Latest News

Showing posts with label Kebangunan Rohani. Show all posts
Showing posts with label Kebangunan Rohani. Show all posts

Sunday, January 27, 2019

Kebangunan Pemuda dan Spirit Injili

Kebangunan Pemuda dan Spirit Reformed Injili

Kebangunan Pemuda dan Spirit  Injili

I. Visi dan Kebangunan
Visi adalah hal yang sangat menentukan bagi langkah seseorang. Tetapi apa itu Visi? Visi bukan pengalaman-pengalaman aneh, mimpi, atau ambisi seseorang. Visi yang sejati adalah melihat apa yang Tuhan nyatakan kepada umat pilihan-Nya, dan mau agar kita mengerjakannya sesuai dengan rencana-Nya di dalam sejarah (vision is the sharing of God’s eternal planning in the history to His chosen people to carry on the task).
Tuhan adalah Pencipta, Tuhan adalah Penebus, Tuhan adalah Sang Penguasa dari yang dicipta dan Pemimpin orang yang ditebus. Tuhan menebus seseorang dan Tuhan memberi panggilan kepada orang itu supaya orang yang sudah dicipta dan sudah ditebus boleh berbagian di dalam rencana Tuhan dan dipakai sebagai alat untuk melaksanakan rencana Tuhan. Agar orang yang dicipta dan ditebus dapat berbagian dan melaksanakan rencana Allah, maka diperlukan visi. Visi berarti melihat apa yang Tuhan ingin kita kerjakan sesuai rencana-Nya. Yesus Kristus berkata kepada orang Farisi, “Mata adalah pelita tubuh. Jika matamu baik, teranglah seluruh tubuhmu, jika matamu jahat, gelaplah seluruh tubuhmu” (Mat. 6:22-23).
Orang yang matanya terbuka besar-besar tidak berarti mata rohaninya terbuka untuk rencana Tuhan. Orang yang matanya terbuka tetapi di dalam hatinya tidak ada kesadaran akan pimpinan Tuhan, dia adalah orang yang buta visi Tuhan. Ada cerita menarik untuk lebih mengerti hal ini. Ada seorang anggota parlemen yang mau menghadiri sidang, tetapi karena kabut tebal dia tidak bisa menemukan gedung parlemen itu. Ia mengomel sendiri di jalan. Tetapi seseorang mengatakan bahwa ia akan menuntun orang itu dan segera akan tiba di gedung parlemen. Dan benar, ketika orang itu menuntunnya, dalam waktu kurang dari dua menit mereka sudah tiba di gedung parlemen. Anggota parlemen itu bingung dan heran mengapa orang tersebut bisa membimbing dia menemukan gedung itu. Ternyata orang itu adalah orang buta. Karena dia buta dan dia setiap hari melewati jalan itu, ia tahu seluruh seluk beluk jalan itu tanpa perlu melihat. Maka kabut sama sekali tidak menjadi halangan baginya untuk menemukan gedung parlemen itu. Orang yang memiliki penglihatan justru sulit untuk menemukannya. Orang Farisi menganggap diri hebat dan bersandar pada diri mereka sendiri namun akhirnya tidak menemukan kebenaran justru karena matanya terbuka maka kabut telah menudungi mereka. Orang-orang yang mengikuti Tuhan Yesus meskipun matanya tertutup, Roh Kudus yang memimpin jalan dan mereka bisa mengerti pimpinan Tuhan. Paulus pada hari pertama dia diberikan cahaya dari sorga, mata jasmaninya buta tetapi hari itu mata rohaninya terbuka, ini ironis. Pada hari matanya buta, justru hari itu dia melihat Tuhan. Itu namanya visi. Tuhan Yesus berkata kepada Nikodemus, “Jikalau engkau tidak dilahirkan kembali, engkau tidak dapat melihat kerajaan Allah. Dan jika tidak diperanakkan pula oleh Roh dan air, engkau tidak akan masuk ke dalam kerajaan Allah (Yoh. 3:3-8). Paulus berkata, “Kami hidup bukan berdasarkan penglihatan, tetapi kami hidup berdasarkan iman”.
Gerakan sejarah harus dimulai dari pimpinan Tuhan. Pemimpin harus melihat visi dari Tuhan yang mengakibatkan sekelompok orang berjuang keras dan berani berkorban demi menggenapkan rencana Tuhan. Apa yang saudara lihat: “Apakah gereja di seluruh dunia berjalan dengan benar sesuai Firman? Apakah khotbah-khotbah yang diberikan sesuai dengan kebenaran demi kemuliaan Tuhan? Apakah orang Kristen hidup dan berjuang memikirkan dan melaksanakan rencana Allah?” Adakah orang yang setelah melihat ini berjanji di hadapan Tuhan untuk mau berjuang, mau bekerja keras menggenapkan rencana-Nya, hidup bagi kerajaan-Nya, dan memuliakan nama-Nya? Apakah Anda yang melihat hal ini rela berkorban, menyangkal diri, dan memikul salib untuk menggenapkan visi yang Tuhan berikan? Maukah anda dipakai Tuhan untuk mengubah, mengoreksi, memberikan pencerahan, membawa manusia yang namanya Kristen kembali kepada jalur yang benar, kembali menegakkan iman kepercayaan sesuai firman Tuhan yang tidak berubah, serta kembali menaklukkan diri di bawah pimpinan Roh Kudus yang berdaulat?
Ketika Tuhan memberikan visi kepada umat pilihan-Nya, dan umat-Nya berespons, berkomitmen, dan mau berjuang keras, berkorban untuk menggenapkan rencana-Nya itu, terjadilah gerakan sejarah. Gerakan Reformed Injili adalah salah satu gerakan sejarah di mana Tuhan mau memakai kita untuk menemukan kesimpangsiuran ajaran, mencermati cara-cara yang tidak beres yang tidak sesuai dengan ajaran Alkitab, dan yang menggerogoti iman Kristen sambil mengatasnamakan dirinya Gereja. Gerakan ini melihat perlunya sebanyak mungkin orang Kristen yang ditarik kembali kepada ajaran yang benar, sesuai dengan Kitab Suci, dan hidup sungguh-sungguh bagi Tuhan. Banyak pemuda-pemudi masa kini yang terlalu percaya diri, merasa mampu berjalan sendiri tanpa Tuhan yang pada akhirnya hidupnya menjadi rusak dan mengalami kebinasaan. Tetapi pemuda-pemudi yang sungguh-sungguh mau setia ikut Tuhan, mau dipimpin oleh Roh Kudus, dan berpegang pada kebenaran Kitab Suci akan mempunyai hari depan yang indah dan hidup yang bernilai.
Elia dan Kebangunan
Kebangunan rohani bukanlah sekedar sebuah gejala atau fenomena, juga bukan suatu penampakan atau perasaan tertentu. Apa yang terlihat heboh di luar belum bisa dianggap sebagai suatu tanda kebangunan rohani yang sejati. Elia yang begitu berhasil dengan spektakuler mengalahkan nabi Baal, ternyata mempunyai kelemahan yang luar biasa hingga menjadi ketakutan sekali ketika mendapat ancaman seorang wanita seperti Izebel. Di zaman Elia, politik memihak kepada bidat; Raja Ahab memuja Baal, isterinya, Izebel menyembah Asytoret. Dua orang paling penting justru melawan Allah YAHWEH. Seluruh rakyat takut dan sebagian besar mengikuti mereka. Yang masih beribadah kepada Tuhan begitu takut dan beribadah dengan sembunyi. Elia menjadi minoritas bahkan ia merasa tersendiri. Tapi justru saat itu ia meresikokan diri, berdiri menyatakan kedaulatan Allah melawan Raja Ahab. Tidak banyak orang yang berani berhadapan dengan kuasa politik seperti Elia. Abraham berbohong ketika harus berhadapan dengan Abimelekh. Elia begitu berani. Ia mengumumkan bahwa Tuhan tidak akan mendatangkan hujan selama tiga setengah tahun. Tuhan menyertai Elia, Tuhan yang mengonfirmasi pelayanan Elia. Tuhan ingin kita juga menjadi orang-orang yang memihak pada Tuhan dan mendapatkan konfirmasi dari sorga. Kita harus berani melawan arus yang rusak, theologi yang simpang siur, ajaran yang menyeleweng, dan iman yang begitu kacau.
