara demikian lugas kepadanya. Ia menemukan penyertaan Allahpada Yesus dan dia menghormati Yesus. Ini menunjukkan Nikodemus adalah orangbaik karena dia menemukan Yesus yang mempunyai sesuatu yang tidak ia miliki,mau mengakui, menghargai, bukan malah rendah diri atau iri hati lalu menyerangDia.

Dialog Yesus dan Nikodemus sarat denganprinsip dan kita akan membahasnya satu per satu.

Mengapa di antara ribuan orang Farisi, hanyaNikodemus seorang yang mau datang kepada Yesus? Nikodemus mau datang karena diamau belajar dari Tuhan Yesus. Mengapa Yesus memperlakukan dia dengan begitutegas? Yesus bersikap demikian karena memaparkan satu kebenaran, yaituNikodemus harus memiliki hidup yang baru. Ia harus dilahirkan kembali. Diasudah menjadi seorang Farisi, sudah mempelajari Perjanjian Lama, sudah memilikibanyak pengetahuan akademis, dan bahkan sudah menjadi pemimpin agama, tetapikehilangan yang paling utama. Nikodemus sulit menangkap hal ini. Sering kaliada kesenjangan besar antara apa yang Tuhan ingin kita ketahui dengan apa yangkita sendiri ingin ketahui. Saya tidak tahu berapa banyak orang, ketika mendengarpemaparan prinsip-prinsip firman Tuhan, bisa dan mau mengerti sertamenjalankannya. Alkitab yang terlihat sederhana sebenarnya tidak sederhana. Didalamnya tersimpan rahasia-rahasia sifat ilahi, sifat manusia, kegagalanmanusia, kejatuhan ke dalam dosa dan semua pengaruhnya, kehidupan baru di dalamKristus, dan lainnya. Maka, tidak ada kitab yang seperti Alkitab, meskipunterus kita kupas tidak akan pernah habis.

Jawaban Yesus sepertinya menyimpang daripertanyaan Nikodemus. Nikodemus begitu mengagumi penyertaan Allah yang Yesusmiliki, dengan mujizat yang dilakukan-Nya. Tetapi Yesus sama sekali tidakmenyinggung mujizat. Maka antara pernyataan Nikodemus dan jawaban Yesus Kristusadalah dua hal yang berbeda. Hal ini disebabkan karena dunia mereka berbeda,pemikiran berbeda, wawasan berbeda, dasar pembicaraan juga berbeda. Perhatikanpernyataan Yesus, “Jika engkau tidak diperanakkan pula, engkau tidak dapatmelihat Kerajaan Allah.” Hal ini mengindikasikan Nikodemus buta rohani. Betapamalangnya seseorang yang sudah studi begitu banyak, memiliki gelar theologi dankedudukan agama, tetapi dinyatakan sebagai buta rohani. Ini senada dengan apayang Tuhan Yesus katakan di kayu salib, “Bapa, ampunilah mereka, karena merekatidak tahu apa yang mereka perbuat.” Banyak orang sudah melayani, sudah menjadimajelis, tetapi ternyata dia belum tahu apa-apa, bahkan tidak tahu apa yang diaperbuat.

Ada banyak orang yang tidak tahu, tetapimereka berani mengerjakan pelayanan, bahkan mengerjakannya dengan begitu giat.Akibatnya, semakin giat mereka melakukan, mereka semakin mempermalukan Tuhandan semakin merusak pekerjaan Tuhan dan merusak orang lain. Hal ini sepertiyang dilakukan oleh Saulus sebelum dipertobatkan menjadi Paulus. Ketika Tuhanmenyelamatkan Paulus, Ia membutakan matanya. Di sini kita melihat cara Tuhanberbeda dari kita. Justru kebutaan itulah yang membuat Paulus sadar. Paulustidak pernah menyadari bahwa dirinya buta rohani, sampai ketika Tuhanmembutakan matanya. Kebutaan itu membuat Paulus bisa mengakui bahwa dia sudahmelayani Tuhan, tetapi dengan cara menganiaya orang Kristen. Paulus tidakmerasa bersalah menganiaya orang Kristen, malah dia merasa dia melakukan halyang baik dan sedang melayani Tuhan dengan giat. Ini semua terjadi karena diabuta. Apakah kita juga sedang melayani Tuhan di dalam kebutaan?

Tuhan berkata, “Jika engkau tidak dilahirkankembali, engkau tidak dapat melihat Kerajaan Allah.” Mendengar hal itu,Nikodemus tidak mengerti. Ia salah persepsi dengan berpikir, “Bagaimana mungkinaku yang sudah setua ini masuk lagi ke rahim ibuku dan diperanakkan pula?”Artinya, ia belum menyadari kebutaannya. Ia tetap saja terpaku pada caradiperanakkan pula. Ini mirip seperti orang yang ketika belajar berkhotbah, yangdipentingkannya adalah cara orasinya bukan isinya. Banyak orang Kristen yanglebih mementingkan bagaimana mendapat berkat, bukan bagaimana taat kepadafirman Tuhan. Banyak orang salah dalam penekanan, fokus, tujuan, danprinsipnya. Inilah dunia kita. Nikodemus sedemikian akademis, mempunyai jabatantinggi, kaya pengalaman, tetapi tidak dapat menanggapi khotbah Tuhan Yesusdengan benar. Maka, Rasul Yohanes memberikan satu kunci kepada kita untukmengerti seluruh Injil yang ia tulis, yaitu, “Yang dari atas berbicara perkaradi atas; dan yang dari bawah berbicara tentang perkara di bawah.” Ini adalahdua wilayah yang berbeda.
“Diperanakkan pula” merupakan sumber danaliran hidup yang baru, yang bukan berasal dari Adam. Inilah tema utama didalam Perjanjian Baru. Tuhan Yesus tidak memiliki waktu banyak dengan Nikodemusuntuk menjelaskan semua hal dalam lima belas sesi katekisasi seperti yang biasagereja lakukan. Allah hanya memberikan kesempatan malam itu untuk Nikodemusdapat bertemu dengan Tuhan Yesus. Maka, kita harus selalu peka dan sadar bahwakesempatan tidak selalu akan tiba pada kita. Kesempatan hanya tiba satu kalidan kita harus cepat menangkapnya.

Yesus memberikan tiga pernyataan tentang“diperanakkan pula”, yaitu: 1). Kalau tidak diperanakkan pula, engkau tidakdapat melihat Kerajaan Allah; 2). Kalau tidak diperanakkan pula oleh air danRoh Kudus, engkau tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Allah; dan 3). Anginbertiup ke mana ia mau, demikian pula orang yang diperanakkan.

Kita tidak mendapatkan konfirmasi terbukaapakah pada akhirnya Nikodemus menjadi seorang Kristen. Alkitab tidak mencatatbagaimana ketika Nikodemus meninggalkan Tuhan Yesus malam itu. Alkitab jugatidak mencatat respons Nikodemus berkenaan dengan tantangan Tuhan Yesus malamitu. Nikodemus membutuhkan waktu untuk memutuskan apakah ia mau mengikut Yesusatau tidak. Nikodemus harus mengubah konsep hidupnya, meninggalkan imannya yangsemula dan perasaan sudah melayani Tuhan dengan giat.

Tetapi saya percaya, setelah firman yangbenar ditanam di hati seseorang, mungkin membutuhkan bertahun-tahun untukberbuah, tetapi akhirnya akan membawa orang itu untuk bertobat. Jadi, kitatidak boleh terlalu tergesa-gesa memaksa orang menerima Tuhan Yesus. Ketikadalam Kebaktian Kebangunan Rohani (KKR), saya memanggil orang untuk maju kedepan, saya percaya bahwa orang itu sebelumnya sudah mendengar firman. Sudahada orang-orang lain yang menanam, saya hanya menuainya. Jadi, kita hanyalahsalah satu dari sederetan orang yang Tuhan pakai untuk melakukan pekerjaan-Nya.Setelah suatu KKR di sebuah gereja yang berbuah luar biasa, saya diminta untukmemberikan satu dua patah kata. Saya berkata, “Hari ini saya merasa tidak layakuntuk berkata-kata, karena sebenarnya kalianlah yang sudah berbulan-bulanterlebih dahulu mempersiapkan KKR ini, dan sudah melakukan jauh lebih banyakdari saya. Jadi, ketika hari ini begitu banyak orang yang menerima Tuhan, itubukan karena saya hebat, melainkan karena rencana Tuhan menyelamatkan mereka.Allah memakai engkau dan saya untuk mempersiapkan hati mereka dan mempertemukanmereka dengan Yesus, sehingga mereka menyatakan iman di hadapan Allah.”

Kita melihat, sebelum munculnya John Sung,yang membawa kebangunan rohani di delapan belas provinsi di Tiongkok, telah adadua wanita yang berdoa siang dan malam lebih dari sepuluh tahun untukkebangunan rohani di Tiongkok. Demikian Yesus mengajar tiga kali kepadaNikodemus, sepertinya tanpa hasil. Tetapi sejarah mencatat bahwa di masa tua,Nikodemus percaya kepada Tuhan Yesus dan dikucilkan dari Sanhedrin. Tidak adaorang Yahudi yang boleh menyapa atau berjabat tangan dengannya. Hidupnya lebihkasihan dari seorang pengemis buta. Sebenarnya, ketika Yesus mati, dia ikutmenguburkan Tuhan Yesus, tetapi saat itu ia masih menjadi orang Farisi. Barupuluhan tahun kemudian dia percaya sungguh-sungguh pada perkataan Kristus.Pertemuan malam itu dengan Tuhan Yesus membuat ia susah hati. Sepanjanghidupnya menjadi menderita. Ini berbeda dari ajaran Theologi Sukses hari ini,yang mengajarkan bahwa ikut Tuhan Yesus akan membuat kita nyaman, sukses, enak,makmur, kaya, dan sehat. Ketika tua, Nikodemus harus ikut anak perempuannyamenebang kayu dan menjualnya di tepi jalan untuk menyambung hidupnya. Inilahorang Kristen sejati yang mengikut Tuhan, dengan memikul salib sedemikianberat.

Perhatikan, Nikodemus adalah orang yangjujur. Motivasinya mencari Yesus adalah untuk mau mengerti kebenaran. Sekalipundia sempat salah menanggapi perkataan sorgawi Tuhan Yesus dengan konteks dunia,tetapi dia tetap mau mendengar dengan sabar. Tuhan Yesus di sini lebih banyakaktif dan Nikodemus lebih pasif dan mendengarkan-Nya. Di saat itu, Tuhan Yesussedang menghancurkan sistem Yahudi yang dia terima sejak kecil.
Satu ketika, seorang wanita mengajaksuaminya, seorang profesor dari Tiongkok yang komunis, untuk mengikuti retretdi Chicago. Setelah mendengarkan khotbah, suaminya marah. Istrinya bingung danbertanya apakah khotbah dalam retret itu jelek. Suaminya menjawab, “Bukan,khotbahnya sangat bagus, dan sekarang aku tidak tahu harus bagaimana. Seluruhsistem epistemologi, wawasan dunia, kerangka pikir yang sudah kubentuk puluhantahun dengan landasan Materialisme Komunisme dari Marx, Dialektika Materialismedari Hegel, hancur begitu saja.” Empat hari kemudian setelah selesai acarapenutupan retret itu, dia berkata kepada saya, “Syukur pada Tuhan. Malampertama saya marah, tetapi tadi saya sudah menaklukkan diri kepada Kristus.”

Ketika struktur epistemologi seseorang yangberbeda dari Kitab Suci dihancurkan, ia akan resah sekali. Demikian jugaNikodemus. Setelah dia berdialog dengan Tuhan Yesus, dia menggumuli hal itusampai tua baru bisa percaya kepada Kristus. Berbeda dengan kebanyakan orangyang tidak memiliki struktur epistemologi yang mendalam, dia mudah sekalimenerima Tuhan Yesus. Maka, menginjili orang seperti perempuan Samaria, bisakita lihat langsung hasilnya. Tetapi menginjili orang-orang pemikir sepertiNikodemus tidak bisa langsung terlihat hasilnya. Kita tidak boleh menilaikeberhasilan sebuah kebaktian dari hasilnya. Bukan berarti seseorang adalah hambaTuhan yang besar jika banyak orang menerima Tuhan di dalam kebaktiannya.

Di dalam ayat 5, Tuhan Yesus membicarakantentang “air” di dalam dua arti: 1). pertobatan; dan 2). pembersihan. YohanesPembaptis mengajak orang untuk bertobat terlebih dahulu barulah dibaptis denganair. Namun, tidak semua noda bisa dibersihkan dengan air. Cat kayu atau catbesi tidak bisa dibersihkan dengan air, melainkan dengan thinner. Demikian juga dosa kita. Air tidak bisamembersihkan dan tidak dapat memberikan hidup yang baru. Maka baptisan airtidak menjamin seseorang memperoleh hidup yang kekal. Bukan seperti ajaran yangmenyatakan bahwa asalkan sudah dibaptis dalam nama Allah Bapa, Anak, dan RohKudus maka ia sudah pasti diperanakkan pula. Ini jelas dalam kasus Simon siPenyihir, yang sempat dibaptis oleh Filipus di Samaria, tetapi kemudianterlihat bahwa ia belum diperanakkan pula ketika ia bertemu dengan Petrus danYohanes. Ia memiliki motivasi ingin memperalat agama untuk kepentingan dirinya.Sebaliknya, ada orang yang tidak sempat dibaptis, tetapi diselamatkan, yaituperampok yang disalibkan bersama dengan Tuhan Yesus. Jadi, satu-satunya yangmenjamin orang diselamatkan adalah jika dia diperanakkan oleh Roh Kudus.

Bacaan: Yohanes 3:1-15

NIKODEMUS MENEMUI YESUS .Nikodemus adalah satu-satunya – seorangakademisi, pemimpin agama Yahudi, dan orang Farisi – yang dengan inisiatifnyasendiri datang menemui Tuhan Yesus. Dia datang menemui Yesus di waktu malam,karena dia takut ketahuan oleh kelompoknya yang akan berakibat buruk baginya.Dia menemui Tuhan Yesus karena dia merasa bahwa Tuhan Yesus memiliki sesuatuyang tidak ia miliki. Hal ini menunjukkan bahwa dia adalah seorang yang rendahhati dan tidak pernah puas dengan pengetahuan yang ada padanya. Ia mau terusmenuntut diri untuk maju. Orang yang sombong adalah orang yang cepat merasapuas dengan pengetahuan yang ia miliki, tidak mau mengoreksi diri, mudahmenghina orang lain, dan iri hati kepada mereka yang melebihi dirinya.Nikodemus sangat berbeda dari orang-orang Farisi di zamannya. Dia menemukanbahwa Tuhan Yesus dapat melakukan mujizat, yang dalam bahasa aslinya berarti:tanda dari Tuhan. Kalau Yesus bisa melakukan mujizat yang hanya dapat dilakukanoleh Tuhan, maka pastilah Dia adalah orang yang disertai Tuhan. Maka Nikodemusingin mencari tahu rahasianya.
Begitu ia bertemu dengan Tuhan YesusKristus, dengan sportif dia memulai pembicaraan. Hal ini tidak mudah, karenasebagai orang Farisi, ia merupakan bagian dari sekelompok orang yang tidakmenyukai Tuhan Yesus. Tetapi dalam hal ini dia menunjukkan sikap yangbersahabat, yang ingin bicara dari hati ke hati dengan Tuhan Yesus yang sangatia kagumi. Dia berkata dengan sopan, “Rabi…” Hal ini sangat sulit bagi dia,yang juga seorang rabi, bahkan lebih tua dan lebih senior. Namun, inilah sikapagung yang harus kita pelajari dari Nikodemus. Ia berani mengakui kelebihanorang lain, menghormati orang yang patut dihormati, bukan mencari danmembesar-besarkan kelemahan, kesalahan, dan kekurangan orang lain, agar semuaorang memandang dirinya hebat.
Di dalam sejarah Tiongkok, ada seorang gurubesar yang pergi mencari guru besar lainnya, yaitu Konfusius mencari Laozi. Halini menjadi salah satu legenda paling terkenal di dalam sejarah. Konfusiusmencari Laozi karena mempunyai “firman” (dao) yang tidak ia miliki. Tentu yangLaozi miliki bukanlah firman Tuhan, melainkan respons manusia terhadap wahyuumum Allah, yang akhirnya dibukukan menjadi Daodejing. Tetapi Laozi tidak bangga ketikadidatangi Konfusius yang sudah begitu terkenal. Pernyataan pertama yang ialontarkan, “Singkirkanlah kesombonganmu dan segala niatmu yang tidak beres!Tanpa itu engkau tidak mungkin mengerti firman.” Tamparan yang menyakitkan bagiKonfusius. Tetapi reaksi Konfusius sangat mengagumkan. Orang yang menjadi marahkarena kesalahannya dikoreksi adalah atheis; orang yang belum punya Tuhan,sehingga menganggap dirinya sebagai Tuhan. Itu sebabnya ia akan menjadi marahkalau ditunjukkan kesalahannya. Oleh karena itu, janganlah marah ketika dihina,tetapi tanyakan mengapa dia menghinamu. Kalau memang engkau pantas dihina,lebih baik ada orang yang mau mengkritikmu. Hanya orang yang mau menerimakritikan dengan rendah hati, imannya akan terus bertumbuh. Setiap kita sukabercermin sebelum kita pergi. Kita percaya cermin yang bersih dapatmerefleksikan keadaan kita yang sebenarnya. Maka, ketika kita bercermin,sebenarnya kita siap dikritik oleh cermin itu. Maka saat cermin menyatakansesuatu yang tidak beres pada dirimu, engkau tidak marah dan memecahkan cerminitu. Itu pun yang dilakukan oleh Konfusius. Ketika ia dikritik oleh Laozi,Konfusius tidak marah. Ia merenungkannya dan mengatakan kepada muridnya,“Bagaimana ikan berenang di air, aku tahu; bagaimana burung terbang di udara,aku tahu; tetapi bagaimana naga itu naik turun di alam semesta, aku tidak tahu.Hari ini pertemuanku dengan Laozi bagaikan bertemu dengan naga.” Ia mengakuidirinya ditegur, tetapi dia tetap mengakui kebesaran Laozi. Itu sebabnya,janganlah engkau marah jika ada orang yang mengkritik engkau. Anggaplah ituTuhan izinkan untuk mengoreksi dirimu. Jadilah orang yang rendah hati dan maudikoreksi. Ketahuilah, kerendahan hati yang sungguh adalah kerendahan hati yangkita nyatakan di hadapan orang yang lebih rendah dari kita. Inilah yang Alkitabajarkan, “Jangan tinggi hati, bungkukkanlah dirimu terhadap orang yang lebihrendah darimu” (Rm. 12).
Suatu hari, ketika Tchaikovsky turun darisebuah stasiun MRT di Moskow, dia mendengar melodi yang sangat indah dariseruling yang ditiup oleh seorang pengemis buta. Dia mendekati pengemis itu,mencatat melodi itu, dan berterima kasih kepada si pengemis. Di kemudian hari,saat dia menggubah Piano concerto no. 1, movement 2, dia memasukkan melodi itu dengancatatan: “Bagian ini kudapatkan dari seorang pengemis.” Ini menyatakan diasangat rendah hati.
Perbedaan antara pertemuan Konfusius-Laozidengan Nikodemus-Tuhan Yesus adalah: orang muda menemui orang tua dengan orangtua yang menemui orang muda. Saat itu diperkirakan Nikodemus sudah berusiasekitar 60 tahun. Dia sendiri menyatakan, “Bagaimana aku yang sudah setua inibisa kembali masuk ke dalam rahim ibuku?” Tetapi Nikodemus rela memanggil Yesussebagai Rabi, padahal usia Yesus baru sekitar 30 tahun. Bukankah ini sikap yangsangat rendah hati dari Nikodemus? Dan Yesus tidak menanggapi dengan mengatakan,“Aku masih muda, jangan kau panggil aku ‘Guru’.” Tidak. Yesus adalah Allah,sementara Nikodemus adalah manusia. Bahkan saat Tomas memanggil Yesus yangsudah bangkit, “Allahku, Tuhanku,” sambil bertelut, Yesus tidak mencegahnya,karena memang Ia layak menerimanya sebagai Allah yang yang sejati.
Nikodemus berkata, “Guru, kami tahu…” Yangdimaksud dengan “kami” di sini bukanlah orang-orang Farisi yang merupakanpartainya, tetapi orang-orang yang seiman dengan dia. Apakah itu berarti semuaorang Farisi jahat? Tidak. Ketika Tuhan Yesus mati disalibkan, orang pertamayang mengakui bahwa “Dia ini sungguh-sungguh Anak Allah” adalah seorangprajurit tentara Romawi. Pemimpin agama Yahudi tidak mau mengakui bahwa Yesusadalah Anak Allah. Jadi, sangat mungkin orang di luar gereja bisa lebihmengenal Tuhan. Kisah prajurit Romawi yang dicatat oleh Alkitab ini menunjukkankepada kita bahwa ada anak-anak Tuhan yang untuk sementara waktu masih beradadi luar kandang. Kita harus membawa mereka kembali dengan kuasa Tuhan melaluisetiap pelayanan penginjilan yang kita lakukan dan melalui pengenalan akanajaran yang sejati melalui Theologi Reformed.
Nikodemus beranggapan bahwa Yesus pastidisertai oleh Allah. Tetapi sebenarnya, Yesus bukan hanya disertai oleh Allah,tetapi Dia juga diberi Roh yang tidak terbatas, yang mengurapi-Nya untukberkeliling melakukan kebajikan, menyembuhkan, dan membebaskan orang yangdibelenggu setan. Sekalipun Nikodemus seorang akademisi yang senior, ia belumbisa mengenal bahwa Yesus adalah Allah. Ini menunjukkan bahwa sebagai seorangakademisi, pengetahuan Nikodemus ternyata begitu dangkal. Ketika Nikodemusmemuji bahwa apa yang Tuhan Yesus kerjakan pasti disertai Allah, Tuhan Yesussama sekali tidak menanggapi pujian tersebut. Sebaliknya, Ia mengatakan satupernyataan yang sangat tajam dan mengejutkan, “Jika seseorang tidakdiperanakkan pula oleh Roh Kudus, dia tidak dapat melihat Kerajaan Allah.”Memang sejak awal hingga akhir, seluruh pengajaran Tuhan Yesus berkisar padasatu tema utama, yaitu Kerajaan Allah. Sayangnya, ada banyak orang yang sudahpercaya kepada Tuhan Yesus bertahun-tahun, bahkan berpuluh-puluh tahun namuntidak menyadari pentingnya tema utama dari seluruh khotbah dan pengajaran Yesusini.
Kerajaan Allah adalah suatu hal yang sangatdinanti-nantikan oleh orang Israel, karena mereka tahu bahwa mereka telahberdosa kepada Tuhan dan Tuhan sudah membuang mereka. Tuhan sudah berbicaramelalui nubuat nabi Yeremia, bahwa orang Israel tidak lagi boleh menyebut “BaitAllah”. Dan Allah membiarkan Nebukadnezar membakar habis Bait Allah. Bukannyamereka mendengar dan tunduk kepada nubuat ini, sebaliknya mereka menuduhYeremia sebagai nabi palsu dan tidak nasionalis, lalu menangkap dan membuangnyake dalam perigi yang kering. Mereka bukannya mendengar, malah menganiaya hambaTuhan yang mengatakan kebenaran. Maka akhirnya Tuhan membuang orang Israel inidan membiarkan mereka dihancurkan dan dipermalukan selama beratus-ratus tahunoleh bangsa-bangsa Asyur, Babilonia, Media-Persia, Makedonia-Gerika, danRomawi. Oleh karena itu, harapan terbesar mereka adalah datangnya Sang Mesiasyang akan mengusir semua musuh dan membangun kembali takhta Daud, KerajaanIsrael yang disertai Allah. Mereka mengidentikkan Kerajaan Israel sebagaiKerajaan Allah. Ketika orang-orang Farisi menyelidiki Kitab Suci, mereka jugaingin tahu tentang apa yang akan terjadi pada saat Kerajaan Allah tiba. Danpada saat seperti ini, Tuhan Yesus tidak berkata kepada Nikodemus, “Sebelumengkau mati, engkau akan melihat Kerajaan Allah”, melainkan, “Jika engkau tidakdiperanakkan pula, engkau tidak akan melihat Kerajaan Allah.” Kalimat TuhanYesus seperti itu telah memupuskan harapan Nikodemus. Tetapi Nikodemus tidakmarah. Ia hanya bertanya, “Bagaimana aku yang sudah tua ini bisa masuk kembalike dalam rahim ibuku untuk dilahirkan kembali?” Jawaban ini mengindikasikanbahwa dialog mereka tidak mencapai titik temu. Yesus sedang berbicara tentanghal rohani, sementara Nikodemus menanggapi dengan hal jasmani. Inilah kesulitanberbicara dengan orang yang berbeda iman atau berbeda konsep. Jadi, janganlahkita berharap orang akan langsung bertobat menerima Tuhan Yesus. Orang yangtidak sama imannya akan mengalami konflik konsep yang sedemikian besar.Nikodemus adalah seorang pemimpin agama, itu justru membuat ia sulit menerimadan mengerti wahyu Tuhan. Maka Tuhan Yesus mengulangi lagi, “Jika engkau tidakdilahirkan dari air dan Roh Kudus, maka engkau tidak dapat masuk ke dalamKerajaan Allah”.
Bukankah orang Yahudi sedang menantikanKerajaan Allah? Mengapa Tuhan Yesus masih berkata kepada Nikodemus bahwa diaharus dilahirkan kembali untuk melihat dan masuk ke dalam kerajaan Allah?Sesungguhnya, yang orang Israel lihat bukanlah Kerajaan Allah, tetapi kerajaandunia, kerajaan musuh, dan Kerajaan Israel. Itulah yang sering kali terjadipada orang-orang yang datang ke gereja. Mereka tidak melihat apa-apa, karenamereka belum diperanakkan pula. Seseorang harus diperanakkan pula barulah iadapat melihat dan masuk ke dalam Kerajaan Allah. Maka kata Yesus pada Nikodemus:kau bukan saja tak dapat melihat Kerajaan Allah (ay. 3), bahkan tak dapat masukke dalam Kerajaan Allah (ay. 5), kecuali kau diperanakkan pula (ay. 7).Diperanakkan pula atau dilahirkan kembali berarti dilahirkan dari atas bukandari bawah.
Apakah perbedaan “melihat” dan “masuk”?Tuhan pernah memerintahkan bangsa Israel keluar dari tanah Mesir dan memasukitanah Kanaan. Keluar berarti meninggalkan Firaun dan mulai belajar mengikutTuhan Allah. Masuk berarti Allah akan memimpin mereka ke tanah perjanjian. Halini menjadi sebuah gambaran tentang keluar dari maut dan masuk ke dalam hidupyang kekal; keluar dari kebobrokan dunia dan masuk ke Kerajaan Allah; keluardari dosa dan masuk ke dalam kebenaran; keluar menanggalkan pakaian lama danmasuk mengenakan pakaian baru; keluar dari kutukan Taurat dan masuk ke dalamanugerah-Nya. Konsep “keluar dan masuk” ini merupakan ajaran penting di dalamAlkitab.
Setelah orang Israel keluar dari Mesir,Tuhan berkata, “Kalian bisa keluar tetapi tidak dapat masuk.” Semua mereka matidi padang belantara, kecuali Yosua dan Kaleb. Dan yang paling menyedihkan,Musa, pemimpin Israel, tidak diperkenankan masuk. Musa kehidupannya dapatdibagi menjadi tiga periode masing-masing empat puluh tahun. Periode terakhiria lalui dengan susah payah memimpin bangsa Israel di padang belantara. Tetapiia tidak diizinkan oleh Tuhan Allah untuk masuk ke dalam tanah Kanaan. Musahanya boleh melihat tanah itu, tetapi tidak diperkenankan memasukinya. Dariperistiwa ini, kita melihat ada 1) orang yang keluar dan mati; 2) ada yanglahir dan masuk; 3) ada yang melihat tapi tidak boleh masuk; dan 4) ada yangmelihat dan masuk.
Yesus berkata kepada Nikodemus, “Jika kautidak diperanakkan pula, engkau tidak dapat melihat Kerajaan Allah.” Jadi, apayang telah kita lihat di gereja? Ada orang yang ke gereja untuk melihatorang-orang kaya, para konglomerat; ada yang ke gereja untuk mencari siapa bisadijadikan pacarnya; atau mencari arsitek untuk membangun rumahnya; tetapi orangyang rohani akan rindu melihat kebenaran yang dapat mengoreksi dirinya, rindumelihat rencana dan pimpinan Tuhan bagi dirinya, rindu melihat Kerajaan danpemerintahan Allah terjadi atas hidupnya. Siapakah yang dapat melihat KerajaanAllah? Alkitab menyatakan bahwa hanya mereka yang mempunyai hidup baru, yangmemiliki hidup yang dari atas. Musa menghabiskan periode terakhir hidupnyabersama bangsanya, tetapi ia telah melakukan kesalahan di hadapan Tuhan, yaitumemukul batu karang dua kali. Batu karang itu lambang Yesus yang mati memberikanhidup baru bagi orang berdosa dan hanya boleh dipukul satu kali. Tuhanmenghukum Musa karena tidak mau menguduskan nama Tuhan di hadapan umat-Nya. Iahanya boleh melihat tetapi tidak boleh masuk ke Kanaan. Bisa dibayangkan betapasedih hati Musa. Melayani Tuhan tidak mudah. Menjelang akhir hidupnya, Tuhanmemerintahkan Musa yang sudah berusia 120 tahun untuk naik ke puncak gunungNebo. Saat itu mata Musa belum kabur, telinganya belum tuli, kakinya masihkuat, tetapi ia harus mati. Tuhan menyuruhnya mati, dan sebelumnya ia diizinkanuntuk melihat terlebih dahulu tanah perjanjian dari atas gunung. Peristiwa iniyang melatarbelakangi dua pernyataan Tuhan Yesus kepada Nikodemus (ayat 3 dan5). Yesus percaya Nikodemus memahami apa yang Dia katakan, karena “melihat danmasuk” adalah topik yang sangat tidak asing bagi orang Israel. Itu yang telahMusa alami. Ia boleh melihat tetapi tidak boleh masuk. Yosua dan Kaleb yangdiperbolehkan masuk oleh Tuhan, sebagai lambang mereka yang sudah diperanakkanpula.
Jadi kategori pertama, orang yang diselamatkan adalahsudah keluar dari Mesir, sudah bebas dari cengkeraman Firaun, tidak lagi jadibudak di Mesir, tetapi mereka juga tidak punya cukup kualifikasi untuk melihatdan masuk ke tanah perjanjian. Inilah lukisan orang Kristen yang sudahdiselamatkan, tetapi tidak menikmati hidup yang limpah. Padahal Yesus datanguntuk memberikan hidup yang berkelimpahan. Banyak orang Kristen yangdiselamatkan tetapi tidak menikmati hidup yang berlimpah, tidak melayani Tuhandengan baik.
Kategori kedua, seperti Musa, yaitu mereka yang sudah diselamatkan,sudah menjadi pemimpin, melayani, dan sudah mendapatkan hidup yang berlimpah,cukup panjang umur, sehat, tetapi hanya boleh melihat dan tidak boleh memasukiKerajaan Allah.
Kategori ketiga, adalah orang-orangyang lahir di padang belantara, yang boleh masuk ke Kanaan. Mereka menandakanbahwa yang lama harus mati, yang baru yang hidup. Inilah kehidupan baru,orang-orang yang sudah diperanakkan, yang diperbolehkan masuk.
Dialog Tuhan Yesus dan Nikodemus sangatsingkat dan terkesan sederhana, tetapi cukup membuat Nikodemus terkejut. Padaawalnya dia hanya ingin tahu bagaimana Tuhan Yesus disertai oleh Tuhan Allahsehingga dapat melakukan mujizat, tetapi Tuhan Yesus mengajar dan menyatakan bahwaitu tidak cukup. Ia ingin membawa Nikodemus ke dalam pengertian yang palingdalam tentang Kerajaan Allah. Dan untuk itu ia harus dilahirkan kembali.Kiranya hal ini juga terjadi atas setiap kita.

Bacaan : Yohanes 3:1-15

NIKODEMUS MENEMUI YESUS . Sebagai seorang profesor agama yang sudah senior, berusia, dan mahir, biasanya sulit untuk rendah hati. Pada umumnya, orang mau rendah hati karena terpaksa, karena ia tidak memiliki sesuatu yang bisa ia banggakan, atau sekadar karena tata krama tradisi yang harus ia ikuti. Tetapi pada hakekatnya, ia tidak sungguh-sungguh rendah hati.Tetapi saya berani mengatakan bahwa Nikodemus adalah seorang yang sungguh-sungguh rendah hati, karena di dalam empat Injil, selain Nikodemus,tidak ada orang Farisi lain yang datang bertemu dan berdialog dengan TuhanYesus. Mereka menganggap diri mereka cukup hebat.

