Latest News

Monday, July 20, 2020

SIAPAKAH KRISTUS YANG NAIK KE SORGA - Pdt. DR. Stephen Tong


SIAPAKAH KRISTUS YANG NAIK KE SORGA - Pdt. DR. Stephen Tong
SIAPAKAH KRISTUS YANG NAIK KE SORGA - Pdt. DR. Stephen Tong. Dalam Mazmur 24:7-10, kita membaca mengenai adanya pintu kekekalan yang dibuka menyambut seorang pemenang untuk selama-lamanya. Di Vatikan, di dalam Gereja Basilica of Saint Peter, ada pintu yang hanya boleh dibuka satu kali dalam 50 tahun. Pada waktu mereka membuka pintu itu, kadang-kadang mereka membaca ayat ini. Mereka menganggap itu merupakan suatu upacara yang agung sekali. Sebenarnya pintu itu tidak mempunyai makna yang terlalu berarti bila dibandingkan dengan ayat- ayat yang tercantum di sini.

"Semua pintu gerbang, terbukalah!" Untuk siapa pintu yang kekal dibuka? "Untuk raja yang pernah berperang di dalam medan peperangan." Siapakah raja yang pernah menang perang di medan peperangan? "Yaitu yang diutus oleh Yehovah, yang menjadi Tuhan di atas segala sesuatu."

"Angkatlah kepalamu, hai pintu-pintu gerbang, dan terangkatlah kamu, hai pintu-pintu yang berabad-abad, supaya masuk Raja Kemuliaan!" Siapakah dia itu Raja Kemuliaan? "Tuhan semesta alam, Dialah raja semesta alam, Dia Raja Kemuliaan."

Tapi Dia pernah datang, pernah dicobai, pernah diberi kesempatan untuk berjuang dan bertarung dengan kuasa-kuasa kejahatan. Iblis berusaha meremukkan dan menjatuhkan Dia. Tetapi Dia naik ke surga. Ini membuktikan bahwa Dialah Raja yang mulia, Raja yang menang, Raja yang pernah bertempur di dalam medan pertempuran rohani menggantikan engkau dan saya.

"Hai pintu gerbang, gerbang yang mulia, pintu yang kekal, bukalah! Angkatlah kepalamu, bukalah pintumu menyambut Yesus Kristus sebagai yang menang!"

PENGANTAR: 
Di dalam Pengakuan Iman Rasuli tertulis, "Dia naik ke surga, duduk di sebelah kanan Allah Bapa". Bagian ini jangan dimengerti sebagai suatu lokasi atau semacam pengertian secara tata ruang. Jikalau Yesus betul- betul berada di sebelah kanan, berarti ada lokasinya. Bukankah ini juga berarti bahwa Bapa berada di sebelah kiri Yesus? Jikalau Bapa berada di kiri, lalu Yesus di kanan, yang mana yang lebih besar? Yang kanan atau yang kiri? Lalu, di manakah Roh Kudus? Bila demikian, hal ini akan mengaburkan arti rohaninya. Padahal pengertian tempat seperti itu mempunyai arti rohani yang jauh lebih dalam.

Di dalam pemikiran Kitab Suci, tempat kanan mempunyai tiga arti.

Arti pertama, Yesus Kristus adalah orang yang sudah diterima dengan sukacita oleh Tuhan Allah. Ini adalah delighted decision. Suatu tempat yang diterima dengan baik, suatu tempat yang diberikan karena yang memberi begitu senang kepada Dia. Kristus adalah Anak kesayangan Bapa. "Dengarlah Dia! Dengarlah Anak yang Aku suka ini."

Arti kedua, tempat sebelah kanan berarti tempat pemenang. Setelah orang yang bertempur dalam medan peperangan pulang, ia diberikan tempat di sebelah kanan oleh raja. Jenderal yang menang, jenderal yang begitu penting, duduk di sebelah kanan. Yesus Kristus menjadi pemenang di dalam medan peperangan. Itu sebabnya Ia duduk di sebelah kanan Bapa.

Arti ketiga, tempat kanan berarti tempat penguasa. Tuhan memberikan kekuatan, kuasa, dan mandat yang melampaui apapun di bumi kepada-Nya. Itulah kuasa yang diberikan kepada Yesus Kristus.

Puji Tuhan! "Angkatlah kepalamu, hai pintu-pintu gerbang! Dan terangkatlah kamu, hai pintu-pintu yang berabad-abad, supaya masuk Raja Kemuliaan. Siapakah Dia, Raja Kemuliaan itu?" Itulah Tuhan semesta alam, Dialah Raja Kemuliaan.

Bagian kedua diambil dari Matius 28:18, dst.

Yesus Kristus bukan saja seorang pemenang, tapi Dia naik ke surga. Sewaktu naik ke surga, Dia memberikan suatu amanat yang paling agung kepada semua orang yang mengikuti Dia.

Pada zaman reformasi, orang-orang reformasi, khususnya yang berada di Jenewa, menganggap amanat agung hanya diberikan kepada rasul-rasul pada waktu itu. Ini merupakan suatu kelemahan besar yang mengakibatkan kira-kira selama dua abad orang-orang reformasi, orang-orang Lutheran, hanya mengerjakan penggembalaan di Eropa. Mereka tidak mengutus orang keluar untuk mengabarkan Injil. Karena kesalahtanggapan itu, akhirnya gereja menjadi lemah dalam penginjilan.

Lambat laun Tuhan membangkitkan orang-orang untuk membawa kita kembali kepada visi yang benar, bahwa penginjilan itu bukan tugas gereja mula- mula saja. Penginjilan bukan sudah tidak ada, tetapi ada pada setiap zaman. Para rasul dan para nabi memang sudah tidak ada. Namun, fungsi- fungsi kerasulan dan kenabian masih tetap ada. Jadi, yang diutus mewakili Tuhan untuk berbicara adalah fungsi yang masih berada dalam segala zaman. Maka kita juga harus menegaskan hal ini. Pengertian tentang kesadaran semacam ini akan mengubah dan menggugat kembali tugas kita terhadap dunia ini.

Yesus berkata, "Pergilah ke seluruh dunia dan jadikan segala bangsa murid-Ku." Ini merupakan suatu penanaman visi, semacam pikiran yang begitu besar kepada gereja. Bila suatu zaman tidak memiliki visi, maka zaman itu akan penuh dengan kekacauan. Gereja yang sudah kehilangan ketajaman dalam melihat visi akan menjadi tidak berdaya, tidak dinamis lagi. Namun, bila visi itu kembali dipertajam dan menggugah hati manusia, mau tidak mau gereja akan menjadi militan dan dinamis di dalam pelayanan.

Begitu banyak orang Kristen yang malas, yang imannya kendur, yang hidup rohaninya begitu sembarangan dan etikanya begitu tidak bertanggung jawab karena sudah kehilangan ketajaman dan keinsyafan tentang visi dan mandat dari Tuhan! Tetapi puji Tuhan! Yesus bukan memberikan suatu khotbah dan amanat yang agung itu kepada mereka di tempat sembarangan. Mereka naik ke gunung dan di atas gunung itu Yesus mengutus mereka.

Pada waktu naik ke atas bukit, berada di tempat yang tinggi, kita akan melihat suatu dataran yang lebih besar. Kita akan mempunyai pemandangan yang jauh lebih luas dan di situ Tuhan membentuk suatu pemikiran atau semacam wawasan yang luas bagi orang-orang yang mau mengabarkan Injil. Barangsiapa yang tidak mempunyai hati yang luas, yang tidak mempunyai pandangan rohani dengan wawasan yang luas, tidak mungkin mempunyai penginjilan yang kekuatannya lebih besar daripada pelayanan yang lain. Di sini kita melihat, gereja harus kembali mengikuti teladan dan menaati perintah Yesus Kristus.

Kenaikan Kristus ke surga bukan hanya merupakan suatu catatan sejarah, tetapi juga suatu amanat. Dia pergi dan tugas-Nya dikerjakan oleh engkau dan saya. Barangsiapa merayakan hari kenaikan Kristus, dia juga harus mengingat pesan Yesus sebelum Ia pergi.