Elia adalah satu-satunya nabi Tuhan yang berdiri di pihak Tuhan dan berani berteriak menantang Raja Ahab. Orang seperti Elia tidak memiliki ambisi diri karena jika dia bertindak karena ambisinya maka dia sudah mati saat itu. Dia melakukannya karena dia taat kepada Tuhan, dia sungguh-sungguh mencintai Tuhan, dia hormat kepada Tuhan, dan dia mau menjalankan perintah Tuhan tidak peduli meskipun dia harus mati. Dia harus menghadapi 450 nabi Baal yang dilindungi oleh kekuasaan politik saat itu. Pertarungan di Gunung Karmel sungguh sangat menakutkan (1Raj. 18:1-46). Nabi Baal berdoa dan mengharapkan api turun tetapi api tidak turun. Mereka mayoritas tetapi Allah tidak menyertai mereka. Kita tidak perlu takut walaupun minoritas, asal Tuhan berada di pihak kita, asal kita hidup dalam kebenaran. Mereka berdoa begitu menggebu-gebu, begitu bersemangat sampai melukai diri mereka sendiri. Di sini kita melihat, yang berdoa paling menggebu-gebu bukanlah Tuhan Yesus atau Paulus tetapi nabi Baal. Sekalipun mereka berdoa demikian semangat, Tuhan tidak peduli dan tidak menjawab doa mereka. Ternyata, dewa Baal mereka juga tidak mampu berbuat apa-apa.
Elia menyatakan imannya kepada Tuhan dan Tuhan mendengar doa Elia. Tuhan menurunkan api yang membakar semua korban yang sudah disiram air terlebih dahulu. Elia tidak mengikuti apa yang orang-orang harapkan. Kita harus kembali kepada Allah bukan Allah mengikuti manusia. Elia memanggil seluruh umat Israel untuk kembali kepada Allah. Hari ini banyak pendeta yang hanya mengikuti keinginan orang berdosa dan tidak mengikuti Allah. Pendeta yang sejati adalah pendeta yang tidak peduli semua keuntungan dan kepentingan dirinya, tetapi mau sungguh-sungguh memikirkan kehendak dan kepentingan Allah. Allah yang harus menjadi pusat hidupnya. Elia adalah hamba Allah yang dilatih oleh Tuhan untuk sungguh-sungguh hidup bersandar kepada Allah. Dalam keadaan paling susah dia tidak lupa kepada Tuhan; dan ketika kaya dia mempergunakan kekayaannya untuk memperkembangkan pekerjaan Tuhan. Inilah hamba Tuhan yang sejati.
Ketika Elia memanggil umat Tuhan, dia berdoa, “Allah Abraham, Ishak, dan Yakub.” Ini adalah doa berdasarkan Perjanjian (Covenant). Allah yang berjanji adalah Allah yang tak pernah ingkar janji. Allah berjanji berdasarkan tiga sifat ilahi-Nya, yaitu: 1) Allah yang jujur dan setia; 2) Allah yang tidak pernah berubah; dan 3) Allah yang kekal. Tiga sifat ini yang mendasari janji Allah sehingga Elia dengan berani melangkah karena kepercayaannya kepada Tuhan. Elia bertindak agar Allah dimuliakan. Api turun membakar semua korban sekaligus semua air yang dicurahkan di atasnya. Di sini terlihat bahwa api Tuhan jauh lebih kuat daripada air yang membasahi korban tersebut. Ketika Tuhan membakar, terjadilah kebangunan rohani yang sejati.
Air dicurahkan untuk membasahi korban padahal air begitu langka. Sudah tiga setengah tahun tidak ada hujan di Israel, mengapa Elia mengambil keputusan yang ceroboh dengan membuang air sembarangan? Tidak. Elia membuktikan bahwa api Tuhan adalah api yang jauh lebih kuat daripada air yang banyak yang disiramkan pada korban itu. Selain itu Elia juga mengetahui bahwa Tuhan akan menurunkan hujan. Elia berdoa dan hujan turun.
Setelah kebangunan rohani yang begitu besar terjadi, Izebel gemetar. Ia mendengar bagaimana 450 nabi Baal suaminya dibunuh dengan begitu mudah oleh Elia di tepi sungai. Ia mendengar bahwa Allah YAHWEH adalah Allah yang benar sementara Baal itu palsu. Betapa bodohnya jika berteriak dan berharap kepada Baal yang akhirnya membawa kepada kebinasaan. Tetapi Izebel melihat bahwa ia masih mempunyai Asytoret. Kini ia memakai cara psikologi untuk mengancam Elia. Dia mengatakan bahwa besok tengah hari ia akan membunuh Elia (1Raj. 19:1-21). Anehnya, jika ia mau membunuh mengapa perlu memberitahu? Itu berarti ia memberi waktu kepada Elia untuk bertindak, atau lebih tepat untuk melarikan diri. Anjing yang menggonggong keras sangat mungkin ia sebenarnya minder. Anjing yang diam-diam tiba-tiba menggigit jauh lebih menakutkan. Jangan mundur karena ditakut-takuti. Ternyata Elia yang tadinya begitu berani kini mendadak menjadi pelari maraton. Tidak ada orang yang lari lebih cepat daripada ketika ia sedang ketakutan. Lalu Elia minta mati. Saya melihat di sepanjang Alkitab hanya satu orang yang minta mati, dan itu adalah seorang nabi yang paling besar, yang paling berani, dan yang paling kuat. Sungguh suatu ironi. Tuhan tidak mengabulkan permintaan Elia. Tuhan bukan budak Elia sehingga apa saja yang Elia minta harus dikabulkan oleh Tuhan. Sebaliknya Tuhan malah memberikan roti kepada Elia. Tuhan memberikan kebangunan rohani kemudian penyegaran rohani, dan kini memberikan penguatan rohani. Setelah makan, Elia bisa berlari non-stop 40 hari lamanya.
Setelah tiba di sebuah gua, Tuhan menunjukkan suatu drama kepada Elia. Ia hadir dalam angin yang begitu halus. Justru di dalam gempa, guruh, dan angin keras, Tuhan tidak ada di situ. Kebangunan rohani tidak selalu perlu yang heboh. Terkadang Tuhan justru hadir di dalam angin yang lembut. Tuhan menyadarkan Elia akan siapa dirinya dan apa yang menjadi tugasnya. Elia dipanggil menjadi nabi Tuhan, tetapi Elia justru melarikan diri ke tempat yang begitu sunyi. Elia berpikir kalau dia menyelamatkan diri, paling tidak masih ada satu nabi yang belum mati. Seolah-olah kalau sampai Elia mati, Tuhan akan kehilangan dan pekerjaan-Nya akan terhenti. Tetapi itu tidak benar. Tuhan telah menyisihkan 7.000 umat-Nya. Saya percaya Tuhan menyisihkan umat-Nya hingga sekarang. Mungkin engkau adalah orang-orang yang Tuhan mau pakai. Kita tidak boleh terlalu sombong dan merasa pekerjaan Tuhan akan terbengkalai jika kita mati. Tuhan bisa memakai setiap umat-Nya. Tuhan menyisihkan umat-Nya yang tidak pernah menyembah Baal. Ada berapa umat yang Tuhan sisihkan di Indonesia ini? Siapkah Anda dipakai Tuhan untuk menghadirkan kebangunan rohani sejati, menggarap gerakan ini di Indonesia?            
II. Kebangunan Sejati
Gerakan Reformed Injili Indonesia berbeda dari banyak gerakan Reformed di berbagai negara.  Di negara-negara Eropa masih ada sisa-sisa orang Reformed, sementara di Indonesia banyak orang yang belum Reformed akan menjadi Reformed. Kita sedang berproses maju untuk menjangkau setiap orang yang Tuhan mau tarik dan masukkan ke dalam barisan-Nya untuk kemuliaan-Nya. Setiap Anda berpotensi besar untuk dipakai Tuhan dan berbagian dalam gerakan-Nya. Pengajaran sola scriptura (hanya Alkitab) begitu utama. Begitu juga sola fide (hanya iman), sola gratia(hanya anugerah), solus Christus (hanya Kristus), dan soli Deo gloria (segala kemuliaan hanya bagi Allah saja).