Yesus, yang jauh lebih muda,telah menyambut Nikodemus dengan pernyataan yang sedemikian tegas di ayat 3 dan5, karena “melihat” dan “masuk” adalah dua hal yang berbeda, yang telah diketahui oleh Nikodemus dengan jelas. Di dalam Perjanjian Lama, Allah pernah mengatakan kepada Musa: “Engkau tidak menguduskan Aku di hadapan umat-Ku, maka Aku memerintahkan engkau untuk naik ke puncak gunung Nebo. Dari sana engkau dapat melihat tanah Kanaan yang Kujanjikan kepada Israel,tetapi engkau tidak dapat masuk.”  Banyak orang yang tidak mau masuk ke dalam Kerajaan Allah, karena mereka tidak pernah melihatnya. Masalahnya,apakah semua orang yang pernah mendengar firman Tuhan pasti masuk Kerajaan Allah? Belum tentu. Yesus pernah mengatakan kepada seorang pemuda: “Engkau sudah dekat dengan Kerajaan Allah.” Dekat, berarti belum masuk.

Sebenarnya, orang Israel sudah lama menanti-nantikan Mesias untuk datang membangun kembali negaranya. Persepsi Kerajaan Allah tentang kedatangan Mesias yang salah adalah mengidentikkan kerajaan Israel dengan Kerajaan Allah. Kerajaan Allah bukanlah kerajaan dunia. Itulah yang Yesus katakan kepada Pilatus: “Kerajaan-Ku bukanlah dari dunia.”Maka Yesus berkata kepada Nikodemus: “Apakah sebagai orang Farisi, pemeluk agama Yahudi yang mahir akan Taurat Musa, guru orang Israel, pasti dapat masuk ke dalam Kerajaan Allah?” Tidak. Ada satu syarat utama yang perlu, yaitu:Engkau harus dilahirkan kembali.
Apa itu Lahir kembali?

Nikodemus sudah sedemikian terbiasa menelaah Alkitab secara harfiah, mempelajari tata bahasanya, latar belakangnya, retorikanya, maka dia berusaha untuk menanggapi pernyataan TuhanYesus dengan pengertian dunia: “Bagaimana aku dapat masuk ke dalam rahim ibuku untuk bisa dilahirkan kembali?” Ini mengindikasikan orang yang mempelajari Alkitab dengan pengertian dunia tidak dapat memahami Alkitab dengan benar,karena Kitab Suci adalah satu-satunya kitab yang paradoks. Jadi mungkin saja,orang yang sangat pandai semakin baca semakin bingung dan semakin salah mengerti. Sementara seorang sederhana yang dipimpin oleh Roh Kudus bisa langsung mengerti dengan benar.

Pada tahun 1969, saya bertemudengan seorang pendeta dari Swiss. Dia percaya bahwa Yesus adalah orang baik,tetapi bukan Juru Selamat yang mencurahkan darah-Nya, mati menebus orangberdosa. Maka dia mengajak orang agar membaca Alkitab untuk meneladani moralTuhan Yesus yang amat sempurna. Dia hanya memandang Yesus sebagai seorangmoralis. Itu karena dia belum dilahirkan kembali. Ketika saya melihatAlkitabnya, ada banyak warna-warni di sana, ada catatan bahasa Yunani, Ibrani,yang menunjukkan dia rajin membaca Kitab Suci.

Setengah tahun kemudian, BobPierce, pendiri World Vision International, memberitahukan sayabahwa pendeta tersebut dirawat di rumah sakit jiwa, karena menderitaschizophrenia. Jika Tuhan tidak mencelikkan mata rohani seseorang, makameskipun ia menyandang gelar Doktor, ia tidak dapat mengerti rahasia Alkitabyang terdalam, bahkan mungkin semakin membaca semakin bingung seperti ketikaNikodemus yang menanggapi kelahiran baru dengan kelahiran biologis. Sebenarnyayang dimaksud oleh Yesus adalah kelahiran rohani, yaitu menerima hidup barudari Roh Kudus, bukan hidup jasmani yang diterima dari orang tua

Kerohanian dan Akademis

Tuhan Yesus memberikanpengertian yang baru, yang membebaskan Nikodemus dari belenggu pengertianagamanya tentang Perjanjian Lama yang salah. “Jika engkau tidak dilahirkankembali, engkau tidak akan dapat melihat Kerajaan Allah.” Tetapi Nikodemusmenjawab: “Bagaimana orang setua aku bisa masuk kembali ke rahim ibuku untukbisa dilahirkan kembali?” Ia seolah mengkritik atau mencemooh apa yang Yesuskatakan. Ini menunjukkan khotbah yang rohani mungkin tidak dimengerti oleh orangyang terpelajar, karena mereka menilai segala sesuatu dari pengetahuanakademis. Tetapi Yesus tidak peduli. Ia melanjutkan dengan pernyataan yanglebih tegas lagi: “Kecuali engkau dilahirkan dari air dan Roh Kudus, engkautidak akan masuk ke dalam Kerajaan Allah.” Itu berarti, jika tidak dilahirkankembali, sekalipun seorang Farisi tidak ada harapan, karena ia berada di luarKerajaan Allah.
Apa itu Injil?

Di dalam ayat ini ada empatistilah yang digunakan: 1) dilahirkan dari Roh; 2) dilahirkan dari firmanAllah; 3) dilahirkan dari Injil; dan 4) dilahirkan dari Allah. Keempat istilahini sebenarnya menunjuk kepada satu hal, karena Roh Kudus adalah Allah, yangdapat memberikan kepada kita hidup yang baru melalui firman, yaitu Injil, yangberisi kehidupan kekal yang dari Allah. Maka, “lahir baru” adalah suatupengalaman baru. Di dalam bahasa aslinya juga dapat diartikan: dilahirkan dariatas. Roh Kudus memberikan kepada kita hidup baru, yang tersimpan di dalamInjil Yesus Kristus, yang mati dan bangkit menebus kita. Itulah janji Allahyang tertulis di dalam firman-Nya.

Injil (bahasa Yunani: euangelion)berarti kabar baik di dalam Yesus Kristus. Kristus mati bagi kita, dan Iabangkit dari kematian bagi kita. Karena dosa kita, Kristus telah matimenggantikan kita, dengan menerima kutukan dan hukuman Allah Bapa. Maka hidupbaru diberikan oleh Roh Kudus kepada orang-orang yang percaya bahwa Kristussudah mengalahkan kuasa maut dan kuasa setan dan menyatakan bahwa Diri-Nyamemiliki hidup kekal. Kita mengetahui Injil dari Alkitab yang Roh Kuduswahyukan. Roh Kudus sendiri adalah Allah. Maka, dilahirkan dari Allah jugaberarti dilahirkan dari Roh Kudus, di mana kita dilahirkan dari firman Allah,dan itu juga berarti dilahirkan oleh Injil. Roh Kudus memberi hidup baru kepadaorang-orang yang mendengar pemberitaan Injil Kristus, yang mati menggantikanorang berdosa, menerima murka Allah, untuk membebaskannya dari kutukan Taurat,dan hatinya digerakkan untuk meninggalkan dosa dan menerima Kristus untuk masukdan memerintah di dalam hatinya. Hidup yang Roh Kudus berikan ini bukanlahhidup jasmani, melainkan hidup rohani, yang kita terima melalui firman, yaituInjil.

Pengalaman rohani ini jauhlebih tinggi dari semua pengajaran agama, karena pengalaman ini membuat kitamemiliki dua jenis hidup, yaitu: 1) hidup jasmani, hidup yang lama secarafisik; dan 2) hidup rohani, hidup yang baru. Hal ini sekaligus membuat kitapenuh dengan konflik, karena ketika kita ingin berdosa, Roh Kudus akan menegurdan melarang kita dengan keras. Tetapi ketika kita ingin mencintai Tuhan, adasuatu kekuatan yang menghalang-halangi kita. Ini akibat adanya hidup baru danhidup lama, di mana ada dua hukum yang bekerja di dalam hidup kita.

Itulah yang Paulus ungkapkan dalamGalatia 5, di mana nafsu kedagingan bertarung dengan pimpinan Roh Kudus. Makatidaklah heran, setelah kita menjadi orang Kristen, hidup kita tidak semulussebelumnya, yaitu pada saat kita masih berstatus orang berdosa. Sebelumnya,kita tidak mengalami perseteruan di dalam diri kita, karena pada saat kita mauberbuat dosa, tidak ada halangan dan tidak ada peringatan bagi kita. Bahkanhati nurani yang mengingatkan kita, telah berani kita tekan hingga ia tidakbersuara lagi. Tetapi setelah kita lahir baru, kita tidak bisa sebebas dululagi. Itu sebabnya, banyak orang tidak mau menjadi Kristen, karena menjalanihidup Kristen memang tidak mudah. Fakta ini tidak sama dengan yang sering kaliditeriakkan dari mimbar banyak gereja, bahwa menjadi orang Kristen itu enak,banyak berkat, selalu untung. Itu tidak benar, karena setelah menjadi orangKristen, kita akan mendapat teguran Roh Kudus ketika akan berbuat dosa. RohKudus akan berkata: “Akulah Allahmu, yang telah memberikan hidup baru, maka Akuakan menghardik engkau dan memperingatkan engkau untuk tidak berbuat dosa.”Manakah yang engkau pilih? Dihajar Tuhan atau dimanja setan? Setelah Daudberbuat dosa, Allah menawarkan tiga pilihan hukuman kepada Daud. Dan Daudmengatakan: “Karena Engkau adalah Tuhan-ku, maka lebih baik aku dihajar oleh-Mudaripada jatuh ke tangan musuh dan dipermalukan olehnya.

Apa itu Daging?

Yang disebut “daging” atau“kedagingan” adalah menyukai hal-hal yang nyaman, sementara roh menyukaikedisiplinan. Oleh karena itu, ada orang Kristen yang bersifat daging dan adaorang Kristen yang bersifat roh. Keduanya bukan mengacu kepada orang kafir atauyang belum percaya. Paulus pernah menyinggung tiga jenis manusia, yaitu: pneumatikos (manusiarohani), psikhikos (manusia moralis), dan sarkikos (manusiadaging). Secara umum, orang kafir adalah  psikhikos, tetapi setelahdia percaya Kristus, dia bisa menjadi pneumatikos atau sarkikos.Watchman Nee salah mengerti tiga kelompok orang ini. Di usia 26 tahun, iamenulis buku Spiritual Man (Manusia Rohani), dan mengembangkansejenis Psiko-analisa Cina. Dia menolak Theologi Reformed danmemberikan pengaruh bagi banyak orang Kristen dan pendeta di Tiongkok sekitartahun 1940-an hingga 1960-an. Yang lebih celaka, di kemudian hari, pandanganini lebih diselewengkan lagi oleh penerusnya, yaitu Witness Lee.

Yang Paulus ingin utarakanmelalui ketiga istilah di atas sebenarnya adalah: 1) Orang-orang non Kristenyang dikuasai oleh jiwanya, yaitu nafsunya yang menilai segala sesuatu denganintelektualitasnya, pencapaian akademisnya, membentuk suatu kemampuan subjektifpribadi, yang digolongkan sebagai psikhikos. Setelah menjadiKristen, mendengarkan firman Tuhan yang disampaikan dengan benar dan jujur, diamau taat atau tidak. Jika ia tidak mau taat, 2) ia akan tergolong sebagai sarkikos, yaituorang yang hanya mau menyenangkan daging. 3) Sementara yang mau taat tergolongsebagai pneumatikos, yaitu orang-orang yang mau menyenangkanRoh Kudus. Inilah yang dimaksud oleh Tuhan Yesus di dalam ayat 6, yaitu adanyadua jenis orang Kristen, yaitu: a) yang selalu mengikuti nafsu dagingnya, danb) yang selalu taat pada pimpinan Roh Kudus.

Maka ketiga istilah tadi bukanmengacu pada ajaran Trikotomi, yang menyatakan bahwa manusia terdiri dari tigaunsur, yaitu: roh, jiwa, dan tubuh. Ajaran Watchman Nee dan TheBrethren ini kemudian diadopsi oleh orang-orang Pantekosta danKarismatik. Ajaran demikian bukanlah ajaran Paulus, karena yang ingin Paulustegaskan adalah manusia memiliki bagian yang tampak, yaitu jasmani;dan bagian yang tidak nampak yaitu jiwa yang bersifat roh.

Di dalam Yakobus 2 dinyatakanbahwa tubuh tanpa jiwa mati adanya, tidak dikatakan tubuh tanpa roh. Padahaldalam ajaran Watchman Nee, ia memisahkan roh dan jiwa: “Jiwa itu perasaan,pikiran, dan kemauan; roh itu naluri dan hati nurani.” Ini adalah ajaran yangsalah. Allah itu Roh adanya. Jika menurut ajaran Watchman Nee, maka Allah yangadalah Roh, pasti tidak memiliki perasaan, pikiran dan kemauan. Alkitab dengantegas menyatakan bahwa Allah memiliki perasaan, pikiran, dan kemauan. Maka kitatidak dapat mengatakan bahwa pikiran, perasaan, dan keinginan berasal dari jiwadan bukan dari roh. Allah adalah Kebenaran itu sendiri, Ia adalah dirinyaKasih, dan memiliki kehendak-Nya yang kekal. Maka, siapakah yang dimaksudkanoleh Yesus sebagai “yang dari daging” dan “yang dari Roh”? Orang Kristen yangsudah lahir baru.

Maka ada dua jenis orangKristen, yang sekalipun sama-sama orang Kristen, ada yang sangat duniawi, dimana apa pun yang dia katakan, dia tetapkan dan lakukan hanya untuk menyukakandagingnya dan nafsunya semata. Orang seperti ini bahkan terlihat lebih jahatdaripada orang non-Kristen. Itulah sebabnya, kecuali engkau memahami TheologiReformed dengan tuntas, engkau tidak dapat memahami mengapa ada orangnon-Kristen yang terlihat begitu baik, dan sebaliknya ada orang Kristen yangbejat. Itu terjadi karena ada orang-orang yang setelah menjadi Kristen, iabukannya taat kepada Roh Kudus, malah menjadi sombong dan menghina orangnon-Kristen. Orang-orang Kristen kedagingan inilah yang sangat mencorengkesaksian tubuh Kristus. Tetapi ada orang Kristen yang senantiasa taat akan pimpinanRoh Kudus, memperkenan Tuhan, berbagian dalam rencana-Nya. Itu sebabnya, Paulusmengingatkan orang Kristen: Jangan mendukakan Roh Kudus. Sebab, di dalam diriorang Kristen masih ada pertarungan antara Roh Kudus dan nafsu, sifat kita yanglama. Orang yang dulunya suka berbohong, ia tetap masih tergoda untukberbohong. Kalau dia tidak mau taat pada pimpinan Roh Kudus, tetap sajamengikuti kemauan dagingnya, maka dia menjadi sarkikos (manusiadaging). Sementara yang mau mengikuti gerakan Roh Kudus akan menjadi pneumatikos (manusiarohani).

Apa Tanda-TandaKedagingan?

Orang kedagingan akan:1) Memilah-milah antara orang miskin dan orang kaya, sehinggakalau bertemu orang miskin ia akan menjadi begitu galak, sementara kalaubertemu orang kaya, ia bisa menjadi budak. Atau memilah antara orang berkulitputih atau berkulit hitam, kalau ketemu orang kulit hitam langsung menghina,sementara menjilat orang kulit putih. Maka orang kedagingan akan memilah-milahmanusia berdasarkan warna kulit, lapisan masyarakat, tingkat kecerdasan, danlain-lain. 2) Menyukai kenyamanan, di mana mereka selalu mencarihidup yang nyaman dan tidak mau berjuang. Celakalah anak orang kaya yangdimanja dan tidak bisa hidup susah karena hidup terlalu nyaman. Di Jakarta adasekolah biasa dan ada sekolah khusus untuk anak-anak orang kaya, di mana merekabersaing mobil, sampai-sampai ada yang orang tuanya harus mengalah naik Kijang,sementara anaknya naik BMW 750.

Itu bukan mendidik anak,tetapi merusak anak. Saya bukan anti atau memusuhi orang kaya. Saya hanya inginmengingatkan bahaya yang sedang mereka ciptakan. Ketika saya membuat retreatuntuk remaja, sengaja kami tidak memberikan semua fasilitas dan kenyamanan buatmereka. Tetapi anak-anak orang kaya tidak tahan, langsung mengeluh ke orangtuanya, dan orang tuanya segera memindahkan anaknya ke hotel bintang lima.Anak-anak remaja perlu mengetahui bagaimana rasanya hidup miskin. Itu pentingbagi hidup mereka, tetapi tidak banyak orang tua yang mengerti hal seperti itu.Mereka tidak sadar bahwa anak raja pun perlu menerima latihan militer. Kalautidak, meskipun ayahnya presiden cukup lama, tetap pendidikan anaknya gagalhingga akhirnya masuk rutan Nusakambangan. Orang yang lupa diri ketika memilikikedudukan dan uang akan menghancurkan diri. Inilah sarkikos. 
Di usia tua ini, saya mulaidiserang penyakit rematik. Sering sepanjang malam saya tidak bisa tidur karenasakit sekali. Suatu ketika setelah berkhotbah sebanyak 25 sesi selama 8 hari,saya harus pulang membawa barang-barang yang luar biasa beratnya untuk museum.Saya harus terus berjuang, mendisiplin diri, dan rela berkorban demi pekerjaanTuhan. Berapa banyak hal yang dapat seorang kerjakan dalam hidupnya bergantungpada sejauh mana ia mau menyangkal diri dan berkorban. Itulah sebabnya, Yesusberkata: “Barangsiapa mau mengikut Aku, ia harus menyangkal diri, memikulsalib, dan mengikut Aku.” Maka ajarlah anak cucumu untuk berjuang, bukan hanyamau menikmati hidup mewah. Saya telah berusaha menjadi teladan dalam halmemeras hidup, waktu, uang, talenta saya agar bisa menjadi berkat bagi oranglain.

Ingat, yang dilahirkan daridaging adalah daging, yang dilahirkan dari Roh adalah roh. Setelah kitamemperoleh hidup baru dari Roh Kudus, memang ada yang kembali mengikutikedagingannya.  Ada juga yang mau taatpada Roh Kudus, jadi orang rohani yang sungguh-sungguh. Maka, sama-sama orangKristen bahkan sama-sama pendeta, ada yang beres, ada yang tidak beres.Bagaimana denganmu, ingin jadi orang Kristen seperti apa? Maukah kau berkatapada Tuhan: Pimpinlah aku taat pada Roh-Mu, berikan aku kekuatan seumur hidupberjalan menurut pimpinan-Mu?

Bacaan: Yohanes 3:1-15

NIKODEMUS MENEMUI YESUS . Pertemuan antara Tuhan Yesus dan Nikodemus adalah inisiatif dari Nikodemus dan ia mengakui bahwa Tuhan Yesus disertai oleh Allah. Pengakuan itu tidak serta-merta diterima oleh Tuhan Yesus, tetapi disisi lain, Tuhan Yesus menunjukkan hal yang lebih penting yang belum diketahui oleh Nikodemus. Inilah keunikan dari cara pembicaraan Tuhan Yesus. Ia tidak mengenal basa-basi atau mencari perkenanan manusia. Ia dengan berterus terang mengatakan, “Dengan sesungguhnya, jika engkau tidak diperanakkan pula oleh RohKudus, engkau tidak dapat masuk ke Kerajaan Allah.”  Memang, ada banyak orang Kristen yang sudah lama mendengar firman Tuhan, tetapi belum mengalami lahir baru. 

Saya dibaptis pada usia 2 tahun, jadi orang Kristen selama 15 tahun, tidak merokok, tidak berjudi, tidak berzinah, menjadi pemuda teladan, namun saya belum mencapai target yang Allah tetapkan. Saya belum lahir baru. Alkitab menegaskan bahwa kita semua adalah manusia berdosa. Baru di usia 17 tahun saya sungguh-sungguh menyadari bahwa Tuhan Yesus telah mati untuk saya, dan saya betul-betul mengalami lahir baru. 

“Dosa” di dalam bahasa Yunani adalah“hamartia” yang artinya “tidak mengena ke sasaran yang Tuhan tetapkan bagikita”. Semua manusia telah meleset, tidak mencapai target yang Tuhan tetapkan,sibuk dengan target yang kita buat seturut keinginan kita sendiri. Hanya ketikaseseorang sadar bahwa targetnya telah menyimpang dari target yang Tuhan, SangPencipta, tetapkan baginya, baru dia tahu bahwa dirinya berdosa dan perlubertobat. Maka orang beragama yang sebelum menjalankan tuntutan agamanya sudaharogan, merasa diri lebih tinggi dari orang lain, akan berani sekali melakukankejahatan terhadap orang beragama lain.

Orang Farisi mempunyai kesalahan yang tidakmereka sadari, yaitu membenarkan diri. Menurut Watchman Nee, membenarkan diri adalah dosa terbesar di hadapan Tuhan. Saya setuju pendapatnya ini, dan sesungguhnya, orang berdosa yang sadar dirinya adalah orang berdosa jauh lebih dekat dengan Tuhan, ketimbang orang berdosa yang membenarkan dirinya. Maka Yesus berkata, “Aku datang bukan untuk memanggil orang benar, melainkan memanggil orang berdosa untuk bertobat.”  Telah dibahas sebelumnya, seturut ayat 3 dan 5, maka “melihat” harus ditambah dengan “melangkah masuk”. Nikodemus sangat mengerti hal ini, karena Musa hanya dapat “melihat” tetapi tidak boleh“masuk”. Tetapi yang lebih celaka adalah orang yang tidak dapat melihat dan tidak dapat masuk Kerajaan Allah. 

Orang Israel menanti-nantikan Kerajaan Allah, namun sayang konsep theologi mereka salah, yaitu mengidentikkan Kerajaan Allah dengan Kerajaan Israel. Akibatnya, mereka mencampuradukkan agama dengan politik, dan menganggap datangnya Kerajaan Allah sama dengan pulihnya kemerdekaan Kerajaan Israel. Padahal fokus pembicaraan Yesus adalah Kerajaan Allah, melalui cara dilahirkan kembali oleh Roh Kudus. Inilah metode yang benar. Tetapi tanggapan Nikodemus adalah, “Bagaimana mungkin aku masuk kembali ke rahim ibuku untuk dilahirkan kembali?” Ia terbiasa mengerti firman Tuhan secara harfiah, bukan mengerti makna rohaninya. Maka Tuhan Yesus menegaskan di ayat 5, “Orang yang tidak dilahirkan kembali melalui air dan Roh Kudus tidak akan dapat masuk ke Kerajaan Allah.” 

Apa arti “melalui air dan Roh Kudus”?  Bukankah air adalah benda ciptaan, sementara Roh Kudus adalah Pencipta? Ketika Tuhan Yesus di dunia, Yohanes Pembaptis membaptis orang dengan air, tetapi Tuhan Yesus membaptis dengan Roh Kudus. Seseorang harus dilahirkan melalui air dan Roh Kudus, karena baptisan yang Yohanes lakukan menyatakan hal penting yang harus manusia lakukan, sementara Yesus Kristus melakukan bagian yang lebih penting, yang hanya dapat dilakukan oleh Allah. Maka, Yohanes Pembaptis memberitakan Kerajaan Allah sudah dekat, dia mengajak mereka bertobat dan membaptis mereka dengan air, karena air melambangkan pembersihan atau penyucian; tetapi Yohanes Pembaptis sadar bahwa air yang adalah materi tidak dapat membersihkan jiwa manusia yang bersifat roh. Itu sebabnya, ia berkata,“Aku hanya membaptis engkau dengan air, tetapi Dia yang akan datang kemudian dari padaku, akan membaptis engkau dengan Roh Kudus dan api.” Jadi, dari segi objektif, Tuhan siap membersihkan manusia; tetapi dari segi subjektif, manusia harus rela untuk bertobat. Maka saat itu orang berduyun-duyun datang ke sungai Yordan, mengakui dosa mereka, bertobat dan dibaptis dengan air, sebagai lambang penyucian. Nikodemus mengetahui hal ini dengan pasti, karena orang Farisi pernah mengirimkan utusan untuk mencari tahu mengapa orang pergi ke sungai Yordan dan menerima baptisan Yohanes Pembaptis. Dan sekarang, Yesus sendirimengatakan secara langsung kepada Nikodemus, orang Farisi itu, “Jika engkau tidak dibaptiskan dengan air dan Roh Kudus, engkau tidak dapat masuk ke dalamKerajaan Allah.” 

Kita telah membahas empat istilah Alkitab yang sebenarnya sama-sama melukiskan “dilahirkan kembali” yaitu: dilahirkan dari Roh Kudus, yaitu Allah, melalui firman, dan melalui Injil. Itu artinya, kita bukan hanya mempunyai hidup jasmani yang kita peroleh melalui ayah dan ibu kita, tetapi juga mempunyai hidup yang kekal, yang rohani, yang Allah berikan kepada kita melalui penebusan Anak-Nya. 

Kini kita akan lebih fokus pada ayat 6 dan 8. Di dalam ayat 6, terdapat dua pernyataan yang sangat singkat, yang dibahas oleh Paulus di dalam Roma 5:12 yaitu tentang dua eksistensi representasi aliran hidup manusia: 1) di dalam Adam, dan 2) di dalam Kristus. Di hadapan Allah hanya ada dua kategori, tidak peduli engkau kaya atau miskin, berkulit hitam atau putih, pandai atau bodoh, semuanya hanya digolongkan ke dalam dua aliran hidup yaitu di dalam Adam atau di dalam Kristus. Orang-orang yang “di dalam Adam” sama dengan Adam, tidak taat dan memberontak kepada Allah, memutuskan ikatan perjanjiannya dengan Allah; sementara bagi yang “di dalam Kristus” Allah kembali mengikat janji-Nya dengan manusia. Di Perjanjian Lama, Allah mengikat janji dengan memakai darah lembu dan domba, tetapi di dalam Perjanjian Baru, Allah mengikat janji dengan memakai darah Kristus. Allah kita adalah Allah Perjanjian, Allah yang berjanji. 

Di dalam bahasa Ibrani terdapat dua istilah untuk janji, yaitu: janji sepihak, seperti: Allah berfirman, “Aku tidak akan meninggalkanmu, Aku akan menyertaimu;” dan janji dua pihak, contoh, “Barangsiapa mematuhi perintah-Ku, Aku akan memberkati sampai seribu generasi, tetapi orang yang memberontak pada-Ku, Aku akan menghukum anak cucunya sampai generasi yang ketiga dan keempat.” Itulah covenant (perjanjian dua pihak dari pihak yang berotoritas dengan pihak yang dipimpin). Ini juga yang merupakan perbedaan antara Theologi Reformed dengan Theologi Injili. Theologi Reformed menekankan pentingnya covenant of God yang mengharuskan kita taat kepada janji-Nya. 

Di dalam ayat 6, Tuhan Yesus tidak memberikan penjelasan secara detail. Ia hanya mengatakan, “Yang dilahirkan dari daging adalah daging, dan yang dilahirkan dari Roh adalah roh.” Artinya, kalau engkau hidup dalam kedagingan, selama-lamanya engkau tidak mungkin masuk kedalam Kerajaan Allah. Nikodemus yang tadinya masih mengira dirinya cukup pandai, cukup hebat, karena sudah mempelajari Taurat dari kecil dengan serius,sudah menjadi orang Farisi dan pemimpin agama, bagi Yesus dia belum mengerti apa-apa, karena dia masih dilahirkan dari daging ditambah dengan pengertian agama. Yesus menjelaskan bahwa yang dilahirkan oleh daging adalah keturunan dari aliran hidup Adam, yang memberontak kepada Allah. Kini kita perlu mendalami satu butir penting dari dua aliran hidup ini. Yang di dalam Adam diwakili oleh Adam. Karena Adam tidak taat, dia berdosa dan mati, maka semua orang yang ada di dalam arus ini juga tidak taat, berdosa, dan mati. Sementara yang di dalam arus hidup Kristus, dikarenakan ketaatan Kristus, maka mereka juga taat. Karena Kristus bangkit, mereka memperoleh hidup baru. Dengan demikian, Adam mewakili semua orang yang binasa, sedangkan Kristus mewakili semua orang yang beroleh hidup yang kekal. 

Siapakah Adam? Adam adalah ciptaan Tuhan. Siapakah keturunan Adam? Keturunan Adam adalah semua orang yang dilahirkan oleh daging.  Siapakah Kristus? Kristus adalah Pribadi kedua Allah Tritunggal.  Siapakah yang memperoleh hidup di dalam Kristus? Yang memperoleh hidup adalah orang-orang yang dilahirkan kembali oleh Roh Kudus. Jadi di dunia ini hanya ada dua jenis manusia: 1) yang berada di dalam Adam akan binasa; dan 2) yang sudah berpindah ke dalam Kristus memperoleh hidup yang kekal. Itulah yang Alkitab maksudkan dengan: Karena Adam berdosa, semua keturunannya ikut berdosa, dan upah dosa adalah maut (Rm. 6:23), tetapi anugerah Tuhan adalah hidup kekal di dalam Kristus Yesus, Tuhan kita. Maka Yesus menegaskan kepada Nikodemus, “Engkauseorang pemimpin agama yang sudah belajar Taurat, anggota Sanhedrin, orangFarisi, tetapi engkau masih tetap keturunan daging. Kecuali engkau diperanakkanpula oleh Roh Kudus, maka engkau tidak akan mengerti apa yang Aku katakan dan tidak akan melihat, apalagi masuk ke dalam Kerajaan Allah.” 

Saya percaya semakin Nikodemus mendengarperkataan Tuhan Yesus, ia semakin bingung karena Yesus tidak membuatnya mengerti dengan mudah. Tuhan Yesus juga tidak pernah takut jika orang tidak mengerti Dia. Hasil akhir dialog ini tidak dicatat. Kita tidak tahu apakah Nikodemus kemudian mengerti, bertobat, dan menerima Yesus. Inilah sikap yangTuhan Yesus secara konsisten nyatakan kepada orang kaya, orang pandai, dan orangberagama. Berbeda sekali dengan ketika Ia berdialog dengan perempuan Samaria di pinggir sumur. Dia memberikan penjelasan sampai perempuan itu bertobat. 

Maka kita perlu mengerti dan mengingat satuhal penting: Janganlah engkau mengira bahwa menginjili orang pandai dapat segera membawa dia bertobat. Dia butuh waktu yang cukup panjang untuk bergumul, melepaskan diri dari ikatan akademisnya, konsep politiknya, filsafat, agamanya, dan semua kesulitan lainnya. Tetapi ketika kita menginjili orang yang sederhana, rakyat jelata, mungkin hanya butuh waktu satu dua jam, ia sudah bisa mengerti dan memenangkannya. 

Inilah perbedaan kontras antara Yohanes 3 dan Yohanes 4. Di dalam Yohanes 3, Tuhan Yesus berbicara dengan orang pandai dan berpengetahuan agama; sementara di Yohanes 4 Tuhan Yesus berbicara dengan seorang perempuan sundal yang dihina masyarakat. Secara lahiriah sepertinya Nikodemus tidak langsung berhasil dimenangkan, sementara perempuan Samaria langsung bertobat dan langsung memberitakan Injil kepada orang lain. 