Pesannya adalah "Pergilah ke seluruh dunia, jadikan segala bangsa murid-Ku. Apa yang Aku katakan kepadamu ajarkanlah mereka, supaya mereka menjalankannya dan engkau yang mengabarkan Injil akan Kusertai, sampai kesudahan, sampai selama-lamanya."

Selanjutnya bagian ketiga.

Kita akan melihat apa yang dikaitkan dengan kenaikan Yesus ke surga. Dalam Yohanes 16:7-8, tertera suatu perjanjian yang lebih penting lagi. Jikalau Yesus Kristus, yang sudah memberikan perintah untuk pergi mengabarkan Injil ke seluruh dunia hanya membiarkan pengikut-pengikut-Nya dengan keadaan yang begitu sulit, dengan penganiayaan-penganiayaan yang kejam, yang ganas dan tidak berperikemanusiaan, bukankah Ia adalah Tuhan yang meletakkan kewajiban dan pergi melarikan diri? Tetapi bukanlah demikian. Alkitab mengatakan, "Aku pergi justru berfaedah besar bagimu. Aku pergi untuk kamu karena jikalau Aku tidak pergi Roh Kudus tidak turun." Di sini Yesus Kristus mengaitkan kenaikkan-Nya ke surga dengan rencana yang berkesinambungan di dalam konsistensi pikiran Tuhan Allah yang kekal.

Allah bukanlah Allah yang tidak berprogram. Allah adalah Allah yang mempunyai program yang tertinggi. Allah adalah Allah yang mempunyai cara berorganisasi dan mempunyai cara pemikiran dan jadwal yang paling tepat. Itu sebabnya Tuhan berkata, "Jikalau Aku tidak pergi, tidak ada faedahnya bagimu. Tetapi jikalau Aku pergi, kepergian-Ku akan mendatangkan keuntungan bagimu, sebab setelah Aku pergi, Roh Kudus akan dikirim turun dan menyertai serta menjadi penghibur bagimu."

Siapakah Kristus yang naik ke surga? Kristus yang naik ke surga adalah Kristus, Raja pemenang. Siapakah Kristus yang naik ke surga? Kristus yang naik ke surga adalah Kristus, yang mengutus kita mengabarkan Injil ke seluruh dunia. Siapakah Kristus yang naik ke surga? Kristus yang naik ke surga adalah Kristus, yang bersama dengan Bapa mengutus Roh Kudus menjadi pendamping bagi gereja.

Jikalau kita melihat abad pertama, kita mengetahui bahwa orang Kristen bukan saja minoritas. Orang Kristen berada di kalangan bawah. Kebanyakan yang menjadi orang Kristen adalah budak, nelayan, orang miskin, orang di pasar, dan sedikit sekali pejabat-pejabat tinggi, konglomerat, atau orang-orang penting di dalam masyarakat yang beriman kepada Yesus Kristus. Dari antara 12 murid Yesus, kita melihat begitu banyak nelayan yang dipanggil. Pengaruh mereka mulai dari grass-root, mulai dari lapisan yang paling bawah sekali.


Yesus menjadi teman dari pemungut cukai, dari orang-orang berdosa. Ia menerima orang-orang yang dibuang oleh masyarakat.

Melalui kira-kira 300 tahun, kita melihat pengaruh kekristenan sudah mengakibatkan Raja Konstantin akhirnya harus berlutut di hadapan Yesus dan mengakui Dia sebagai Tuhan. Di sini kita melihat di dalam 300 tahun permulaan itu, gereja mengalami penganiayaan, pengucilan, pembunuhan, dan penyiksaan. Begitu banyak martir yang mati mengalirkan darah, mati syahid bagi kepercayaan dan iman kekristenan yang mereka yakini.

Siapakah yang memberikan kekuatan? Bagaimana mereka bisa bertahan bila tidak ada penolong yang setiap saat berada dengan mereka, yang mempunyai kuasa ilahi, yang berada di tengah-tengah mereka? Siapakah Penolong itu? Dialah Roh Kudus.

Maka Yesus berkata, "Aku harus pergi. Aku pergi, maka Dia akan datang. Aku pergi dan bersama dengan Bapa mengirim Roh Kudus agar turun ke atas kamu. Roh Kudus turun ke atas kamu, maka kamu akan berkuasa." Berkuasa atas apa? Berkuasa atas penderitaan, penganiayaan, dan segala kesulitan sehingga engkau dapat tetap memegang imanmu.

Sebagaimana dalam Perjanjian Lama, umumnya masyarakat saat ini memahami kuasa Allah melalui pertolongan dan kelancaran hidup serta pemberian berkat secara materi atau jasmani. Tetapi kuasa yang kita lihat dalam Perjanjian Baru setelah Kristus naik justru sama sekali terbalik. Kalau Tuhan berkuasa, kenapa tidak menyembuhkan saya? Kalau Tuhan berkuasa kenapa tidak menyertai? Kalau Tuhan berkuasa, kenapa situasi politik dan situasi ekonomi begitu jelek? Kalau Tuhan berkuasa, mengapa Nero saja bisa menganiaya rasul? Bisa memaku mati Petrus secara terbalik? Di mana kuasa Tuhan?

Kekristenan justru memahami kuasa dari kerajaan Tuhan secara antitesis. Di dalam penganiayaan, di dalam kesulitan, di dalam desakan, di dalam kesempitan, di dalam segala sesuatu: kesulitan, sengsara, penderitaan politik, ekonomi dan apa pun juga, iman orang Kristen tidak berkompromi. Orang Kristen tidak menyerah kepada musuh. Itulah kuasa Roh Kudus.

Saya sangat takut kalau gereja sudah menjadi sangat kaya. Saya sangat takut kalau hamba Tuhan sudah beroleh segala kelonggaran sehingga tidak lagi bersandar kepada Tuhan. Padahal melalui kemiskinan dan kesulitanlah iman kita memiliki kesempatan untuk dilatih agar memiliki suatu kekayaan rohani. Sebaliknya, saat kita sudah mempunyai segala sesuatu, kita menjadi sangat miskin di dalam iman.

Tuhan berkata, "Aku pergi dan Aku mengirim Roh Kudus. Roh Kudus mendampingi engkau, saat engkau diutus ke dalam dunia sebagai utusan Tuhan."

Saya minta maaf jikalau saya harus memakai suatu kalimat, bahwa itulah pengutusan yang paling kejam dalam sejarah. Jangan heran kalau ada orang Kristen yang dibunuh. Jangan heran kalau gereja dianiaya. Jangan heran kalau kadang-kadang kita dibiarkan miskin dan sulit luar biasa. Jangan mengomel apalagi heran karena itu cara pengutusan dari Tuhan. "Aku mengutus engkau seperti domba di tengah-tengah kawanan serigala!" Bukankah itu hal yang paling kejam? Coba Saudara bayangkan, seekor domba yang dikelilingi oleh kawanan serigala yang begitu kejam. Serigala yang mempunyai gigi begitu tajam, sifat yang begitu keras, kelompok yang begitu banyak kawannya. Itulah namanya utusan Tuhan. "Aku mengutus engkau seperti domba di tengah-tengah serigala."

Itu sebabnya saya minta maaf kalau saya katakan pengutusan Tuhan adalah pengutusan yang kejam. Tetapi tidak menjadi soal, jikalau domba itu mengerti bahwa Roh Kudus sedang diutus untuk menyertainya. "Aku pergi supaya Roh Kudus turun!" Inilah bagian ketiga yang kita lihat dari kenaikkan Yesus ke surga.

Siapakah Dia yang naik ke surga? Dia Raja yang menang di dalam pertempuran rohani. Siapakah Dia yang naik ke surga? Dia adalah Tuhan yang memberikan mandat kepada kita, amanat yang paling agung: mengabarkan Injil ke seluruh dunia. Siapakah Yesus yang naik ke surga? Dia adalah yang mengutus Roh Kudus yang menjadi parakletos, menjadi penghibur, pendamping untuk kita.