Kebangunan sejati muncul di dalam sejarah pada saat gerakan sejarah muncul ke permukaan, tandanya adalah munculnya pemimpin-pemimpin yang berjuang bukan untuk kepentingan dan keuntungan pribadi. Pemimpin-pemimpin, meskipun diberikan visi untuk melihat jelas, mereka bukan untuk membentuk kerajaan sendiri. Mereka tidak mengubah prinsip, mereka tidak mengacaukan firman, mereka tidak memihak diri, dan mereka tidak menjunjung tinggi diri serta mencari keuntungan diri. Mereka hanya membawa umat Tuhan untuk bersama-sama membentuk satu kelompok yang menyangkal diri, yang memikul salib, bersama-sama untuk Tuhan. Inilah awal kebangunan.
Apa itu Kebangunan?
“Kebangunan” (revival) dari istilah aslinya berarti membangun kembali untuk menjadi seperti aslinya. Berarti memang harus ada standar, ada target, ada mutu yang seharusnya adalah menurut rencana Tuhan Allah. Namun karena kerusakan, kegagalan, dan keteledoran sehingga manusia tertidur, menjadi kebal, dan tidak berperasaan lagi atau kurang peka, menjadi mundur dan terbius sehingga tidak lagi berfungsi sebagaimana seharusnya. Maka kebangunan adalah pekerjaan Tuhan untuk menggugah kembali anak-anak-Nya agar mengejar apa yang sudah ketinggalan, untuk memperbarui apa yang sudah rusak, dan untuk kembali kepada mutu asli yang ditetapkan. Kebangunan adalah gerakan Roh Kudus kepada orang-orang beriman untuk berdoa, menanti, dan berharap Tuhan mengerjakan sesuatu yang membawa umat-Nya kembali kepada fungsi aslinya. Kita perlu mengerti prinsip Alkitab secara total dan menyeluruh sehingga kita dapat mengerjakan seluruh gerakan dengan konsisten. Kebangunan bukanlah ciptaan baru tetapi memulihkan ke kondisi dan fungsi semula. Kebangunan adalah kembali ke fungsi dan tujuan pertama manusia ketika ia dicipta. Kebangunan rohani bersifat rohaniah jadi tidak boleh disamakan dengan kebangunan yang bersifat jasmaniah.
Isi Kebangunan Sejati
Pertama, kebangunan sejati ditandai dengan dasar yang tidak dapat ditawar yaitu kebangunan doktrinal. Doktrin (ajaran) kalau sudah kembali kepada ajaran yang benar, yang betul-betul berdasarkan wahyu Tuhan, maka seluruh gerakan kerohanian yang dibangkitkan mempunyai dasar yang sehat. Orang Reformed memiliki semangat mau kembali kepada Alkitab. Kita memang bisa berbeda tetapi setiap orang Reformed harus terus berjuang untuk semakin mengerti dan setia kembali kepada kebenaran Alkitab. Jika kebangunan hanya menekankan gejala menggebu-gebu yang aneh, tidak diawali dengan pemberitaan kebenaran firman Tuhan yang benar, tidak disertai ajaran yang sehat dan akurat, maka kebangunan sedemikian akan menyesatkan. Orang yang memimpin kebangunan doktrinal harus terlebih dahulu mengalami kebangunan doktrinal tersebut. Kebangunan doktrinal akan berjalan secara bertahap tetapi harus terus-menerus sampai mendapatkan kebenaran total yang komprehensif. Jika kita hanya belajar dan diperbarui sebagian, hal itu akan menyebabkan kita mendapat kebenaran yang terkeping-keping (fragmental). Kebangunan doktrinal yang komprehensif (menyeluruh) memang tidak cepat. Dibutuhkan waktu untuk menggarap seluruh kebangunan ini dengan baik. Sejak 1984 saya mulai menggarap kebangunan doktrinal. Banyak orang di kota Surabaya dan Jakarta dibangunkan dan mulai mau belajar dan mengerti firman Tuhan. Kita mengadakan STRI (Sekolah Theologi Reformed Injili) di Surabaya (1986) dan di Jakarta (1987). Hingga tahun 2009 ini, sudah lebih dari 13.000 orang yang pernah belajar di STRI di berbagai kota. Mereka belajar Theologi Reformed dan prinsip kebenaran Alkitab. Inilah tanda kebangunan yang pertama, yaitu kebangunan doktrinal.
Kedua, kebangunan yang kedua adalah kebangunan epistemologikal. Ini adalah kebangunan untuk mengerti iman Kristen. Seorang Reformed harus rasional meskipun orang Reformed tidak menjadi rasionalis. Rasional berarti kita sangat mahir menggunakan logika dan fungsi rasio yang ditanamkan Tuhan di dalam ciptaan-Nya menurut peta teladan-Nya. Orang Reformed sadar, tegas, dan bertanggung jawab untuk memikirkan baik-baik, menganalisis secara kuat, dan berlogika secara konsisten tentang apa yang kita percaya. Orang Reformed tidak boleh malas berpikir. Secara iman kita bereaksi kepada wahyu Tuhan dengan kepercayaan yang penuh, dan kemudian rasio kita akan mempertimbangkan dengan matang akan apa yang kita percayai tersebut. Agustinus menegaskan, “Aku percaya, maka aku mengerti; dan aku mengerti sehingga bisa lebih percaya lagi.” Pikiran ini diklimakskan oleh John Calvin, pendiri Theologi Reformed, dengan mengatakan iman menuntut pengertian. Kita beriman untuk bisa mengerti mengapa kita diberi anugerah. Iman membuat kita mau mengenal dan mengerti Allah. Gereja Reformed sangat menekankan studi firman Tuhan dengan akurat. Kita menggunakan semua fungsi rasio untuk mau mengerti kebenaran firman Tuhan.
Ketiga, kebangunan yang sejati ditandai dengan kebangunan etika. Yang beriman harus bertanggung jawab dalam memberikan pengertian mengapa engkau beriman lalu iman itu harus dinyatakan di dalam kelakuan, karena iman tanpa perbuatan adalah mati. Iman yang sejati akan menghasilkan kelakuan yang sejati. Orang yang benar-benar mengabdi kepada Tuhan dan percaya kepada kebenaran-Nya pasti juga taat dalam berusaha mewujudkan kelakuan yang sesuai dengan imannya. Kita tidak percaya ada orang yang dekat dengan Tuhan tetapi selalu berzinah. Jangan sibuk dengan orang yang berteriak Roh Kudus dan kebangunan, jika tidak disertai dengan kelakuan yang sesuai.
Keempat, kebangunan rohani sejati adalah kebangunan pelayanan. Kebangunan rohani sejati menjadikan orang percaya betul-betul tahu Siapa yang dipercaya dan mau melayani Siapa yang dia percaya. Orang percaya tidak boleh sembarangan percaya. Hanya dengan dasar iman yang benar, kehidupan orang percaya bisa sesuai dengan iman yang dipercaya. Hal ini akan menjadikan orang percaya bukan hanya percaya, tetapi mengaitkan kepercayaan dengan kehidupan dan pelayanannya. Gereja akan dibangunkan jika banyak orang giat melayani Tuhan dengan benar. Kalau pelayan-pelayan Tuhan bermotivasi egois, tidak sungguh-sungguh memuliakan Tuhan, maka gereja akan hancur dan nama Tuhan dihina. Kebangunan adalah melayani Allah melalui melayani manusia. Kita melayani manusia dengan motivasi memuliakan Allah. Gereja di mana jemaatnya giat melayani, para majelis giat melayani, semua mau berkorban, mau mengabdikan diri untuk pekerjaan Tuhan, mau melayani dengan jujur dan hati yang tulus, itulah kebangunan pelayanan, kebangunan sejati.