Ayat 7 dan 8 menegaskan bahwa tidak ada orang yang diselamatkan berdasarkan rencananya sendiri, karena di ayat 8 Tuhan Yesus mengatakan bahwa angin bertiup ke mana ia  mau, maka kita tidak bisa mengaturnya. Demikian pula seseorang diselamatkan bukan atas rencana dan kehendak dirinya, tetapi kehendak Tuhan. Inilah perbedaan paham Reformed dan paham Injili. Menurut orang Injili, jika seseorang mau diselamatkan, pastiTuhan akan menyelamatkan dia; tetapi menurut Reformed, jika Tuhan mau menyelamatkanmu, engkau tidak dapat lari. Tidak ada seorang pun tahu kapanTuhan mau menyelamatkan seseorang, karena Tuhan menetapkan seseorang diselamatkan di dalam kekekalan. Jadi keselamatan  adalah rahasia kekekalan Allah.Tetapi menurut orang Armenian, Tuhan Maha tahu, sehingga Dia tahu siapa yangakan percaya kepada Dia, maka Dia menetapkan orang itu untuk diselamatkan.Misalnya, Tuhan tahu bahwa Stephen Tong akan bertobat di tahun 1957, maka Ia akan memerintahkan malaikat-Nya untuk mencantumkan nama saya di daftar petobat. Inilah yang mereka mengerti sebagai predestinasi. Persoalannya, apakah kita melihat Paulus pernah berkeinginan atau merencanakan untuk percaya kepada Tuhan Yesus? Tidak! Bahkan dia berencana dan berkeinginan untuk membunuh orang Kristen. Ini seperti yang dinyatakan di dalam ayat 7 dan 8, yaitu, angin bertiup seturut kehendaknya, dia datang dari mana dan pergi ke mana tidak ada yang tahu. Demikian pula saat Roh Kudus memperanakkan pula seseorang; Dia menyelamatkan siapa seturut kehendak-Nya. Jadi, celakalah orang yang menjelaskan Alkitab dengan mengambil ayat-ayat Alkitab sesuka hati lalu mengkhotbahkan dengan berapi-api, tetapi tidak menurut kehendak Tuhan. Karena,sebenarnya yang merencanakan dan yang memberi anugerah serta melaksanakan keselamatan adalah Tuhan. Roh Kudus bagaikan angin, bertiup seturut keinginan-Nya. Pada saat “angin” meniupmu, engkau tidak mungkin bertahan,kecuali menyerah dan menjadi orang Kristen. Itulah yang Paulus alami. Ia tidak pernah berencana mau percaya kepada Tuhan Yesus. Ia berencana mau membunuh orang Kristen. Tetapi pada saat Roh Kudus “bertiup”, dia terkena dan jatuh. Ada cukup banyak pernyataan serupa. 

Bukan kita yang ingin menjadi Kristen,tetapi karena anugerah Tuhan tiba kepada kita, “angin” bertiup ke arah kita,maka kita akhirnya bertobat dan menerima Tuhan Yesus. Setiap manusia berdosasama. Manusia berdosa tidak mau Tuhan. Kalaupun kelihatannya mau, yang ia mau adalah memperalat Tuhan. Ia mau Tuhan memberi berkat, menjadikan dia orang kaya, menyembuhkan penyakitnya. Tuhan akan menjawab, “Aku tahu, kau ini pengemis agama, yang pura-pura datang memanggil Aku dan menyebut Aku sebagai Tuhan yang Maha kuasa, padahal hati kecilmu menginginkan Aku melayanimu.”  TuhanYesus menggunakan kalimat yang begitu singkat berkata kepada Nikodemus, “Yang dilahirkan dari daging adalah daging, yang dilahirkan oleh Roh adalah roh.Angin bertiup menurut kemauannya, kau tidak akan tahu, dia datang dari mana danakan ke mana. Begitu juga orang yang diperanakkan pula.” 

Saya tidak tahu bagaimana perasaan Nikodemus ketika diberondong dengan kalimat-kalimat sulit seperti itu, karena bagian ini tidak memberikan konklusi dari dialog mereka. Tetapi sejarah memberi tahu kita bahwa tiga tahun kemudian, karena hormatnya kepada Yesus, ia t urut menguburkanYesus, dan dia terus bergumul sampai tua, dan akhirnya memutuskan menjadi orang Kristen. Ketika ia menyatakan iman Kristennya di depan orang Farisi lainnya,dia dikucilkan dari kelompok Farisi, tidak memiliki penghasilan, tidak punya kedudukan, miskin sekali hidupnya. Sejarah mencatat di masa tuanya ia dan anak perempuannya naik ke bukit-bukit untuk menebang kayu dan menjualnya di tepi jalan. Dia rela meletakkan kedudukan agamanya memilih untuk menjadi orang Kristen yang sungguh-sungguh. 

Jadi, apakah menjadi orang Kristen pasti akan kaya? Kita di sini melihat sebaliknya. Banyak orang yang setelah menjadi Kristen malah dianiaya, bahkan mati syahid.  Yesus berkata, “Barang siapa tidak mau menyangkal diri, memikul salibnya, dan mengikut Aku, dia tidak layak menjadi murid-Ku.” 

Bacaan: Yohanes 3:1-15

NIKODEMUS MENEMUI YESUS . Jika kita memerhatikan Injil Yohanes, kita mengetahui bahwa sejak semula Tuhan Yesus bersikap sangat tegas dan tidak berkompromi sedikit pun terhadap orang-orang Farisi. Tetapi berbeda sekali, Ia bersikap ramah dan bersahabat ketika berhadapan dengan orang-orang miskin,orang sakit, bahkan yang berpenyakit kusta, atau orang-orang yang dipandang rendah oleh masyarakat. Ini dikarenakan orang-orang Farisi sebagai pemimpin agama yang sudah mempelajari firman Tuhan, mengerti theologi, tetapi tidak melayani Allah dengan sungguh-sungguh dan jujur, malah mempermainkan Allah dan Bait-Nya. Mereka mengizinkan Bait Allah dijadikan tempat berdagang sapi, kambing, merpati untuk keperluan korban. Anehnya, ketika Tuhan Yesus menggulingkan meja para penukar uang, mengusir para pedagang dari Bait Allah, para pedagang tersebut tidak marah, tetapi justru orang-orang Farisi itulah yang marah. Para pedagang sebenarnya menyadari bahwa Bait Allah tidak sepantasnya dijadikan tempat berdagang. Namun, orang Farisi malah menyalah-gunakan hak sebagai pemimpin agama, mengizinkan orang-orang berdagang di sana sambil tidak merasa bersalah. 

Itu sebabnya Yesus berkata, “Aku datang bukan untuk memanggil orang benar bertobat, melainkan memanggil orang berdosa bertobat.”  Mengapa Tuhan Yesus membagi manusia ke dalam dua kategori, yaitu orang benar dan orang berdosa, padahal menurut Paulus, semua orang telah berdosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah? Sebenarnya, Yesus bukan membagi manusia ke dalam dua kategori, tetapi Ia ingin mengingatkan kita, bahwa ada orang berdosa yang menyadari dirinya berdosa, dan ada orang berdosa yang menganggap dirinya orang benar. Mengapa mereka membenarkan diri? Karena mereka mengira mereka sudah mengerti Taurat, sudah menjadi teolog dan pemimpin agama,maka mereka lebih tinggi posisinya dan lebih rohani dari orang lain. Itu sebabnya, ketika para pedagang diusir dari Bait Allah, mereka tidak berkata apa-apa, tetapi orang Farisi marah kepada Yesus. Mereka merasa Yesus yang adalah orang Nazaret itu tidak mempunyai hak untuk melakukan intervensi di wilayah kekuasaan mereka di Yerusalem, apalagi di Bait Allah. Apalagi, sangat mungkin mereka mendapatkan komisi atau retribusi dari para pedagang yang telah diberi izin untuk berdagang secara resmi di sana. Itu artinya, keuntungan materi telah membutakan mata mereka, membuat mereka tidak lagi melayani Tuhan dengan sungguh. 

Memang, setiap manusia membutuhkan uang, bahkan gereja pun membutuhkan uang, tetapi pada saat uang kita jadikan tuhan,maka kita telah berkhianat kepada Tuhan yang asli, dan kita tidak bisa melayani Dia dengan benar. Manusia tidak bisa melayani Tuhan dan sekaligus mamon. Yesus tidak bersikap ramah terhadap para pemimpin agama yang hatinya bengkok. 

Tetapi mengapa ketika Nikodemus,satu-satunya pemimpin agama yang masih menghormati Yesus datang kepada-Nya,Yesus sepertinya juga tidak terlalu ramah dengannya? Mengapa Yesus tidak memanfaatkan Nikodemus sebagai jembatan untuk memperbaiki hubungan-Nya dengan orang-orang Farisi, kelompok yang sedang berkuasa saat itu? Siapa tahu Nikodemus dapat berbicara bagi-Nya di depan Sanhedrin, dan menjelaskan kemarahan-Nya di Bait Allah sebagai tindakan yang benar, sesuai dengan ajaran Alkitab? 

Di sini kita melihat bahwa Yesus sudah siap untuk dipaku di kayu salib oleh para pemimpin agama itu. Itu sebabnya, Dia menggunakan waktu yang paling singkat untuk mengutarakan kebenaran yang tidak mungkin dikatakan oleh orang lain, “Tanpa dilahirkan kembali, engkau tidak akanmelihat Kerajaan Allah,” (ay. 3) dan, “Tanpa dilahirkan kembali oleh air dan Roh Kudus, engkau tidak dapat masuk ke dalam Kerajaan Allah” (ay. 5). 

Sebagai orang Farisi yang mempelajari Taurat, Nikodemus seharusnya mengetahui dengan jelas kisah Musa yang hanya diperbolehkan Allah untuk melihat tanah Kanaan, tetapi tidak boleh masuk kesana. Oleh karena itu, ia bisa memahami pembicaraan Tuhan Yesus. Tetapi ternyata ia tidak mengerti. Ia malah balik bertanya, “Mana mungkin orang setua aku masuk kembali ke rahim ibuku untuk bisa dilahirkan kembali?” 

Titik pusat pembicaraan Yesus adalah Kerajaan Allah. Untuk mengerti Kerajaan Allah, Nikodemus harus dilahirkan kembali. Ia harus memiliki visi dari Tuhan. Maka sekalipun Yesus menjelaskan dengan panjang lebar, dia tetap belum paham. Ini menunjukkan bahwa seseorang bisa mempelajari theologi secara akademis, tetapi belum tentu hatinya mengerti kebenaran. 

Saya sangat takut ketika mengajar firman Tuhan, saya hanya mengalihkan pengetahuan yang ada di otak saya ke otak orang lain, padahal hati kita jauh dari Tuhan. Seperti teguran Tuhan Yesus kepada orang-orang Farisi, “Kamu mendekat pada-Ku hanya dengan mulut bibirmu,sementara hatimu jauh dari-Ku. Itu sebab, sia-sialah kamu menyembah Aku.”  Banyak pemimpin dan penganut agama cenderung mementingkan pengetahuan yang bersifat teoretis, tetapi jiwanya apatis, hidupnya tidak pernah menaati pimpinan Roh Kudus. Sudah ratusan kali saya mengingatkan murid-murid saya,“Jangan jadi orang Kristen yang hanya memiliki pengetahuan dalam otak tetapi hatinya jauh dari Tuhan.” 

Alangkah indahnya orang yang berbakti padaTuhan, hatinya betul-betul dekat dengan-Nya, hidupnya memuaskan hati Tuhan. Nikodemus memiliki pengetahuan akademis begitu tinggi, tetapi ia tetap kebingungan. Mengapa bisa demikian? Tuhan Yesus memberikan satu alasan yang sangat tepat: yang dilahirkan oleh daging adalah daging, dan yang dilahirkan oleh Roh adalah roh. Hal ini tidak perlu diperdebatkan lagi. Hanya ada satu perbedaan yang memilah kedua kategori yaitu dilahirkan dari daging atau dari Roh. Dan satu teguran Tuhan Yesus, Nikodemus adalah seorang pengajar, profesor bagi orangIsrael, tetapi tidak dapat memahami hal-hal penting seperti ini. Jadi, Yesus, pemuda Galilea yang baru berusia tiga puluh tahun, bukan lulusan sekolah theologi atau studi akademis tinggi saat itu, tidak segan-segan menegur orang yang cukup top posisinya di masyarakat. Tetapi Nikodemus, sekalipun menerima teguran sedemikian, ia tetap rendah hati, karena dia memang benar-benar ingin mencari kebenaran. Memang ada dua macam orang beragama: 1) yang baru tahu sedikit tetapi sudah begitu tinggi hati, berani menghina orang lain; dan 2) orang yang sudah tahu banyak tetapi tetap rendah hati dan mau belajar hal-hal yang belum dia mengerti.  

Ketika Yesus menanggapi pertanyaan Nikodemus,“Mana mungkin orang yang sudah tua masuk kembali ke rahim ibunya dan diperanakkan pula?”  Ia tidak menghina Nikodemus. Sebaliknya, Ia memberikan sebuah konklusi, “Yang dilahirkan dari daging adalah daging, yang dilahirkan dari Roh adalah roh.”  Lalu Tuhan Yesus memberikan satu ilustrasi, “Angin bertiup ke mana ia mau, dan engkau mendengar bunyinya, tetapi engkau tidak tahu dari mana ia datang atau ke mana ia pergi. Demikianlah halnya dengan tiap-tiap orang yang lahir dari Roh.”  Dari semua ini Yesus mengatakan bahwa diperanakkan bukanlah usaha manusia, tidak ada orang yang mempunyai andil, jasa, atau upaya dalam hal memperoleh hidup yang baru. 

Paulus pun tidak pernah merencanakan kapan dia mau menerima Tuhan Yesus dan menjadi orang Kristen. Tetapi ajaran Arminian mengatakan bahwa keselamatan adalah kerja sama antara Tuhan, sang Pemberi Anugerah, dan manusia, yang menerima anugerah. Allah memberi kita anugerah,lalu kita menyambutnya dengan iman, maka kita diselamatkan. Itu bukan ajaran yang benar, yang didasarkan pada ajaran Alkitab yang benar, yang sesuai dengan kehendak Tuhan, karena sesungguhnya, iman kita pun adalah pemberian Tuhan.  Perhatikan, kita bisa beriman karena kita mendengar firman. Kita bisa mendengar firman, karena ada orang yang memberitakan firman. Orang mau memberitakan firman karena dia diutus oleh Tuhan. Orang itu diutus saat Tuhan memanggilnya menjadi hamba Tuhan. 

Jadi, ketika kita menelusuri jalur ini, kita akan sampai pada Sumbernya, yaitu Allah sendiri.  Kalau bukan Allah yang berdaulat memanggil seseorang menjadi hamba-Nya, tidak ada orang yang akan pergi memberitakan firman, juga tidak ada orang yang dapat mendengar firman.Dan jika orang tidak mendengar firman, maka ia juga tidak mungkin bisa beriman,karena iman datang dari mendengar firman. Rangkaian ordo ini mengungkapkan satu rahasia: Tuhan adalah sumber anugerah. Karena anugerah-Nya, Dia mewahyukan firman dan kemudian menggerakkan orang untuk memberitakan firman, juga menggerakkan pendengar firman untuk beriman, sambil memberikan iman kepada pendengar itu. Iman yang sejati berasal dan bertumbuh dari mendengar firman. Itulah yang Alkitab maksudkan dengan “Iman datang dari mendengar firman.”  Dengan kata lain, tidak ada orang yang berinisiatif mencari Tuhan. 

Bagaimana dengan orang beragama? Bukankah mereka mencari Tuhan? Sebenarnya tidak, karena di dalam agama, orang bukan mencari Tuhan melainkan melarikan diri dari Tuhan. Apa maksudnya? Orang beragama merasa bahwa mereka sudah mengetahui kebenaran Tuhan, padahal mereka hanya memakai agama sebagai topeng untuk menutupi kebejatannya. Jadi, agama adalah upaya manusia untuk melarikan diri dari hadapan Allah, dari penghakiman dan penghukuman-Nya. Mereka merasa diri sebagai anak Allah, anggota gereja, maka Tuhan pasti akan mencintai dia, menyembuhkan penyakitnya, memberikan banyak keuntungan baginya. 

Maka ada orang yang sebelum jadi Kristen lebih rajin bekerja, lebih jujur dalam perdagangan, dan ketika menjadi orang Kristen, lebih berani menipu, lebih kurang bertanggung jawab, karena dia memakai agama untuk menutupi kelemahannya dan bertamengkan kasih Tuhan, membuat dia tidak takut akan penghakiman-Nya. Apalagi orang-orang yang diajar jika memberi satu juta Rupiah, maka Tuhan akan memberi berkat sepuluh juta Rupiah. Mereka akan menjadi orang-orang yang serakah dan tidak bertanggung jawab. Karena yang Tuhan tuntut adalah mengembalikan milik Tuhan (perpuluhan dar isemua apa yang kita terima dari-Nya) dan bukan memberi sedikit lalu berharapTuhan membalas sepuluh kali lipat. Itu bukan ajaran Alkitab, itu lebih ke ajaran setan. 

Mengapa Nikodemus yang sudah menjadi profesor, ketika berada di hadapan Tuhan seperti tidak mengerti apa-apa? Itu karena Nikodemus hanya mengerti sistem logika yang kuat. Mengerti kebenaran dengan rasio bukan dari kedalaman hatinya. Maka, kadang-kadang petani yang tidak punya pengetahuan tinggi lebih dekat dengan Tuhan ketimbang profesor theologi. Orang yang baru percaya, karena takut akan Tuhan, mungkin lebih dekat dengan Tuhan ketimbang pendeta yang berkhotbah tetapi hatinya menyimpang dariTuhan. Di sini Tuhan Yesus menegaskan adanya dua wilayah yang tidak boleh dicampur aduk: yang dilahirkan oleh daging adalah daging, yang dilahirkan oleh Roh adalah roh. 

Yang dimaksud dengan “yang dilahirkan dari daging” adalah manusia yang melahirkan anak menurut dalil biologis dan tidakada hubungannya dengan Kerajaan Sorga. Maka Adam dan Hawa melahirkan Kain,Habel, Set, dan banyak anak lagi. Lalu anak-anak Adam melahirkan anak, terus sampai kita dilahirkan oleh orang tua kita. Semua orang ini dilahirkan dalam keadaan daging yang mewarisi dosa asal. 

Agustinus, seorang theolog besar di abad 4dan 5, telah menanggapi asal mula dosa asal. Ia beranggapan bahwa hubungan seksual yang menyebabkan keturunan kita mewarisi dosa asal. Ia mendasarkan pandangannya pada enam bukti, salah satunya adalah bahwa bayi-bayi yang belum berdosa juga bisa meninggal. Hal ini dikaitkan dengan upah dosa adalah maut. Bayi-bayi yang belum berdosa bisa mati karena dia mempunyai dosa asal. Oleh karena itu bayi harus dibaptis. Itu sebabnya di abad ke-4 hingga berabad-abad kemudian, gereja membaptiskan bayi. Baru sekitar abad 16, Gereja Baptis, Pantekosta tidak setuju dengan baptisan anak. Waktu itu mereka percaya baptisan identik dengan keselamatan. Orang yang sudah dibaptis akan diselamatkan, sementara yang tidak dibaptis tidak diselamatkan. Akibatnya, saat orang Katolik dan Protestan diperhadapkan dengan permasalahan yang sama, yaitu keadaan medis yang sulit di mana harus dikorbankan salah satu nyawa, ibu atau janinnya, maka Katolik akan memilih menyelamatkan janinnya, karena ibunya sudah dibaptis, pasti sudah diselamatkan, sementara janinnya belum dibaptis; tetapi Protestan akan memilih menyelamatkan ibunya, karena ibu memiliki banyak tugas dan baptisan bukan jaminan keselamatan dan menyerahkan keselamatan bayi mereka ke tangan Tuhan yang sanggup menyelamatkannya. 

Jadi, perbedaan iman bisa mengakibatkan keputusan dan tindakan yang berbeda. Perhatikan, orang tua hanya menurunkan gen, tetapi tidak menurunkan kondisi rohani kepada bayi mereka. Maka, sangat mungkin ibu yang sangat rohani bisa melahirkan anak yang nantinya sangat tidak rohani. Ibunya sangat mencintai Tuhan, anaknya mungkin tidak mencintai Tuhan, karena anak tidak mewarisi kerohanian ibunya. Jika demikian, Adam adalah orang berdosa, apakah Kain juga berstatus orang berdosa? Jawabnya: Ya. Bukan karena Kain keturunan Adam secara biologis, yang kemudian mewarisi kondisi rohaninya, tetapi karena anak itu membawa dosa asal. Memang ada orang-orang seperti Pelagius dan para theolog Liberal yang tidak percaya adanya dosa asal. Bahkan mungkin sekarang ada orang-orang Reformed yang juga tidak percaya adanya dosa asal. Persoalannya adalah bagaimana dosa asal itu menurun ke generasi berikutnya. Jika seperti Agustinus, dosa asal turun melalui hubungan seksual, maka hubungan seksual itu dosa dan kalau tidak menikah akan lebih baik, karena tidakmenurunkan dosa ke keturunan berikutnya. Malah dalam makalah Bapa Gereja Ambrose, orang yang membaptiskan Agustinus, tertulis, “Berbahagialah orang-orang yang memelihara status lajang sampai akhir hayatnya.”  Konsep itu sempat merajalela selama ratusan tahun. 

Itu sebabnya Allah sengaja mencatat di Alkitab, kisah Yesus menyembuhkan mertua Petrus. Hal ini penting agar orang mengetahui bahwa Petrus menikah, mempunyai istri, dan karenanya ia mempunyai mertua. Jika melayani Tuhan tidak boleh menikah, maka tentu Tuhan Yesus tidak akan memanggil Petrus menjadi murid-Nya. Alkitab juga tidak mencatat bahwa setelah Tuhan Yesus memanggil Petrus, maka Petrus harus menceraikan istrinya demi mengikut Tuhan. Paulus menegaskan bagaimana Petrus pergi melayani terkadang didampingi oleh istrinya. Maka hubungan seksual bukanlah dosa atau perintang orang yang mau melayani Tuhan. Itulah ajaran Alkitab. 

Maka suatu teori dapat terlihat kelemahannya ketika dibawa ke bawah terang Alkitab. Jangan kita membuat teori akademis yang sejak awal sudah menyimpang dari Kitab Suci. Teori seperti itu, semakin kita anggap sempurna, justru semakin mengikis iman Kristen yang sejati. Jika teori “Adam dan Hawa menurunkan dosa asal lewat hubungan seksual” itu benar, maka bayi yang dilahirkan secara daging akan juga menurunkan status rohani orangtuanya. Dari abad pertama hingga kelima, hampir semua gereja menerima teori tersebut. Luther banyak dipengaruhi oleh Agustinus, khususnya tentang konsep dibenarkan karena iman dan kedaulatan Allah. Doktrin Predestinasi dari JohnCalvin  “anugerah Allah mendahului respons manusia” dipengaruhi oleh Luther. Tetapi Calvin berhasil membawa kita keluar dari kemelut asal mula dosa asal dan membawa kita kembali ke ajaran yang benar, yaitu: Dosa asal bukan diturunkan lewat hubungan seks, melainkan lewat Adam sebagai representasi (perwakilan)seluruh umat manusia. 

Karena sebenarnya, di hadapan Allah hanya ada dua representasi, yaitu: 1) Adam sebagai representasi semua orang berdosa,dan 2) Kristus sebagai representasi semua orang yang dibenarkan karena iman. Dengan demikian, pengertian “posisi representatif” ini jauh lebih Alkitabiah ketimbang pengertian hereditas. Sebagai contoh, di dunia ini begitu banyak hal yang harus kita akui sebagai posisi representatif. Dan hal itu secara faktual kita harus terima, suka atau tidak suka. 

Ketika Perang Dunia II meletus di Asia, Jepang membom armada Amerika Serikat di Hawaii. Akibatnya, Amerika Serikat mengumumkan perang dengan Jepang. Menjelang akhir Perang Dunia II, Amerika Serikat menjatuhkan bom atom di Hiroshima dan Nagasaki, dua kota di Jepang. Pada saat itu, korban berjatuhan sedemikian besar di Jepang. Akibatnya, Kaisar Hirohito akhirnya mengumumkan, “Saya menyerah.” Ketika kaisar menyerah, kita tidak melihatnya sebagai satu pribadi menyerah, tetapi ia menjadi representasi seluruh bangsa Jepang. Penyerahannya berarti penyerahan seluruh bangsa Jepang,suka atau tidak suka. Di sini kita melihat bahwa Kaisar Hirohito adalah representasi mereka. Maka, pada saat Kaisar mengumumkan menyerah, meskipun negara Jepang masih mempunyai kekuatan cukup besar, tetap harus menyerah. Inilah yang oleh Alkitab disebut sebagai representasi. Dosa asal diturunkandari Adam, karena Adam adalah representasi semua manusia yang dilahirkan didalam daging. 

Masalah berikutnya: Adam berdosa, maka keturunannya otomatis menyandang status orang berdosa. Lalu apa jadinya dengan orang yang percaya Tuhan Yesus, apakah keturunannya juga otomatis diselamatkan? Kalau seseorang percaya kepada Tuhan Yesus, lalu anaknya adalah orang berdosa,bukankah terkesan tidak adil? Orang berdosa melahirkan orang berdosa, orang benar tetap melahirkan orang berdosa. Ini yang terkesan tidak sejalan. Kita mungkin berpikir, kalau Adam berdosa semua keturunannya menjadi orang berdosa, maka kalau saya percaya seluruh keturunan saya menjadi orang percaya. Tidak bisad emikian, karena di ayat 6 sudah dinyatakan, “Yang dilahirkan oleh daging adalah daging, dan yang dilahirkan oleh Roh adalah roh.”  Kalau tidak mengerti hal ini, kita tidak akan memberitakan Injil lagi. 

Banyak daerah-daerah Kristen di Indonesia yang kekristenannya sudah begitu bobrok karena mereka menganggap bahwa keturunan orang Kristen pasti otomatis menjadi Kristen. Padahal, menurut Alkitab, anak yang dilahirkan sebagai hasil hubungan seksual adalah daging,menyandang status Adam, yang merupakan representasi orang berdosa. Maka dengan demikian, mereka perlu diperanakkan pula oleh Roh Kudus, karena yang dilahirkan oleh Roh adalah roh. Maka anak-anak saya tidak bisa otomatis menjadi Kristen karena ayahnya seorang pendeta. 

Itulah sebabnya, saya harus dengan tekun memberitakan Injil ke anak-anak saya, agar mereka mau percaya kepada Tuhan dan mau dipakai Tuhan. Kiranya kita boleh mengerti bagaimana prinsip “Yang dilahirkan dari daging adalah daging, yang dilahirkan dari Roh adalah roh.” 