Bagian Keempat, kita membaca dalam Ibrani 4:14-16. SIAPAKAH KRISTUS YANG NAIK KE SORGA

Bagian ini menyatakan bahwa kita memiliki seorang Imam Besar yang sudah melintasi segala langit. Yesus naik ke surga bukan berarti menghilang dari bumi ini setelah kurang lebih 33 tahun berada di dunia. Atau seperti yang dikatakan oleh doketisme, keberadaan-Nya hanya suatu dokaio saja. Dia hanya dibayang-bayangkan pernah datang ke dunia, lalu hilang. Setelah pergi, Ia naik ke surga dan melintasi segala langit. Ini merupakan suatu ajaran yang begitu besar.

Pada hari kenaikan ini, saya merenungkan, terus merenungkan kenaikan Yesus Kristus. Lalu saya berkata, "Puji Tuhan! Agama lain tak pernah mempunyai seorang pendiri, tak pernah mempunyai seorang penghulu agama yang datang dari sana ke sini, dan juga tidak pernah ada yang dari sini ke sana dengan melintasi segala langit, kecuali Yesus Kristus." Mereka hanya membayangkan adanya satu allah. Allah, yang belum pernah datang ke dunia. Allah, yang katanya mencipta, menyelamatkan dan mengampuni, satu-satunya yang rahmani, rahimi. Tapi allah yang mereka bayangkan berbeda dengan Yesus Kristus yang adalah Allah yang pernah meninjau sendiri, datang sendiri, menyelamatkan kita, hidup di tengah- tengah kita, yang dengan mulut-Nya memakai bahasa manusia untuk memberikan pengajaran yang terindah di dalam sejarah kepada kita, lalu pergi setelah menyelesaikan tugas-Nya.

Sewaktu mengenang Kristus, kita mengenang Allah yang pernah datang. Wujud-Nya begitu konkrit. Hubungan-Nya dengan manusia juga begitu intim. Dalam bagian Firman ini dikatakan suatu kalimat yang begitu menyentuh. Kita bukan mempunyai seorang Imam yang tidak mengerti segala kelemahan kita. Saya percaya di dalam hidup setiap orang, sedalam-dalamnya ada keluhan kesusahan hidup dalam dunia. Baik orang kaya maupun orang miskin, orang sukses maupun orang yang penuh dengan kegagalan, baik engkau yang kelihatan mempunyai materi yang begitu besar, begitu banyak, atau mereka yang selalu mengejar hanya untuk menyambung hidup saja.

Setiap orang mempunyai keluhan akan hal yang begitu sulit. Namun, siapakah yang sungguh-sungguh dapat mengerti setiap orang? Suami ingin dimengerti oleh isteri. Tapi justru isteri ingin dimengerti oleh suami! Kekuatan kita untuk mengerti dan kemampuan kita untuk mau mengerti dibandingkan dengan kebutuhan kita untuk dimengerti, selalu tidak seimbang.

Adakah yang mengerti? Ada! Yesus Kristus mengerti segalanya. Dia pernah datang. Dia pernah dilahirkan di tempat binatang. Dia pernah diejek oleh bangsanya sendiri. Dia pernah seorang diri mengalami puasa 40 hari dan dicobai oleh iblis. Dia pernah menanggung berat. Dia pernah menderita, berkorban emosi, berkorban perasaan. Yesus Kristus mengerti segala kelemahan kita. Dia mengerti karena Dia sama seperti kita. Dia merasakan segala pengalaman kita. Sebaliknya sama seperti kita, Ia telah dicobai tetapi tidak berbuat dosa.

Yesus yang telah naik ke surga menjadi Imam Besar. Imam Besar inilah yang membawa kesulitan kita kepada Allah yang sulit kita capai. Ia juga membawa anugerah dari Allah kepada kita, anugerah yang tidak layak kita terima. Inilah pekerjaan Imam. Imam yang berada di antara yang hidup dan yang mati. Imam yang berada di antara yang tidak kelihatan dan yang kelihatan. Imam yang berada di antara Allah dan manusia. Kristuslah pengantara yang menjalankan tugas imam sekaligus sebagai korban. Inilah perbedaan imam dalam sejarah orang Yahudi dengan Imam yang paling besar, Yesus Kristus, bagi gereja-Nya. Imam- imam yang lain tidak menjadi korban. Mereka mempersembahkan korban, namun mereka sendiri bukan korban. Hanya Yesus yang bertindak sebagai Imam Besar sekaligus korban.

Dengan bahasanya, manusia tidak akan sanggup untuk mengungkapkan keagungan dan kebesaran cinta kasih Tuhan yang adalah Imam Besar sekaligus korban. Ia mempersembahkan diri dengan roh-Nya yang kekal dan darah-Nya yang suci yang tak bercacat cela untuk membersihkan dan menjadikan kita milik-Nya yang dilayakkan untuk berdamai dengan Tuhan Allah. Inilah Imam kita. Dan inilah bagian keempat yang kita lihat.

Selanjutnya, dalam Ibrani 7:24-25 kita melihat bahwa Yesus Kristus mempunyai pekerjaan lain setelah naik ke surga. Dalam ayat 26, dikatakan bahwa Yesus Kristus mempunyai tingkatan tertinggi sebagai pengantara untuk berdoa syafaat bagi setiap kita. Dalam pasal 7 ayat 27-28, serta pasal 9 ayat 27-28 terlihat bahwa Dialah yang menanggung dosa kita dan yang menjadi pengantara yang berdoa syafaat bagi setiap orang yang percaya kepada-Nya.

Siapakah Kristus? Dia pemenang, bukan? Siapakah Kristus? Dia pengutus, bukan? Siapakah Kristus? Dia yang memberikan Roh Kudus kepada kita. Siapakah Kristus? Dia yang berdoa bagi kita dengan pengertian karena Ia sendiri pernah datang ke dalam dunia ini. Tidak hanya itu, Yesus adalah Tuhan yang kembali ke surga untuk menyiapkan tempat bagi kita.

Dalam Injil Yohanes 14:1-4 Yesus berkata, "Aku pergi untuk menyediakan tempat bagimu. Jikalau Aku tidak pergi tidak ada yang menyediakan tempat bagimu dan jikalau Aku sudah menyediakan tempat bagimu Aku pasti akan datang kembali lagi. Di mana Aku ada di sana pun engkau akan berada."


Adakah penghiburan yang lebih besar dari ini? Tidak ada. Adakah seorang Juruselamat seperti Kristus? Tidak ada. Dialah satu-satunya dan Dialah yang paling sempurna di dalam menyediakan segala sesuatu bagi umat-Nya. "Di jalan itu Aku pergi. Jalan satu-satunya dan engkau tahu juga."

Pada waktu Filipus bertanya kepada Dia, "Hai Guru, tunjukkan jalan itu kepada kami," maka Yesus Kristus dengan menggelengkan kepala bertanya, "Sudah sekian lama engkau mengikut Aku, engkau masih belum tahu di mana jalan itu? Sesungguhnya Aku berkata kepadamu: `Akulah jalan, Akulah kebenaran, dan Akulah hidup.`"

Saya melihat ketiga butir ini sebagai suatu gambaran tentang seluruh dunia, yaitu di dalam filsafat, kebudayaan agama, dan kebijaksanaan, yang terkristalisasi di dalam dunia mental manusia.

"Akulah jalan, Akulah kebenaran." Mengapa Yesus mengatakan: "Akulah jalan"? Karena semua agama mencari jalan. Itulah yang dibutuhkan oleh orang di Timur. "Akulah kebenaran." Mengapa Yesus menyatakan kebenaran diidentikkan dengan diri-Nya? Karena manusia di Barat yang mencari filsafat ingin mengetahui kebenaran dan Yesus mengisi kebutuhan itu. Pada waktu Yesus mengatakan: "Akulah jalan", Ia sedang menunjukkan kepada orang Timur yang mau mendapatkan jalan di dalam agama. Ia berkata, "The way is not there. The way you are seeking is not in religion, but in Me, in My life."