BACA JUGA: DOA YANG MENGUBAH NASIB (PRAY OF YABES): 1 Tawarikh 4:9-10



Kelima, kebangunan rohani sejati ditandai oleh sikap supremasi Kristus di atas segala aspek budaya. Kebangunan rohani yang sejati akan menjadikan Kristus diutamakan di atas semua aspek kebudayaan. Melalui Kristus yang diutamakan maka Kekristenan memimpin kebudayaan dalam masyarakat Kekristenan; memberikan musik terbaik untuk memimpin masyarakat; memberikan sastra terbaik untuk memimpin masyarakat; memberikan filsafat terbaik untuk memimpin masyarakat; memberikan pendidikan terbaik untuk memimpin masyarakat, dan memberikan seni terbaik bagi masyarakat. Iman Kristen harus memberikan syair, drama, politik, sistem ekonomi, etos kerja, dan cara manajemen yang terbaik untuk mempengaruhi masyarakat. Di situ gereja betul-betul dibangunkan. Gereja harus menggarap rencana jangka panjang untuk memuliakan Allah melalui semua bidang. Gerakan ini menuntut hati saudara untuk memiliki motivasi bagi Kristus. 
Keenam, kebangunan rohani sejati ditandai dengan kebangunan penginjilan. Penginjilan yang sejati harus dilakukan oleh setiap orang Kristen yang sadar dirinya diselamatkan. Banyak orang diselamatkan dengan Injil tetapi tidak pernah menginjili orang lain. Gereja seperti Laut Mati (minus 260 m di bawah permukaan laut, sehingga tidak dapat menyalurkan airnya keluar), yang hanya bisa menampung tetapi tidak ada yang keluar sehingga semua yang ada di dalamnya tidak bisa hidup. Ketika Elisa mengikuti Elia, Elisa harus setia melayani sampai Elia selesai dan naik ke sorga. Musa belajar sampai memperoleh semua pengetahuan Mesir dan latihan di padang hingga 80 tahun, baru kemudian dikirim balik ke istana Firaun untuk mengeluarkan bangsa Israel. Taat melihat pimpinan Tuhan, inilah cara pelayanan pekerjaan Tuhan.
Kiranya kita masih boleh melihat visi Tuhan, mengerjakan pekerjaan Tuhan, dan menggenapkan rencana Tuhan di dalam hidup kita. Soli Deo Gloria 

Pdt.Dr.Stephen Tong.
https://teologiareformed.blogspot.com/2018/10/kebangunan-pemuda-dan-spirit-reformed.html#