Bacaan: Yohanes 3:1-15

NIKODEMUS MENEMUI YESUS . Nikodemus memulai pembicaraan dengan mengatakan, “Kami tahu…” Siapakah kami? Jelas di sini yang dimaksud dengan‘kami’ bukanlah orang Farisi secara keseluruhan, karena orang Farisi tidak sepaham dan menolak Yesus. Yang dimaksud dengan ‘kami’ di sini adalah Nikodemus dan beberapa orang yang dia asumsi sepikiran dengannya, yang mengakui mujizat-mujizat yang Yesus lakukan, yang tidak mungkin dilakukan oleh orang-orang yang tidak disertai Allah. Yesus tidak mengomentari pernyataanNikodemus tersebut. Kalau Yesus berkomentar, sangat mungkin akan tercetus kata yang tegas dan keras, “Apa yang kalian orang Farisi, ahli Taurat, guru agama lakukan selama ini? Mengapa kalian yang konon menyelidiki Taurat Musa tidak mempunyai penyertaan Tuhan? Sekalipun status kalian adalah guru orang Israel,rajin berdoa kepada Tuhan, mempelajari Taurat, tetapi faktanya kalian berkompromi, menyembah Allah di Bait yang tidak dibangun menurut perintah-Nya.”
Maka, lebih baik Tuhan Yesus menyatakanpernyataan yang mengandung tiga elemen penting, yaitu: 1) Kerajaan Allah, 2)diperanakkan pula, dan 3) orang yang menantikan Kerajaan Allah. Ia menyatakanini demi menegaskan konsep Kerajaan Allah yang telah salah dianut oleh orangYahudi selama ratusan tahun itu. Mereka pikir, mereka adalah umat Allah, makakerajaan (dunia) mereka itulah Kerajaan Allah. Jadi Kerajaan Allah yang ada dibenak mereka adalah negara Israel yang merdeka dari jajahan kekaisaran Romawi,di mana takhta Daud dipulihkan.
Pemikiran demikian ternyata bukan hanya mencemari orang-orang Farisi, tetapi juga murid-murid Tuhan Yesus. Menjelang Tuhan Yesus naik ke sorga, Petrus masih bertanya, “Bilakah saatnya Engkau membangkitkan kerajaan Israel?” Dan Tuhan Yesus menjawab, “Tentang kapan waktunya Tuhan memulihkan kerajaan Israel, kamu tidak perlu tahu. Yang harus kamu kerjakan adalah tunggu di Yerusalem sampai Roh Kudus datang atas kamu, dan kamu akan menerima kuasa untuk menjadi saksi-Ku di Yerusalem, Yudea, Samaria,sampai ke ujung bumi.”
Hal ini ditegaskan Tuhan Yesus karena Kerajaan Sorga yang Yesus maksudkan adalah kerajaan rohani, bukan yang bersifat duniawi, di mana Anak Allah bertakhta di hati setiap orang pilihan-Nya yang beriman kepada-Nya. Oleh karena itu, Yesus tidak bertanya kepada Nikodemus,“Apa yang engkau inginkan ketika Kerajaan Allah tiba?” tetapi Ia berkata dengan tegas, “Engkau harus diperanakkan pula.” Ini karena istilah yang mereka pakai sama, yaitu ‘Kerajaan Allah’, tetapi pengertiannya berbeda. Tuhan Yesus menegaskan Injil Kerajaan Allah harus diberitakan ke seluruh dunia, sementara yang Nikodemus inginkan adalah kemenangan bangsanya, bagaimana kerajaan Israel dipulihkan.
Hal ini tepat seperti yang dinyatakan oleh Baruch Spinoza kira-kira 300 tahun yang lalu, “Semua perdebatan dimulai dari pengertian yang berbeda atas istilah yang sama.” Dengan pemahamannya, Nikodemus sebagai orang Farisi yang terus merindukan datangnya Kerajaan Allah tidak dapat mengerti mengapa seseorang harus diperanakkan pula, baru bisa melihat Kerajaan Allah. Itu sebabnya ia bertanya, “Bagaimana mungkin seorang yang sudah tua bisa dilahirkan kembali?” Yesus tidak memberikan penjelasan yang rinci tentang hal ini, tetapi tetap menegaskan bahwa Nikodemus harus dilahirkan kembali dengan air dan Roh Kudus.
Air adalah lambang penyucian dan pertobatan. Pengertian penyucian dan pertobatan itulah yang membuat orang Israel datang berduyun-duyun datang dari pelbagai tempat ke sungai Yordan untuk menerima baptisan dari Yohanes Pembaptis. Tetapi Yohanes Pembaptis menyatakan kepada mereka, “Aku hanya membaptiskanmu dengan air, tetapi Dia yang akan datang setelah aku akan membaptismu dengan Roh Kudus.” Mengapa demikian? Karena baptisan air hanyalah lambang, sementara Roh Kudus adalah: 1) Roh yang menguduskan; 2) Roh yang memimpin kita masuk ke dalam kebenaran. Maka orang yang hanya banyak berteriak tentang Roh Kudus, tetapi hidupnya tidak kudus, dia sedang menyampaikan kebenaran palsu. Jangan kita terkecoh oleh ajaran-ajaran yang disampaikan oleh guru palsu, nabi palsu, theolog palsu, pendeta palsu. Banyak orang tidak mau kembali ke Alkitab, kebenaran yang Allah sendiri wahyukan. Mereka mengklaim dirinya mempunyai Roh Kudus dan memaksa orang lain untuk percaya bahwa apa yang dia katakan berasal dari Roh Kudus, padahal yang dikatakan hanyalah mimpi manusia biasa, atau pengalaman pribadinya saja.
Kita harus ingat bahwa Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru adalah wahyu Allah yang adalah kebenaran yang tertulis dan sudah lengkap. Itulah sebabnya, Theologi Reformed tidak menerima wahyu baru diluar Kitab Suci. Semua di luar itu hanyalah iluminasi, suatu pencerahan RohKudus terhadap wahyu yang sudah Dia berikan. Memang, ada saja orang-orang yangngomong, “Tuhan berkata kepadaku…”, tetapi apa yang dia katakan berbeda denganajaran Alkitab. Itu seperti yang dilakukan oleh Joseph Smith (pendiriMormonisme) di abad ke-19, dan juga banyak pendeta Karismatik di abad ke-20.
Sebenarnya hanya dengan mengklaim Roh Kudus lebih besar daripada Kitab Suci, kita sudah melihat tanda bahwa mereka tidak percaya pada kebenaran Alkitab. Jika seseorang mendapatkan sesuatu dari Roh Kudus, hal yang lebih tinggi dari catatan Kitab Suci, bukankah itu berarti dia lebih hebat dari para nabi dan para rasul? Orang yang mengidentikkan iluminasi dengan inspirasi (wahyu) akan menyesatkan banyak orang. Sesungguhnya, pewahyuan Kitab Suci sudah berhenti, tidak boleh ada penambahan lagi. Tetapi Roh Kudus terus bekerja mencerahkan pikiran kita (iluminasi) untuk bisa mengerti Kitab Suci dengan lebih jelas.
Di Bait Allah ada kaki dian lambangpencerahan, roti lambang makanan rohani, kemenyan lambang doa syafaat. Orangyang melayani Tuhan perlu makanan rohani, perlu Kristus yang mendoakan dia danmenjadi perantara yang membawanya datang kepada Bapa, serta Roh Kudus yangmemberikan pencerahan untuk manusia bisa datang kepada Tuhan. Kita telahmembahas tentang visi, yaitu bagaimana melihat Allah bertakhta dan memerintahdi dalam Kerajaan-Nya. Orang yang tidak punya visi, hidupnya akan santai,sementara orang yang punya visi, akan sungguh-sungguh melayani Tuhan denganrasa gentar dan rendah hati. Orang yang belum lahir baru ketika datang kegereja hanya melihat gedung, dinding, lantai, AC, lampu, mimbar, salib, danlain-lainnya. Tetapi orang yang sudah dilahirkan kembali, melalui imannya iadapat melihat takhta Tuhan, rencana keselamatan-Nya, melihat Kerajaan-Nya.Bahkan, ia bukan hanya melihat, tetapi juga masuk ke dalam Kerajaan Allah.
Musa hanya dapat melihat tanah perjanjiandari kejauhan, tetapi tidak diizinkan masuk. Ini adalah peristiwa yang sangatmenyedihkan. Bagaikan sepasang kekasih yang hanya boleh saling melihat, tanpaboleh bertemu. Musa hanya diizinkan naik ke Gunung Nebo, melihat tanahperjanjian yang penuh susu dan madu, lalu ia mati. Itulah lambang PerjanjianLama. Taurat hanya memberitahukan kepada kita bahwa manusia adalah manusiaberdosa yang harus menerima hukuman Tuhan. Sampai di Perjanjian Baru barulahkita memperoleh anugerah yang membebaskan kita dari hukuman dosa. Musamelambangkan orang Kristen yang hidup di dalam kedagingan, tidak menikmatikemenangan; dia memang sudah keluar dari tanah Mesir, tetapi tidak dapatmenikmati tanah Kanaan yang penuh susu dan madu, menikmati janji Tuhan yangberlimpah atas umat-Nya.
Jadi, hanya orang yang sudah diperanakkanpula lewat air dan Roh Kudus yang dapat masuk ke dalam Kerajaan Allah. Ayat 6mengindikasikan dua jenis manusia, yaitu 1) dilahirkan oleh daging; dan 2)dilahirkan oleh Roh. Orang yang dilahirkan oleh daging adalah orang yang lahirseturut dalil genetika, yaitu Adam dan Hawa menikah lalu melahirkan anak cucu.Orang yang lahir satu kali akan mati dua kali, tetapi orang yang lahir dua kalihanya perlu mati sekali saja. Saat kita dilahirkan oleh ibu, itulah kelahirankita yang pertama, yaitu menerima hidup daging. Sampai kita kemudiandilahirbarukan oleh Roh Kudus, yaitu kelahiran kita yang kedua, kita menerimahidup kekal. Ketika waktunya tiba, kita akan mati. Itulah kematian yangpertama. Tetapi karena kita sudah memiliki hidup yang kekal, maka kita tidakperlu mengalami kematian yang kedua. Maka orang yang lahir dua kali hanya perlumati satu kali, sementara orang yang hanya dilahirkan satu kali, selainmengalami kematian tubuh, ia juga akan dicampakkan ke neraka untukselama-lamanya. Itulah kematian yang kedua. Itulah yang dituliskan oleh KitabWahyu, sangat menakutkan dan sekaligus sangat membahagiakan. Maka orang yangbetul-betul mengerti hal ini, dia akan hidup dengan takut akan Tuhan, hiduplebih sesuai dengan kehendak-Nya. Sementara orang yang hanya lahir satu kali,selain mengalami kematian yang pertama, ia juga akan mengalami kematian yangkedua. Itu sebabnya Tuhan Yesus berkata kepada Nikodemus, “Engkau harus diperanakkanpula.”
Muncul pertanyaan: Mengapa setelah memperoleh hidup yang kekal, tubuh kita masih harus mati? Hal ini terjadikarena tubuh adalah tubuh dan roh adalah roh. Di ayat 6 Tuhan Yesus membagihidup manusia menjadi dua kategori, yaitu: hidup yang berada di arus hidup Adamyang pertama, dan yang berada di arus hidup Kristus, Adam yang kedua dan yangterakhir.
Di hadapan Allah, hanya ada duarepresentatif: 1) Adam, representasi orang berdosa dan 2) Kristus, representasiorang yang diselamatkan. Jadi, penginjilan adalah memindahkan orang darikerajaan maut ke kerajaan hidup. Penginjilan memindahkan orang yang berjalan didalam arus hidup Adam untuk diperanakkan pula sehingga memperoleh hidup baru,menjalankan firman-Nya, mengikuti pimpinan Roh Kudus.
Itu sebabnya, orang Kristen yang menerimaajaran Watchman Nee akan berbeda dari mereka yang menerima ajaran Reformed.Watchman Nee merupakan salah seorang pendeta Tionghoa di abad ke-20 yang palingintelektual, paling tajam pikirannya, paling mahir melogikalisasikan semua hal.Sama dengan John Calvin yang menulis Institutes of Christian Religion pada usia26 tahun, Watchman Nee secara anonim menulis The Spiritual Man pada usia 26tahun. Ia sengaja tidak mencantumkan nama sebagai penulis sebagai bentuk penyangkalandiri, agar kebenaran yang dia temukan bisa menjadi berkat bagi seluruh duniatanpa menonjolkan diri. Bagi saya, mencantumkan nama penulis di bukunyabukanlah tanda penulisnya kurang rohani, tetapi sebagai bentuk tanggung jawabpenulis, sehingga ketika ditemukan kesalahan pada bukunya, penulisnya dapatdicari. Orang yang tidak mencantumkan nama pada tulisannya berasumsi bahwatulisannya sudah sempurna, sehingga demi Tuhan dipermuliakan secara penuh makaia tidak mencantumkan namanya. Motivasinya benar, tetapi asumsinya salah. Kitaharus melihat bagaimana ketika Paulus menulis surat, dia tetap mencantumkannamanya sebagai penulis karena ia mau bertanggung jawab untuk apa yang iatulis.
Bagi saya, sesuai Alkitab hanya ada duajenis manusia, yaitu: yang di dalam Kristus dan yang di dalam Adam. TetapiWatchman Nee membagi menjadi tiga bagian, yaitu: 1) manusia jasmani (sarkikos);2) manusia jiwani (psikikos); dan 3) manusia rohani (pneumatikos) – (band.1Kor. 2-3). Oleh karena itu, mereka berasumsi bahwa manusia juga terdiri daritiga elemen yaitu: tubuh, jiwa, dan roh. Ini yang disebut teori trikotomi.Kebanyakan orang Baptis, Pantekosta, dan Karismatik memegang paham ini. Merekamemegang satu ayat sebagai dasar, yaitu 1 Tesalonika 5:17. Inilah satu-satunyaayat yang menyatakan tiga unsur sekaligus di dalam satu ayat, yaitu: tubuh,jiwa, dan roh. Mereka berpandangan bahwa fungsi tubuh adalah suatu kesadarandunia. Saya menggunakan tubuh saya untuk bersentuhan dengan dunia materi. Tubuhdipakai untuk menyentuh materi yang tampak, yang Tuhan ciptakan. Ini disebutsarkikos. Fungsi jiwa adalah untuk menyadari keberadaan diri. Ini disebutsebagai psikikos. Psikikos adalah kesadaran diri yang membuat manusia memilikiharga diri, sadar akan kekurangan diri, dan timbul rasa rendah diri.
Menurut Watchman Nee, ada tiga hal yangberbeda di dalam jiwa manusia yaitu: rasio, emosi, dan kemauan. Itulah yangmembuat manusia berbeda dari binatang. Binatang tidak dapat melakukan analisis,melakukan riset, dan membuat kesimpulan karena binatang tidak memiliki rasio,walau binatang bisa membedakan roti yang bisa dimakan dari batu yang tidak bisadimakan. Binatang tidak memiliki emosi yang rumit seperti manusia, walau adabinatang yang dalam kondisi tertentu bisa sedih atau stres. Dan tidak adabinatang yang memiliki keinginan yang kreatif, tetapi mereka memiliki naluriuntuk hidup. Dan fungsi roh adalah untuk menyadari keberadaan Allah. Inidisebut pneumatikos. Pneumatikos yang memampukan manusia bisa berelasi denganAllah. Analisis di atas tidak benar.
Watchman Nee memasukkan rasio, emosi, dankehendak di dalam fungsi jiwa. Ini tidak benar. Akibatnya, orang bisa salahmengerti bahwa Allah tidak memiliki rasio, emosi, dan kehendak, karena Allahtidak berjiwa, tetapi Roh adanya. Trikotomi hanya menggunakan satu ayat sebagaidasar analisis mereka. Ini bukan cara yang benar dalam melakukan eksegesisKitab Suci. Di sini kita perlu belajar doktrin manusia dengan benar.
Alkitab mengatakan bahwa tubuh tanpa jiwamati adanya. Hal ini mengindikasikan bahwa manusia hanya memiliki dua bagian:1) bagian yang tampak, yaitu tubuh yang bersifat materi; dan 2) bagian yangtidak tampak, yaitu bagian jiwa yang rohani. Maka Alkitab menggambarkan anaklaki-laki yang dibangkitkan Elia sebagai “jiwanya kembali ke tubuhnya”.Kesulitan besar para penganut trikotomi adalah bagaimana menjelaskan apa yangterjadi ketika seseorang mati. Mereka mengatakan bahwa tubuhnya dikubur, rohnyakembali kepada Tuhan. Lalu bagaimana dengan jiwanya? Bagi mereka, jiwa itulenyap. Alasannya, ketika Tuhan menciptakan Adam, Allah menggunakan debu tanah,jadilah orang-orangan yang memiliki mata, hidung, tubuh, dan lain-lain, laluTuhan menghembuskan nafas hidup ke hidungnya. Jadi Adam terbuat dari tanah dannafas. Lalu dari mana datangnya jiwa manusia? Bagi mereka, jiwa itu mendadakmuncul ketika roh, yaitu nafas itu menyatu dengan tubuhnya. Bagaikan bola lampupijar yang menyala bercahaya ketika ia disambung ke listrik. Jadi, cahayaadalah epifenomena (fenomena yang ada saat lampu disambung ke listrik), tetapiketika aliran listriknya diputuskan, dia tidak bercahaya lagi. Cahaya ituhilang begitu saja ketika tidak ada aliran listrik.
Di sini kita harus berhati-hati: Allah ituTerang, bukan terang itu Allah; Allah itu Kasih, bukan kasih itu Allah; Allahitu Hidup, bukan hidup itu Allah; Allah itu Roh, bukan roh itu Allah. Kitatidak boleh membalikkan kalimat ini. Inilah yang membuktikan Allah ada, tidakpeduli engkau melihat-Nya atau tidak. Demikian juga cahaya, dia ada bukankarena engkau melihatnya, atau menjadi hilang, karena engkau tidak melihatnya.
Ajaran trikotomi diterima oleh orang-orangPantekosta, sehingga menurut mereka, orang Kristen adalah orang yang memilikitubuh, jiwa, dan Roh Kudus. Sedangkan non-Kristen adalah orang yang memilikitubuh dan jiwa, sementara rohnya mati. Dan binatang memiliki tubuh dan jiwa,tetapi tidak mempunyai roh. Theologi Reformed membedakan manusia dan binatangdengan menyatakan bahwa binatang memiliki jiwa yang bukan dicipta menurut petateladan Allah. Tetapi manusia memiliki jiwa yang dicipta menurut peta teladanAllah. Itu sebabnya, jiwa manusia jauh lebih tinggi tingkatannya daripada jiwabinatang. Selain itu, menurut mereka, jiwa manusia menjadi berada ketika tubuhbertemu dengan roh. Lalu pertanyaannya adalah: bagaimana dengan binatang yangtidak memiliki roh, kapan jiwanya muncul? Mereka tidak dapat menjawabpertanyaan ini.
Apa perbedaan antara ajaran trikotomi dengangnostisisme? Ajaran gnostisisme yang muncul 2.000 tahun yang lalumengategorikan Yahudi sebagai sarkikoi (orang-orang daging) yang harus binasa,karena mereka menyalibkan Kristus. Sementara orang Kristen, mereka kategorikansebagai psikikoi (orang-orang jiwani), ada yang selamat ada yang tidak selamat;dan mereka mengategorikan orang-orang gnostik sebagai pneumatikoi (orang-orangrohani), golongan tertinggi yang pasti diselamatkan. Jadi sebenarnya, ajarangnostiklah yang mengawali pemikiran trikotomi, lalu secara perlahan-lahanditerima oleh banyak aliran dalam ajaran Reformasi yang radikal (RadicalReformation), yang menuding bahwa Reformed kurang rohani, Martin Luther danCalvin kurang reformasi. Merekalah yang paling reformasi. Itulah yang kitatemui dalam pemikiran gerakan Pantekosta dan Karismatik pada zaman ini. Merekamenganggap diri mereka yang paling hebat, paling dekat Tuhan, bahkanpemimpin-pemimpin mereka bisa menerima wahyu Tuhan secara langsung. Merekatidak perlu belajar theologi, Roh Kudus akan memampukan mereka menarik banyakorang dan gereja mereka bertumbuh besar.
Ketika kita membandingkan bagaimana khotbahTuhan Yesus di Yohanes 4 kepada perempuan Samaria yang berasal dari kalanganbawah, tak terpelajar, dan memiliki kehidupan yang tidak beres, khotbahnyalangsung membuat perempuan itu bertobat. Tetapi khotbah Tuhan Yesus kepadaNikodemus, sepertinya tidak membuahkan hasil. Kita melihat kemudian, bahwa barudi masa tuanya Nikodemus menjadi orang Kristen. Maka kita melihat khotbah kekalangan bawah lebih mudah. Mereka lebih cepat menyadari kesalahan yang engkaulakukan, maka gereja kelihatannya bisa bertumbuh dengan pesat. Tetapi mungkinsekali pertumbuhan itu tidak bertanggung jawab. Itulah sebabnya, kita perluberkhotbah kepada kaum intelektual yang pikirannya tajam dan rindu mengertifirman Tuhan, meskipun mereka tidak cepat dan tidak mudah bertobat. Merekamembutuhkan waktu yang cukup lama untuk berpikir dan itu mendorong kita untukberkhotbah dengan penuh tanggung jawab.
Kita telah membahas sebelumnya, mengapaorang berdosa melahirkan bayi yang mewarisi dosa asal. Orang tua yang sudahdiselamatkan tidak melahirkan bayi yang pasti diselamatkan. Dari sini kitamelihat bahwa setiap perempuan diberikan oleh Tuhan sekitar 450 sel telur sejakia puber. Setiap bulan satu sel telur runtuh. Dengan demikian, setelah kuranglebih 40 tahun dia akan menopause, tidak dapat melahirkan anak lagi. Dengandemikian, seorang perempuan dapat melahirkan puluhan anak di sepanjanghidupnya, meski sekarang orang yang melahirkan puluhan anak dianggap tidakwaras. Tetapi kita harus melihat bahwa jika orang Kristen memiliki banyak anak,maka gereja dapat bertumbuh dengan cepat. Sebaliknya, jika pasangan Kristentidak mempunyai anak, maka gereja akan punah, dan orang non-Kristen akanmendominasi penduduk dunia. Tetapi pertumbuhan gereja melalui kelahiran sepertiini adalah pertumbuhan daging. Ini akan menimbulkan masalah dalam kekristenan.Ini adalah keturunan daging. Pertumbuhan gereja melalui kelahiran harusdisertai dengan kelahiran baru, karena Tuhan Yesus menegaskan bahwa orang harusdiperanakkan pula oleh Roh Kudus baru bisa masuk  ke dalam Kerajaan Allah.
Beberapa puluh tahun yang lalu, beberapapemimpin gereja Protestan di Indonesia melihat dengan jelas bahwa tanpapenginjilan, keturunan orang Kristen mungkin akan menjadi bejat luar biasa. DiManado dan daerah Minahasa banyak anak perempuan Kristen yang cantik danakhirnya menjadi salah satu daerah pengekspor pelacur-pelacur cantik. Mengapabisa ada pelacur beragama Kristen? Alkitab dan Tuhan Yesus menegaskan bahwakarena mereka belum dilahirkan kembali. Demikian pula di daerah-daerah yangkatanya daerah Kristen, seperti Simalungun, Toraja, Ambon, Timor, danlain-lain, ada banyak orang Kristen yang hanya lahir dari daging dan belumdilahirkan dari Roh. Maka gereja yang tidak menekankan pentingnya lahir baruoleh Roh, akan mati secara perlahan-lahan. Gereja seperti ini hanya akanmenjalankan ibadah secara rutin tanpa punya gairah dan pengalaman keselamatanpribadi.
Ingat, Tuhan Yesus pernah berkata, “Juallahpakaianmu dan belilah pedang.” Tetapi ketika Petrus menjawab, “Kami punya duabuah.” Yesus langsung menjawab, “Cukup.” Yang Yesus maksudkan di sini bukanmembicarakan hal daging. Ia sedang mengajak murid-murid-Nya untuk mempersiapkandiri menghadapi peperangan rohani yang akan segera mulai. Sebenarnya Yerusalemsangat takut terhadap teroris, tetapi mengapa Petrus bisa membawa pedang kesana ke mari? Itu dimungkinkan karena dia adalah orang penting yang dipercayaoleh kerajaan untuk menjaga keamanan. Tetapi ketika gurunya ditangkap, iamenghunus pedang dan memotong telinga Malkhus, dan ia tidak mendapat pujiandari Tuhan Yesus. Tuhan Yesus malah menyuruh dia menyarungkan pedangnya, sambilberkata, “Siapa menggunakan pedang akan mati oleh pedang.” Maka kembali ditegaskanbahwa Yesus sedang berbicara tentang peperangan rohani, tentang musuh rohaniyang harus ditaklukkan dengan kuasa Roh Kudus, bukan dengan kuasa pedang secaralahiriah. Apakah kita adalah orang Kristen daging? Bagaimana sikap kita ketikadicaci-maki orang?
Ketika saya dicaci-maki orang di internet,saya hanya tersenyum, karena saya tahu, saya tidak perlu membela seorang yangbernama Stephen Tong, lalu memelihara nama baiknya hanya karena takut dicela.Yesus memberi teladan kepada kita melalui kalimat pertama-Nya di atas kayusalib yang Ia lontarkan, “Ya Bapa, ampunilah mereka, karena mereka tidak tahuapa yang mereka sedang perbuat.” Ini adalah sebuah teladan yang agung. Hidupsecara daging dan hidup secara rohani sangatlah berbeda; hidup di dalam Adam danhidup di dalam Kristus memang sangat berbeda.
Biarlah kita menjadi orang Kristen yanghidup sesuai dengan dalil dan pimpinan Roh Kudus, membuahkan buah Roh Kudus.Bagaimana kita dapat membedakan hidup yang menuruti daging dan hidup menurutipimpinan Roh Kudus? Yesus berkata, “Dari buahnya, kau dapat mengetahuipohonnya.” Saya baru saja makan semangka yang warnanya merah sekali, tetapirasanya hambar sekali. Itulah yang disebut ketidakserasian antara luar dandalam. Benih dari buah yang tidak enak, tidak mungkin engkau mau tanam, karenamutunya tidak bagus. Mari kita menjadi orang Kristen yang dipimpin oleh RohKudus, menghasilkan buah Roh Kudus, menjadi wakil Kristus di dunia yangmenyebabkan orang lain mengenal bahwa Roh Kudus ada di dalam diri kita.
Kiranya setiap kita sudah diperanakkan pula,karena yang diperanakkan pula oleh Roh Kudus akan taat kepada Allah dan buahRoh Kudus akan nyata di dalam kehidupannya. Kiranya Tuhan memberkati 

Bacaan: Yohanes 3:1-15

NIKODEMUS MENEMUI YESUS . Ketika Nikodemus berkata kepada Tuhan Yesus,“Guru, kami tahu bahwa tidak mungkin seorang pun dapat melakukan mujizat yang Kaulakukan, jika Allah tidak menyertai Engkau,”  Nikodemus tidak sedang berbicara tentang korps-nya sebagai orang Farisi atau anggota Sanhedrin(Mahkamah Agama Yahudi). Mereka tidak pernah mau mengakui bahwa mujizat yang Yesus lakukan berasal dari Allah. Yesus bukan hanya sekadar manusia yang disertai Allah, tetapi Dia adalah Allah.

Yang Nikodemus maksudkan dengan “kami” adalah orang-orang yang memiliki hati nurani, yang mau mengakui dengan jujur bahwa mujizat yang Yesus lakukan adalah dari Allah, bukan merupakan kekuatan psikologis manusia. Yesus tidak membantah kebenaran yang Nikodemus katakan. Memang Kristus adalah penyataan kehadiran Allah di dalam sejarah. Maka, Ia tidak mau membuang waktu dengan membiarkan lawan bicara-Nya menyetir dialog mereka. Karena Ia adalah Allah, maka Ia ingin membicarakan sesuatu yang penting tanpa perlu diinterupsi oleh hal yang tidak penting, yaitu: Kamu harus dilahirkan kembali, karena sekalipun pengetahuan akademismu tentang Taurat begitu tinggi, tetapi tanpa hidup baru yang Roh Kudus berikan, engkau tidak dapat melihat Kerajaan Allah. Namun ternyata, istilah “Kerajaan Allah” yang Yesus maksudkan dan konsep tentang “Kerajaan Allah” yang ada di benak orang-orang Farisi dan orang Yahudi pada umumnya, berbeda. Orang Farisi mengidentikkan Kerajaan Allah dengan Kerajaan Israel. Maka bagi mereka Kerajaan Allah datang berarti negara Israel akan kembali berjaya, merdeka dari penjajah, dan takhta Daud dipulihkan.Tetapi, bagi Yesus Kristus, Kerajaan Allah adalah kedaulatan Allah atas bumi ini, dan pemerintahan Yesus Kristus atas umat-Nya. Umat Allah tidak hanya mempunyai status warga negara dunia, tetapi juga status warga negara sorga.

Tuhan Yesus memang tidak pernah menyatakan secara jelas dan konkret tentang Kerajaan Allah yang Ia maksudkan kepada orang-orang Yahudi. Tetapi Ia pernah menyatakannya kepada Pilatus, “Kerajaan-Ku bukanlah dari dunia ini.” Pernyataan ini membuat Pilatus merasa lega, karena Dia ternyata bukan raja dunia yang akan membahayakan pemerintah Romawi,sehingga ia berniat membebaskan-Nya dan menyalibkan Barabas. Tetapi di luar dugaannya, orang Yahudi malah berseru, “Bebaskan Barabas, salibkan Yesus!”  Inilah suara massa yang sangat nyaring. Dan karenanya Pilatus meluluskan permintaan mereka. Sungguh suatu hal yang tragis, seorang pemimpin tidak menjalankan kebenaran tetapi takluk pada suara orang banyak.

Topik utama pengajaran Yesus selama tiga setengah tahun di dunia ini adalah Kerajaan Allah. Tetapi sampai menjelang penyaliban-Nya, murid-murid-Nya bukan saja belum mengerti, bahkan masih memperebutkan siapa di antara mereka yang terbesar, ketika nanti Yesus menjadi raja. Sampai-sampai ada murid yang meminta ibunya untuk memohon kepada Yesus, “Yesus,aku telah susah payah membesarkan Yakobus dan Yohanes, tetapi semenjak mereka meninggalkan profesi sebagai nelayan dan mengikuti Engkau, penghasilan keluarga kami merosot tajam. Jadi, boleh kan aku memohon kepada-Mu, saat Engkau menjadi raja nanti, kedua anakku mendapatkan posisi utama, yaitu berada di sisi kanan dan kiri-Mu.” Yesus tidak mengabulkan permintaannya. Yesus menjawab,“Apakah mereka sanggup menerima baptisan yang Aku terima, minum cawan pahit yang harus Aku minum?” Artinya, apakah kalian menginginkan kedudukan tinggi, kehormatan besar tanpa perlu membayar harga? “Tetapi seandainya mereka mau dan mampu, Aku tetap tidak menjanjikan apa-apa kepadamu, karena yang menetapkan siapa yang layak berada di kanan dan kiri-Ku bukan Aku, melainkan Bapa-Ku.”  Ibu itu pulang dengan kecewa. Tetapi sesungguhnya Tuhan memang mengizinkan kedua anaknya berada di ujung paling kanan dan paling kiri. Di ujung apa? Di ujung barisan para martir dari jajaran murid-murid-Nya, di mana Yakobus menjadi rasul yang pertama kali mati dipenggal kepalanya sebagai martir, dan Yohanes adalah rasul yang mati paling terakhir setelah beberapa kali dibuang di pulau Patmos. Saya percaya, ketika Yakobus dipenggal kepalanya, ibunya masih hidup dan tentu sangat sedih karena doanya bukan saja tidak dikabulkan, malah seorang anaknya harus menjadi martir. Memang tidak semua doa kita Tuhan kabulkan. Itu sesuatu yang lumrah adanya. Karena jika semua doa permohonanmu dikabulkan, maka engkau yang menjadi Tuhan, dan Tuhan menjadi pembantumu. Itu berarti engkau bukan menyembah-Nya, tetapi memperalat Dia.

Suatu kali di suatu kota di Jawa ada pendeta penipu yang datang dari Florida dan mengajarkan, “Kalau engkau memberikan perpuluhan, engkau akan menerima balasan tiga puluh kali lipat, enam puluh kali lipat, bahkan seratus kali lipat.” Karena banyaknya orang memberi, maka pendeta itu bisa hidup mewah. Ada pendeta lain di Indonesia, yang karena kekayaannya akibat menipu jemaatnya bisa membeli rumah mewah di Surabaya, Australia, dan Jakarta, bahkan ingin memiliki pesawat pribadi. Mereka meniru ajaran dari para pengajar sesat seperti Benny Hinn, Kenneth Hagin, dan Kenneth Copeland, yang mencomot ayat Alkitab untuk membenarkan diri, menjadi nabi palsu yang menipu uang orang lain demi kepentingan kemewahan pribadinya tanpa disadari oleh orang-orang yang mereka tipu.

Mendengar khotbah Yesus, hati ibu Yakobusdan Yohanes sangat gelisah, karena khotbah Yesus Kristus begitu mengecewakan dia, tidak seperti yang ia inginkan: anakmu tidak akan menjadi menteri, tetapi mati martir. Siapa yang suka mendengar khotbah seperti ini? Siapa yang ingin anaknya diperlakukan seperti ini? Tetapi itulah kekristenan yang sejati. Iman Kristen bertumbuh melalui segala penderitaan. Banyak orang Barat meneliti penganiayaan-penganiayaan yang ada di dalam sejarah. Sayang mereka sendiri jarang mempunyai kesempatan untuk mengalaminya. Di Indonesia, ada lebih dari 1.500 gereja yang dibakar. Anehnya, setelah dibakar, orang membangun gereja yang lebih besar lagi. Ini karena kita bukan hanya mengetahui teori, tetapi juga mau berjuang untuk mengembangkan Kerajaan Allah di dunia.

Yesus berkata kepada Nikodemus, “Engkau harus dilahirkan kembali.” Telah kita bahas bahwa ada dua macam arus hidup,yaitu arus hidup di dalam Adam dan arus hidup di dalam Yesus Kristus. Jadi penginjilan bukan menambah jumlah jemaat, melainkan memindahkan orang yang berada di aliran hidup Adam ke aliran hidup Kristus. Kalau tidak mencapai hal itu,berarti penginjilan yang engkau jalankan belum sukses. Hal itu bisa terjadi karena mungkin engkau tidak memberitakan Yesus yang adalah satu-satunya Juruselamat.

Kita juga telah membahas perbedaan antara ajaran gnostisisme dan ajaran Paulus, yang membedakan antara ajaran trikotomi dan ajaran antropologi reformed. Maka pembahasan kita lanjutkan ke ayat 7 dan 9. Yesus berkata, “Kamu harus dilahirkan kembali.”  Tradisi Yahudi dan pengertian Perjanjian Lama dengan Taurat Musanya tidak cukup dan masih membutuhkan pengertian yang lebih mendalam tentang Kristus yang berinkarnasi (menjadi manusia). Untuk mendapatkan pengertian ini, seseorang harus dilahirkan kembali oleh Roh Kudus. Kita tidak perlu heran tentang hal ini, karena sebenarnya:

1. Sejak awal Perjanjian Baru, Tuhan sudah membuang kebudayaan Yahudi yang begitu terpaku kepada Taurat secara harfiah tanpa mengerti arti yang sesungguhnya. Harfiah itu akan mematikan, karena hanya membawa orang pada pengertian yang dangkal dan di permukaan saja dan tidakmembawa orang pada pengertian rohani yang lebih penting, yang dipimpin oleh Roh Kudus.

2.  Konsep diperanakkan pula sudah ada di Perjanjian Lama, di mana Tuhan berjanji: Aku akan mengambil hati yang keras dari dalam batinmu dan memberikan hati yang taat ke dalam batinmu. Artinya, Tuhan akan memberikan hati yang baru, mengubah sikap hatimu yang tidak mau taat kepada kebenaran, selalu membenarkan diri dan keras kepala, yang sekalipun tahu salah tetap tidak mau mengaku dan tidak mau berubah. Maka Yesus berkata: Engkau harus dilahirkan kembali, memiliki hidup yang baru, hati yang baru, roh yang baru. Inilah konsep diperanakkan pula yang sudah dimunculkan sejak Yehezkiel. Tetapi orang Yahudi tetap berkukuh tidak mau melepaskan diri dari belenggu budayanya. Oleh karena itu, Yesus berkata, “Janganlah menambalkan kain baru di atas kain yang sudah lapuk. Jangan memasukkan anggur ke kirbat yang tua.”  Maka Injil tidak diserahkan kepada orang Yahudi yang akademis, melainkan kepada nelayan-nelayan dan orang-orang Galilea yang polos dan mau diubah oleh Tuhan.

Kata Yesus kepada Nikodemus, “Engkau belum cukup memadai. Kalian sudah menyelidiki Taurat selama 1.500 tahun. Engkau seharusnya mengetahui bahwa di Kitab Taurat dan Kitab Nabi sudah dinubuatkan tentang kedatangan-Ku. Tetapi ketika Aku datang, kalian malah melawan Aku, dan kalian sangka kalian pandai?” Jadi, celakalah theolog-theolog yang hanya pandai otaknya, tetapi tidak mau mengabarkan Injil. Yohanes 3 dan 4 mencatat penginjilan pribadi Tuhan Yesus kepada seorang pria yang pandai, beragama, lalu kepada seorang wanita yang tidak bermoral. Contoh ini menjadi teladan bagi gereja yang bertumbuh di segala zaman: memimpin orang-orang akademis untuk diperanakan pula, dan juga memimpin orang yang berzina untuk bertobat dengan sungguh. Tetapi gereja sekarang tidak melakukan keduanya. Gereja tidak memiliki kemampuan menyampaikan firman dan berdebat dengan para profesor, dan juga tidak memiliki hati mengabarkan Injil kepada orang miskin, pelacur, dan orang-orang yang terbuang. Tanpa melakukan penginjilan ke kedua golongan orang ini dengan seimbang, gereja akan mati.

Dalam suatu acara tanya jawab di Semarang, ada suatu pertanyaan: Mungkinkah Tuhan membuang Gereja-Nya? Saya jawab: Ya dan Tidak. Secara substansi, Gereja tidak pernah dibuang oleh Tuhan. Tetapi secara lahiriah, ada banyak gereja dibuang oleh Tuhan. Mengapa demikian? Tuhan membuang gereja karena mereka tidak mau mengabarkan Injil. Akibatnya, tidak ada jemaat baru, yang tersisa adalah jemaat yang sudah lanjut usia dan takut kalau ada orang baru atau anak muda akan datang dan merampas harta mereka. Maka mereka membuat suasana begitu eksklusif, tertutup, dan akhirnya mati dengan sendirinya.