Yesus telah mengajak dunia Timur dan Barat untuk menerima kesimpulan- Nya, "Akulah hidup yang tidak ada pada agama-agama, tidak ada pada filsafat-filsafat dan sistem epistemologi dunia." Semua pendiri agama akhirnya mati di tengah usahanya mencari jalan. Para filsuf juga akhirnya mati di tengah usahanya mencari kebenaran. Dan Kristus akhirnya berkata, "Di manakah jalan itu? Akulah jalan itu. Di manakah kebenaran itu? Akulah kebenaran itu. Dan Akulah hidup."

Inilah satu-satunya solusi. The only solution, the only answer, for seeking the truth in way thru philosophy, religion, culture, and human wisdom concluded only in Jesus Christ, the truth revelation of God in human form. Puji Tuhan! Dialah pernyataan Allah yang berbentuk manusia, yang telah menyimpulkan segala sesuatu yang sedang digumuli dan dicari agama maupun filsafat.

Paul Tillich, seorang teolog besar mengatakan, munculnya Yesus di dalam sejarah harus menghentikan usaha semua agama dalam mencari apa pun yang paling berharga yang mereka inginkan. The revelation of Christ, the appearance of Christ in history is to cease off the effort of seeking truth and way in religions. Puji Tuhan!

"Akulah jalan. Dan jalan itu bukan dari sini ke sana melainkan dari sana ke sini. Akulah yang menghampiri manusia."

Manusia tidak akan pernah dapat menghampiri takhta Allah dengan usaha dan kekuatannya sendiri. Allah yang suci dan kekal tidak akan dapat dijangkau oleh manusia yang berdosa dan terbatas. Bagaimana mungkin sesuatu yang terbatas, yang dicipta, yang bisa rusak dapat menghampiri Tuhan yang tak terbatas dan kekal? Hal ini hanya mungkin bila Allah, dari takhta yang tidak terbatas, yang kekal, yang tidak bisa rusak, rela turun, lalu pergi kembali untuk menjadi jaminan kita.

Kalau agama-agama lain hanyalah one way traffic in human effort, jalan yang hanya satu arah dari usaha manusia, kekristenan percaya kepada suatu sistem keselamatan berupa two way traffic which initiative from God and assured in the term of God. Kita percaya pada sistem dua jalur, dari sana telah ke sini, yang membawa kita dari sini ke sana, yang dijamin di dalam segala kekuatan yang kekal di dalam takhta Tuhan. Puji Tuhan!

"Aku pergi untuk menyediakan tempat bagimu. Aku pergi untuk mempersiapkan segala sesuatu bagimu dan Aku akan datang kembali untuk menyambut engkau sebagai seorang mempelai lelaki yang akan menyambut mempelai perempuan." Gereja harus siap sedia. Gereja harus senantiasa mempersiapkan diri dengan tidak menodai, tidak mencemari tubuh Kristus. Gereja harus bersiap untuk menjadi mempelai perempuan Kristus yang akan bersatu di dalam cinta kasih yang paling inti yang digambarkan dalam hubungan suami isteri.

Ia yang akan datang kembali telah menyediakan tempat bagi kita. Ia berkata, "Di mana Aku berada, di situ engkau berada."

Bagian terakhir ialah Kisah Para Rasul 1:9-11. SIAPAKAH KRISTUS YANG NAIK KE SORGA

"Hai orang Galilea, mengapa engkau melihat seperti ini? Ingatlah, Yesus yang kau lihat diangkat ke surga, akan datang dengan cara yang sama, kembali ke dalam dunia ini."

Seluruh Kitab Suci mempunyai suatu konsistensi, mempunyai suatu hubungan organis yang begitu erat, sehingga tidak bisa dipisah- pisahkan sembarangan, kecuali oleh mereka yang sengaja atau mereka yang tidak mengerti. Di dalamnya kita melihat rencana Allah yang sudah terbentuk begitu sempurna. Yesus Kristus naik ke surga bukan karena Ia melarikan diri. Ia tidak menyembunyikan diri. Ia pergi dengan tugas. Ia pergi dengan rencana Allah yang sudah ditetapkan dan itu bukan titik yang terakhir. Itu merupakan suatu janji bahwa suatu hari kelak Ia akan datang kembali dengan cara yang sama, kembali ke dalam dunia.

Saya membayangkan orang-orang Galilea seperti Petrus dan Yohanes yang sudah terbiasa didampingi oleh Yesus, yang bila ada kesulitan langsung beralih kepada Yesus dan bertanya, "Bagaimanakah Tuhan? Bagaimanakah cara-Mu menangani kesulitan ini, Guru?" Mereka sudah terbiasa disertai, ditolong, dan berada bersama dengan Yesus Kristus. Sekarang, untuk pertama kali dalam hidupnya, mereka sadar bahwa Yesus tidak selamanya berada di samping mereka. Yesus harus pergi dan mereka harus menghadapi dunia secara faktual, menghadapi dunia ini dengan segala sesuatu yang tidak terlalu bersahabat dengan orang Kristen. "Akan bagaimana perlakuan Herodes terhadap kita? Akan bagaimana Pilatus terhadap kita? Dan bagaimana prinsip Kaisar dan politikus-politikus Romawi? Dan jika berganti gubernur yang lain, akan bagaimana? Kami tidak tahu."

Mereka hanya tahu Yesus pergi. "Lalu, hanya mimpikah 3 1/2 tahun yang lampau itu? Janji kosongkah itu? Hanya menjadi catatan sejarahkah itu semua? Ataukah kedatangan-Nya itu suatu kesempatan yang belum pernah ada dalam sejarah sehingga kami dapat menikmatinya? Kalau Tuhan sudah pernah turun, kenapa pergi lagi? Kalau Dia sudah menyertai, kenapa naik lagi? Setelah naik lalu bagaimana?"

Kenaikan Yesus Kristus memaksa mereka untuk memikirkan pertangungjawaban iman dan respon mereka terhadap kalimat nubuat yang pernah diucapkan Yesus. Mereka harus memberikan semacam tantangan kepada setiap orang percaya. Mereka harus mempertanggungjawabkan tentang bagaimana meresponi, mengimani, dan mengaplikasikan setiap kalimat nubuat yang pernah diucapkan Yesus saat Ia ada di dunia.

Kadang-kadang saat papa dan mama ada kita tidak menghargai mereka. Saat Tuhan memanggil mereka pulang, barulah kita sadar dan kalang kabut. Sekarang kita harus menghadapi kenyataan bagaimana hidup di dalam dunia ini. Baru kita ditantang untuk berpikir kembali, "Apa yang pernah papa katakan dulu kalau menghadapi orang yang begini?" Sekarang kita mulai mengingat-ingat. Sama persis dengan keadaan sewaktu Yesus naik ke surga.

Waktu naik ke surga Yesus berkata, "Aku akan mengirim Roh Kudus untuk kembali mengingatkan perkataan-perkataan yang sudah pernah Aku katakan kepadamu."

Itu sebabnya kita ditantang untuk berespon, bertanggung jawab, dan berdikari. Gereja ditantang untuk menjadi wakil Tuhan di dunia dengan memuliakan Tuhan, merefleksikan segala moral kesucian, keadilan, cinta kasih Allah dari zaman ke zaman. Inilah tugas gereja.

"Hai orang Galilea, untuk apa melihat terus ke awan? Mengapa melihat terus ke langit? Yesus yang pernah beserta denganmu, yang pernah kau saksikan pelayanan-Nya, sekarang sudah naik ke surga dan akan datang kembali."

Setelah membaca enam bagian Kitab Suci yang begitu penting ini, dan jikalau kita sungguh-sungguh menunggu dan mengharapkan Yesus Kristus datang kembali, maka ada dua hal penting yang harus kita kerjakan.

Pertama, kita harus mengabarkan Injil kepada sesama. Tidak ada jalan lain. Ini merupakan keikhlasan orang yang menantikan kedatangan Yesus Kristus. Jikalau Injil ini dikabarkan ke seluruh dunia, maka hari itu akan tiba. Berarti sebelum Injil dikabarkan kepada segala bangsa, segala suku, segala sudut, Kristus tidak akan kembali.