Kebangunan Rohani

Kebangunan Rohani

Kebangunan Rohani. Kebaktian Kebangunan Rohani dan kebangunan rohani adalah dua hal yang berbeda. Kebaktian Kebangunan Rohani (KKR) adalah kebaktian yang ditujukan dengan satu tujuan dan harapan terjadinya kebangunan rohani. Tetapi banyak sekali Kebaktian Kebangunan Rohani yang terjadi begitu heboh, begitu spektakuler, namun setelah selesai, tidak terjadi kebangunan rohani yang memadai, bahkan tidak terjadi kebangunan rohani sama sekali pada diri orang-orang yang hadir dan sekelilingnya. Sebaliknya, terkadang kebangunan rohani itu tiba pada satu gereja, satu kelompok orang, satu bangsa tanpa diminta, tanpa diharapkan, dan tanpa direncanakan. Maka kita bertanya satu pertanyaan, “Apakah kebangunan rohani merupakan rencana dan keinginan manusia, atau merupakan karunia dan persiapan dari Tuhan Allah sendiri?” Kalau merupakan rencana manusia, kita tentu boleh merumuskan cara mengorganisir, mempersiapkan, membuat suatu rumusan untuk terjadi kebangunan rohani yang dimimpikan manusia. Jika jawabannya adalah “mungkin”, maka kita boleh mendirikan sebuah seminari yang disebut sebagai seminari kebangunan rohani untuk melatih, merencanakan, mendidik, mengorganisir KKR-KKR dengan menggunakan prinsip-prinsip dan rumusan yang telah ditetapkan. Akhirnya KKR itu pasti sukses mencapai kebangunan rohani dalam diri orang-orang yang hadir. Jika kebangunan rohani tidak mungkin diupayakan manusia, maka pertanyaan lainnya adalah, “Buat apa merencanakan KKR kalau itu bukan sesuatu yang mungkin direncanakan oleh manusia?”
Rencana Siapa Kebangunan Rohani ?
Bisakah atau haruskah kebangunan rohani direncanakan? Ataukah kebangunan rohani itu suatu kiriman berkat yang mendadak atau di luar dugaan manusia dan diberikan oleh Tuhan? Kedua hal ini memang saling bertentangan, sehingga kalau secara ekstrim kita menerima yang satu, kita akan melalaikan tugas yang lain. Misalnya kita percaya kebangunan rohani datang mendadak dari Tuhan, lalu kita sama sekali tidak siap. Ini tidak bisa. Tetapi kalau kita siap tetapi tidak bersandar pada Tuhan, menganggap diri hebat, maka Tuhan akan membiarkan kita. Akhirnya semua menjadi kosong, supaya membuktikan bahwa yang kita kerjakan tidak berfungsi apa-apa.
Saya menunjukkan satu prinsip Alkitab yang tidak disadari banyak gereja karena gereja jatuh ke dalam cara manajemen dan administrasi yang diturunkan oleh gereja Barat. Segala sesuatu direncanakan dengan rapi dan dikerjakan dengan baik, lalu sesudah itu mulai sombong dengan melihat semua sebagai kesuksesan dan kehebatan manusia.
Ada dua ayat Alkitab yang saling bersahutan dari dua pasal berbeda. Yang pertama mengatakan, “Engkau melakukan banyak rencana hingga lelah” (Yesaya 47:13). Dan ayat kedua mengatakan, “Tuhan berkata, ‘Aku mengerjakan mendadak dan terjadilah’” (Yesaya 48:3b). Kedua ayat ini sebenarnya harus dilihat secara organis dan integratif. Dari dua ayat ini kita melihat kedaulatan Allah. Kita melihat bagaimana Allah mengerjakan sesuatu dengan bijaksana-Nya, sementara kita mengerjakan sesuatu dengan susah payah. Betapa manusia sangat terbatas, sehingga kita harus selalu bersandar pada  Allah. Tuhan adalah penguasa sejarah. Pada saatsaat tertentu Tuhan mengirimkan kebangunan bagi manusia. Pada waktu kebangunan dikirimkan, jangan kita menganggapnya sebagai jasa atau rencana manusia, melainkan semata-mata merupakan anugerah Tuhan yang Tuhan turunkan atas kehendak-Nya sendiri. Saya mengharapkan Gerakan Reformed Injili merupakan satu persiapan datangnya kebangunan rohani sejati yang akan datang. Jika memang demikian, marilah kita bersatu, bersehati, untuk tidak melihat ke belakang, tidak menoleh ke kanan atau ke kiri, mari kita tidak menghiraukan untung rugi diri sendiri, tetapi dengan sehati berkata kepada Tuhan, “Tuhan Allah, aku mau bergabung, aku mau berbagian di dalamnya, dan aku mau menaati setiap langkah yang Engkau pimpin.”
Kebenaran Kebangunan Rohani
Dari komitmen itu, barulah kita mau mengetahui kebenaran kebangunan rohani itu meliputi apa. Saya melihat hal ini melalui salah satu sifat Tuhan, satu pekerjaan Tuhan yang hampir tidak disinggung banyak orang. Pendekatan ini saya sebut sebagai Organic Theology. Banyak orang Kristen yang sudah mengetahui Mazmur 23, bahkan banyak yang sudah menghafalkannya. Kita seringkali membaca ayat ini berulang-ulang. “Allah menyegarkan jiwa saya, Ia menuntun aku di jalan yang benar oleh karena nama-Nya.”[3] Dia membangunkan aku dari tidur lalu membimbing aku kembali ke jalan yang benar. Inilah semangat Gerakan Reformed. Gerakan Reformed berarti kembali kepada yang benar. Gerakan Reformed berarti berhenti sesat, berhenti salah, berhenti menyeleweng, berhenti menyimpang, dan mau kembali kepada yang benar, kembali kepada jalur yang arahnya ditetapkan oleh Tuhan. Gerakan Reformed mau kembali, pertama, demi nama Tuhan yang Kudus. Bukan karena jasa kita, bukan kehebatan kita, bukan kelayakan kita, tetapi karena nama Tuhan. Tuhan begitu menghargai nama-Nya sendiri, Tuhan begitu mengasihi nama-Nya sendiri, Tuhan tidak mau nama-Nya dicemarkan di hadapan orang kafir, maka Dia mengerjakan kebangunan di dalam diri kita. Kalau gereja sudah menyeleweng, kalau orang Kristen sudah rusak, maka yang rusak bukan hanya Saudara atau gereja, tetapi yang dirusak adalah nama Tuhan. Berapa banyak gereja sudah mempermalukan nama Tuhan? Berapa banyak pendeta mempermalukan nama Tuhan? Berapa banyak orang Kristen menghancurkan hati Tuhan? Berapa banyak orang Kristen lama yang membiarkan orang kafir menghujat Tuhan, karena mereka melihat kehidupan kita yang tidak beres? Bangun! Kita semua harus dibangun! Maukah Saudara dibangun? Bagaimana kita bisa dibangun? Mengapa kita harus dibangunkan? Di sini kita melihat relasi antara “dibangunkan, sehingga kita mengerti dan kembali ke jalan yang benar,” dengan kehidupan kita dan kaitannya dengan nama Tuhan yang begitu mulia.