Ingat: Gereja didukung oleh semua, tetapi bukan milik siapa pun. Setiap jemaat memberikan persembahan, tetapi gereja bukan milik satu pun dari mereka. Saya tidak pernah mengizinkan seorang konglomerat membangun gedung GRII, seperti Rockefeller membangun Riverside Church, karena akhirnya orang tidak lagi bisa membedakan apakah ini gereja Tuhan atau gereja Rockefeller. Gereja bukan milik pribadi, Kristuslah yang harus memilikinya. Ada sebuah gereja yang setelah selesai dibangun dipasang tulisan kertas yang di lem di depan gedungnya: Only Jesus (hanya Yesus). Namun hujan dan angin melepaskan beberapa huruf, akhirnya tersisa: Only us (hanya kami). Di manakah Yesus? Diluar. Inilah seperti yang dituliskan di dalam Kitab Wahyu: “Lihatlah, Aku mengetuk di muka (luar) pintu. Barang siapa mendengar suara-Ku dan membuka pintu, Aku akan masuk mendapatkannya, dan akan makan bersama-sama dengan dia dan dia dengan Aku.”  Apakah Saudara betul-betul ingin Tuhan Yesus masuk dan bertakhta di dalam kehidupan Saudara? Apakah kita mau Tuhan Yesus masuk dan bertakhta di dalam Gereja-Nya dan memimpin Gereja-Nya? Jika ya, kita harus turun takhta dan hanya menjadi pengikut. Yesuslah pemimpinnya. Gereja yang diberkati Tuhan adalah Gereja yang menjadikan Kristus sebagai Tuhan dan Raja,mengerti isi hati-Nya, rajin mengabarkan Injil, menggembalakan domba-domba Allah, dan membawa mereka berpaling kepada Tuhan. Gereja yang tidak mengabarkan Injil adalah gereja yang bunuh diri. Gereja yang tidak memerhatikan rencana Allah, hanya mau memuaskan ambisi pribadi, akan dibuang oleh Tuhan.

Yesus berkata kepada Nikodemus, “Engkau harus dilahirkan kembali,” karena hanya dengan cara itu ia dapat memiliki penglihatan yang baru dan luas. Hanya dengan cara itu ia dapat melihat dan masuk ke dalam Kerajaan Allah. Sudah dua ribu tahun sejak Tuhan Yesus berbicara dengan Nikodemus, namun sekalipun orang-orang Yahudi menjadi bangsa yang begitu pandai, menguasai berbagai bidang kehidupan yang paling tinggi, mendominasi pemenang hadiah Nobel, tetapi pengaruhnya tidak bisa sebesar orang Kristen, baik di kalangan intelektual, maupun dalam hal menolong orang-orang miskin yang jauh tertinggal. Itu disebabkan karena mereka tidak mempunyai Injil, sehingga mereka tidak bisa mengenal isi hati Tuhan bagi sejarah. Itu juga yang menyebabkan mereka tidak memiliki cinta kasih, sifat keadilan dan kesucian, sifat kebajikan, dan motivasi yang suci dan murni dari Kristus.

Saya pernah bertanya kepada seorang profesor Yahudi dari Chicago, “Mengapa orang-orang Yahudi tidak bisa memiliki komponis kelas satu dunia?” Dia menjawab, “Kami mempunyai Mendelssohn.” Saya menegaskan,“Tidak. Mendelssohn adalah orang Kristen sekalipun dia Yahudi.”  Dia bertanya,“Apa bedanya?” Saya menyatakan bahwa hanya orang Kristen yang dapat menghasilkan musik-musik yang paling agung di dalam sejarah, karena iman Kristen berisi semangat pengucapan syukur yang besar sekali, karena ada Allah yang telah menyerahkan Anak-Nya yang tunggal untuk menebus manusia yang berdosa. Ucapan syukur menjadi sumber inspirasi yang memberikan pencerahan bagi mereka yang menyembah Allah dengan hati yang penuh syukur.” 

Orang Yahudi memproduksi Horowitz, Rubinstein, konduktor orkestra yang sangat terkenal didunia, tetapi tidak seorang pun komposer yang mereka miliki, karena untukmenggubah lagu diperlukan kreativitas yang tinggi sekali, perasaan yang sangat kuat tentang Allah yang disembahnya dengan penuh ucapan syukur. Semua komposer ketika tua ingin menciptakan lagu religius. Verdi menciptakan banyak opera, tetapi sebelum mati ia menulis Requiem. Stravinski setelah menciptakan tiga simfoni, di masa tuanya menggubah Symphony of Psalm. Semua ini tidak bisa kita abaikan.

Ada orang berkata kepada saya, “Stephen,engkau adalah renaissance man, karena engkau menguasai dan mengerjakan banyak bidang dengan kualitas yang begitu tinggi.”  Saya hanya tersenyum. Bagi saya renaissance man merupakan seorang yang adalah filsuf, sekaligus musisi, politikus, arsitek seperti Leonardo Da Vinci, menguasai banyak bidang, tetapi semuanya merupakan kepingan-kepingan yang tidak terintegrasi. Orang reformed tidak seperti itu karena ia akan mengintegrasikan semua yang ia pelajari menjadi satu kesatuan, lalu menguasainya dengan baik demi kemuliaan Allah. Dengan demikian, barulah kita menjadi manusia yang tidak terpecah-belah. Hidup orang seperti Mao Zidong atau Chopin, adalah hidup yang terpecah. Mereka pandai sekali, tetapi tidak memiliki integrasi satu dengan yang lain dalam semua bidang kehidupannya. Sementara orang Kristen harus menjadi orang yang utuh, sehingga watak, pemikiran, bakat, waktu dan semua elemen hidupnya menyatu. Dan semua itu tidak dikerjakan untuk dirinya, untuk mendapatkan banyak uang, atau untuk menyenangkan orang. Karena jika ia melakukannya untuk itu, ia akan gagal. Kehidupan ini datangnya dari Allah, maka kita harus kembali memuliakan Allah.

Hidup haruslah dengan kesungguhan ingin mempraktikkan kehendak Allah di dunia ini. Bukan karena engkau pandai maka engkau berhak meraup banyak uang. Jadi, janganlah studi hanya untuk menjadi orang kaya, tetapi apa pun yang kita lakukan, kita harus melakukan itu untuk memuliakan Tuhan, dan setiap bakat yang Tuhan berikan, harus kita pergunakan untuk menjadi berkat bagi seluruh umat manusia, membawa orang lain lebih dekat dengan Tuhan dan lebih mengerti rencana-Nya. Untuk itu, engkau sendiri terlebih dahulu harus dekat dengan Tuhan, mempelajari dan mengerti kehendak Tuhan.

Yesus berkata, “Angin bertiup ke mana iamau.”  Inilah kalimat yang sangat penting. Artinya, kedaulatan Allah adalah sumber dan penyebab bagi seseorang untuk bisa mengalami apa yang dikenal sebagai lahir kembali. Kita menjadi Kristen bukan karena kita mau. Ini tidak seperti ajaran Armenian, di mana orang mau, maka ia diselamatkan dan barangsiapa tidak mau, maka ia tidak diselamatkan. Memang benar, orang yang menolakTuhan Yesus pasti tidak diselamatkan, dan yang menerima Tuhan Yesus akan diselamatkan. Tetapi apakah ia menerima Tuhan Yesus karena dia yang mau? Itu berarti, karena manusia mau, maka Tuhan terpaksa harus menerimanya dan memberi keselamatan. Dan kepada manusia yang menolak, Tuhan juga tidak bisa berbuat banyak, kecuali menerima nasib ditolak oleh manusia. Ini bukan ajaran Theologi Reformed. Theologi Reformed mengajarkan “Angin bertiup ke mana ia mau.” Artinya, engkau tidak akan pernah berkeinginan diselamatkan, sampai tiba kesempatan yang Tuhan beri untuk engkau bisa mendengar Injil yang diberitakan kepadamu. Kesempatan ini bukanlah pilihanmu. Mengapa pada tanggal 9 Januari1957 itu saya pergi ke gereja itu, dan yang berkhotbah adalah pendeta itu, dan mengapa dia mengkhotbahkan berita itu, yang mana sangat menggugah hati saya dan mengubah seluruh kehidupan saya? Itu semua bukan pilihan saya, melainkan anugerah Tuhan yang tiba pada saya, seperti yang dinyatakan oleh ayat ini. Kehendak Allah, inisiatif Allah, melampaui semua kebijaksanaan manusia, keinginan atau ambisi manusia.

Saya menjadi hamba Tuhan karena satu kalimat, “Jika engkau tidak mengabarkan Injil, orang yang di neraka lebih baik darimu.” Saya sangat terkejut, bagaimana mungkin orang yang di neraka lebih baik dariku? Khotbah Pdt. Andrew Gih hari itu tentang “Lima Seruan,” yaitu: 1) Seruan Allah: Siapa yang dapat Aku utus? Dan Yesaya menjawab: Utuslah aku, disini aku; 2) Seruan Yesus Kristus: Lihatlah ladang sudah menguning, pergi dan tuailah tuaian itu; 3) Seruan Roh Kudus: Barangsiapa menerima air hidup, dia tidak akan haus untuk selamanya; 4) Seruan Paulus: Celakalah aku, jika aku tidak mengabarkan Injil; 5) Seruan dari neraka.

Seruan neraka? Ini yang saya belum pernah dengar. Mana mungkin neraka memanggil seseorang menjadi hamba Tuhan? Ia berkata, “Kirimkan Lazarus ke rumahku, karena aku masih memiliki lima saudara yang belum bertobat. Beritakan Injil kepada mereka agar mereka bertobat.”  Saya sangat tercengang. Setan sudah menyandung orang masuk neraka, tetapi ternyata di sana masih ada orang yang memerhatikan keselamatan saudaranya, meminta agar Abraham mengirimkan Lazarus mengabarkan Injil kepada saudaranya. Itulah yang membuat saya tidak bisa tahan lagi dan berseru, “Tuhan, utuslah aku.” Saya percaya, kalau bukan Pdt. Andrew Gih, tidak ada yang akan menyampaikan khotbah seperti itu. Sepertinya tidak mungkin ada orang yang menjadi hamba Tuhan karena seruan dari neraka. Tetapi itulah faktanya.

Tetapi, jika kita memikirkan dengan lebih serius lagi, kita akan sampai pada pertanyaan, mengapa hari itu saya bisa mendengar khotbah itu? Mengapa pengkhotbah saat itu (Dr. Andrew Gih) memilih bagian itu untuk dikhotbahkan? Dan mengapa pada satu momen dalam khotbah itu hati saya bisa begitu tergerak? Maka hanya ada satu jawaban, yaitu semua itu karena kehendak Allah. Seturut Efesus 1:7 tertulis “Bahwa Dia membagikan anugerah seturut hikmat-Nya yang penuh” (parafrasa). Setiap orang mempunyai pengalaman pertobatan yang berbeda-beda. Kita harus mengingat bahwa Paulus tidak pernah sama sekali ingin menjadi Kristen. Ia tidak pernah merencanakan menjadi Kristen. Ia tidak pernah mengatakan, “Tuhan, hari ini aku mau bertobat, tolong selamatkan aku.” Paulus tidak pernah mau menerima Kristus, tetapi ia justru diselamatkan. Ini membuktikan bahwa teori ajaran Arminian, “Jika engkau menginginkan Allah menyelamatkan engkau, maka Allah akan menyelamatkan engkau;Jika engkau tidak pernah mau diselamatkan, maka Allah juga tidak akan menyelamatkan engkau,” tidak benar.  Paulus tidak pernah mau diselamatkan, tetapi Tuhan mau menyelamatkan dan memakai Paulus. Inilah anugerah Allah yang tidak mungkin ditolak oleh manusia (Irresistable Grace, butir keempat dari TULIP, rumusan doktrin keselamatan Kristen). Sebelum waktu-Nya tiba, tidak seorang pun bisa taat kepada Kristus. Tetapi ketika waktu-Nya tiba, ia pun tidak sanggup untuk melarikan diri dari Tuhan. Tuhan mengurung dia di dalam anugerah-Nya, dan berkata kepadanya, “Bertobatlah kamu!”

Seturut ayat 8, kita memang tidak mengetahui mengapa kita bisa menjadi Kristen dan menyerahkan diri menjadi hamba Tuhan;tetapi kita tahu jelas bahwa semua itu semata-mata karena keinginan Roh Kudus. Pada hari itu, angin Roh Kudus mau bertiup ke dalam hatiku, membuat aku takluk kepada-Nya, lahir baru dan menerima panggilan-Nya, menjalankan kehendak-Nya, sungguh bukan karena kekuatanku. Aku hanya pasif, Roh Kuduslah yang aktif. Itu sebab, ketika kita dipimpin oleh Roh Kudus, janganlah melawan, melainkan taatlah dan biarkanlah Dia yang membawa dan mengarahkan kita pada rencana Allah yang terbaik.

Dua puluh tahun lebih yang lalu, kita tidak pernah tahu bahwa GRII akan memiliki gedung gereja seperti yang sekarang bisa disaksikan di Kemayoran, Jakarta. GRII ketika itu dimulai dari nol, tanpa memiliki gedung gereja dan masih menyewa ruangan di gedung Granada, Semanggi. Dan kita belum tahu apa yang akan terjadi dengan Gerakan Reformed Injili seratus tahun yang akan datang. Mungkinkah saat itu mayoritas orang Kristen di Indonesia adalah orang yang memegang Theologi Reformed? Takutkah kita akan penganiayaan yang mungkin tiba? Justru melalui penganiayaan, berkat Tuhan tiba dengan membuat gereja bertumbuh dan berjuang. Yang justru harus kita takuti adalah rasa nyaman, aman, bisa hidup ringan tanpa beban dan tanpa semangat perjuangan,di mana kerohanian kita akan tertidur. Ini adalah hal yang jauh lebih menakutkan ketimbang penganiayaan.  Banyak gereja justru merosot karena mereka terlalu banyak diberikan kebebasan, merasa kenyamanan, tidak ada semangat perjuangan lagi. Tanpa semangat perjuangan, iman Kristen akan bunuh diri. Mari kita minta Tuhan meniupkan kuasa Roh Kudus agar kita taat pada pimpinan-Nya dengan sungguh-sungguh.

Bacaan:  Yohanes 3:1-15

NIKODEMUS MENEMUI YESUS . Nikodemus hanya memiliki satu kali kesempatan untuk berdialog dengan Tuhan Yesus. Setelah itu, dia tidak pernah mencari atau berdialog dengan Yesus lagi. Maka, jika kesempatan satu-satunya ini bisa membuahkan hasil yang baik, sungguh itu adalah anugerah Tuhan. Bukankah selama ini Tuhan Yesus memperlakukan para pemimpin agama Yahudi dengan tidak terlalu bersahabat? Mengapa malam itu Yesus mau menerima kedatangan Nikodemus? Di sini kita melihat bahwa Tuhan Yesus memandang Nikodemus sebagai seorang pemimpin agama yang berbeda dari yang lain, karena ia tidak munafik. Diantara sekian banyak pemimpin agama yang melawan Yesus, masih ada seorang yang sungguh-sungguh ingin mencari tahu kebenaran. Hal ini sangat Tuhan Yesus hargai.

Namun, bukan karena Tuhan Yesus menghargai Nikodemus maka Ia mengatakan hal-hal yang menyenangkan dia, atau yang dia inginkan. Sebaliknya, Tuhan Yesus justru menggunakan kesempatan satu-satunya ini untuk mengatakan apa yang harus Ia katakan. Inilah prinsip memberikan jawaban jujur untuk setiap pertanyaan yang jujur; suatu pernyataan yang jujur bagi mereka yang datang mencari kebenaran dengan jujur. Yesus berkata, “Sesungguhnya Aku berkata kepadamu, jika engkau tidak diperanakkan pula, engkau tidak akan melihat Kerajaan Allah.” Pernyataan yang sedemikian jujur dan benar dinyatakan dengan terus terang. Pernyataan inilah yang sangat diperlukan oleh kebudayaan Yahudi yang sudah begitu munafik. Mereka membutuhkan kebenaran sejati.

Orang yang paling kasihan di dunia adalah orang yang mengira dirinya sudah mengenal Tuhan, lalu bertindak terlalu jauh,melampaui orang-orang yang tidak mengenal Tuhan. Hal ini bisa kita lihat dari kelompok-kelompok esktrem seperti para teroris yang berbasis agama. Mereka menganggap membunuh orang identik dengan melayani Tuhan. Sungguh konsep yang sangat berbeda dengan sifat Tuhan yang penuh cinta kasih dan menginginkan manusia untuk bertobat.

Ketika orang-orang beragama sudah terpuruk sedemikian jauh, apakah Tuhan wajib mengakui mereka yang menyatakan diri sedang mencari Tuhan? Tidak! Oleh karena itu, jangan ada seorang majelis atau pendeta atau pelayan Tuhan yang mengharapkan ucapan terima kasih dari Tuhan. Sebaliknya, kalau hatimu tidak beres, sekalipun engkau memiliki jabatan pelayanan yang tinggi, mempunyai banyak pengikut yang setia, namamu harum di mata orang-orang yang kau pimpin, Tuhan tidak akan segan-segan menggesermu. Dia adalah Allah, Dia berhak membuang orang yang memandang dirinya cukup penting atau yang dianggap penting oleh orang lain, tetapi tidak dianggap penting oleh Tuhan. Itulah yang Allah katakan kepada Samuel, “Katakan kepada Saul, raja Israel, karena dia menghina Aku, maka Aku membuangnya.”

Yohanes melebihi Matius, Markus, dan Lukas, dalam hal ia adalah satu-satunya yang mencatat pernyataan Yesus kepada Nikodemus dalam Yohanes 3:7. Pernyataan ini adalah pernyataan yang dapat menyembuhkan dan memulihkan orang Yahudi dari kebobrokan mereka. Menurut orang Farisi, orang Israel harus berbakti kepada Tuhan melalui mereka, yaitu para guru agama yang sudah belajar secara akademis. Demikian juga banyak pendeta berpikir bahwa kalau dia tidak berkhotbah, maka dunia tidak akan bisa mengenal Tuhan. Itu sama sekali tidak benar. Tuhan ingin kita memelihara hati yang sungguh-sungguh jujur dan bersandar kepada-Nya dengan rendah hati. Suatu nasihat penting yang sangat dibutuhkan oleh orang Yahudi adalah “lahir baru”. Engkau harus dilahirkan kembali. Itu sebabnya Tuhan Yesus tidak memandang berapa tinggi pengetahuan theologi mereka, atau sudah berapa lama mereka menjadi rabi, Ia tetap menekankan, “Kamu harus diperanakkan pula!”

Diperanakkanpula adalah pengalamanhidup, bukan theologi. Setinggi apa pun seseorang belajar theologi, dia tetap dilahirkan oleh daging. Mereka yang dilahirkan dari daging adalah daging, dan yang dari Roh adalah roh. Ini adalah dua dunia yang berbeda. Sekali pun seseorang berkata, “Tuhan, aku ini orang Kristen sekian generasi, pernah menjadi majelis, pernah mempersembahkan sekian miliar,” ia tetap perlu dilahirkan kembali oleh Roh Kudus. Jadi, betapa bodohnya orang yang tidak memiliki hidup baru, yang hanya memamerkan kehebatan dirinya yang memukau orang lain. Inilah yang Yesus katakan kepada Nikodemus.

Siapakah yang dimaksudkan dengan “kamu”? Jelas bukan hanya Nikodemus karena Nikodemus sedang mewakili budaya Yahudi dengan segala kehebatannya dalam mempelajari hukum Musa selama lebih dari 1.500 tahun. Sekalipun mereka sudah belajar Taurat begitu banyak dan mencapai prestasi akademis yang begitu tinggi, mereka tetap perlu diperanakkan pula.

Siapa Mengerjakan Kelahiran Kembali?

Seorang perlu diperanakkan pula oleh Roh Kudus. Maka, diperanakkan pula  bukanlah pekerjaan manusia. Ini adalah inisiatif dan berdasarkan kedaulatan Allah. Tuhan Yesus mengatakan, “Bagai angin yang bertiup ke mana ia mau, demikian pula Roh Kudus akan memberikan anugerah lahir baru.” Kelahiran kembali bukanlah jasa manusia, melainkan anugerah Allah. Allah memberikan kelahiran kembali kepada orang yang mendapat belas kasihan-Nya. Sekalipun saat ini begitu banyak orang yang minta Roh Kudus,tetapi Alkitab menegaskan bahwa Roh Kudus diberikan kepada seseorang seturut kedaulatan-Nya. Tidak ada seorang pun dapat memaksa Allah untuk melakukan sesuatu. Kita hanya bisa taat kepada-Nya dan selalu menantikan bela skasihan-Nya. Yang penting adalah ketika angin Roh Kudus bertiup, janganlah engkau mengeraskan hati.

Ketika terjadi tsunami di Aceh, sebuah kapal dengan berat lebih dari dua ratus ton, bisa bertengger di atas gunung yang jaraknya empat kilometer dari pantai. Ini membuktikan betapa besar kekuatan alam; kekuatan angin dan air yang melampaui kekuatan mesin buatan manusia. Itu sebabnya ketika Tuhan Yesus meredakan angin dan ombak, murid-murid yang kebanyakan adalah nelayan sadar betapa dahsyatnya kuasa Tuhan Yesus yang mengatur dan berdaulat atas semua kekuatan alam. Langsung mereka berlutut dan menyembah Tuhan Yesus. Demikian pula orang yang dilahirkan kembali. Itu bukan karena kekuatan atau kehebatan manusia, melainkan sepenuhnya berdasarkan anugerah dan kedaulatan Allah. Kalau bukan Tuhan yang menggerakkan hati kita, kita tidak mungkin bertobat. Tanpa anugerah Tuhan, iman kita akan tetap miskin.

Anugerah Tuhan diberikan barulah manusia bisa berespons. Inilah pernyataan Tuhan Yesus yang ditangkap dan ditegaskan oleh Theologi Reformed: Jika Tuhan tidak memberikan anugerah, tidak seorang pun memperoleh berkat-Nya. Jika Tuhan tidak memberikan kesempatan, tidak seorangpun dapat mendengar Injil. Tetapi Nikodemus menjawab, “Mana mungkin?”  Ini menunjukkan Nikodemus tidak mengerti apa yang Yesus katakan kepadanya. Bukankah Nikodemus sudah belajarTaurat begitu mahir secara akademis? Ternyata, pengertian mendalam yang ia miliki hanyalah pengertian agama. Itu sebabnya, saya ingin setiap mahasiswa theologi menyimak dengan baik, meskipun engkau mampu menghafal, bahkan menjawab semua soal ujian dengan benar, itu tidak menjamin engkau memiliki kerohanian yang tinggi, karena pengertian yang engkau kuasai sebenarnya sangatlah dangkal, kecuali Roh Kudus memberikan pengalaman yang lebih mendalam, yaitu kelahiran kembali, yang mendahului pengertianmu.

Jadi, pengertian theologi adalah langkah susulan, untuk mencari tahu apa itu diperanakkan pula; di mana pengalaman yang lebih besar, yaitu kelahiran kembali, telah engkau alami terlebih dahulu. Dengan demikian orang tersebut dapat menjelaskan dengan benar kepada orang lain pengalaman yang ia terima dari Tuhan. Kita sangat perlu menyadari bahwa yang harfiah tidak pernah bisa berubah menjadi pengalaman.  Misalnya, lagu “Malam Kudus” bisa kita analisis secara akademis, dari struktur notasinya, kalimatnya, dan lain-lain, tetapi kita tidak bisa menggubah sebuah lagu yang mutunya sama seperti lagu “Malam Kudus”. Keindahan, harmoni, dan nuansa yang dimunculkan telah menyentuh hati berjuta-juta manusia di segala tempat, di sepanjang zaman, yang tidak bisa diselesaikan oleh analisis akademis. Maka, sekalipun Nikodemus telah belajar begitu tinggi dan begitu banyak, Tuhan Yesus tetap menuntut dia untuk dilahirkan kembali oleh Roh Kudus.

Apa Pentingnya Roh yang Ada di dalam Diri Kita? 

Tanpa roh, kita hanyalah onggokan daging dengan tulang, darah, saraf, dan berbagai organ yang tidak berbeda dari binatang. Manusia dinyatakan hidup jika ia masih bernapas. Ketika ia sudah tidak bernapas lagi, ia telah menjadi jenazah. Maka setelah Tuhan menciptakan Adam dari debu tanah, Ia menghembuskan napas ke dalam hidungnya, barulah Adam menjadi manusia hidup yang dapat berdiri, bergerak, berpikir, dan menjalin hubungan dengan Tuhan. Jadi, rohlah yang membuat dia menjadi orang yang hidup. Demikian pula orang Kristen yang sudah diperanakkan pula, dia dapat melihat hidup yang suci, mencintai jiwa sesamanya, bergairah mengabarkan Injil. Ini semua bisa terjadi karena Roh Allah bekerja di dalam dirinya. Hal ini yang sering dipalsukan oleh roh-roh yang bukan dari Tuhan, yang membuat orang Karismatik mengklaim dirinya dipenuhi Roh Kudus, tetapi tidak menjalankan hidup yang suci dan tidak mengkhotbahkan kebenaran firman Tuhan.

Pernyataan “Engkau harus dilahirkan kembali” dicatat oleh setan. Maka ia mengganti Roh yang sejati dengan roh palsu. Kita harus selalu ingat bahwa yang membuat manusia hidup bukanlah roh dunia, melainkan Roh Allah. Roh Allah adalah Roh yang suci, Roh yang kudus, Roh Kebenaran, Roh yang tulus, Roh Hikmat, yang penuh pengertian. Ini mengindikasikan bahwa ketika Roh Kudus memenuhi seseorang, hidup orang tersebut akan berubah total.

Bagaikan napas (Ibrani: nephes, ru’ah; Arab: nafas, ruh; Yunani: pneuma) yang Allah hembuskan ke dalam hidup Adam, bisa diartikan sebagai “angin hidup” yang dihembuskan ke dalam hidup Adam. Roh yang ada di dalam diri manusia adalah roh yang dicipta; sedangkan Roh Kudus adalah Roh Pencipta, Roh Allah, Pribadi Ketiga dari Allah Tritunggal. Dalam bahasa Latin, Pribadi pertama dari AllahTritunggal disebut Patris, Pribadi kedua disebut Filii, dan Pribadi ketiga disebut Spiritus Sancti. Ketika Allah mencipta, Dia memberikan roh yang dicipta kepada Adam yang dicipta, dan jadilah Adam manusia yang hidup.Tetapi, pada saat roh itu keluar dari dirinya, dia mati. Ketika itu, sekalipun secara lahiriah dia masih tetap utuh, masih memiliki rambut yang indah, hidung yang mancung, mulut yang mungil, wajah yang ganteng, kulit yang halus, tetap ada hal yang kurang. Ia sudah mati, sudah menjadi mayat. Maka Yakobus berkata,“Tubuh tanpa roh mati adanya.” Tubuh yang memiliki roh yang dicipta disebut hidup, tetapi tubuh yang memiliki Roh Pencipta disebut dipenuhi Roh Kudus, dan dia dimampukan untuk menjalankan kehendak Allah.

Adam memiliki roh yang dicipta, sementara Yesus menjanjikan Roh Pencipta. Di sini kesalahan para Saksi Yehuwa yang mengatakan bahwa roh yang hilang di dalam Adam, kita dapatkan kembali di dalam Kristus, sehingga kita menjadi orang Kristen. Ini salah! Yang hilang di dalam Adam adalah roh yang dicipta, sementara yang Kristus janjikan bukan memberikan roh yang dicipta, melainkan yang lebih tinggi, yaitu Roh Allah sendiri, RohKudus, untuk tinggal di dalam dirinya. Maka orang yang dipenuhi Roh Allah, Roh Pencipta, dapat mengerti kebenaran-Nya dan menjalankan kehendak-Nya, berjalan di dalam pimpinan-Nya dan menyatakan kemuliaan-Nya. 

Ketika Allah berinkarnasi,Ia tidak mengatakan bahwa Ia akan menghidupkan kita kembali dan mengembalikan kita seperti pada keadaan Adam sebelum berdosa. Tetapi Yesus berjanji, “Aku akan memberikan kepadamu sesuatu yang lebih dari yang Adam miliki ketika ia belum berdosa.” Sekalipun Adam hidup suci, ia hanya hidup suci secara natural dengan kesucian yang ada di dalam dunia ciptaan. Tetapi yang Yesus janjikan bukanlah roh yang dicipta, melainkan Roh Suci, Roh Allah sendiri. Dia yang akan mendampingi dan memimpin engkau. Ia akan memimpin cara kerjamu, cara pikirmu,cara hidupmu, jauh lebih tinggi dari keadaan Adam sebelum jatuh ke dalam dosa. Engkau dapat betul-betul berjalan bersama Tuhan. Itu sebabnya, engkau harus dilahirkan kembali. Ketika Allah menciptakan Adam, Ia memberinya nephes (napas kehidupan). Tetapi setelah Yesus bangkit, Ia menghembus murid-murid-Nya sambil berkata, “Terimalah Roh Kudus.”  Dengan itu Kristus mau menyatakan bahwa Ia tidak memberikan roh yang dicipta seperti yang diberikan kepada Adam, tetapi memberikan Roh Kudus.

Bagaimana kita menyikapi Benny Hinn yang ikut-ikut meniup dan orang berjatuhan? Benny Hinn jelas bukan meniupkan Roh Kudus, karena itu hanya bisa dikerjakan oleh Allah Pribadi Kedua, yaitu Kristus. Tidak ada manusia yang bisa meniupkan Roh Kudus. Dan yang perlu kita perhatikan, di Alkitab, setiap orang yang menyembah Allah jatuh tersungkur kedepan, bukan terjengkang ke belakang seperti yang terjadi pada tiupan Benny Hinn. Jika Anda percaya pada perbuatan-perbuatan seperti itu, maka engkau tidak mengerti prinsip Alkitab. Orang yang tidak mengerti, menganggap apa yang dilakukan Benny Hinn hebat. Ia telah tertipu oleh permainan setan. Kita perlu peka membedakan mana yang asli dan mana yang palsu. Seorang kolektor harus hati-hati membedakan antara guci yang asli dengan yang palsu. Demikian juga ada ijazah yang asli dan ijazah yang palsu.

Orang yang dipenuhi Roh Kudus bukan hanya mendapatkan kembali roh yang dicipta, melainkan menerima Roh Sang Pencipta.Tandanya, ia memiliki kesucian dan kebenaran, dua hal yang tidak mungkin dapat dipalsukan. Jika seorang pendeta mengklaim dirinya penuh dengan Roh Kudus, jangan engkau terlalu cepat gemetar dan takut akan klaim tersebut. Coba kita perhatikan apakah dia betul-betul hidup suci. Orang yang banyak membicarakan Roh Kudus di atas mimbar, tetapi di bawah mimbar mencari pelacur, dia bukan orang yang mempunyai Roh Kudus, karena Roh Kudus pasti akan memimpin orang untuk hidup suci. Sebaliknya, roh setan yang memalsukan Roh Kudus pasti tidak bisa menghasilkan hidup suci. Iblis tidak mungkin menghasilkan kesucian Allah, karena kesucian Allah hanya bisa dihasilkan oleh Allah sendiri. Mengajarkan tentang Roh Suci mudah, tetapi hidup suci tidak mudah.

Jika kita perhatikan sembilan aspek buah Roh Kudus, tidak ada kata suci atau kesucian. Ini karena kesucian merupakan sifat dasar yang harus mewarnai kesembilan aspek buah Roh Kudus tersebut. Maka kita harus mengerti sebagai: kasih yang suci, damai yang suci, sukacita yang suci,dan seterusnya. Dengan demikian kesucian tidak perlu menjadi salah satu elemen dalam buah Roh Kudus. Roh Kudus juga adalah Roh Kebenaran, sehingga selain memimpin seseorang untuk hidup kudus, juga akan membawa setiap orang mengerti kebenaran firman Tuhan. Orang yang penuh Roh Kudus tidak akan khotbah sembarangan. Jadi, kalau ada orang yang mengaku penuh Roh Kudus, tetapi hidupnya tidak kudus dan khotbahnya ngawur, maka dia sedang menunjukkan bahwa dirinya bukan dipenuhi Roh Kudus.

Engkau harus diperanakkan pula. Pada saat Roh Kudus memperanakkan engkau, seperti angin yang bertiup, engkau tidak tahu dari mana datangnya dan ke mana perginya. Kita dapat membayangkan, ketika mendengar kalimat seperti itu, Nikodemus menggeleng-gelengkan kepalanya sambil berkata, “Kok bisa ya, ternyata masih ada hal yang begitu penting yang tidak aku mengerti.”  Maka, Tuhan Yesus menegur dia dengan terus terang, “Nikodemus, engkau adalah pengajar orang Israel, mengapa engkau tidak mengetahui hal ini?” Nikodemus sudah membaca Perjanjian Lama dan sudah menjadi guru bagi banyak orang, tetapi ternyata ia sendiri belum tahu apa yang diungkapkan oleh Kitab Suci. Di hadapan kaumnya, Nikodemus dipandang sebagai orang hebat yang menjadi guru besar yang dihormati karena kehebatannya, tetapi di hadapan Yesus, ia tidak ada apa-apanya. Tuhan Yesus ingin menyingkirkan hati yang sudah membatu dan menggantikannya dengan hati yang taat, yang lembut, yang terbuat dari daging. Hati yang keras akan Ia buang, dan Ia akan mencangkokkan hati yang lembut ke dalam dirimu. Itulah diperanakkan pula.