Saya betul-betul salut, sedalam-dalamnya dari dalam hati saya, kepada orang-orang di Wiclyffe Bible Translation Association. Mereka berada di lembaga Alkitab yang khusus menerjemahkan Alkitab ke dalam bahasa- bahasa yang terpencil di daerah-daerah yang dilupakan oleh manusia. Mereka pergi ke tempat yang begitu terpelosok, begitu dalam, begitu sulit dicapai. Saya salut melihat mereka.

Saya berdoa dan mengajak kita semua supaya menjadikan gereja kita sebagai gereja yang mau mendukung penginjilan, gereja yang menghasilkan penginjil, gereja yang mengerti makna Injil, dan gereja yang mau melibatkan diri ke dalam penginjilan misi seluruh dunia. Bila kita menunggu kedatangan-Nya dengan hati yang sungguh-sungguh ikhlas haruslah kita tunjukkan dengan menunjang dan melibatkan diri ke dalam penginjilan.

"Hai orang-orang Galilea, mengapa melihat seperti ini? Mengapa terus menengadah ke langit? Memang Yesus sudah naik, tapi tugasmu bukan memandang Dia, tetapi pergi ke dunia mengabarkan Injil!"

Kedua, orang yang sungguh-sungguh menanti kedatangan Yesus Kristus adalah orang yang menjaga hidup di dalam kesucian. Hidup di dalam kesucian berarti kita terus memelihara diri kita supaya pada waktu Ia datang kembali kita sudah siap, boleh menerima dan diterima oleh-Nya. Barangsiapa yang menaruh pengharapan seperti ini kepada-Nya, biarlah ia membersihkan dirinya! Ini adalah perintah dari Yohanes di dalam 1Yohanes 3. Barangsiapa yang menaruh pengharapan kepada kedatangan Kristus biarlah ia menjaga dirinya, memelihara kesucian dan menunggu di dalam doa akan kedatangan Yesus Kristus.

Akhirnya, kita akan melihat ayat terakhir dari seluruh Kitab Suci, yaitu dalam Wahyu 22:20-21. Ayat terakhir dalam Kitab Suci Perjanjian Lama, diakhiri dengan kutukan. Ayat terakhir dalam Kitab Suci Perjanjian Baru, diakhiri dengan berkat.

Siapakah Ia, yang dalam ayat 20 berfirman dan memberi kesaksian tentang semuanya? Jadi, Yesus Kristus berkata, "Ya, Aku datang segera. Aku akan datang kembali secepat mungkin." "Amin. Datanglah Tuhan Yesus." Atau terjemahan lain: "Oh Yesus, aku mengharapkan Engkau datang!" Yesus berkata, "Ya, Aku datang segera." Gereja menjawab, "Amin. Kami menunggu kedatangan-Mu."

PENUTUP:


Dengan mengingat kenaikan-Nya ke surga, kita kembali menyadari bahwa Ialah pemenang, pemberi Roh Kudus, sekaligus pendoa syafaat yang mengerti kesengsaraan kita. Ia pula yang menyediakan tempat di surga yang akan datang kembali bagi kita. Kita pun bersedia menanti kedatangan Tuhan kedua kalinya. 

Kiranya Tuhan memberkati kita masing- masing di dalam hidup kita sebagai orang Kristen di dunia. 

SIAPAKAH KRISTUS YANG NAIK KE SORGA
- Pdt. DR. Stephen Tong
Amin
Berbagi
postingan populer

GERAKAN REFORMED DAN MASA KINI


GERAKAN REFORMED DAN MASA KINI
GERAKAN REFORMED DAN MASA KINI. Banyak orang mengira Reformed Theology merupakan theologi yang kering sekali, sangat statis, hanya merupakan teori kosong dan hanya mengisi rasio saja. Theologi sedemikian bukanlah Reformed Theology. Itu Reformed yang dipengaruhi oleh semangat Pencerahan (Aufklärung). Bagi saya Aufklärung keliru karena hanya mementingkan rasio saja. Rasio hanyalah salah satu bagian dari seluruh hidup, sedangkan Firman Tuhan disebut The Word of Life. Firman Hidup pasti memuat sistem yang melebihi logika yang disebut sebagai Sistem Organik.



Sistem Organik menjadi dasar pengertian tentang Firman Tuhan dan tentang seluruh pemahaman Reformed. Firman Tuhan itu hidup, firman itu mengisi hidup dan firman itu memperkaya hidup. Dan firman yang dimengerti dalam Reformed Theology seharusnya mengubah hidup, mentransformasi dan membawa hidup ke dalam kelimpahan sebagaimana Yesus berkata, “Aku datang memberikan hidup dan hidup yang berkelimpahan” (Yohanes 10:10). Hidup Kristen adalah hidup yang berlimpah dengan sifat dan semangat dinamis, kuasa, vitalitas, dan kekuatan perjuangan. Itu semangat yang harus ada dalam gerakan ini, sehingga kita dapat menikmati gerakan ini dari sudut dinamika dan kekayaan pimpinan Tuhan yang vital. Roh Kudus bukan Roh yang statis. Roh Kudus bukan suatu obyek yang hanya mengandung kuasa dan prinsip. Roh Kudus adalah subyektifitas Tuhan Allah sendiri yang bergerak dan mengakibatkan seluruh dunia berubah menuju kepada penggenapan rencana Tuhan.



Gerakan ini adalah gerakan Reformed Injili, maka semua Hamba Tuhan dalam Gerakan ini tidak hanya mengajar, menggembala, dan berkotbah saja, tetapi juga harus menginjili. Gerakan ini lain dengan gerakan Reformed di Amerika. Gerakan ini mempunyai tujuan, mempunyai aspek yang harus kita mengerti. Kita perlu mengerti konteks, situasi Indonesia yang kemudian dikaitkan dengan kondisi internasional, sehingga kita dapat melihat segala sesuatu dari suatu wawasan yang begitu luas dan begitu tuntas. Dengan demikian, kita dapat membandingkan antara Barat dan Timur; antara kuno dan modern, dan antara masa kini dengan masa yang akan datang untuk dijadikan suatu tenunan yang bertanggung jawab.



Semangat di atas diambil dari semangat Yesaya, Yeremia, di mana mereka bukan hanya belajar dari Musa, lalu mengajarkan kembali kelima Kitab Musa, akan tetapi mereka juga mengintegrasikan prinsipprinsip Alkitab dengan situasi sekarang (saat itu) dan yang akan datang. Mereka mengarah ke masa depan, belajar dari masa lampau, dan menggarapnya di masa kini. Ini tenunan yang harus dikerjakan oleh Gerakan Reformed Injili.



Motivasi Gerakan Reformed Injili adalah menegakkan suatu kubu yang menjaga ketat doktrin Alkitab yang benar, mempunyai kelincahan untuk menghadapi kesulitan setiap zaman, dan memberikan arah untuk hari depan, dengan tujuan untuk memuliakan Tuhan dan bukan untuk memuliakan gerakan ini. Tidak perlu kita mencari kemuliaan diri, yang paling penting adalah bagaimana di zaman ini ada satu kubu yang mempertahankan doktrin yang ketat mati-matian. Yang dipentingkan adanya satu kubu yang betul-betul mempersembahkan semangat penyangkalan diri untuk kemuliaan Allah sebanyak mungkin, sesungguh-sungguhnya, dan bagaimana mengajarkan pengajaran Alkitab bahwa Alkitab lebih superior dari pada ajaran-ajaran filsafat modern, dan dengan demikian supremasi Kristus dinyatakan seluas-luasnya. Musik terbaik harus untuk Tuhan, filsafat yang terbaik harus melayani Firman, dan diadili, dikritik, serta disahkan oleh Alkitab karena Firman Tuhan lebih tinggi dari pikiran manusia. Semua seni yang terbaik dengan seni yang tidak baik kita bisa membedakan dengan ukuran kriteria yang diambil dari standar Alkitab. Dengan demikian kekristenan akan memimpin dunia dan menjadi terang dunia.