Anda dan saya hanyalah orang yang bias mati, tetapi nama Allah yang abadi tidak boleh dipermalukan! Kita seringkali tidak menghiraukan masalah ini. Kita telah berulang kali mempermalukan nama Tuhan dan tidak mau bertobat! Tuhan berkata, “Demi nama-Ku, Aku membangunkan engkau!” Berkali-kali Alkitab berkata, “Hai engkau yang tertidur, bangunlah!” Saudara harus dibangunkan. Jikalau Saudara tidak bangun, maka semua yang Saudara impikan akan dianggap sebagai fakta, dan mimpi akan dianggap sebagai realita. Orang yang tidak bangun, hidupnya berada di dalam mimpi, bukan realita sesungguhnya. Ada dua macam gereja. Satu macam gereja melihat jelas apa yang Tuhan mau. Pada saat gereja seperti ini bekerja, ia akan dilawan oleh orang-orang yang tidak melihat apa yang Tuhan mau. Yang kedua adalah gereja yang hanya melihat apa yang dunia perlu. Inilah konflik di antara kedua jenis gereja. Dan jika kita menyadari, semua konflik yang terjadi di dalam gereja adalah konflik antara dua arahini. Sebagian orang Kristen melihat dan menyadari apa yang menjadi rencana Tuhan dalam kedaulatan-Nya yang mutlak; lalu mereka mendedikasikan diri, menyerahkan diri untuk taat melakukan dan menggenapkan apa yang Tuhan inginkan. Sebagian orang Kristen lainnya sibuk mau menyelesaikan kesulitan dan problema hidupnya dengan cara mereka sendiri. Mereka hidup di dalam mimpi mereka dan membicarakan dengan semangat mimpi-mimpi itu. Orang-orang ini akan menuduh orang-orang yang menjalankan kehendak Tuhan sebagai orang yang bermimpi. Ketika Tuhan membangunkan umat-Nya, demi nama-Nya, itulah yang kita kenal sebagai kebangunan rohani. Kebangunan rohani sejati berarti Tuhan membangunkan umat-Nya lalu membawa kita semua kembali ke jalan-Nya yang benar, demi nama-Nya. Dengan demikian, kebangunan harus berasal dari Tuhan sendiri, kebangunan adalah demi memuliakan nama Tuhan sendiri. Kebangunan membawa kita kepada kebenaran sejati dan kebangunan akan dipimpin oleh Tuhan sendiri. 
Kita telah membicarakan mengenai kebangunan rohani. Tuhan adalah Tuhan yang membangun manusia. Tuhan adalah Tuhan yang menyegarkan jiwa manusia yang ditebus dan yang dipilih oleh Dia. Gereja tanpa penyegaran dari Tuhan tidak mungkin hidup secara normal. Orang Kristen tanpa penyegaran yang terus-menerus dari Tuhan tidak mungkin hidup dalam jalan yang benar. Mengapa di Indonesia kita tidak melihat kebangunan besar terjadi? Kita perlu berdoa dan berjuang agar boleh terjadi kebangunan sejati. Jika kebangunan itu terjadi, apakah hal-hal yang akan menandai atau terlihat?
Bagaimana Kita Mengetahui Suatu Kebangunan Rohani Sejati?
Kebangunan rohani selalu dimulai dari beberapa orang yang menerima kebangunan pertama. Elia pertama-tama melihat kuasa Allah, lalu ia berani berkata kepada Ahab bahwa jika ia tidak berdoa, maka hujan tidak akan turun selama tiga setengah tahun. Ahab merasa memiliki kuasa politik besar, sehingga ia merasa lebih kuat, tetapi akhirnya ia harus mengakui bahwa ia tidak bisa berkutik di hadapan kuasa Allah. Akhirnya 400 orang nabi Baal dibinasakan oleh Elia. Elia telah mendatangkan kebangunan besar di gunung, di mana mereka berdoa mendatangkan api dari langit. Elia berdoa dan api Allah menyambar korban yang dipersembahkan. Maka kebangunan terjadi saat itu. Orang Israel diajak menerima tantangan Elia yang berkata, “Jikalau Yehova adalah Allah, mengabdilah kepada Yehova; jikalau Baal adalah Allah, mengabdilah kepada Baal. Sampai kapan hatimu bercabang?” Seluruh kebangunan terjadi pada hari itu, setelah air yang lebih mahal dari emas dibuang habis oleh Elia. Elia bertindak seperti orang gila; dia bertindak melawan logika; tindakannya tidak dimengerti oleh manusia.
Karena tiga setengah tahun tanpa hujan, maka air yang tersisa menjadi lebih mahal dari berlian. Air itu kini ditumpahkan semua oleh Elia di mezbah untuk membuktikan bagaimana pun basahnya, api akan tetap menghanguskan korban yang dipersembahkan. Tuhan ingin kita menyerahkan semua yang tersisa dengan sungguh-sungguh untuk menjadi korban demi kehendak Tuhan. Apakah air itu habis? Tidak. Tuhan akan menurunkan air berjuta-juta kali lebih banyak dari apa yang dituang.
Kebangunan dan Pengorbanan
Kita menginginkan kebangunan rohani; kita menunggu kebangunan rohani; kita berdoa minta kebangunan rohani. Tetapi satu hal kita tidak mau lakukan—berkorban. Sama seperti orang Israel berkata, “Mesias datanglah....” Tetapi setelah Mesias itu datang, mereka mempertanyakan, mereka menyangkal dan bahkan mereka menyalibkan Dia. Demikian juga gereja yang meminta kebangunan rohani gereja. Banyak doa memohon kebangunan gereja adalah doa yang munafik, karena yang meminta kebangunan tidak mau membuang air yang terakhir, tidak mau berkorban. Orang yang berdoa meminta kebangunan adalah orang yang terus mempertahankan kehendak dan kepentingan diri, dan tidak menyerahkan diri. Kita ikut retreat, ikut kebaktian, kita mendengar khotbah, mendengar kesaksian, tetapi siapa yang berkata, “Saya mau pergi mengabarkan Injil?”
Kita menginginkan kebangunan rohani, tetapi kita tidak mau berkorban. Itu omong kosong! Itu pura pura, egois, dan hanya berpusat pada diri sendiri. Kita hidup menipu Tuhan. Jika saya masih memiliki banyak air mata, saya akan terus berlinang-linang menangisi zaman ini, menangisi hidup kita, menangisi keegoisan kita. Setiap kali saya mendengarkan orang berkorban, mendengar orang mengabarkan Injil, mendengar orang yang meninggalkan keluarga, rumah, negara, dari jauh melintasi gunung, laut, hutan pergi ke tempat di mana dia harus belajar bahasa yang baru, masuk dalam tempat yang berbahaya, saya ingin menangis. Sudah ada dua misionaris yang berkata kepada saya sebelum mereka naik pesawat terbang, “Saya kecewa di Indonesia, karena setelah studi di dua sekolah khusus untuk pengertian Islamologi, mendapatkan gelar Master, mempelajari penginjilan lintas budaya, lalu waktu masuk ke dalam pelayanan misi, ternyata saya dilarang memberitakan Injil kepada orang Islam oleh badan misi di mana saya bergabung.” Bukankah misi datang untuk mengabarkan Injil? Tetapi justru misi itu ketakutan pemerintah menutup kantor mereka, maka mereka hanya diminta ke dalam gereja yang ada dan menjadi pendeta di situ. Mereka tidak diperkenankan menyentuh atau menginjili orang Islam yang belum mendengar Yesus Kristus.