Yesus kemudian berkata, “Aku mengajarkan tentang hal-hal dunia dan engkau tidak mengerti. Bagaimana engkau bisa mengerti hal-hal rohani?” Tuhan Yesus mau mengarahkan pembicaraan ini kepada iman. Bagaimana seseorang bisa beriman jikalau ia tidak pernah diajar mengenai hal-hal sorgawi? Yesus memisahkan antara hal sorgawi dan hal duniawi secara kualitatif. Jika engkau sudah dapat mengerti kedua hal ini, engkau baru dapat mengerti apa itu “perbedaan kualitatif” (qualitative difference). Dengan demikian, engkau akan selalu mengetahui dengan jelas bahwa seluruh Injil Yohanes memisahkan antara hal sorgawi dan hal duniawi. Puncaknya bagaimana “yang dari sorga”  berbicara tentang hal sorgawi, sementara “yang dari dunia” berbicara tentang hal-hal dunia. Kiranya kita boleh semakin bertumbuh dalam iman yang sorgawi.

Bacaan: Yohanes 3:1-15

NIKODEMUS MENEMUI YESUS . Penerjemahan lain untuk ayat 13 sangat mengejutkan: “Selain Anak Manusia yang turun dari sorga dan tetap ada di sorga, tidak ada orang yang pernah naik ke sorga.” Injil Yohanes mencatat dua puluh lima kali mengatakan: “Sesungguhnya…” dan tiga di antaranya Kristus ucapkan kepada Nikodemus. Di sini kita melihat pentingnya Nikodemus sebagai orang kunci, yang dapat memberi pengaruh besar kepada masyarakat, wakil bangsanya yang akan Tuhan buang. Mereka sudah selama seribu lima ratus tahun menerima dan mempelajari Taurat Musa, bukan menerima dengan rendah hati, tetapi malah menjadi arogan, bahkan berani memandang bangsa-bangsa lain yang tidak punya Taurat sebagai anjing. Padahal, memiliki Taurat tidak berarti apa-apa, karena mengerti dan
menjalankan Taurat lebih penting daripada memiliki Taurat. Bahkan kesadaran mengerti Taurat, harus diikuti dengan kesadaran bahwa diri begitu tidak berarti di hadapan Tuhan. Terlebih lagi, semua pengetahuan, pengalaman atau apa pun yang kita miliki akan dihakimi oleh Tuhan di penghakiman terakhir nanti.
Orang yang memiliki uang banyak juga tidak perlu sombong, karena Tuhan kelak akan menuntut bagaimana dia mempergunakan pemberian-Nya. Merasa diri hebat dan mampu adalah kecongkakan dari Iblis. Yesus, sang Pencipta segalanya, lahir di palungan. Itu sebabnya, kiranya setiap orang Kristen belajar berhemat. Bahkan, ketika mengembangkan pekerjaan Tuhan, kita perlu hikmat sorgawi untuk menghemat sebisa mungkin dan menjadi berkat bagi sebanyak mungkin orang. Namun, untuk hal-hal yang tidak mungkin dihemat dan harus dikerjakan, kita harus mengerjakannya dengan penuh tanggung jawab. Kita harus melihat penggunaan keuangan dengan baik. Di dalam pembangunan di Jakarta, saya tidak perkenankan pembangunan concert hall dengan menggunakan uang gereja.
Orang-orang Yahudi yang mempunyai dan menyelidiki Taurat itu menjadi sombong dan akan Tuhan buang. Maka, Yesus Kristus berkata kepada Nikodemus, “Kamu harus diperanakkan pula. Bagai angin yang bertiup menurut kemauannya bukan kemauanmu.” Roh Kudus adalah Allah, maka Ia memiliki kedaulatan melakukan apa pun yang Dia mau. Lalu jawaban Nikodemus, “Bagaimana hal itu bisa terjadi?” Terlihat di sini apa yang mau Yesus katakan kepada Nikodemus adalah hal yang melampaui kapasitas pengertiannya. Setiap kali Yesus berkata, Nikodemus selalu menanggapi dengan hal lain, sehingga menurut Cornelius Van Til, mereka berdua tidak memiliki landasan pijak yang sama (no common ground). Hal ini sering terjadi ketika kita memberitakan Injil kepada orang. Dia tidak
mengerti atau salah menanggapi apa yang kita katakan.
Dialog Yesus dan Nikodemus memang tidak memiliki titik temu, ketika Yesus mengatakan, “Engkau harus dilahirkan kembali.” Dan Nikodemus menjawab, “Bagaimana mungkin orang setua aku masuk lagi ke rahim ibuku untuk dilahirkan kembali?” Tetapi yang Yesus maksudkan adalah dilahirkan oleh Roh Kudus. Bagaimana itu bisa terjadi? Yesus kembali berkata, “Engkau guru orang Israel, mengapa engkau tidak tahu hal-hal ini?” Yesus mempertanyakan tentang pengajaran para rabi, termasuk Nikodemus. Kalau hal-hal penting mereka tidak mengerti dan mengetahui, mengapa berani mengajar? Banyak orang hari ini begitu berani mengajar, padahal ia sendiri tidak mengerti kebenaran. Banyak pendeta mengkhotbahkan firman yang ia tidak mengerti dengan
benar, para majelis yang melayani tanpa mengerti tugasnya, guru yang hanya mau menerima honor dan tidak tahu mendidik, dan seterusnya. Ada orang membangun sekolah tanpa mengerti apa itu mendidik, mendirikan gereja tanpa mengerti apa itu gereja. Di dunia ini banyak orang yang hanya memiliki kemauan dan ambisi kedudukan tanpa peduli kualifikasi yang seharusnya ia miliki. Kalau engkau tidak memiliki kualifikasi yang cukup, lebih baik mengundurkan diri.
Memang setiap orang boleh saja mengaku diri sebagai guru, tetapi di hadapan Tuhan Yesus mungkin dia akan dipandang sebagai seorang yang belum tahu apa-apa. Ini adalah sindiran besar bagi kebudayaan Israel. Saya tidak bisa membayangkan bagaimana perasaan Nikodemus ketika mendengar kalimat Tuhan Yesus tersebut. Memang dari sejak awal, setiap kali Tuhan Yesus berbicara dengan orang Farisi, Ia selalu menghakimi mereka. Itu karena Tuhan Yesus lebih mengutamakan membangun Kerajaan Sorga di bumi ketimbang memikirkan
hidup mati diri-Nya sendiri. Nikodemus harus diperanakkan pula. Ia harus mendapatkan hidup baru. Ini sama seperti ketika pertama kali Tuhan Allah berseru kepada Adam, “Adam, keluar dari tempat persembunyianmu dan kenakanlah pakaian kulit yang sudah Kubuatkan untukmu.” Itu berarti Adam harus menanggalkan pakaian lamanya yang terbuat dari daun dan menggantinya dengan pakaian baru dari kulit yang Allah buat baginya. Ternyata, Adam bukan hanya melanggar perintah Tuhan, yang adalah dosa pertamanya; tetapi juga merusak
alam, yang jadi dosa keduanya.
Inilah cara manusia, yaitu menyelesaikan dosa dengan berbuat dosa. Sementara Tuhan memakai cara lain, yaitu menggunakan binatang yang mati untuk mengganti. Inilah lambang penebusan dari dosa dengan darah binatang. Darah binatang yang dialirkan adalah lambang dari kematian Kristus yang menggantikan kita dan menghapus dosa kita; bukannya menutupi dosa dengan dosa lain, agar tidak terlihat oleh orang. Dosa Adam diselesaikan lewat kematian domba yang menggantikan (substitute lamb), dan seharusnya Nikodemus mengerti hal ini, karena telah dituliskan di dalam Taurat.
Apa yang Yesus tuntut dari seorang guru? Guru harus mulai dengan diperanakkan pula. Ia harus mengerti apa itu dilahirkan kembali, apa itu lahir baru. Guru bukan mengajar bagaimana membereskan permasalahan hidup lama yang berdosa dengan memolesnya dari luar, melainkan membereskan masalah di dalam, yaitu dengan menggantikannya dengan hidup yang baru. Namun, Nikodemus tetap masih belum bisa mengerti, karena pada saat ia mempelajari Taurat, dia tidak menemukan pelajaran tentang hidup baru. Ini mengingatkan kita bahwa ketika seseorang belajar theologi, sangat mungkin akan mengutamakan hal yang kurang penting dan melalaikan hal yang justru lebih penting. Di dalam Perjanjian Lama, Allah telah memberikan nubuat lewat nabinya,
yaitu Tuhan berfirman, “Aku akan membuang hati yang membatu dari dalam dirimu dan memberikan hati yang taat” (Yeh. 36:26-27). Mereka tidak mengerti akan hal itu, tetapi tetap berani mengajarkan Taurat dan Kitab Nabi. Lalu mereka mengajarkan peraturan pertama, kedua, ketiga, dan seterusnya dengan begitu keras, karena mereka menduga dengan menjalankan semua peraturan seseorang bisamasuk ke sorga, maka mereka memperluas Sepuluh Hukum menjadi dua ratus bahkan enam ratus lebih peraturan.
Yang justru Yesus inginkan bukan dengan menjalankan semua peraturan seseorang akan masuk sorga, tetapi melalui kelahiran kembali, melalui hidup baru secara menyeluruh, barulah seseorang dapat diselamatkan. Karena sesungguhnya, dari Perjanjian Lama sampai PerjanjianBaru terdapat benang merah tentang “diperanakkan pula” yang berkesinambungan. Sayangnya, orang Israel sudah terlalu jauh menyimpang, sehingga mereka kehilangan
jalur ini. Akibatnya, Nikodemus tidak mengerti dan heran. Seharusnya Nikodemus tidak heran jika Tuhan Yesus memerintahkannya untuk diperanakkan pula. Namun, ini bukan usaha manusia, melainkan pekerjaan Roh Kudus. Oleh karena itu, ketika Roh Kudus bekerja, jangan engkau menolak atau menghambatnya, melainkan terimalah firman yang ditanam oleh-Nya dengan kerendahan hati. Biarkan Roh Kudus bekerja di dalam hatimu sampai engkau memperoleh hidup yang baru. Karena, hanya di dalam firman yang hidup tersimpan iman yang akan membuahkan hidup baru. 
Apa yang ditulis di dalam ayat 11: “Aku berkata-kata tentang apa yang Aku ketahui…” adalah untuk mengoreksi pelayanan kita. Jangan sembarang bersaksi tentang hal yang tidak sungguh-sungguh engkau saksikan. Jangan memberitakan sesuatu yang tidak sungguh-sungguh engkau percayai. Beberapa puluh tahun yang lalu saya mengikuti kebaktian dari Dr. Hamilton di Kanada. Ketika keluar dari gereja, seorang penyambut menyapa saya dan menanyakan apakah saya seorang Kristen dan bagaimana tanggapan saya tentang khotbah tadi. Lalu ia berkata bahwa ia tiap minggu datang berbakti dan mendengarkan khotbah Dr. Hamilton karena ia tidak pernah mengatakan sesuatu yang ia sendiri tidak yakini. Khotbahnya begitu meyakinkan, menguatkan, dan menarik dia untuk senantiasa hadir. Saya mengamininya. Bagaimana dengan pelayanan Anda? Apakah engkau mengajar orang tentang sesuatu yang tidak engkau ketahui?
Perkataan Tuhan Yesus adalah tamparan keras bagi Nikodemus yang sudah cukup tua dan begitu dihormati di tengah masyarakat saat itu. Dan itu masih dilanjutkan lagi dengan tamparan yang lebih keras lagi di dalam ayat 12 yang menyatakan bagaimana dia tidak percaya. Namun, sebenarnya pernyataan ini sangat penting di dalam kita mengerti Injil Yohanes: yaitu mengerti tentang dunia dan sorga. Di akhir Yohanes 3, Tuhan Yesus berkata kepada Nikodemus, “Yang dari sorga mengatakan hal-hal sorgawi, yang datang dari dunia mengatakan hal duniawi.” Ketika saya masih muda, seorang penatua memberitahukan kepada saya bahwa di gereja hanya ada dua macam orang Kristen, yaitu: 1) orang Kristen yang mengutamakan perkara sorgawi yang kekal, dan 2) orang Kristen yang mengutamakan perkara duniawi yang sementara. Hal ini senada dengan yang Paulus katakan: memahami Roh Kudus, atau mengikuti kedagingan; menaati pimpinan Tuhan atau mengikuti kemauan sendiri.
Kristus yang dari Sorga
Pernyataan Tuhan Yesus di ayat 13 menggoncangkan seluruh kebudayaan Yahudi, “Tidak ada seorang pun yang pernah naik ke sorga.” Bukankah di Perjanjian Lama terdapat catatan tentang Henokh dan Elia yang diangkat ke sorga? Nikodemus menjadi bingung, karena yang Tuhan Yesus katakan begitu berbeda dengan apa yang di dalam pikirannya. Ia sulit mengerti mengapa Tuhan Yesus mengatakan pernyataan seperti itu. Terjemahan bahasa Mandarin menuliskan: “Tidak seorang pun yang pernah naik ke sorga, kecuali Anak Manusia yang turun dari sorga dan tetap di sorga.” Ini menunjukkan bahwa Dia adalah Kristus yang Maha Ada (Omni Present). Ia adalah satu-satunya Pribadi yang berinkarnasi, yang turun dari sorga. Ini yang menjadikan agama Kristen unik, karena agama lain didirikan oleh orang-orang yang ingin ke sorga, sementara Yesus justru datang dari sorga, karena cinta-Nya kepada kita.
Ketika Ia turun ke dunia menjadi manusia, Ia tetap memiliki sifat ilahi dan tetap di sorga. Jika demikian, bagaimana dengan Henokh dan Elia? Bukankah Alkitab mencatat mereka diangkat naik ke sorga? Jadi
sebenarnya Perjanjian Lama yang salah atau Yesus yang terlalu berani berbicara? Nikodemus tak pernah membayangkan, pertemuannya dengan Yesus membuatnya begitu susah, karena sebelum ia menemui Yesus, dia begitu bangga akan statusnya yang dihormati oleh masyarakat. Setelah bertemu Tuhan Yesus, ia baru tahu bahwa dirinya tidak tahu apa-apa, tetapi berani menjadi guru.
Seorang profesor dari Konduktor San Diego Symphony Orchestra, Jahja Ling, pernah mengatakan, “Siapa engkau, sehingga engkau berani berdiri di depan banyak orang untuk mengatur apa yang mereka harus lakukan?” Kalimat itu terus merangsang pemikiran saya. Ketika Jahja Ling hampir lulus, ia juga mengingatkan, “Pelajari setiap note, tidak ada jalan lain untuk engkau menjadi seorang konduktor yang besar.” Itu terus mendorong dia sampai terpilih menjadi The Best Young Conductor in the United States (Konduktor Muda Terbaik di Amerika Serikat).
Ketika saya mengunjungi beberapa universitas, saya suka membeli buku bekas, karena ada mahasiswa-mahasiswa yang begitu lulus lalu menjual buku-bukunya. Hal itu membuat saya sedih, karena manusia memandang ringan kebenaran. Ijazah hanyalah bukti bahwa engkau pernah belajar sampai tahap tertentu, tetapi belajar seumur hidup, maka belajar sendiri adalah hal yang tidak bisa dikompromikan. Ini yang menjadi tekad saya. Setiap tahun saya mempelajari sesuatu secara dalam tidak membiarkan hidup saya
kendur.
Nikodemus tidak mengerti apa yang ia sedang ajarkan. Seharusnya ia sadar akan hal itu. Barangsiapa menyadari dirinya kurang, ia masih mungkin maju; tetapi orang yang menganggap diri sudah hebat, ia tidak bisa dikritik sedikit pun, dan dia tidak bisa maju lagi. Henokh dan Elia tidak ke sorga, tetapi mengapa Alkitab mencatat mereka diangkat ke sorga, mungkinkah Alkitab salah? Tidak. Kita harus memikirkan lebih lanjut, mereka ke sorga lapisan ke berapa? Karena wahyu di Alkitab bersifat progresif (semakin ke belakang semakin terang dan jelas).
Paulus menulis kepada jemaat Korintus: “… aku mengenal seseorang … pernah naik ke sorga tingkat ketiga.” Maka Alkitab membukakan bahwa takhta Allah berada di sorga tingkat ketiga. Jika demikian, apa itu lapisan sorga yang pertama, kedua, dan ketiga? Ada orang yang menjelaskan bahwa lapisan pertama adalah atmosfer bumi ini, yang berada kira-kira seratus enam puluh lima kilometer di atas permukaan bumi, lapisan
kedua adalah tempat para bintang berada, yaitu galaksi yang Tuhan ciptakan, yang hampir tak terbatas luasnya, dan lapisan ketiga adalah tempat yang Alkitab sebut sebagai “tempat tertinggi”, kemuliaan bagi Allah di “tempat tertinggi.”
Tetapi bagi saya, lapisan pertama dan kedua seharusnya disatukan, yaitu dunia ciptaan yang ada di atas kita; lapisan kedua adalah dunia rohani, tempat orang-orang pilihan berada; sementara lapisan ketiga adalah yang Alkitab katakan sebagai “tempat tertinggi”. Maka Yesus berkata, “Selain Anak Manusia yang turun dari sorga dan tetap berada di sorga, tidak ada orang yang pernah ke sorga.”
Perjanjian Lama pernah menyinggung hal ini, yaitu ketika Salomo mempersembahkan Bait Allah kepada Tuhan, Roh Kudus mewahyukan kepada dia untuk menyinggung tentang tingkatan langit: “Ya TUHAN, Allah Israel! Tidak ada Allah seperti Engkau di langit di atas dan di bumi di bawah.” Atau bisa diterjemahkan juga “Ya Tuhan Allah Israel! Tidak ada Allah seperti Engkau di langit dan di langit di atas.” Langit dan langit di atas langit menunjukkan adanya lapisan langit. Paling sedikit ada dua lapis langit. Tetapi Tuhan tidak diam di sana, sehingga harus ada lapisan yang lebih tinggi lagi, yaitu lapisan ketiga, “tempat tertinggi”. Hal ini dilanjutkan oleh Paulus di
Perjanjian Baru. Nikodemus tidak menyadari ada catatan itu di Perjanjian Lama, padahal orang Israel sedemikian teliti mempelajari Perjanjian Lama. Itu sebabnya, Tuhan Yesus harus mengoreksi dia. Ini sekaligus mengajarkan kepada kita bahwa kebenaran Alkitab melebihi semua kebenaran yang mungkin manusia imajinasikan tentang dunia roh atau kebenaran alam yang manusia ketahui lewat penyelidikan. Namun, sering kali para ilmuwan begitu arogan, karena mereka menganggap diri mereka hebat, sehingga berani mengesampingkan kebenaran yang Allah wahyukan.
Sains sebenarnya adalah ilmu yang rendah, karena hanya menyelidiki dunia materi yang Tuhan ciptakan. Ketika ia mau menyelidiki manusia, maka tidak ada jawaban yang bisa pasti. Setiap aliran psikologi memiliki pandangan yang berbeda-beda. Ada seorang profesor atheis di Arizona yang mendengarkan saya membahas hal ini. Pada awalnya ia begitu tegang, tetapi ia mencoba menyimak dengan rendah hati, akhirnya ia mulai menyadari bahwa sains adalah ilmu yang rendah, hanya mempelajari tentang materi. Dan ia mulai akrab dengan orang Kristen. Kita memang diberi otak oleh Tuhan untuk menyelidiki ciptaan-Nya. Tetapi kita tidak boleh lupa, bahwa selain otak, Tuhan juga memberikan Roh Kudus. Maka selain menggunakan otak, kita membutuhkan iluminasi Roh Kudus untuk mengerti dunia yang Tuhan ciptakan ini. Itu sebabnya Tuhan Yesus ingin agar Nikodemus dilahirkan kembali.
Henokh dan Elia memang diangkat, tetapi tidak sampai ke tempat di mana Tuhan Yesus berasal, yaitu tempat Allah bertakhta. Jadi hanya Tuhan Yesus yang dapat ke sana, karena Ia berasal dari sana. Itu sebabnya, Tuhan Yesus pernah menantang, “Dan bagaimanakah, jikalau kamu melihat Anak Manusia naik ke tempat di mana Ia sebelumnya berada?” (Yoh. 6:62). Manusia hanya memandang keadaan-Nya di dunia ini, dan tidak seorang pun
tahu akan tempat asal-Nya, tempat yang paling tinggi, yang paling mulia, dan yang tidak ada bandingannya. Hanya karena cinta-Nya kepada kita, Dia rela datang ke dunia, bahkan lahir di palungan. Ia rela diejek dan dihina orang. Mereka tidak mengerti bagaimana perasaan-Nya, tetapi Ia diam dan tak membuka mulut-Nya. Lalu orang menganggap bahwa Ia tidak layak hidup dan tempat yang tepat bagi-Nya adalah kayu salib. Maka Tuhan Yesus berkata kepada Nikodemus mewakili bangsanya, “Tidak tahukah kamu bahwa tidak pernah ada orang yang
pernah naik ke sorga, kecuali Anak Manusia yang turun dari sorga dan tetap ada di sorga?”
Ketika engkau datang kepada Tuhan, tidak seharusnya engkau hanya mengharapkan khotbah yang cocok dengan keinginanmu, melainkan siap bertobat dan taat kepada kehendak-Nya, karena Ia datang dari sorga. Kiranya Tuhan Yesus yang mengoreksi pikiran Nikodemus boleh mengoreksi pikiran kita juga.