Waktu seorang dokter menentukan ukuran anestesi, standar apa yang dipakainya? Bedanya dokter Kristen dan bukan Kristen bukan diukur dari apakah hari Minggu dia bermain golf atau pergi ke gereja, melainkan apa yang menjadi motivasi, prinsip, dan tujuannya menjalankan operasi. Semakin seseorang mengerti apa yang menjadi prinsip-prinsip Alkitab dan makin banyak orang yang terjun untuk menyangkal diri, makin besar berkat yang bisa diterima oleh bangsa dan nusantara kita ini. Keberadaan kita di zaman dan di negara Indonesia ini bukanlah sebuah kebetulan. Indonesia merupakan persimpangan dan pertemuan antara berbagai kebudayaan dunia. Di sebelah utara ada tradisi Cina, Taoisme, Konfusianisme dan Sintoisme; di barat ada Hinduisme, Budhisme, dan juga Islam. Di Indonesia sendiri, seperti di Mikronesia, ada Animisme. Firman Allah harus bersifat supreme—mengatasi dan menghakimi berbagai budaya dan agama yang ada. Tugas ini merupakan tugas yang maha besar, sampai-sampai sulit bagi kita untuk mengungkapkannya dengan kalimat.



Jikalau semua gereja menjalankan tugas dan mandat yang sebenarnya Tuhan perintahkan kepada gereja-Nya, maka parachurch (lembaga pendamping gereja, red.) tidak perlu ada. Karena gereja belum melunaskan tugasnya, maka para-church dibangkitkan Tuhan untuk mengisi apa yang belum dikerjakan oleh gereja. Pada waktu gereja sudah bangun, sudah tergugah, dan sudah mengerjakan semua tugasnya, maka para-church bersifat contingent (boleh ada, boleh tidak ada). Demikian Gerakan Reformed Injili bukanlah suatu institusi, juga bukan satu organisasi yang menyaingi apa yang sudah ada. Itu pendapat yang salah. Gerakan Reformed Injili adalah suatu semangat yang sudah pernah diberikan oleh Tuhan pada abad ke-16 Reformasi, tetapi sudah kehilangan signifikansinya dalam hidup bergereja pada abad-abad selanjutnya. Gereja dan sekolah theologia yang masih mencantumkan nama Reformed banyak, tetapi yang berjuang untuk Reformed theology tidak ada, tidak banyak, dan banyak yang lupa.



Di dalam gerakan ini terdapat bibit pertama yang diperlukan untuk bagaimana dapat mengimbangi seluruh zaman, baik yang Liberal, Katholik, Karismatik, dan Injili, yang masing-masing tidak mungkin secara utuh mewakili kekristenan. Apa yang menjadi kekurangan dari sayap Karismatik untuk mewakili kekristenan adalah doktrin. Apa yang menjadi kekurangan orang Injili untuk mewakili kekristenan adalah mandat budaya. Apa yang menjadi kekurangan Katholik untuk mewakili kekristenan adalah tidak kembalinya kepada pengutamaan doktrin yang berpusat pada Alkitab dengan adanya begitu banyak pengaruh organisasi dan sistim keagamaan, dan juga tambahantambahan terhadap doktrin yang ada. Apa yang menjadi kekurangan dari gereja-gereja Liberal adalah sudah menjual diri, tidak lagi berstatus anak sulung karena mereka sudah membongkar, mengikis habis semua ajaran Kristologi yang paling penting.



Pada waktu gereja sudah menurunkan derajat dari bersifat berita yang bersifat penebusan menjadi sekedar suatu sikap keagamaan belaka, maka gereja sudah mulai tertidur. Jika gereja sudah lupa memberitakan Penebus, mengabaikan Yesus Kristus sebagai Penebus dosa manusia, lalu merendahkan Dia dengan hanya melihat Dia sebagai guru yang baik, pengajar moral, atau contoh sempurna bagi manusia, maka gereja sudah turun derajat. Memang di situ kita bisa rukun dengan agama lain, tetapi tidak berani dan tidak mampu lagi menantang orang bertobat dan kembali menerima Tuhan Yesus Kristus sebagai Satu-satunya Juruselamat dan Tuhan umat manusia. Oleh sebab itu, siapakah yang berhak dan sah mewakili kekristenan pada masa kini? Siapa yang betul-betul menjadi saksi Kristus yang utuh, yang komprehensif?



Saat ini, gereja-gereja sibuk untuk programnya sendiri, supaya kelihatan sebagai gereja yang hebat, tetapi bagaimana doktrinnya? Bagaimana imannya? Tugas untuk mempengaruhi pemerintahan di mana? Bagaimana menerangi dunia filsafat? Karena ada begitu banyak ideolog dan filsuf, dengan pikiran-pikiran yang begitu melawan Alkitab, merajalela meracuni pemuda-pemudi.



Siapa yang mewakili ke-kristenan?



Pertama, diperlukan gerakan yang akan membawa pikiran-pikiran yang dicipta oleh Tuhan kembali setia kepada Sang Pencipta, yang sekaligus Pewahyu kebenaran kepada manusia. Oleh sebab itu perlu ada wadah, perlu ada suatu gerakan, dan itu gerakan dan bukan organisasi. Semua yang mau ikut gerakan ini harus mementingkan gerakan dan bukan organisasi, karena organisasi hanyalah budak visi.



Kedua, harus mempunyai keberanian berjuang untuk mendobrak.



Ketiga, harus mempunyai strategi yang lincah dan betul-betul efisien.



Keempat, harus mempunyai pengaruh kepada massa sebanyak dan sebesar mungkin untuk mendukung.



Keempat hal ini membentuk unsur-unsur yang betul-betul paling vital dalam sesuatu yang disebut sebagai Historical Movement (Gerakan Sejarah). Di sepanjang sejarah, apabila ada suatu gerakan yang merupakan suatu Gerakan Sejarah, maka pastilah tidak lepas dari empat hal tersebut. Keempat hal ini yang membuat lembaran baru dalam sejarah untuk berubah arah menuju kepada suatu pengharapan yang baru. Demikian juga dengan kekristenan. Kekristenan muncul dengan keadaan yang tidak bersyarat. Kekristenan dilahirkan dalam keadaan yang paling dihina. Kekristenan dimulai dari awal yang sangat-sangat sederhana, ketika Yesus dilahirkan di se-buah kandang yang hina, dan bukan di sebuah istana raja.



Setelah saya belajar dan memperjuangkan dunia akademis berpuluh-puluh tahun, akhirnya saya kembali harus mengatakan: Tidak ada yang lebih tinggi dari Firman Allah. Kalau Reformed mau berdiri tegak, mau hidup lebih baik daripada yang lain, maka Reformed harus setia kepada Firman Allah sebagai satu-satunya kebenaran tertinggi, dan kemudian, dari bijaksana Tuhan, menyinari, mengawasi, mengadili semua kelemahan pikiran manusia. Dan dalam hal ini biarlah Firman Tuhan diutamakan. Ini adalah pikiran yang sangat tinggi dan besar, dan merupakan gerakan yang terlalu agung, marilah kita menyayanginya.



Jikalau Stephen Tong gagal mengerjakan Gerakan Reformed karena saya terlalu terbatas, maka Tuhan akan membangkitkan di antara saudara seorang pemimpin yang jauh lebih pintar dari saya untuk meneruskan. Kalo kita semua tidak cukup, kita harus berdoa agar Tuhan membangkitkan orang lain untuk meneruskan, dan yang terutama, Tuhan dipermuliakan. Kita semua bukanlah apa-apa. Kita hanya berusaha mengerjakan seberat, sebaik mungkin, sekuat tenaga, seberani mungkin, dan setaat mungkin kepada pimpinan Roh Kudus, sehingga Dia mau memakai kita untuk menjalankan tugas yang penting.



Ketika kita melihat gereja begitu simpang siur, ajaran begitu rusak, tafsiran Alkitab yang sembarangan dan ngawur dibawa ke atas mimbar, khotbah-khotbah yang tidak bertanggung jawab merajalela di manamana, pikiran yang hanya mencari untung, mencari persembahan yang banyak, anggota menjadi banyak dianggap sebagai pertumbuhan gereja, ini bukan berita Alkitab. Saat ini pertumbuhan hanya dilihat dari unsur kuantitas, sedangkan aspek kualitas dan kebenaran Firman Tuhan diabaikan.