Orang yang mengabarkan Injil adalah orang yang membayar harga. Mereka menanti dan melihat kebangunan itu sungguh-sungguh terjadi. Ketika air yang lebih berharga daripada emas dibuang habis barulah air hujan turun untuk memberikan air yang berlimpah kepada kita. Ketika Elia tidak takut dibunuh, barulah dia mempunyai kekuatan untuk membunuh 400 orang nabi palsu. Jikalau dia sendiri tidak berkorban, tidak mungkin dia melihat Tuhan mengaruniakan satu lembar baru untuk kerajaan dan untuk umat-Nya. Apa yang digerakkan dan apa yang dikerjakan adalah kita mau melihat adanya lembaran baru di dalam sejarah Indonesia.
Apa yang Terlihat Ketika Kebangunan Itu Hadir?
1. Ada visi sejati. Kebangunan rohani sejati datang dari visi yang benar dari Tuhan. Visi adalah suatu sharing Tuhan Allah untuk membukakan rahasia rencana kekal-Nya dan apa yang Ia mau kerjakan di bumi bagi umat-Nya. Visi berarti kita melihat rencana kekal Allah yang sejati. Kebangunan rohani harus dimulai dari visi ini. Tanpa visi, rakyat akan binasa; tanpa visi, rakyat menjadi buta; tanpa visi, manusia hidup secara rutin dan tidak mempunyai arah. Karena itu, visi menghidupkan anak-anak Allah, visi mengarahkan hidup anak-anak Allah, dan visi memberikan kekuatan di dalam pelayanan anak-anak Allah.
2. Ada Firman sejati.
Kebangunan rohani sejati terjadi ketika kita kembali mendengar suara dari Firman Tuhan untuk mengarahkan apa yang dilihat. Apa beda budaya Yunani atauHelenistik dengan budaya Ibrani? Budaya Helenistik adalah budaya penelitian untuk melihat alam, sedangkan budaya Ibrani adalah budaya mendengarkan interpretasi wahyu Allah atas dunia ciptaan. Tuhan minta orang-orang di dunia melihat apa yang dicipta, tetapi Tuhan berbicara kepada orang-orang pilihan-Nya. Bahagia paling besar di dunia adalah boleh mendengar Firman Tuhan yang keluar dari mulut Tuhan Allah sendiri. Untuk mengerti dan mengintepretasi segala sesuatu yang dicipta dalam alam hanya mungkin ketika supra alam memberikan kepada kita bijaksana untuk mengertinya. Itulah sebabnya, hal kedua, kebangunan terjadi karena mendengarkan Firman yang mengandung makna untuk mengerti isi hati Tuhan dan untuk memberikan kunci interpretasi mengerti segala yang diciptakan. Jikalau tidak mendengar dulu Firman Tuhan yang benar tidak mungkin ada kebangunan rohani yang sejati.
3. Ada iman sejati.
Kebangunan rohani membentuk iman kepercayaan yang sejati. Di mana ada kebangunan rohani sejati, di situ terjadi pengajaran doktrin yang benar. Kalau tidak kembali kepada doktrin yang benar tidak akan terjadi kebangunan yang sejati. Doktrin atau pengajaran iman yang benar akan membentuk iman kepercayaan yang sejati. Inilah ciri ketiga dari kebangunan: iman kepercayaan.
4. Ada pemikiran sejati.
Kepercayaan sejati akan disusul dengan pemikiran-pemikiran yang benar. Secara metodologi studi, definisi saya mengenai iman adalah kembalinya rasio untuk setia kepada kebenaran. Rasio yang suka memberontak harus kembali dan tunduk di bawah kebenaran, itulah iman. Kesetiaan kekuatan pikiran kembali kepada kebenaran, disebut sebagai iman. Di mana kebangunan rohani terjadi, di situ orang berhenti berbuat dosa; di mana kebangunan rohani terjadi, di situ dosa dibasmikan. Manusia mulai belajar saling mengasihi, belajar hidup suci, belajar membantu orang lain, belajar jujur, berhenti korupsi, belajar untuk berhenti dari segala dosa dan perbuatan yang tidak sesuai dengan kehendak Tuhan. Di mana kebangunan rohani terjadi, kelakuan etika masyarakat dan moral rakyat meningkat. Jika kebangunan terjadi maka hal-hal tersebut akan terjadi dimana-mana. Di mana ada kebangunan rohani sejati, di sana ada perubahan moral menuju kesucian, keadilan, dan kebajikan.
Kiranya tanda-tanda kebangunan rohani yang sejati ini boleh terlihat di dalam dunia kita sekarang ini, karena Allah telah memberikan kebangunan rohani kepada kita. 
Pertama, Tuhan sendiri telah mengatakan bahwa jika kita mau merendahkan diri dan mau mengakui dosa-dosa kita, maka Tuhan akan memulihkan kita. Itulah kebangunan yang sejati. Kebangunan sejati dimulai dari janji Tuhan sendiri dan merupakan berkat bagi umat-Nya. Gereja membutuhkan kebangunan sejati. Ketika kebangunan itu tiba, umat Allah akan melihat visi yang jelas. Gerakan Reformed Injili tidak melihat visi sebagai penglihatan fisik, tetapi pengertian di dalam roh kita, melihat bagaimana Allah membagikan rencana kekal-Nya di zaman di mana kita berada. Dengan demikian kita bisa mengerjakan rencana yang Tuhan telah pampangkan kepada kita dan menggenapkan rencana-Nya tersebut.
Kedua, kebangunan rohani sejati ditandai dengan adanya pemberitaan dan pendengaran akan Firman Tuhan yang sejati. Firman berkuasa di tengah umat. Tuhan ingin kita menjadi pendengar Firman yang baik, dan melalui mendengar Firman iman kita diperkuat. Iman yang sejati datang dari pendengaran, dan itu membangkitkan pengertian, memiliki doktrin (ajaran) dan pengakuan yang menyatakan arah kita kepada Tuhan. Gerakan dengan pemberitaan yang sejati harus disertai dengan penafsiran Firman yang sejati dan adanya pengkhotbah yang sejati. Pelayanan seperti ini dilandasi perasaan yang takut akan Tuhan, kesungguhan mempelajari Firman dan merangsang pikiran orang untuk kembali kepada rencana Allah. Dengan itu, kebangunan akan menyatakan kehadiran pemerintahan dan takhta Allah di tengah-tengah jemaat-Nya.
Kebaktian kebangunan rohani yang sukses bukan dilihat dari banyaknya hadirin, tetapi Tuhan hadir atau tidak. Di situ kita merasakan takhta Allah yang berkuasa, otoritas Allah nyata dalam pemberitaan, dan adanya urapan pada hamba-Nya. Dalam buku ‘The Preaching and the Preacher’, Dr. Martyn-Lloyd Jones mengatakan bahwa kebangunan harus dimulai dari mimbar. Itu sebab awal dari Gerakan Reformed Injili memakai nama Mimbar Reformed Injili. Dengan itu kita mau agar mimbar betul-betul menjadi mimbar, di mana Firman diberitakan, tempat Reformed theology dinyatakan dan merangsang orang memberitakan Injil. Kelengkapan ini baru menyatakan Gerakan Reformed Injili.