Bacaan: Yohanes 3:1-15
  
NIKODEMUS MENEMUI YESUS . Nikodemus mewakili orang Israel, umatpilihan Tuhan, yang menganggap diri memiliki pengetahuan yang tinggi tentangTaurat. Ia menemui Yesus Kristus yang turun ke dunia untuk menyelamatkan kaumpilihan-Nya yang sejati dari segala bangsa. Di zaman Tuhan Yesus, kebudayaanIsrael berjalan timpang. Mereka hanya meneliti Taurat secara akademis, tetapitidak memiliki pengenalan yang benar akan Allah. Mereka tidak memilikipengertian yang benar tentang: 1) Mengapa Tuhan memberikan Taurat dan kitabpara nabi kepada mereka; dan 2) Apakah Taurat dapat menyelamatkan mereka. MakaTuhan Yesus menegur mereka, “Engkau meneliti Kitab Suci karena engkau menyangkaada hidup kekal di dalamnya. Tetapi engkau tidak mau datang kepada-Ku.” Di siniterlihat bahwa sebenarnya mereka memisahkan antara “mencari firman Allah” dan“menerima Firman Allah yang berinkarnasi”.
Kita melihat bahwa ketika Yesus lahir,politik memperalat agama, yaitu Herodes membangun Bait Allah yang megah untukorang Israel agar ia mendapatkan kedudukan di Yudea. Ketika Yesus mati, agamamemperalat politik dengan memakai tangan Pilatus untuk menyalibkan Tuhan Yesus.Sepuluh Hukum melarang orang untuk membunuh, maka mereka menggunakan kuasaPilatus. Ironisnya, Pilatus yang cuci tangan hingga tiga kali dan berkata bahwaia tidak menemukan kesalahan dan dosa apa pun pada Yesus, tetap memberikan izinuntuk menjatuhkan hukuman mati. Di sini kita melihat dua pihak yang salingmemperalat. Kita harus tahu bahwa kalau engkau memperalat uang, maka uang pastiakan memperbudak engkau. Di dunia ini tidak ada pedagang yang bisa menangsendiri, apalagi kalau ia bermain-main dengan setan yang tidak pernah berdagangrugi. Ia pasti akan berusaha meremukkan engkau. Jadi, orang Yahudi menelitiKitab Suci, menghargai firman yang berbentuk tulisan, tetapi menolak Firmanyang berinkarnasi. Sebaliknya, mereka malah menyalibkan Dia. Merekamengutamakan yang relatif dan membuang yang mutlak. Itulah sebabnya Tuhanmembuang kebudayaan Yahudi. Hal ini ditandai dengan: 1)Di awal Perjanjian Baru,Yohanes Pembaptis tidak bersaksi bagi Firman di Bait Allah yang megah,melainkan di padang gurun yang gersang. Ini membuktikan bahwa tanpa kehadiranRoh Kudus, maka Bait Allah tidak berarti apa-apa. 2) Perjanjian Baru yang Tuhanwahyukan, tidak lagi ditulis dalam bahasa Ibrani, tetapi menggunakan bahasaYunani. Sayang, orang Israel tidak menyadari bahwa dirinya sudah dibuang,tetapi masih terus membanggakan Bait Allah yang dibangun atas kehendak Herodes,politikus yang memperalat agama, dan bukan mengerjakannya karena kehendakTuhan. Demikian juga Kayafas, Hanas, dan semua pemimpin Israel membius diri,tidak peduli siapa yang membangun Bait Allah, terbuai oleh tempat ibadah yangmempesona. Bait Allah yang dibangun oleh Herodes memang indah luar biasa, dengankubah besar berlapis emas, memberikan kemilau yang dapat dilihat hingga duapuluh lima kilometer jauhnya. Itu membuat mereka bangga dan merasa bahwa merekaadalah umat yang menyembah Allah yang Esa dan membangun satu-satunya Bait Allahdi bumi. Akhirnya, Bait Allah ini dibangun selama enam puluh tahun lebih dandipakai belum sampai dua puluh tahun, oleh Tuhan diizinkan untuk dihancurkanoleh tentara Romawi hingga habis.
Di tengah situasi demikian, orang yang dapatmengenali Yesus adalah orang yang berjiwa nabi. Dia adalah pemimpin zamankarena pemimpin zaman spiritual bukanlah orang yang mengenakan banyak lencana,melainkan manusia yang dapat membawa umat-Nya dari kesementaraan kepadakekekalan. Sama seperti Yohanes Pembaptis, meski hanyaberpakaian bulu unta, makan belalang, minum madu, tak menerima apa-apa daridunia, tetapi dia memberikan apa yang tidak dapat dunia berikan kepada manusia.Tuhan memakai orang seperti dia untuk mempersiapkan zaman yang akan datang. Iamembelah orang Israel menjadi dua, yaitu: 1) Orang yang menurut tradisi, tiaptahun tiga kali beribadah ke Bait Allah di Yerusalem, dan 2) Orang yang pergike Yerusalem untuk mendengar seruan Tuhan di padang gurun, “Bertobatlah kamukarena Kerajaan Allah sudah dekat!”
Saat itu, kebudayaan Yahudi sudah sangatterpuruk. Mereka datang beribadah kepada Tuhan, tetapi hati mereka jauh dariTuhan. Inilah perbedaan antara doa orang Farisi dengan doa pemungut cukai.Justru pemungut cukai itu yang lebih dekat dengan Tuhan (Luk. 18:9-14). Ketikasaya masih berada di tingkat dua sekolah theologi, seorang berkhotbah, “Adakahorang yang lebih kasihan dari mereka yang sudah meninggalkan segala sesuatu danmengikut Tuhan, tetapi akhirnya dibuang oleh Tuhan?” Itu sebabnya, meskipunTuhan sudah memberikan kesempatan kepada saya untuk berkhotbah kepada puluhanjuta orang, saya masih tetap gentar, takut dibuang oleh Tuhan.
Di tengah situasi yang buruk seperti itu,masih ada seorang pemimpin agama yang mempunyai hati nurani, yaitu Nikodemus.Ia datang menemui Yesus dan akhirnya pengertiannya dikoreksi oleh Tuhan Yesus.Yesus menyatakan, “Tidak ada seorang yang pernah ke sorga, kecuali Anak Manusiayang turun dari sorga dan tetap berada di sorga.” Pernyataan ini bisa sajamengundang cemooh dari Nikodemus, tetapi Nikodemus tidak mencemooh. Ia maumendengar dan belajar. Kita sekarang melihat banyak orang yang baru belajarsedikit sudah cenderung suka mengkritik ini dan itu. Orang yang tidak maubelajar dengan baik, hanya mau mengkritik, akan dibuang oleh Tuhan.
Nikodemus tidak mencela Tuhan Yesus. Diamencoba mencerna pernyataan Tuhan Yesus yang sangat dalam ini dengan rendahhati. Dan memang Tuhan Yesus tidak memberikan pengertian yang mendalam,konkret, dan jelas kepada semua orang, melainkan hanya kepada mereka yang rendahhati. Maka, orang yang rendah hati memperoleh lebih banyak berkat. Sebenarnya,melalui pernyataan itu, Tuhan Yesus ingin memberitahu mereka tentang adanya“Langit yang tertinggi” tempat Allah bertakhta, yang berbeda dengan langit atausorga yang ada di dalam pikiran mereka.
Apa Itu “Langit”?
Apakah langit itu atmosfer, tempatbintang-bintang, atau galaksi-galaksi yang ada? Semua itu adalah alam semestaciptaan Tuhan. Semua yang merupakan ciptaan pasti lebih rendah posisinya dariPenciptanya. Posisi Pencipta alam semesta, yaitu Tuhan sendiri, pasti lebihtinggi dari seluruh alam semesta yang dicipta. Maka “langit” yang di dalamciptaan dan bersifat ciptaan, pasti mengandung sifat keterbatasan. Inimembedakan secara kualitatif antara Pencipta dan semua ciptaan. Lalu bagaimanaciptaan bisa mencela Pencipta? Itu adalah sesuatu yang sangat tidak tepat.Istilah “sorga” yang Yesus pergunakan sama dengan istilah “Yang Mahatinggi”yang digunakan oleh malaikat ketika kelahiran Yesus, “Kemuliaan bagi Allah di‘tempat yang mahatinggi.’” Jadi, ini bukan “sorga” di mana Henokh dan Eliaberada. Dengan kata lain, Henokh dan Elia bukan naik ke tempat yang tertinggi.Juga pernyataan Salomo saat mendedikasikan Bait Allah kepada Tuhan, “Langit danlangit di atas (langit) tak memadai untuk Kauhuni… tempat-Mu di atas.” Inimenunjukkan bahwa Tuhan ada di tempat yang mahatinggi. Ada satu kesatuan antaraberita Perjanjian Baru dan Perjanjian Lama. Maka, ayat 13 ini memberikanpencerahan kepada Nikodemus, sesuatu yang ia belum pahami.
Di ayat 14, dialog antara Tuhan Yesus danNikodemus mengarah ke tahap yang lebih mendalam dan sekaligus menjadi puncakdialog ini, yaitu hidup kekal. Hidup kekal adalah hal yang tidak didapatkan didalam Kitab Taurat maupun kitab para nabi. Hidup kekal hanya ada di dalamanugerah Yesus Kristus. Maka, Nikodemus yang belum diperanakkan pula tidakdapat memahami perkataan Yesus, “Kecuali engkau dilahirkan kembali, engkautidak akan dapat melihat Kerajaan Allah.” Sekalipun sudah dijelaskan bahwa Rohbekerja sama seperti angin bertiup seturut keinginannya, yang mengisyaratkan kedaulatan Allah di dalam memberikan anugerah-Nya. Iasekaligus menegaskan bahwa semua orang yang dicipta, yang menerima wahyu, danyang ditebus, mengarah kepada satu tujuan: rencana Allah yang terbesar, yaitumenggenapkan janji-Nya tentang hidup kekal. Maka, tujuan terakhir dari seluruh janji Allah adalah memberikan hidupyang kekal, dan hidup kekal bukan di dalam Taurat dan bukan pula di dalam kitabpara nabi, tetapi di dalam penebusan Kristus. Itusebabnya, sebelum Nikodemus pergi, Yesus mengemukakan hal yang terpentingkepadanya, yaitu hidup kekal.
Kita tidak tahu apakah setelah Nikodemusmeninggalkan Tuhan Yesus ia mengambil keputusan untuk percaya kepada TuhanYesus atau tidak. Yang kita tahu adalah adanya perbedaan akibat antara TuhanYesus berkhotbah kepada orang intelektual dan kepada wanita di Samaria. Yohanes3 tidak memiliki akhir yang jelas, sementara Yohanes 4 memiliki akhir yangjelas, yaitu perempuan Samaria itu berseru kepada semua orang untuk datangkepada Yesus. Penginjilan di Yohanes 3 sepertinya tidak membuahkan hasil,sementara penginjilan di Yohanes 4 langsung membuahkan hasil yang besar. TetapiTuhan Yesus tidak menolak Nikodemus, malah menggunakan kesempatan yang langkaitu untuk menyampaikan khotbah yang sangat penting. Yesus tidak melihat itusebagai suatu kesia-siaan. Kita tidak boleh terpaku oleh tipuan setan, yanghanya melihat gejala yang tampak. Ada kalanya Tuhan memakai satu orang untukmengubah suatu negara, atau bahkan suatu zaman. Kita melihat Filipus, seorangpenginjil besar yang sudah melayani ribuan orang, diangkat oleh Roh Kudus kepadang gurun hanya untuk menginjili seorang sida-sida dari Ethiopia. Ituberarti kualitas bukan kuantitas. Tentu bukan berarti orang yang tidak dapatmencapai kuantitas pasti berkualitas. Namun, kita jangan hanya mengutamakankuantitas tanpa memedulikan kualitas. Kita harus menjaga keseimbangan keduanya.Prinsip saya:kualitas terlebih dahulu, kuantitas akan mengikutinya.
Ketika Tuhan Yesus berdialog denganNikodemus yang berkedudukan tinggi di masyarakat, Ia tidak segan-seganmemberitahukan: 1) Tanpa diperanakkan pula, engkau tidak akan melihat apalagimasuk ke dalam Kerajaan Allah; 2) Tidak seorang pun pernah naik ke sorga.Pernyataan Tuhan Yesus ini bisa membuat Nikodemus membenci-Nya atau sebaliknyajustru takluk kepada-Nya, karena Yesus adalah figur yang paling paradoks didalam sejarah. Bahkan menurut Kierkegaard, Ia adalah paradoks yang final dan sukses, dan harga yang harusdibayar untuk itu adalah kematian di kayu salib. 3) Engkau perlu hidup kekal.Hidup kekal tidak diperoleh melalui pendidikan akademis. Tentu tidak salah jikaseseorang ingin mengetahui dan mempelajari Kitab Suci dengan mendalam, karenastudi akademis memang penting. Namun, setelah Mesias sungguh tiba, orang tidakperlu hanya meraba-raba bayang-bayang-Nya atau masih terus menantikedatangan-Nya. Seharusnya kita langsung datang kepada-Nya dan menerima-Nya.Untuk itu Yesus menyinggung suatu peristiwa sejarah yang penting, yaitu Musameninggikan ular tembaga di padang belantara. Uniknya adalah bukan di BaitAllah, tetapi di padang belantara.
Saya sulit mengerti, mengapa Alkitabmenggunakan ‘ular’ yang sering kali dipakai sebagai lambang setan tetapi kaliini dipakai untuk melambangkan Kristus. Saat di padang belantara, Tuhanmemerintahkan Musa untuk membuat ular tembaga dan mengangkatnya tinggi-tinggi,sehingga dapat dilihat oleh semua orang yang telah digigit ular berbisa danmeluputkan mereka dari kematian. Setelah Perjanjian Lama mencatat peristiwaitu, tidak ada seorang pun yang menyinggung lagi, sampai Tuhan Yesusmenyinggungnya di ayat 15. Istilah “ular” muncul beberapa kali di Alkitab,antara lain: 1) Di taman Eden, di mana ular menggoda manusia; 2) Di padangbelantara, di dalam pembicaraan Tuhan Yesus dengan Nikodemus ini (baik diPerjanjian Lama maupun di Perjanjian Baru); 3) Di kitab Kisah Para Rasul dimana ular keluar dari api unggun dan menggigit Paulus, tetapi Paulus tidakmati; 4) Di kitab Wahyu dengan sebutan naga (ular besar). Jadi, dari Kejadianhingga Wahyu ular dipakai untuk melambangkan setan. Tetapi ular tembaga adalahlambang Yesus Kristus, yang memberikan keselamatan kepada orang yang digigitular berbisa. Di sini Yesus dinyatakan datang ke dunia mengenakan tubuh manusiaberdosa tetapi Dia tidak berdosa.
Pernah suatu kali ketika saya akanberkhotbah di penjara Medan, mereka meminta saya mengenakan pakaian tahanankarena itu adalah peraturan di sana. Saya harus mengenakan pakaian yang samaseperti para narapidana. Itu membuat saya lebih mengerti tentang inkarnasi.Ketika saya bercermin, saya merasa aneh karena saya menjadi seperti narapidana,tetapi sebenarnya kami berbeda, saya pengkhotbah sedangkan mereka betul-betulnarapidana. Demikian pula ketika Tuhan Yesus datang ke dunia, Ia relamenyamakan keadaan lahiriah-Nya dengan kita, manusia berdosa; tetapi sebenarnyasecara hakikat tidak sama. Maka Tuhan memerintahkan Musa untuk mengangkat ulartembaga tinggi-tinggi dan menyuruh semua orang yang digigit ular berbisa untukmemandang ular tembaga yang tidak berbisa, dan mereka pun terselamatkan. Itulahcara Tuhan menyelamatkan kita. Manusia diciptakan menurut peta teladan Allah;setelah jatuh ke dalam dosa, Tuhan Yesus datang mengenakan peta teladanmanusia. Sungguh suatu perkara yang begitu dalam dan begitu indah. Ularmelambangkan setan, juga melambangkan Kristus. Dia bukan memberikan bisa kepadakita, melainkan membebaskan kita dari bisa ular yang mematikan. Sama sepertiorang-orang yang memandang kepada ular tembaga yang ditinggikan itu akansembuh, demikian pula orang yang memandang kepada Kristus, Anak Manusia yangditinggikan itu akan beroleh hidup kekal. Inilah kalimat terakhir yang Yesuskatakan kepada Nikodemus. Setelah itu, Yohanes menyambung dengan ayat 16 yangsudah sangat dikenal. Banyak orang menafsirkan ayat 16 sebagai perkataan yangYesus katakan kepada Nikodemus, tetapi bagi saya, pernyataan ini adalahpernyataan yang Yohanes tulis untuk memperkenalkan Kristus.
Sejak Yohanes 3, kita menemukan adanyapemisah yang besar antara yang sorgawi danyang duniawi. Kita telah membahas tentang perbedaankualitatif antara sorga dan neraka yang dinyatakan di ayat 12. Injil Yohanesberbicara bagaikan sinar tajam yang memisahkan apa yang dari Allah dan apa yangdari manusia, “Kamu telah meneliti theologi Perjanjian Lama, Taurat Musa 1.500tahun yang lalu, tetapi Aku berkata kepadamu, jika kamu tidak mengerti bahwayang dari sorga berbeda dari yang dari dunia, maka semua pengajaran dankesaksianmu hanya membawa orang untuk mengerti hal-hal yang ada di bumi danbukan hal-hal sorgawi. Itu sebabnya, engkau perlu diperanakkan pula, karenayang dari dunia mengatakan hal-hal dunia, sementara yang dari sorga lebihtinggi dari semua yang dicipta. Allah Bapa telah menyerahkan segala sesuatu kedalam tangan-Nya, dan Dia akan mengatakan kepadamu perkara yang bukan daridunia.” Jadi, kunci utama untuk mengerti Injil Yohanes adalah mengertipembedaan yang dari dunia dan yang dari sorga.
Ketika kita membandingkan semua pernyataanyang paling besar atau paling agung dari agama, kebudayaan, dan filsafat;pernyataan Konfusius, Shakyamuni, Muhammad, Socrates, Aristoteles, Zoroaster,dengan pernyataan Tuhan Yesus, kita akan segera menemukan bahwa Ia adalah satu-satunya yang datang dari sorga.Konfusius pernah mengajarkan: Jangan memberikan sesuatu yang tidak engkauinginkan dari orang lain. Sementara Yesus mengajarkan: Apa yang engkauinginkan, berikan dan lakukan kepada orang lain. Sepertinya mirip, tetapisangat berbeda. Yang satu bersifat pasif-negatif, yang lain bersifataktif-positif. Kalau engkau tidak ingin dihina, jangan menghina; kalau tidakingin dirugikan, jangan merugikan orang. Tetapi pengajaran Yesus sangatpositif: jika engkau ingin dihormati, hormatilah orang lain; jika engkau ingindicintai, cintai orang lain. Jadi, etika Kristen bukan hanya mengutamakanmotivasi, tetapi juga bersifat inisiatif. Inilah sifat sorgawi. Makakekristenan menjadi satu-satunya agama yang memerintahkan orang untuk pergimengabarkan Injil ke seluruh dunia, menjadikan semua bangsa murid Kristus.
Ketika saya masih berusia 28 tahun, setelahsaya mengucapkan pernyataan tersebut di kota Padang, seorang profesor yangsangat terpelajar mengajukan pertanyaan: “Benarkah agama lain tidak punyainisiatif? Bagaimana dengan ajaran Konfusius yang mengatakan bahwa engkau harusmenegakkan diri dulu baru bisa menegakkan orang lain? Bukankah dia jugamengajarkan orang untuk berinisiatif?” Saya menjawab, “Sejarah memberitahukankita bahwa ajaran Konfusius sudah 2.600 tahun dan tidak ada orang Tionghoa yangpergi memelopori ajaran Konfusianisme ke negara lain. Hanya Kristus yangmemberikan amanat agung kepada murid-murid-Nya.” Dari banyak contoh kita bisamenemukan perbedaan kualitatif: firman Allah yangdikatakan oleh Anak Allah, yang datang dari tempat tinggi, membawa firman kekalAllah kepada manusia.
Tentu tidak mudah bagi Nikodemus untukmenerima pernyataan yang Yesus katakan, apalagi Yesus mengatakannya tanpabasa-basi, begitu tegas dan keras dan tidak ada satu pun pernyataan-Nya yangmenyenangkan. Ini menunjukkan bahwa pelayanan Yesus bukanlah berorientasi pasaratau keuntungan. Ia juga tidak berusaha menyenangkan telinga pendengar-Nya. Diabukan pengkhotbah yang meng­ompromikan kebenaran demi menyenangkanpendengar-Nya, karena Dia adalah kebenaran yang benar-benar memaparkankebenaran, dengan motivasi yang benar, dengan sikap yang benar. Akibatnya:barangsiapa mendengar firman-Nya harus mendengarkannya dengan gentar, denganrendah hati, dan merenungkannya dalam-dalam, tanpa sibuk dengan reaksipsikisnya, untung rugi pribadinya, baru bisa mengerti kebenaran yang dinyatakankepadanya.
Betapa besar anugerah Nikodemus ketika iabertemu dengan Tuhan Yesus, yang mungkin sangat singkat tetapi menerima kebenaranyang murni, yang tidak mengenal kompromi, yang begitu kental, dan mendalam. Itumembuat ia merenungkannya berulang-ulang dan menurut tradisi, ketika tua iamemimpin seluruh keluarganya menjadi Kristen. Perubahan hidup Nikodemus dimulaidari pertemuannya dengan Yesus pada malam itu. Ia tidak membantah, hanyabertanya dan merenungkan, karena memang ia tidak mengerti. Bahkan ia relamenerima teguran keras Yesus kepadanya. Biarlah ini juga menjadi sikap kita,meneladani Nikodemus yang mau belajar dan mau mengerti firman.
Setelah Nikodemus pulang, ada duakemungkinan: 1) Mulai membenci Yesus; 2) Semakin rendah hati. Fakta yang kitadapat adalah ia semakin rendah hati dan kemudian seluruh keluarganya menjadiKristen, dan risikonya, ia dan keluarganya dikucilkan oleh orang Yahudi.Diceritakan bahwa pada usia tuanya, ia sangat sulit hidupnya. Bersama anaknya,ia mengumpulkan kayu di bukit-bukit sekitar Yerusalem untuk dijual menjadi kayubakar. Dia mengerjakan itu sampai akhir hidupnya. Itulah harga yang begitumahal untuk mengikut Tuhan Yesus.
Maukah engkau mengikut Tuhan dengansungguh-sungguh? Maukah engkau mendengar firman Tuhan dengan tekun dan mengabdikepada-Nya seumur hidupmu? Jawablah pada Tuhan!

Bacaan: Yohanes 3:1-15

NIKODEMUS MENEMUI YESUS . Yohanes 3:16 adalah ayat yang sangat terkenal dan populer di sejarah dunia. Saya percaya, hampir tidak ada orang Kristen yang tidak tahu ayat ini, bahkan banyak yang menghafalkan ayat ini. Tetapi saya ingin Anda mengerti satu hal, yaitu ayat ini muncul setelah dialog Tuhan Yesus dengan Nikodemus, tokoh agama yang merasakan ada sesuatu yang kurang di dalam agamanya. Dan Rasul Yohanes mendapatkan satu prinsip yang baru tentang hubungan Allah dan manusia.

Tuhan Yesus mengakhiri pembicaraan-Nya dengan Nikodemus dengan mengangkat peristiwa orang-orang yang diselamatkan karena melihat ular tembaga yang ditinggikan. Kita melihat bahwa Tuhan Yesus disini mengangkat peristiwa di Perjanjian Lama, yang merupakan pusaka orang Yahudi, sebagai satu-satunya bangsa yang menerima wahyu Allah. Tidak ada satupun agama saat itu yang mengaku menerima wahyu dari Allah. Dimulai dari bapa leluhur Abraham hingga Tuhan Yesus, selama dua ribu tahun orang Ibrani menerima hak istimewa dari Allah, yaitu wahyu, kebenaran Tuhan yang sempurna. Baru dikemudian hari orang Islam mengaku menerima wahyu dari Tuhan. Bedanya, ada puluhan orang Yahudi yang menerima wahyu Perjanjian Lama; ada belasan orang Kristen yang menerima wahyu Perjanjian Baru; tetapi di Islam hanya ada satu orang yang menerima wahyu. Di dalam Kitab Suci, ada dalil bahwa kebenaran tidak boleh menggunakan saksi tunggal. Dalil ini berasal dari Allah dan Allah sendiri juga yang menjalankannya. Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru ditulis oleh empat puluh orang yang menerima wahyu dari Allah. Jadi, kita hanya menerima Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru yang diwahyukan oleh Allah.

Orang Yahudi mempelajari Taurat yang Tuhan wahyukan kepada Musa tentang apa yang harus mereka perbuat. Setelah 1.500 tahun, mereka justru menjadi congkak, menganggap diri satu-satunya bangsa yang mengenal Allah, bahkan sudah mempelajari, menghafal, dan menguasai Taurat. Makamereka yakin bahwa perbuatan baik mereka pasti Tuhan perkenan dan mereka akan diselamatkan.Tetapi di akhir dialog Tuhan Yesus dan Nikodemus, Dia menyinggung peristiwa yang terjadi di zaman Musa, yaitu banyak orang yang mati karena digigit ular berbisa, tidak peduli sebaik apa pun kelakuannya. Pada saat itu sepertinya tidak ada cara untuk melepaskan diri dari bisa ular yang menggigit mereka.Tetapi mereka diselamatkan jika mereka menuruti perintah Allah yang disampaikan oleh Musa, yaitu dengan cara memandang ular tembaga yang ditinggikan, bukan dengan melakukan hukum Taurat. Inilah prinsip yang sudah lama sekali bangsa Yahudi lupakan atau abaikan. Maka, hari itu Tuhan Yesus kembali mengangkat prinsip ini, yaitu mereka terluput dari maut bukan karena melakukan Taurat, melainkan memandang ular tembaga yang ditinggikan.

Prinsip ini bertentangan dengan pengertiano rang Yahudi, yang percaya orang diselamatkan karena melakukan perbuatan baik,mirip seperti hampir semua agama, yang bersifat antroposentris, di mana kelakuan manusia menjadi penentu seseorang diselamatkan atau tidak. Mereka percaya kalau menjalankan syariat Taurat, maka mereka diselamatkan. Tuhan Yesus menegaskan bahwa mereka diselamatkan karena memandang ular tembaga, dan ulartembaga ini melambangkan diri-Nya. Ini menunjukkan bahwa sekalipun orang Yahudi mempelajari Kitab Suci, mereka tidak menemukan hal yang terpenting yang tersimpan di dalam Perjanjian Lama, sehingga mereka tetap beranggapan bahwa mereka diselamatkan karena melakukan Taurat. Betapa kasihannya orang yang membaca Kitab Suci tetapi tidak menemukan Injil. Di akhir dialog-Nya dengan Nikodemus, Yesus menyodorkan paradigma lama yang sama sekali baru bagi Nikodemus, yaitu engkau harus sadar bahwa orang sekalipun berbuat baik, akan mati terpagut ular berbisa. Hanya mereka yang memandang ular tembaga akan tetap hidup.

Orang Israel terus menantikan kedatangan Mesias, mengharapkan Kerajaan Allah terwujud, karena mereka berpikir jika Mesias datang, semua akan beres. Alkitab justru menyatakan bahwa orang yang mengikut Yesus harus menyangkal diri dan memikul salib. Jadi, mungkin orang percaya akan hidup lebih susah daripada orang non-Kristen. Hanya saja, kita mempunyai Tuhan yang mati dan bangkit bagi kita, yang memberi pengharapan hidup kekal. Jadi, sekalipun hidup kita di dunia mungkin mengalami banyak masalah,Dia memberikan sejahtera, sentosa, dan damai bagi kita, yang jauh melampaui apa yang dapat diberikan oleh dunia.
Yohanes Pembaptis juga pernah ditanya olehpara pemimpin Yahudi yang mempelajari Perjanjian Lama, “Apakah engkau Mesias?”“Apakah engkau Elia?” “Apakah engkau salah seorang nabi?” Yohanes menjawab,“Bukan.” Mereka marah, “Jika demikian, siapa engkau dan mengapa beraniberseru-seru seperti itu?” Yohanes menjawab, “Akulah suara (orang) yangberseru-seru di padang belantara.” Ini adalah nubuat di Perjanjian Lama, tetapimereka tidak menemukan rahasia ini. Itu disebabkan karena mereka sudah memilikipra-anggapan bahwa ketika Mesias datang, semua akan jadi beres. Pandanganseperti ini masih terus ada hingga saat ini. Banyak orang berpandangan bahwaasal percaya kepada Tuhan maka semua urusan jadi beres. Atau asal menikahdengan orang Kristen semua pasti oke. Padahal ada banyak orang non-Kristen yanghidupnya lebih beres, sayang mereka belum menjadi Kristen. Sementara ada banyakorang Kristen yang hidupnya lebih bobrok dari orang non-Kristen, tidakmengetahui kehendak Tuhan dan tidak menemukan hal-hal penting di Alkitab. Sayatidak mau mengumbar janji palsu, tetapi sebaliknya saya akan mengajak kitasemua untuk menggali Kitab Suci, menemukan setiap prinsip dan hal-hal pentingyang sudah dilalaikan oleh orang Kristen. Dengan demikian, kita bisa menemukanbetapa limpah, indah dan sempurnanya kehendak Allah, jauh melampaui semuamakrifat manusia yang terbatas. Bukan berarti di sini saya mengatakan bahwaorang yang baik tidak membutuhkan Tuhan, karena setiap orang, betapa baiknyadia, tidak dapat menyelamatkan diri dengan perbuatan baiknya. Ia tetapmembutuhkan penebusan Kristus. Maka, kata Yesus, “Sama seperti Musa meninggikanular tembaga, Anak Manusia juga akan ditinggikan, supaya barang siapa yangpercaya kepada-Nya beroleh hidup kekal.” Jadi, bukan karena jasa atauagresivitas pengorbananmu di dalam syariat agama yang membuat engkau masuksorga, tetapi anugerah Allah yang mengirim Kristus mati menggantikan kita dikayu salib, itulah satu-satunya jalan keluar.

Saya percaya setiap kalimat yang Yesuskatakan pada malam itu telah membuat Nikodemus goncang, karena sama sekaliberbeda dari semua pengertian epistemologi dan agama yang ia pelajari selamaini. Meskipun ia adalah seorang guru agama, tetapi Yesus memandang dia sebagaiseorang yang tidak mengetahui apa-apa. Bahkan Yesus mengatakan, “Engkau adalahguru, engkau mengajar Taurat, tetapi engkau sendiri tidak mengerti?” PerkataanYesus di sini begitu tegas, berani mengonfrontasi pemimpin agama di zaman-Nyayang sudah melupakan banyak hal terpenting dan terus sibuk dengan urusan tidakpenting. Di dunia, memang banyak orang yang ketika menghadapi kematian, barumenyadari bahwa selama hidupnya telah mengerjakan banyak hal yang tidakberarti, tetapi ia sudah tidak mempunyai kesempatan lagi.

Apakah selama ini kita sudah menunaikantugas yang Tuhan perintahkan, sehingga kita tidak masuk ke kekekalan denganmembawa penyesalan? Kita perlu mengoreksi diri dan berharap firman Tuhan bolehmencerahkan hati kita. Saya percaya jika semua orang Yahudi di zaman itumendengar dan merenungkan dialog Nikodemus dan Tuhan Yesus, tentu banyak diantara mereka yang akan berubah. Sayangnya, mereka merasa tidak perlu, karenamereka sudah menganggap diri mereka cukup baik dan sudah benar. Sebaliknya,malah mereka mengkritik Yesus, bahkan menyalibkan-Nya. Mereka tidak cukuprendah hati untuk mau menyimak ajaran Tuhan Yesus. Akibatnya cukup fatal, yangbersalah telah menghakimi yang benar; yang harus dihakimi menghakimi Hakim yangpaling benar dan agung; yang sementara mendakwa yang kekal; yang berdosamenghancurkan Dia yang datang menanggung dosa manusia. Dunia memang sudahterbalik, yang normal dianggap tidak normal, sementara yang tidak normalmenganggap diri normal.

Ketika Michael Jackson meninggal, banyakorang menangisi kepergiannya. Bulu kuduk saya berdiri, apa yang dipikirkanmanusia? Bukankah dia adalah seorang yang hidupnya hampa, perlu dikasihani, danbukan dijadikan idola?

Nikodemus tahu bahwa ia butuh Yesus danbukan Yesus butuh dia. Barang siapa yang menganggap gereja butuh uangnya, diatidak mungkin menjadi orang Kristen yang baik. Barang siapa memberi persembahanlalu ingin jadi boss bagi Yesus karena merasa cukup pandai,cukup berbakat, berpengetahuan, beruang, dan sanggup menopang kebutuhan gereja,ia akan ditumbangkan oleh Tuhan. Tetapi orang-orang yang punya kekayaan,kepandaian, bakat, pengetahuan, dan kesempatan, namun selalu merasa tidaklayak, dia akan menjadi orang Kristen yang baik. Semakin kita merasakananugerah Tuhan dan bertanggung jawab terhadap setiap hak yang Tuhan beri, kitaakan semakin menuntut diri menjalankan hidup yang berarti di hadapan Tuhan. Diantara banyak orang Yahudi yang menganggap dirinya hebat, hanya Nikodemus seorangyang malam itu datang menemui Yesus. Yesus memberi isyarat kepadanya, bahwabukan dengan melakukan hukum Taurat, tetapi dengan memandang ular tembaga yangditinggikan, yang melambangkan bagaimana Tuhan Yesus akan disalibkan danditinggikan.

Ular beberapa kali dipakai sebagai lambangsetan. Kitab Kejadian menyebut ular sebagai binatang yang lebih licik darisemua ciptaan Tuhan. Itu menunjukkan sifat Iblis. Ketika Yudas menerima rotiyang Yesus berikan, setan masuk ke dalam hatinya, maka Yudas menjadi dikuasaisetan, kehilangan kemurnian hatinya sebagai manusia ciptaan Tuhan. Oleh karenaitu, waspadailah motivasimu, peliharalah kesucianmu, jangan biarkan Iblismenabur benih jahat di dalam hatimu. Perhatikan, Tuhan tidak suka orang banyakbicara tentang setan. Maka, kalau seorang pendeta suka berkhotbah tentangsetan, saya meragukan cintanya kepada Tuhan. Suatu hari di seminari ada seorangpendeta dari Jerman datang menguraikan tentang setan kepada sekitar 200mahasiswa. Banyak orang kagum karena topik ini jarang dibahas. Setelah waktunyahabis, ia meminta tambahan tiga puluh menit. Rektor tidak mengizinkan. Ketikasaya tanyakan kenapa ia tidak mengizinkan, dia menjawab bahwa orang itu terlalubanyak mempropagandakan setan. Orang yang berbicara tentang setan lebih banyakdari berbicara tentang Yesus adalah pembawa propaganda setan. Kita sering kalimembanggakan sesuatu, yang tanpa sadar kita telah dipakai menjadi alatpropaganda dan iklan dari apa yang kita banggakan. Kita menjadi iklan gratisdari merek-merek tertentu tanpa kita sadari. Tuhan meminta kita menjadisaksi-Nya. Di Alkitab kata “setan” hanya muncul empat kali di seluruhPerjanjian Lama dan itu pun untuk memaparkan kejahatannya, bukan memuliakandia. Bahkan di Kejadian 3, tidak muncul istilah “setan”. Istilah “ular” munculdi Kejadian, dan juga ketika Musa melakukan mujizat di mana banyak orang Israelmati digigit ular berbisa. Tuhan memerintahkan Musa meninggikan ular tembagasupaya orang yang memandangnya tidak mati. Istilah “ular” muncul kembali diKitab Mazmur, menyatakan “lidah orang yang berbohong bagai ular berbisa”. DiPerjanjian Baru, istilah “ular” muncul di khotbah Yohanes Pembaptis yangmenunjuk kepada para orang Farisi dan ahli Taurat, “Hai kamu keturunan ularbeludak.” Di dalam Roma 3, kata-kata yang jahat diidentikkan dengan bisa ularberbisa. Di Kisah Para Rasul, setelah kapal yang Paulus tumpangi dihantamgelombang besar dan karam, mereka menghangatkan diri di depan api unggun. Laluada ular berbisa keluar dan menggigit Paulus. Ia menghempaskan ular itu dan diatidak mati. Terakhir, istilah “ular” yaitu naga besar muncul di Kitab Wahyu.Banyak kali istilah “ular” dipakai untuk melambangkan si jahat, Iblis. Tetapidi dalam bagian ini, Yesus mengidentikkan diri-Nya dengan ular tembaga.

Kita harus perhatikan bahwa Yesus tidakmengibaratkan diri-Nya dengan ular berbisa, melainkan ular tembaga yang tidakberbisa. Ular itu jahat, tetapi Yesus adalah Sang Kudus yang masuk ke duniayang najis. Anak Allah yang sementara menjadi Anak Manusia, Dia yang tidakberdosa rela mengenakan peta teladan orang berdosa (Rm. 8:3). Akibatnya, didalam 1 Petrus 2:24 dikatakan, “Dia menanggung dosa kita di atas tubuh-Nya;dipaku di atas kayu salib.” Dialah Domba Allah yang membebaskan kita dari bisaular yang mematikan. Pernyataan Yesus itu menghantar orang di Perjanjian Lamamasuk ke Perjanjian Baru. Di sini, Yesus menegaskan bahwa Taurat tidak dapatmenyelamatkan. Yesus memberimu paradigma yang baru yaitu “Diselamatkan denganmemandang kepada Kristus”.

Tidak mungkin seseorang bisa diselamatkankarena melakukan Taurat, karena memang secara fakta tidak ada satu pun manusiayang mampu menjalankan tuntutan Taurat dengan sempurna, kecuali Kristussendiri. Apalagi perbuatan yang kita anggap baik sungguh tidak terhitungapa-apa di mata Tuhan. Yesaya 64 menggambarkan hal itu sebagai “pakaian yangcompang-camping”. Bahkan di dalam Roma 3 ditegaskan bahwa tidak ada seorang punyang baik, tidak ada seorang pun mencari Tuhan. Pernyataan Alkitab ini sangatmengejutkan dan sangat berbeda dari konsep agama-agama yang mengajarkan orangberbuat baik untuk bisa masuk sorga. Manusia adalah manusia yang sudah jatuh kedalam dosa, maka yang ia pikirkan selalu mengarah kepada hal yang melawankeinginan Tuhan dan aturan-aturan Tuhan. Itu sebabnya kita tidak dapatdiselamatkan dengan menjalankan Taurat, kecuali dengan memandang kepadaKristus.

Yesus mengakhiri dialog-Nya dan tidak adacatatan kapan Nikodemus meninggalkan Yesus. Malam itu dia datang dengansungguh-sungguh rendah hati, mengakui Yesus memiliki sesuatu yang tidakdimiliki olehnya maupun semua orang Farisi atau para ahli Taurat lainnya, yaitu disertai Allah. Yesus memiliki kuasa ilahi untukmenyembuhkan orang sakit, melakukan mujizat. Tetapi setelah mendengar Yesusberkata, “Sesungguhnya Aku berkata kepadamu, jika seorang tidak dilahirkankembali ia tidak akan melihat Kerajaan Allah,” “Jika seorang tidak diperanakkanoleh air dan Roh Kudus, dia tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Allah,” “Anginbertiup sesuai dengan keinginannya…, demikian juga orang yang dilahirkankembali…,” Nikodemus menjadi bingung. Seluruh dialog berikutnya semakinmenunjukkan bagaimana ia sebagai guru orang Yahudi, ternyata tidak mengetahuiapa-apa yang begitu penting. Dia tidak mendebat atau menghina Tuhan Yesus. Inisemua menunjukkan bahwa ia memang berbeda dari semua orang Farisi lainnya yangmenganggap dirinya hebat. Setelah dialog selesai, Alkitab tidak memberikankesimpulan apakah Nikodemus bertobat atau tidak. Tetapi, paling tidak malam ituia telah mendengarkan pernyataan-pernyataan sangat penting bagi hidupnya, yangtidak mungkin dia dengar dari orang lain. Pernyataan-pernyataan itu telahmerangsang pikirannya, sekalipun ia tidak segera mengambil keputusan.

Beberapa belas tahun lalu, ketika saya berkhotbahdi Wisconsin, ada tiga profesor dari Beijing University datang mengikutikebaktian saya. Setelah selesai, salah satu mereka berkata bahwa mereka inginmenjadi Kristen tetapi ada masalah dengan teori evolusi. Lalu saya katakanbahwa engkau tahu dalil entropi, di mana dunia ini semakin lama semakin merosotbukan semakin maju, sementara teori evolusi mengajar kita semua menjadi semakinbaik. Jadi, jelas teori evolusi bukan teori yang benar. Para profesor tersebutterkejut dan segera menyadari bahwa mereka telah menemukan Kristus adalahkebenaran. Mereka menyatakan bahwa mereka mau menjadi Kristen dan maumengandalkan Kitab Suci sebagai kebenaran bagi hidup mereka. Saya bertanyakarena mereka adalah profesor dari salah satu universitas terpenting di Tiongkok,apa jadinya jika mereka mengalami penganiayaan ketika kembali? Apakah siap?Jawaban mereka sangat mengejutkan, “Kalau saya tahu Alkitab adalah kebenaran,dianiaya seberat apa pun saya tetap akan setia kepada kebenaran.” Sayamendoakan dia agar Tuhan memberkati dia menjadi orang Kristen dan memberikanpengaruh kepada mahasiswa yang dia didik.

Seorang intelektual yang memilikipengetahuan dan kedudukan tinggi, yang dihormati dan dikenal masyarakat, memangsangat sulit mengambil keputusan. Banyak orang mendengar khotbah saya jugatidak segera mengambil keputusan. Tetapi setelah mereka menjadi orang Kristen,mereka setia luar biasa. Sementara di dalam kebaktian yang derajatnya lebihrendah, mungkin lebih banyak orang yang mengambil keputusan, misalnya dalam kebaktiananak-anak, bisa 95% anak maju ke depan. Saya berharap setiap kali orangmengambil keputusan, mereka bisa bersungguh-sungguh dan setia sekalipunmengalami banyak penderitaan dan aniaya akibat imannya.
Yohanes 3 berbeda dengan Yohanes 4. Di dalamYohanes 3 dicatat Nikodemus seorang Farisi mencari Yesus, sementara di Yohanes4 dicatat Yesus mendatangi wanita yang tidak beres. Di Yohanes 3 orang yangberdialog adalah pria, sementara di Yohanes 4 adalah wanita. Di Yohanes 3 yangdatang adalah orang terpelajar, pemimpin agama, sementara di Yohanes 4 adalahorang biasa. Di Yohanes 3 yang datang adalah orang Israel, sementara di Yohanes4 adalah orang Samaria. Dua penginjilan pribadi yang Yesus lakukan memilikiprinsip dan sifat yang bertolak belakang. Yesus menginjili orang intelektual,tetapi juga menginjili orang dari kalangan bawah. Paulus berkata, “Akuberhutang Injil kepada orang Yahudi dan juga orang Yunani, orang terpelajar danjuga orang barbar.” Dengan kalimat ini, Paulus mau menyatakan bahwa ia siapmelayani semua lapisan masyarakat, karena dia merasa berhutang Injil kepadasetiap orang, semua bangsa, semua lapisan masyarakat. Saya senang mengabarkanInjil kepada kaum intelektual, tetapi saya juga sering melayani supir taksi danorang miskin. Bagaimana dengan Anda?