Kenapa kita tidak bergerak membangun gereja dengan benar? Mengapa banyak orang Kristen yang mau saja menerima begitu banyak ajaran salah? Mengapa melihat orang-orang yang ngawur tetapi kelihatan sukses secara materi membuat orang Kristen minder dan takut, lalu menganggap itu sebagai pekerjaan Roh Kudus? Salah satu alasan penting, yang harus kita sesali, adalah semua pemimpin dan orang-orang penting dalam Gerakan Reformed tidak ada keberanian membuat hal yang besar. Kita merasa cukup dengan hal kecil, dan terlalu puas sambil mengatakan bahwa kuantitas tidak penting. Jikalau kuantitas tidak tercapai, kita menghibur diri dengan mengatakan bahwa kuantitas tidak penting, kualitas lebih penting.



Orang yang sekaligus meraih kualitas dan kuantitas pasti harus memikul salib yang sangat berat. Orang yang sekaligus mau mempertahankan yang kuno sambil memperjuangkan yang belum datang pasti dia tersendiri. Orang yang sekaligus mementingkan doktrin yang ketat, sekaligus mengabarkan Injil, pasti dia mempunyai kesulitan-kesulitan yang besar. Dan memilih sebagai orang dalam posisi seperti ini, maka saya memilih memakai Reformed Injili. Reformed adalah theologi yang ketat. Banyak orang berpikir, belajar theologi yang ketat seumur hidup tidak cukup waktu, bagaimana mau pergi mengabarkan Injil keluar supaya banyak orang menjadi orang Kristen. Theologi adalah kristalisasi iman dan penginjilan adalah proklamasi dari kepercayaan. Kristalisasi dari iman yang kita rumuskan dari seluruh kitab suci itu memerlukan banyak waktu, dan proklamasi untuk dunia pluralis dengan keberanian mengabarkan Injil bahwa satu-satunya Juruselamat ialah Yesus Kristus memerlukan keberanian yang besar.



Kita tidak boleh lupa akan substansi. Sebagian orang kehilangan substansi diri demi harmoni. Orang-orang seperti ini mungkin akan kehilangan eksistensi diri. Orang yang memelihara substansi harus berusaha untuk berjuang dengan musuh dan bersedia untuk mati syahid. Gerakan ini bukan suatu gerakan yang main-main. Gerakan ini adalah gerakan yang harus berjuang dan rela mengorbankan dirinya sendiri. Tanpa tekad dan keberanian sedemikian, maka gerakan ini tidak mungkin jadi.



Maka Gerakan Reformed bukanlah sekedar suatu warisan mati dari sekitar hampir 500 tahun yang lalu. Gerakan Reformed bukan sekedar peninggalan warisan sejarah. Gerakan Reformed adalah suatu semangat perjuangan sampai Kristus datang kembali. Gerakan Reformed adalah gerakan yang tidak mau berkompromi, dan mau terus menerus setia sampai mati. Gerakan Reformed adalah suatu ajakan untuk semua gereja, semua orang Kristen untuk kembali setia kepada Alkitab. Itu sebab Gerakan Reformed dengan theologi yang begitu ketat berhak mendirikan gereja sendiri.



Ketika Abraham Kuyper, seorang theologian Belanda, melihat bahwa Gereja Hervormde saat itu sudah keluar dari Reformed theology yang sejati, maka ia meneriakkan supaya orang Kristen keluar dari gereja itu, dan mereka membentuk Gereja Gereformeerde. Gereformeerde berarti Re-reformed. Di-reformed-kan kembali. Reformed berarti kita berjuang membentuk kembali iman kepercayaan kita sesuai firman, mari kita meneguhkan kembali keberanian kita untuk menyatakan kebenaran firman, mari kita berdiri kembali di atas batu karang, mari kita membuat kubu demi Tuhan.



Yang paling membebani saya seumur hidup hanya dua hal, yaitu: Pertama, mengabarkan Injil kepada mereka yang belum mengenal Tuhan. Kedua, membentuk pikiran dan iman kepercayaan yang teguh bagi orang yang sudah menerima Tuhan. Ini dua sayap pelayanan Stephen Tong, yaitu penginjilan dan seminar theology. Di dalam penginjilan, saya akan memanggil orang untuk datang kembali kepada Kristus, dan di dalam seminar theology, mengajarkan apa yang seharusnya Anda percaya. Semua yang saya lakukan berkisar di antara kedua beban ini, tapi kita harus mengingat bahwa theology jauh lebih besar dari sekedar mengerti firman yang tertulis karena Allah adalah Allah alam semesta. Kita tidak boleh menyempitkan kemuliaan Tuhan Allah, atau mengeringkan theology. Kita tidak boleh merasionalisasikan firman Tuhan dengan aspek logika saja, tetapi kita harus belajar menikmati semua kemuliaan Tuhan.



Kita harus belajar menikmati dan merayakan kemuliaan Tuhan. Itu tidak dimengerti dengan pikiran duniawi, tetapi sungguh-sungguh kita ingin melihat bagaimana Tuhan menggarap dunia ini, menggarap setiap pribadi kita, untuk mengerti pengajaran firman Tuhan yang benar. Kita bersama-sama berbagian di dalam Gerakan Reformed Injili di semua gereja, lalu kita melihat bagaimana umat Tuhan ditarik kembali kepada pengajaran firman yang sungguh. Saya tidak setuju kalau orang-orang yang ber-theology benar harus keluar dan pindah gereja. Saya ingin setiap orang yang ber-theology benar berjuang di gereja masing-masing untuk membawa theology tersebut di gerejanya. Sampai suatu saat jikalau orang-orang yang ber-theology benar tersebut dianiaya di gereja mereka masing-masing, maka mereka baru keluar dan menegakkan gereja yang ber-theology benar.



Barangsiapa yang ber-theology benar tapi dianiaya oleh pemimpin-pemimpin gereja yang melawan dan membenci theology yang benar berhak menyatakan untuk berdiri sendiri dan melihat itu sebagai pimpinan Tuhan. Setelah engkau berjuang mempengaruhi gereja yang lama dan engkau dihina, diejek, diinjak-injak, maka tidak salah jika engkau mengatakan mau mendirikan persekutuan yang baik dengan theology yang benar. Mengapa orang yang ber-theologytidak beres berani memasang label gereja dan orang yang ber-theology benar dianggap mengacau dan tidak berhak menegakkan label gereja? Bukankah itu diskriminasi yang tidak seharusnya terjadi?



Martin Luther di masa Reformasi tidak berjuang untuk mendapatkan kesenangan diri sendiri atau memperhitungkan untung rugi sendiri. Dia melihat bahwa ajaran firman telah diselewengkan begitu banyak, sehingga ia memaku 95 tesis di gerbang gereja Schlosskirche di Wittenberg di mana dia melawan ajaran purgatory, melawan penjualan surat pengampunan dosa, dan berbagai ajaran yang salah lainnya. Ketika Martin Luther dituntut untuk menarik kembali surat atau tesis-tesisnya, ia menjawab dengan satu kalimat, “Terkecuali Anda bisa membuktikan bahwa apa yang saya telah tuliskan itu berlawanan dengan kebenaran firman Allah dan hati nurani saya, maka saya tidak akan pernah mencabut kembali apa yang telah saya tuliskan.”



Dari kalimat ini kita melihat perbedaan antara Lutheran theology dengan Reformed theology. Reformed melihat firman dan rasio, sedangkan Lutheran melihat firman dan hati nurani. Hingga sampai saat ini peranan hati nurani dalam Lutheran theology masih sangat kuat. Hal ini terlihat dalam pemikiran seorang Lutheran theologian yang terkenal, Dietrich Bonhoeffer. Reformed theology berusaha menggunakan firman untuk memimpin logika. Fungsi rasional dipergunakan sebaik mungkin. Orang Reformed bukan orang-orang rasionalis, tetapi orang Reformed menggunakan semaksimal mungkin fungsi rasio untuk kembali kepada firman Tuhan.