Di mana terjadi kebangunan rohani sejati, di situ inspirasi pikiran manusia dirangsang untuk mulai mengarah kepada kebenaran Firman. Khotbah yang baik, mimbar yang sukses, akan merangsang dan menginspirasikan pikiran manusia kembali kepada kebenaran. Inilah pistos (iman) yang juga berarti kesetiaan (fidelity). Fide berarti iman kepercayaan. Ketika Roh Kudus bekerja, orang ingin diubah oleh kebenaran dan mereka berkonsentrasi pada apa yang Tuhan kehendaki. Maka terjadi perubahan pola pikir (mindset), perubahan konsep, perubahan fokus pemikiran, sehingga membentuk paradigma baru hidup di dalam Kristus.
Konsep kebangunan sejati yang dinyatakan di dalam Alkitab sangat berbeda dengan gejala-gejala yang sekarang kita lihat di dalam gereja. Orang menyangka kebangunan adalah berguling-guling di lantai, berteriak, tertawa-tawa, menangis, atau bergemetaran berdoa dan bersuara keras. Itu bukan kebangunan yang Alkitabiah. Gejala sedemikian tidak sesuai dengan Alkitab, tidak ada dukungan sejarah dan bersifat tidak Kristen sama sekali. Mari kita peka dan mengerti pimpinan Roh Kudus atau roh yang lain.
Ketiga, kebangunan rohani terjadi ditandai dengan emosi yang mulai diarahkan untuk mencintai hal-hal yang dicintai Tuhan, dan membenci hal-hal yang dibenci oleh Tuhan. Sebelum kita bertobat, kita tidak sinkron dengan emosi Tuhan. Kita menjadi musuh Tuhan dengan mencintai yang dibenci Tuhan dan membenci yang dicintai Tuhan. Ketika kebangunan tiba, kita akan berbalik. Kita mulai tidak senang dengan hal-hal yang najis. Kita mulai membenci dosa. Kita mulai mengadopsi emosi Tuhan. Kita mulai mencintai jiwa-jiwa yang tersesat. Kita melihat pada waktu Roh Tuhan bekerja, kebangunan rohani terjadi, maka manusia mempunyai suatu perubahan emosi. Mereka suka berdoa, mereka suka firman Tuhan, mereka suka bersekutu, mereka suka kesucian dan keadilan.
Keempat, kebangunan rohani sejati melepaskan kita dari ikatan geografis dan kondisi tertentu. Tuhan Yesus berkata, “Kamu berdoa di gunung ini atau di Yerusalem, tetapi Aku berkata bahwa hendaklah kamu menyembah Allah di dalam roh dan kebenaran” (Yoh.4:24). Tuhan sudah melepaskan kita dari ikatan geografis, tetapi kini muncul gerakangerakan yang kembali membawa kita terikat pada kota, gunung, lokasi tertentu, seolah hanya di situlah Tuhan bisa mendengar doa. Hal ini melawan konsep dan pengajaran Tuhan Yesus. Semua ini adalah tanda bahwa kebangunan itu sudah tiba kepada kita. Selain daripada hal ini tanda selanjutnya adalah pengarahan semua kehendak pribadi disinkronkan dengan kehendak Tuhan.
Kelima, kebangunan rohani terjadi berarti kehendak Allah mengambil alih kehendak manusia. Kita akan berjalan sejalan dengan Allah. Kita tidak lagi membantah atau melawan. Kita tidak lagi mempertahankan rencana dan kehendak kita melawan rencana dan kehendak Tuhan. Di mana ada kebangunan rohani di situ manusia berkata, “Saya melakukan apa yang Engkau ingin aku lakukan. Aku akan menyelaraskan hidupku di bawah kehendak-Mu.” Pikiran kembali kepada Firman, emosi sinkron dengan emosi Tuhan, kehendak sejalan dengan kemauan Tuhan. Inilah kebangunan sejati. Kadang-kadang saya sangat meragukan seorang bergelar pendeta seumur hidup tidak pernah membawa satu jiwa pun kembali kepada Yesus Kristus. Apakah dia pendeta sejati? Mengapa dia menjadi hamba Tuhan? Kalo tidak pernah cinta jiwa yang lain, tidak pernah mengabarkan Injil, apa haknya dia berani menyebut diri pendeta? Saya takut orang yang masuk sekolah teologia akhirnya tidak diperkenan oleh Tuhan. Orang yang paling kasihan adalah orang yang sudah membuang semua lalu berkata, “Tuhan aku milik-Mu.” kemudian Tuhan mengatakan, “Aku membuang kamu! Sebab itu adalah kemauanmu dan bukan kemauan-Ku.” Orang yang sudah membuang semua lalu dibuang oleh Tuhan, mau ke mana?
Keenam, kebangunan rohani sejati ditandai dengan gereja mulai bergerak mengabarkan Injil. Gereja mulai peduli kepada orang-orang yang tersesat, yang terhilang di dalam dosa. Dengan cinta kasih yang murni dan ajakan dari surga mereka diajak kembali kepada Tuhan. Gereja harus memberitakan Injil, hamba Tuhan yang sejati harus mengabarkan Injil! Di zaman seperti sekarang ini, sangat sedikit orang Kristen dan hamba Tuhan yang berteriak keras dan menuntut setiap orang percaya untuk mengabarkan Injil seperti yang Alkitab tuntut. Sebagai pendiri Gerakan Reformed Injili saya berkata, “Jika Engkau tetap dingin dan tidak memiliki hati yang mengabarkan Injil, Engkau belum mengerti kebangunan rohani yang sejati, Engkau belum mengerti Gerakan Reformed Injili.” Ketika Roh Kudus bekerja, Ia akan mendorong orang untuk memberitakan Injil.
Ketujuh, kita melihat masih ada tanda yang penting sekali, yaitu ketika kebangunan rohani sudah terjadi, di situ orang mulai hidup suci dan minta kuasa dari Tuhan untuk hidup suci. Ini satu hal yang tidak mungkin dipalsukan. Pada saat kebangunan rohani yang sejati datang mengunjungi suatu kelompok atau suatu daerah, pasti meninggalkan satu hasrat hidup suci. Tanda ini tidak dapat ditiru dan tidak dapat dipalsukan. Karunia dapat dipalsukan, kharisma dapat dipalsukan, tetapi kesucian tidak dapat dipalsukan. Ini merupakan tanda kebangunan yang sejati.
kedelapan, adalah semangat dan niat perjuangan yang tidak takut dianiaya dan tidak takut kesusahan. Inilah tanda-tanda yang bisa kita lihat di dalam setiap zaman. Pada waktu gereja di Tiongkok dibangun, semua orang Kristen rela mati untuk Tuhan. Mereka disiksa, mereka digantung, rambutnya dipasang tali diikat kepada balok di atas kepalanya. Ini tanda kebangunan, di mana kebangunan terjadi di situ orang sudah tidak lagi menghiraukan untung rugi diri sendiri, tidak lagi menghiraukan mati hidup sendiri, mereka lebih menghiraukan kehendak Tuhan yang terjadi. Apakah engkau mau mengalami pengalaman kebangunan rohani yang sesungguhnya? 

Source : https://teologiareformed.blogspot.com/2018/10/kebangunan-rohani.html#

Tags