Saya percaya Yohanes 3:16 adalah bukanpernyataan yang Yesus ucapkan, melainkan tulisan Yohanes untuk memperkenalkandan menyimpulkan dialog Tuhan Yesus dan Nikodemus, yaitu “Karena begitu besarkasih Allah akan dunia (manusia) ini, sehingga Ia mengaruniakan Anak-Nya yangtunggal, agar mereka yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan berolehhidup yang kekal.”

Bacaan: Yohanes 3:1-15

NIKODEMUS MENEMUI YESUS . Pertemuan antara Nikodemus dan Tuhan Yesus merupakan perwakilan pertemuan antara agama dan keselamatan. Manusia yang sudah jatuh ke dalam dosa selalu beranggapan bahwa kalau aku sudah menjalankan syariat agama, Tuhan pasti akan berkenan kepada aku. Jika aku selalu berbuat baik seumur hidupku, pasti aku akan masuk ke sorga. Kerangka pikir religius seperti ini membuat hati nurani manusia masih dapat berfungsi dengan baik,berupaya membenahi diri, mencapai standar yang ditetapkan oleh agamanya, dan membuat jiwanya merasa tenang karena berharap Tuhan akan menerimanya.

Orang Kristen sering kali menghina orang Farisi, padahal hidupnya belum tentu lebih saleh dari orang Farisi. Mereka adalah para pemimpin agama yang bukan hanya mempelajari agama, tetapi juga menjalankan Taurat Musa secara giat. Mereka berdoa, tidak berzinah, tidak menipu uang orang, memberi perpuluhan, dan berpuasa dua kali seminggu. Banyak orang Kristen tidak berbuat seserius mereka. Masalahnya, apakah orang yang sesaleh itu dapat diperkenan Allah? Tidak!

Allah membuang orang-orang Farisi dengan alasan yang Tuhan Yesus nyatakan dengan keras, “Celaka engkau orang Farisi dan ahli Taurat yang munafik.” Tentu tidak semua orang Farisi munafik, masih ada orang-orang yang hati nuraninya masih bekerja. Kita melihat ada Nikodemus yang datang menemui Tuhan Yesus dengan begitu rendah hati. Sebaliknya Tuhan Yesus tidak menerimanya dengan ramah, malah dengan tegas berkata bahwa jika ia tidak diperanakkan pula, ia tidak akan melihat Kerajaan Allah. Artinya, orang yang demikian kerohaniannya buta. Ia juga berkata, “Jika engkau tidak diperanakkan pula oleh air dan Roh Kudus, engkau tidak masuk Kerajaan Allah. Angin bertiup seturut kemauannya… demikian pula orang yang diperanakkan pula oleh Roh Kudus.”

Nikodemus benar-benar tidak bisa mengerti. Ia berpikir bagaimana dia yang sudah begitu tua bisa masuk kembali ke rahimibunya untuk bisa diperanakkan pula. Tuhan Yesus bukan memberikan jawaban,tetapi malah menegur lagi, “Engkau adalah guru orang Israel, mengapa engkau tidak mengetahui hal ini?”  Ini suatu tamparan keras bagi Nikodemus. Tuhan Yesus tidak menghargai posisi dan kapasitasnya sebagai guru. Bagaimana orang yang tidakmengerti pedagogi berani menjadi guru, orang yang tidak mengerti firman dan kehendak Tuhan berani menjadi pendeta? Inilah tantangan Tuhan Yesus. KemudianTuhan Yesus bicara tentang perbedaan hal duniawi dan sorgawi.

Manusia pada umumnya begitu egois dan tidak mau sinkron dengan kehendak Tuhan. Maka Tuhan Yesus berkata, “Aku berbicara tentang hal duniawi saja engkau tidak mau percaya, bagaimana Aku berbicara tentang hal sorgawi?” Di sini Yesus memilah hal duniawi dan sorgawi. Dan memang, baik orang Kristen ataupun non-Kristen, yang hanya memikirkan hal duniawi, walaupun kelihatan secara luar begitu sorgawi, sama sekali tidak ada gunanya. Hanya orang yang hatinya sungguh-sungguh memikirkan perkara sorgawi, baru hidupnya berbeda dengan orang dunia. Ia akan menjauhkan diri dari perbuatan jahat dan pikiran yang najis, dan hanya ingin memperkenan Tuhan di sorga.

Yesus mengakhiri dialog-Nya dengan dua pernyataan yang mengejutkan. 

Pertama, tidak ada orang yang pernah naik ke sorga. Seolah pernyataan ini mengabaikan fakta Henokh dan Elia yang naik ke sorga. Mengapa Yesus berkata, “Tidak ada orang yang pernah ke sorga, kecuali Anak Manusia yang turun dari sorga dan tetap ada di sorga”? Sebenarnya pernyataan Yesus mengoreksi konsep yang salah di dalam agama. Henokh dan Elia memang naik kesorga, tetapi mereka hanya sampai di wilayah yang dapat dicapai oleh manusia, bukan tempat asal Yesus, tempat Mahatinggi itu. Hal ini tidak menunjukkan bahwa Yesus adalah orang yang paling rohani di antara semua orang rohani, tetapi Dia adalah Allah yang datang dari tempat Mahatinggi. Alkitab dengan ini mengindikasikan tiga tingkatan pengertian yang diwakili oleh kata “langit”,yaitu lapisan pertama tempat yang kita kenal sebagai langit bumi kita, atau alam semesta ini; lapisan kedua tempat rohani yang Tuhan siapkan bagi manusia ciptaan-Nya; dan lapisan ketiga adalah tempat Mahatinggi di mana Allah bertakhta. Tempat ini tidak dimengerti oleh agama, namun sebenarnya sudah tersirat di Perjanjian Lama.

Di dalam doa Salomo, ia sudah menyebutkan tentang “langit dan langit di atas langit” yang mengungkapkan adanya dua lapisan langit. Tetapi di dalam ayat ini ditegaskan bahwa kedua lapisan langit itu tidak memadai untuk menjadi tempat tinggal Allah. Allah tinggal di tempat yang tertinggi, di atas kedua lapisan yang kita tahu. Namun, ketika orang yang sombong mendengar pernyataan Tuhan Yesus ini, pasti akan menyerang Dia. Itu sebabnya, pengajaran Tuhan Yesus diberikan kepada orang-orang yang mau belajar dengan rendah hati, bukan orang yang menganggap diri sudah tahu. 

Kita melihat bahwa bagi Paulus, orang boleh saja menganggap diri sudah tahu, namun sesungguhnya, jika diukur dengan apa yang seharusnya dia tahu, ternyata dia belum tahu apa-apa. Inilah epistemologi yang paling tinggi di dalam tatanan filsafat. Tidak ada filsafat lain yang bisa berkata demikian. Pernyataan Paulus mengingatkan kita bahwa pengetahuan kita sangat terbatas. Pengetahuan Allah jauh tidak terbatas. Artinya, masih banyak hal yang kita tidak tahu. Itu sebabnya, saya merasa prihatin terhadap orang-orang yang belum belajar apa-apa sudah berani menyampaikan khotbah yang tidak bertanggung jawab.
Kedua, ular tembaga yang ditinggikan Musa di padang belantara adalah lambang Anak Manusia yang juga akan ditinggikan. Ini mengisyaratkan bahwa kedatangan-Nya ke dunia adalah untuk mati. Itu sebabnya Allah berinkarnasi dengan memakai tubuh manusia yang bisa mati. Allah Pencipta alam semesta rela mengenakan tubuh yang berdarah daging karena kasih-Nya kepada manusia. Inilah kasih sejati. Kasih yang bukan mencari kesenangan diri atau keuntungan diri, melainkan kasih yang rela berkorban, turun ke bawah, membatas diri di dalam keterbatasan ciptaan, menyatu dengan yang lebih rendah dari-Nya.

Setelah itu, Tuhan Yesus mengakhiri dialog-Nya dengan Nikodemus. Ini adalah pertemuan pertama dan satu-satunya, dan hanya dicatat di dalam Yohanes 3 saja. Oleh karena itu, kita sangat bersyukur kepada Tuhan, karena tanpa catatan Yohanes, kita tidak pernah tahu adanya dialog penting ini. Memang kita tidak tahu berapa lama Nikodemus berdialog dengan Tuhan Yesus, namun kita tahu pasti bahwa ia kebingungan karena tidak ada titik temu dalam dialog itu. Sepertinya, Yesus tidak menghargai dia. Yesus terus mengingatkan untuk dilahirkan kembali dan berbicara tentang bagaimana Anak Manusia akan ditinggikan bagaikan ular tembaga yang menjadi penolong bagi orang-orang yang dipagut ular berbisa. Secara tampak luar sama ular, tetapi esensinya berbeda, yang satu ular berbisa yang mematikan, sementara ular tembaga tidak berbisa dan menghidupkan. Demikian pula manusia, ketika dicipta menurut gambar dan rupa Allah, Yesus ketika berinkarnasi mengambil rupa manusia. Sekalipun secara tampak luar sama, tetapi secara   berbeda,manusia berdosa, Yesus tidak berdosa. Hanya dengan cara itu Kristus bisa menggantikan orang berdosa mati di kayu salib dan menyelamatkan orang yang percaya kepada-Nya, sementara yang tidak mau percaya telah binasa.

Inti pembicaraan Tuhan Yesus dengan Nikodemus sebenarnya adalah bahwa Yesus menyatakan bahwa sekalipun Nikodemus telah berusaha berbuat baik, mencoba menunaikan Taurat, tetap ia tidak akan bisa selamat. Ini bagai orang yang digigit ular berbisa. Ia tetap akan mati. Itu tidak ada hubungan dengan perbuatan orang itu. Kecuali ia memandang ular tembaga, maka ia baru bisa diluputkan dari maut. Demikian pula orang berdosa harus percaya kepada Yesus barulah ia tidak binasa. Jadi orang percaya tidak binasa bukan karena Tuhan memberi dia perlindungan khusus, melainkan karena Kristus telah mati menggantikan dia yang berdosa. Dengan kata lain, keselamatan bukan karena Taurat, melainkan karena anugerah. Bagi saya, pertemuan Yesus dan Nikodemus adalah pertemuan antara Taurat dan keselamatan, peralihan dari Perjanjian Lama ke Perjanjian Baru. Oleh karena itu, kita perlu berseru kepadaTuhan Yesus, “Tuhan, aku tidak dapat menyelamatkan diriku sendiri, karena dosa bagaikan bisa yang menjalar dalam tubuhku membawaku kepada kematian. Aku hanya memandang kepada-Mu yang sudah mati menggantikanku, kalau tidak aku pasti binasa.”

Saya percaya malam itu Nikodemus pulang dan terus bertanya-tanya mengapa sampai setua itu dia baru tahu bahwa Taurat yang selama ini dia pelajari ternyata tidak terhitung apa-apa di mata Anak Allah yang berinkarnasi. Dia harus bergumul bagaimana bisa memutarbalikkan konsep yang selama ini dia pegang. Ada banyak orang yang selama ini memegang kepercayaan yang lain, ketika mendengar berita Injil tentang Yesus dan karya-Nya, mereka menjadi bingung bagaimana harus mengubah semuanya yang selama ini telah diapegang, lalu masuk kepada kebenaran Tuhan yang terang. Nikodemus memikirkan hal ini mendalam tanpa berani mendiskusikannya dengan orang Farisi yang lain.Beberapa tahun kemudian dia memutuskan untuk percaya kepada Yesus dan akhirnya dikucilkan. Ia hidup miskin dengan mencari ranting dan menjualnya untuk mempertahankan hidup. Sangat berbeda dengan ajaran Theologi Kemakmuran yang mengatakan bahwa percaya Yesus hidupnya akan lancar dan menjadi kaya. Seperti Paulus, Nikodemus juga meyakini bahwa pengenalan akan Kristus jauh lebih mulia dan berharga dibandingkan dengan seluruh kekayaan dunia. Allah memperkenankan pertemuan ini dicatat di dalam Kitab Suci untuk dibaca dan dibahas dari zaman ke zaman.

Setelah dialog berakhir, Rasul Yohanes menyimpulkan dengan satu kalimat di ayat 16, yang menyatakan bahwa keselamatan bukan melalui perbuatan baik, melainkan karena percaya kepada Yesus. Inilah awal dari pengertian kehendak Allah di dalam Perjanjian Baru. Ayat ini merupakan ayat yang sangat penting dan merupakan salah satu mutiara yang paling digemari dan dihafal oleh orang Kristen dari zaman ke zaman.

Penjelasan berlanjut ke ayat 17, tentang apaitu Injil. Yesus datang ke dunia bukan untuk menghakimi melainkan untuk menyelamatkan. Ada orang yang tidak pernah mau mengerti jerih lelah orang lain dan cenderung selalu mengkritik atau menghakimi orang lain untuk menunjukkan kehebatan dirinya. Yesus datang bukan untuk menghakimi. Ia datang untuk menyelamatkan. Tetapi, bukankah Yesus juga menghakimi para pemimpin agama dan menghakimi Herodes? Di sini kita harus melihat bahwa Yesus menghakimi kepura-puraan dan ketidakjujuran mereka, bukan menjelekkan mereka.

Kita harus membedakan antara teguran yang jujur dan penghakiman yang bermotivasi merusak. Kita bisa mengoreksi orang, tetapi bukan berdasarkan kebencian atau iri hati. Iri hati sering kali merupakan ekspresi dari egoisme, keinginan menonjolkan diri, dan menunjukkandiri hebat. Kita harus belajar memelihara hubungan yang baik dengan orang lain. Ingat, Tuhan Yesus datang bukan untuk menghakimi, melainkan menyelamatkan.Ketika Tuhan Yesus melihat manusia jatuh ke dalam dosa, Dia tidak berkata,“Sudah berdosa, biar binasa saja sekalian.” Tetapi Ia berkata, “Dia masih bisa diperbaiki, Aku akan datang menyelamatkan orang berdosa ini.” Inilah pikiran positif, sebuah sikap mau berkorban demi membenahi dan memperbaiki orang lain.
Beberapa puluh tahun lalu saya pernahmendengar orang berkomentar, “Orang itu suka membeli mobil jelek, lalu memperbaikinya menjadi mobil yang enak dipakai. Keuntungan yang dia dapat memang tidak banyak, tetapi pembelinya selalu merasa puas.” Jadi, kalau anakmu nakal, jangan buang dia, tetapi perbaiki dia. Saat dia menyadari akan hal rohani, ia akan memiliki perilaku yang baik, bisa menjadi semakin pandai. Maka jangan menghina seorang anak. Jangan menganggap anak miskin tidak bisa apa-apa. Saya telah membuktikan itu tidak benar. Saya tidak pernah studi ke luar negeri, tidak pernah minta dana dari luar negeri, tetapi Tuhan beri kesempatan mengerjakan sesuatu yang besar. Dari kecil saya ingin agar boleh mengerjakan yang terbaik bagi Tuhan, bagi bangsa saya, bagi generasi saya dan generasi yang akan datang. Bagi orang Sparta, semua bayi yang panjangnya kurang dari enam puluh sentimeter dibunuh, karena dianggap tidak akan cukup besar dan kuat untuk menjadi tentara. Tetapi orang bertubuh besar belum tentu berotak. Kalau saja peraturan Sparta diberlakukan di dunia, maka dunia akan kehilangan Stephen Hawking, Sir Isaac Newton, dan banyak orang hebat di dunia. Oleh karena itu,janganlah kita membuang anak yang nakal dan dianggap tidak berguna.

Mengapa Tuhan tidak membuang manusia? Karena manusia dicipta menurut peta teladan-Nya. Mengapa Tuhan mengirim Yesus? Karena Ia ingin manusia bisa menikmati kekekalan bersama-Nya, nilai yang tidak mungkin digantikan dengan apa pun juga. Hanya orang yang menghina diri, membuang diri, bekerja sama dengan setan, dan membangkang kepada Tuhan akan dibuang ke neraka. Tuhan Yesus begitu mencintai engkau. Dia menyelamatkan orang yang percaya kepada-Nya, Roh Kudus akan mengubah engkau dan menggali potensimu. Selama dalam sejarah kita bisa hidup berproses dan terus memperkembangkan semua potensi yang Tuhan berikan untuk kemuliaan-Nya. Ada dalil hidup yang aneh, setiap barang yang terus dipakai akan rusak, tetapi otak manusia semakin dipakai akan semakin cemerlang. Maka saya bertekad akan mengerjakan apa pun yang memuliakan Tuhan. Setiap orang yang mau dikoreksi, digali potensinya sampai maksimal untuk Tuhan adalah pengikut-pengikut Kristus.

Allah tidak mengirim Yesus untuk membual,menikmati atau merusak dunia, tetapi untuk menyampaikan firman kebenaran, memberi pencerahan dan teguran. Dia sendiri menjadi teladan dalam mengorbankan diri demi menjadikan engkau seperti yang seharusnya, di mana engkau sendiri tidak mengetahuinya. Untuk itu Dia datang menggenapkan rencana Bapa. Maukah engkau menyerahkan diri ke dalam tangan-Nya, membiarkan Dia melengkapimu,mengubahmu, dan mengembangkan potensimu semaksimal mungkin sesuai kehendak-Nya?

Bacaan : Yohanes 3:1-15

NIKODEMUS MENEMUI YESUS Kita telah membahas tentang tujuan Kristus datang ke dunia, bukan untuk menghakimi, melainkan untuk menyelamatkan. Hal ini menyatakan makna hidup yang positif, yaitu ke mana pun engkau pergi, lakukan sesuatu yang bersifat konstruktif (membangun) bukan destruktif (merusak), sama dengan kehadiran Kristus di dunia. Ia mau membawa hal yang baik dari sorga bagi manusia, karena Dia memandang manusia, yang dicipta menurut peta teladan Allah ini begitu bernilai, meskipun sudah jatuh ke dalam dosa.
Memang sangat mudah untuk mengkritik orang lain, tetapi belum tentu engkau bisa mengerjakan lebih baik dari yang ia kerjakan. Saya pernah berkata, “Toilet umum itu memang bau. Orang tidak mau ke sana kalau tidak terdesak. Tetapi setelah engkau ke sana, apakah tempat itu menjadi lebih wangi atau lebih bau? Maka ke mana pun engkau pergi, jangan mudah mengkritik, tetapi berilah sumbangsih yang konstruktif.”
Suatu kali orang berkata kepada Billy Graham bahwa ia belum mau menjadi orang Kristen karena belum menemukan gereja yang beres. Billy Graham menanyakan, “Apakah menurut kamu Tuhan Yesus tidak beres?” Ia menjawab bahwa Tuhan Yesus sangat beres, tetapi pengikut-Nya tidak beres. Saya baru mau ke gereja kalau ada gereja yang betul-betul beres. Maka Billy Graham berkata, “Kalau ada gereja yang sempurna beres, lalu engkau masuk ke sana, pasti gereja itu menjadi tidak beres, karena engkau tidak beres.” Kita sering kali mudah mengkritik dan merasa lebih baik dari orang lain, padahal sesungguhnya kita memiliki banyak cacat-cela, kelemahan, dan kekurangan. Anehnya, kita selalu minta Tuhan mengampuni kekurangan kita, tetapi kita minta Tuhan bertindak menangani kekurangan orang lain dengan keadilan-Nya. Ini ukuran ganda.
Di Alkitab tertulis bahwa Yahweh membenci orang yang menggunakan dua macam takaran. Ini tertulis di kitab Amsal. Mengukur dengan dua takaran adalah tindakan yang tidak jujur dan tidak adil. Ada orang berargumen bahwa dia tidak merasa bersalah ketika ia diminta membuat alat yang bisa mengurangi pengeluaran bensin, sehingga kalau tertulis 1.000 cc sebenarnya pembeli hanya menerima 900 cc. Jadi, jika orang membeli 10 liter, susungguhnya ia hanya menerima 9 liter. Dia merasa tidak bersalah karena bukan dia pelakunya. Ia hanya menjalankan pesanan orang. Tetapi sebenarnya dia telah berbagian, bahkan berbagian penting, di dalam proses pencurian ini. Orang sering memberi laporan berbeda kepada orang berbeda, lalu bangga akan kepandaiannya memanipulasi laporan. Sebenarnya ia tidak pandai. Ia juga bukan untung, tetapi rugi.
Tuhan ingin kita cerdik seperti ular, tetapi tulus seperti merpati. Tuntutan Tuhan Yesus ini membagi manusia ke dalam empat kategori, yaitu: 1) yang pandai tapi tak jujur; 2) yang jujur tapi tak pandai; 3) yang tidak pandai dan tidak jujur; dan 4) yang pandai sekaligus jujur. Kategori keempat ini yang tertinggi, tetapi jumlahnya sangat minim. Mungkin jumlah mereka tidak sampai 1% dari seluruh populasi manusia, tetapi merekalah orang yang pantas menjadi pemimpin, karena mereka bisa menjadi teladan yang baik.
Pemimpin sejati adalah pemimpin yang mau berkorban tetapi tidak merasa dirinya sudah berkorban; yang rajin melayani tetapi tidak merasa berjasa; betul-betul pandai tetapi jujur. Sesungguhnya, dunia bukan kekurangan emas, perak, berlian, atau mutiara, tetapi kekurangan pemimpin yang pandai dan jujur. Pada umumnya, calon pemimpin berani memakai berbagai tipu muslihat untuk merayu orang yang memilih dia. Setelah terpilih baru terlihat aslinya. Ada seorang calon pemimpin suatu daerah yang dialiri sungai yang deras. Ia berjanji jika terpilih akan membangun jembatan bagi rakyat. Maka semua orang senang dan memilihnya. Ketika ia ke tempat lain, ia menjanjikan hal yang sama, padahal di daerah itu tidak ada sungai. Tetapi ketika orang mengatakan bahwa di situ tidak ada sungai sehingga mereka tidak membutuhkan jembatan, maka ia mengatakan bahwa ia akan membuat sungai dulu baru membuat jembatan. Itulah pemimpin yang cuma mengumbar janji bersilat lidah. Di dunia banyak orang pandai, tetapi untuk siapakah kepandaian itu? Banyak orang menggunakan kepandaiannya untuk kepentingan dirinya dan menipu orang lain. Orang seperti ini sekalipun berhasil, ia harus malu. Ia telah mendapatkan kesuksesannya dengan cara curang. Ia telah menjadi penipu dan tidak layak dibanggakan. Menjadi orang pandai dan jujur tidak mudah, tetapi dunia sangat membutuhkannya.
Ketika saya berusaha mengerjakan apa pun yang terbaik, karena saya kerjakan untuk Tuhan, seseorang pernah mengkritik saya. Ia berkata, “Stephen, saya tahu kamu punya banyak talenta, jangan kerjakan sesuatu yang nanti tidak ada orang bisa meneruskan. Itu akan menyusahkan orang lain.” Memang melanjutkan pelayanan saya tidak mudah, tetapi saya terus berdoa apakah karena tidak ada orang yang bisa meneruskan, maka saya tidak boleh melakukan apa-apa? Profesor Peter Weelock pernah berkata, “Success without successor is a failure” (Sukses tanpa penerus adalah kegagalan). Tapi bagi saya kalimat itu tidak benar. Apakah orang-orang yang benar-benar sukses di dunia memiliki penerus? Apakah Tuhan Yesus, Paulus, Konfusius, punya penerus yang setara dengan mereka? Bukan berarti kalau tidak ada penerus yang setara dan mampu melanjutkan pekerjaan yang setara dengan yang kita kerjakan, maka itu merupakan kegagalan dan tidak boleh dilakukan. Bagi saya setiap orang bertanggung jawab di hadapan Tuhan, mengembangkan setiap talenta yang Tuhan beri. Saya terus berdoa agar kiranya Tuhan membangkitkan orang yang lebih bertalenta dari saya untuk meneruskan pekerjaan Tuhan ini.
Ketika Tuhan Yesus di dunia, Ia telah menjadi berkat terbesar, Ia juga tidak melakukan kesalahan apa pun, namun Ia harus mati dengan begitu tragis. Pilatus tidak mau melepaskan Tuhan Yesus walau tidak mendapati kesalahan apa pun, tetapi juga tidak mau bertanggung jawab atas penyaliban Yesus. Bangsa Yahudi yang membaca dan mengerti Taurat justru menolak Yesus. Ini terjadi di sepanjang zaman, di mana orang yang paling berani membunuh sesamanya bukanlah orang atheis, tetapi justru orang beragama yang mengatasnamakan agama. Inilah sifat orang berdosa yang begitu bejat. Mereka berjubah agama, berwajah alim, sopan, dan saleh, hanya menipu orang, lupa bahwa Tuhan sanggup menembus hati sanubari manusia.
Betapa anehnya, Yesus mau datang ke dunia untuk menyelamatkan manusia dengan diadili oleh manusia yang seharusnya Ia adili. Ini yang dijawab di dalam ayat 18-21. Ketiga Injil lain tidak banyak bicara tentang terang-gelap, tetapi Injil Yohanes terus-menerus membicarakan hal ini. Saat Yohanes tua dan rasul-rasul lain sudah meninggal, maka ajaran bidat yaitu Gnostik mulai merongrong iman Kristen secara luar biasa. Yohanes menjadi satu-satunya rasul yang tersisa, yang harus berjuang sendirian melawan Gnostisisme. Ketika pertama kali Tuhan Yesus memanggilnya, ia adalah rasul yang paling muda. Itu sebabnya penting untuk gereja mendidik remaja dan pemuda yang dapat membela kebenaran. Maka setelah Paulus, Petrus, dan rasul-rasul lain meninggal, Yohanes masih tersisa. Ajaran Gnostik ini yang memengaruhi cara pandang banyak orang tentang Yesus, yang kemudian dijadikan dasar buku Da Vinci Code oleh Dan Brown. Orang yang terpengaruh buku itu menghantam iman Kristen, khususnya iman orang Katolik. Anehnya, kalau Muhammad dihina satu kalimat saja, orang Islam di seluruh dunia langsung protes. Tetapi ketika Tuhan Yesus dihujat begitu rupa, orang Kristen tidak bersuara, hanya meminta Tuhan mengampuni. Melihat kondisi seperti ini, saya memberanikan diri mengadakan seminar di Taiwan, Hong Kong, Kuala Lumpur, Singapura, Surabaya, Jakarta dengan total dihadiri sekitar 45.000 orang. Kita harus setia membela kebenaran Alkitab.
Gnostisisme menghantam iman Kristen zaman itu dengan mengajarkan soal gelap-terang, maka Tuhan memakai Yohanes untuk menulis Injil, membahas banyak hal yang tidak dibahas oleh Paulus maupun Petrus. Yohanes mengatakan, “Terang telah datang ke dalam dunia, tetapi manusia lebih menyukai kegelapan dari pada terang.” Terang telah masuk ke dalam gelap, dan gelap tidak bisa menerima terang. Gelap berusaha menolak terang. Makna kalimat ini dalam sekali. Ketika engkau memegang besi, engkau berasa dingin; tetapi ketika memegang kain wol, engkau berasa hangat. Kondisi seperti ini sebenarnya menipu. Engkau telah ditipu oleh fenomena, karena sesungguhnya kalau kita ukur, suhu keduanya sama. Yang terjadi, ketika kita memegang besi, panas tubuh kita diserap oleh besi, sehingga kita merasa lebih dingin; sementara wol tidak menyerap panas tubuh kita, sehingga kita merasa hangat. Demikian juga terang. Hanya terang yang dapat menembus kegelapan; sementara gelap tidak dapat masuk ke dalam terang. Ini adalah Hukum Aktif-Pasif. Terang selalu aktif dan inisiatif. Ketika Yesus berkata, “Kamu adalah terang dunia,” Dia ingin orang Kristen bisa memengaruhi dunia, bukan dunia memengaruhi orang Kristen, karena bukan gelap yang masuk ke dalam terang, melainkan terang yang masuk dan menerangi kegelapan. Demikian pula dengan iman Kristen yang harus berinisiatif memberi pengaruh kepada dunia. Orang yang mengerti kebenaran harus bersinar dalam kegelapan, bukan membiarkan kegelapan menutupi kebenaran. Orang yang mengerti musik yang indah harus memengaruhi dunia, bukan membiarkan musik yang tidak beres memengaruhi gereja. Prinsip seperti ini haruslah kita pegang. Jangan sampai nanti setelah Stephen Tong mati, pendeta lain berkompromi dan mengizinkan musik yang tidak beres masuk ke dalam gereja, demi menarik banyak orang datang. Bentuk demikian adalah pelayanan yang berorientasi bisnis (business-like-ministry) atau yang berorientasi pasar. Selama saya hidup, saya terus menghimpun orang-orang yang mau sinkron dengan firman dan kehendak Tuhan, untuk bersama-sama melayani di dalam gerakan ini. Sementara yang tidak mau sinkron boleh meninggalkan gerakan ini. Harus ada niat, seperti niat kita bersama, yaitu sungguh-sungguh mau memperkenan Tuhan, mempertahankan kebenaran, dan tidak sedikit pun mencari keuntungan pribadi di dalamnya. Demikian juga majelis, pendeta di dalam gerakan harus memiliki jiwa yang mau taat kepada Tuhan, mau berkorban, tidak mengenal kompromi, demi mewujudkan kehendak Tuhan di bumi.
“Terang masuk ke dalam gelap, tetapi gelap tidak mau menerimanya.” Pernyataan ini bertentangan dengan dalil fisika: Kegelapan tidak akan sanggup menolak terang. Tetapi firman Tuhan sengaja membalik dalil ini. Jika suatu ruangan ditutup rapat dan tidak diizinkan sinar masuk, maka ruang itu akan menjadi gelap gulita. Sampai suatu saat saya menyalakan lampu, maka ruang itu menjadi terang. Pada saat lampu dinyalakan, kegelapan habis ditelan oleh terang. Inilah yang dimaksudkan oleh Alkitab bahwa kegelapan tidak berkuasa atas terang, tetapi terang menang atas kegelapan (Yoh. 1). Di dalam Yohanes 3:19 diberikan pernyataan yang berbeda, yaitu “kegelapan tidak menyukai terang.” Melalui pernyataan ini, Yohanes ingin memperlihatkan kepada kita bahwa manusia yang berada di dalam kegelapan itu jahat luar biasa. Sama halnya jika di dalam suatu lembaga semua orang korupsi, tiba-tiba masuk seorang yang hidup bersih dan jujur, maka orang itu akan dimusuhi seluruh kantor, dan kalau perlu, orang itu disalibkan. Inilah dunia di mana semua orang berdosa dan kekurangan kemuliaan Allah. Maka, ketika Tuhan Yesus yang Mahasuci datang ke dunia, manusia berdosa membenci Dia, sehingga baik orang politik, militer, kebudayaan, agama, bahkan massa umum pun sehati memakukan Dia di kayu salib.
Siapakah yang membunuh Kristus? Politikus yang tidak menjalankan kebenaran, pemimpin-pemimpin agama yang tidak mengerti kehendak Allah, hakim yang tidak mengenal keadilan, suara massa yang hanya mau menang sendiri, demokrasi yang tidak didasarkan pada kebenaran, militer yang hanya menuruti perintah atasan yang fasik, menerima uang suap yang cukup besar sampai tidak mampu membedakan putih dan hitam. Jadi, yang membunuh Yesus adalah engkau dan saya yang tidak takut Tuhan. Maka Yesus harus mati bukan karena Dia berdosa, tetapi karena Dia adalah terang yang tak bercacat-cela. Pada saat itu kegelapan memandang kehadiran-Nya telah mempermalukan dan mengganggu dirinya. Karena Kristus penuh dengan kebenaran, maka semua ketidakbenaran orang berdosa akan menjadi nyata. Inilah yang membuat mereka marah dan bersatu melawan Dia.
Ayat 21 adalah orang yang Tuhan cari. Mari kita melihat diri kita sendiri. Apa motivasi engkau ke gereja? Apakah mencari pacar, memamerkan barang-barang mewah yang kaukenakan, atau engkau benar-benar mau datang kepada terang untuk menyatakan niatmu menjalankan kehendak Tuhan? Orang yang berjalan dalam terang akan menerima penerangan lebih lanjut. Ia akan sadar akan kenajisan dirinya dan mengerti kehendak Tuhan yang belum ia jalankan. Ia akan meminta kekuatan dari Tuhan untuk bertobat, meninggalkan kejahatan, dan mengikut Tuhan dengan setia.

Stephen Tong Dr

Source : https://teologiareformed.blogspot.com/2018/06/nikodemus-menemui-yesus.html#

Tags