Istilah yang kami pergunakan, yaitu Gerakan Reformed Injili, membawa resiko bahwa kami akan dimusuhi dan dilawan oleh dua kubu, baik oleh kubu Reformed maupun kubu Injili. Orang Injili bertanya, “Mengapa harus Reformed Injili?” bukankah Injili saja sudah cukup untuk kita memberitakan Injil. Dan Orang Reformed bertanya, “Mengapa Reformed harus ditambah kata Injili?” Saya dikritik orang Injili karena memakai kata “Reformed,” saya dikritik orang Reformed karena memakai kata “Injili,” dan saya dikritik orang Kharismatik bahwa saya tidak ada Roh Kudus. Pemakaian istilah “Reformed Injili” merupakan hasil pemikiran dan pergumulan puluhan tahun lamanya.



Saya menggunakan istilah Reformed Injili karena banyak gereja Reformed sudah lupa dan tidak mengabarkan Injil lagi, dan sebaliknya, gereja Injili kebanyakan tidak memiliki dasar theology yang kokoh. Yang bertulang tidak berdaging, dan yang berdaging tidak bertulang. Inilah kondisi gereja saat ini. Orang yang besar tetapi tidak bertulang hanya bagaikan onggokan daging yang tidak bisa berdiri tegak; dan orang bertulang tanpa daging bagaikan kerangka yang menakutkan. Ketika orang itu datang kita akan lari. Maka Reformed theology menjadi tulang punggung kekristenan yang membuat kita bisa berdiri tegak, yang memungkinkan kita bergerak dengan terstruktur, dan memberikan postur yang jelas. Postur kekristenan adalah theology. Tetapi daging dan darahlah yang membuat kita bisa tersenyum, bisa bergaul, dan bisa diterima oleh orang lain. Tengkorak dan tulang yang kuat tanpa daging akan sangat mengerikan, dan sebaliknya daging tanpa tulang menjadikan kita hanya onggokan daging yang tidak bisa bergerak. Kebanyakan gereja Injili ketika diserang secara tajam dari pemikiran theology-nya, ia tidak bisa menjawab karena kerangka theology-nya tidak kuat.



Reformed theology ditambah dengan penginjilan yang berdasarkan Reformed theology mejadikan gerakan ini berakar ke bawah dan berbuah ke atas. Inilah tugas dan panggilan kita. Kita harus menjalankan penginjilan dengan berani. Penginjilan bukan hanya untuk menambah anggota gereja dan penginjilan bukan untuk membudayakan orang agar menjadi lebih Kristiani. Penginjilan adalah memberikan suatu berita bahwa Kristus adalah satu-satunya Juruselamat. Dia yang lahir di dunia haruslah dimengerti sebagai Allah yang mengunjungi, berinkarnasi menjadi manusia, mati untuk dosa-dosa manusia, bangkit melawan Iblis dan mengalahkan kuasa setan, dan memberikan kehidupan baru. Maka kita mengundang orang untuk datang dan menerima Dia sebagai Juruselamat dan Tuhannya.



Keunikan Gerakan Reformed Injili yang lain lagi adalah Reformed theology membedakan antara wahyu umum dari wahyu khusus. Pengertian ini tidak ada pada theology yang lain. Mengapa wahyu perlu dibedakan? Karena jika tidak dibedakan, kita akan mempersamakan semuanya menjadi wilayah ambigu yang kacau. Wahyu umum diberikan kepada semua orang, semua agama, semua kebudayaan, semua daerah, semua zaman, sehingga manusia boleh mendapatkan wahyu. Wilayah ini disebut wahyu umum. Sedangkan wahyu khusus diberikan hanya melalui dua jalur yang besar dan yang betul-betul hanya dapat dimengerti oleh kaum pilihan. Hal seperti ini tidak dibahas dalam agama lain dan tidak dibahas di dalam theology yang lain.



Reformed theology membedakan wahyu umum dan wahyu khusus, supaya kita mengetahui bahwa agama dan kebudayaan memang ada nilainya. Manusia dicipta sebagai makhluk bersifat agama dan manusia sekaligus dicipta sebagai mahluk yang bersifat kebudayaan. Kedua sifat ini membentuk manusia lebih tinggi dari semua ciptaan yang lain. Istilah culture (budaya) adalah berkaitan erat dengan membudidayakan (cultivate), yaitu memperkembangkan bumi dan alam yang dicipta. Istilah ini akhirnya menjadi culture. Dari kata culture ini akhirnya berkembang istilah civilization (kemasyarakatan) di dalam zaman yang besar. Civilization menjadi puncak dari sifat kebudayaan (culture).



Manusia dicipta menjadi mahluk yang bersifat kultur dan bersifat agama, itu sebab sifat agama dan sifat kultur menjadi pembentuk esensi kemanusiaan yang membedakan manusia dari mahluk-mahluk yang lain. Dan kedua hal ini akan berusaha mencari nilai. Di dalam sifat agama manusia mencari nilai, di dalam sifat budaya manusia mencari nilai. Bedanya adalah agama mencari nilai di dalam hidup diri manusia, sedangkan budaya mencari nilai di luar kehidupan manusia. Bagaimana manusia berpakaian, bagaimana menari, bagaimana beradat, bagaimana berorganisasi, bagaimana berpikir, bagaimana bertradisi, bagaimana berbahasa, itu semua adalah nilai-nilai eksternal di dalam kehidupan umat manusia. Bagaimana bermoral, bagaimana membedakan baik dan jahat, bagaimana meninggikan dan menegakkan suatu penghargaan diri di dalam diri, bagaimana menuntut nilai kekal, bagaimana tanggung jawab manusia terhadap dunia yang tidak kelihatan, itulah yang disebut sebagai agama. Jadi agama dan kebudayaan memiliki bagian tumpang tindih (overlapping) di dalam satu wilayah yang namanya moralitas. Moral adalah bagian dari kebudayaan sekaligus bagian dari agama. Sifat agama adalah inner life (hidup batiniah), sifat budaya adalah external life (hidup lahiriah). Hidup batiniah dan hidup lahiriah digabungkan menjadi suatu hidup manusia yang dicipta di tengah-tengah dua wilayah yang saling terjalin (interwoven) antara spiritual and material world. Dengan demikian, gabungan agama dan kebudayaan, gabungan luar dan dalam, yang saling mengkait menjadi satu baru bisa membentuk manusia yang utuh.



Jadi, yang disebut sebagai wahyu umum adalah Allah menyatakan sesuatu untuk semua orang supaya manusia melihat cara hidup harus menuju kepada nilai yang diberikan oleh Tuhan. Itu sebabnya wahyu umum diterima oleh kebudayaan, agama, dan bangsa di seluruh dunia. Tetapi apakah dengan demikian buku Uphanisad dari India, atau Kitab Veda dari agama Buddha, atau Al-Quran dari Islam, atau buku Mormon dan berbagai buku-buku Animisme, dan sebagainya dapat disebut sebagai wahyu umum? Bukan! Semua agama dan semua rumusan dari kitab agama hanya merupakan reaksi sifat agama manusia terhadap wahyu umum.



Tidak ada satu kitab yang langsung diwahyukan oleh Tuhan kecuali kitab suci Alkitab Kristen. Alkitab adalah satu-satunya wahyu Allah yang tidak mengandung kesalahan, yang berbeda dari semua buku apapun lainnya. Kitab yang lain adalah reaksi terhadap wahyu umum yang diberikan kepada mereka. Ketika manusia merenungkan dan memikirkan wahyu umum, maka sebagai reaksinya mereka menulis kitab. Itu bukan wahyu, melainkan reaksi terhadap wahyu umum. Jika kita mengerti dan menerima definisi ini, maka kita akan dapat dengan jelas melihat dan menilai segala sesuatu.



Wahyu umum Allah waktu diresponi oleh manusia secara eksternal akan menjadi kebudayaan. Wahyu umum Allah waktu diresponi oleh manusia secara internal akan menjadi agama. Karena manusia sudah jatuh di dalam dosa, maka semua manusia tidak mungkin memberikan respon yang sesuai dengan aslinya. Karena manusia sudah jatuh di dalam dosa, manusia tidak mungkin menginterpretasi dengan akurat, maka terjadi penyimpangan pendapat antara agama dan agama. Konklusi yang berbeda-beda di dalam pemikiran agama-agama adalah akibat dari kejatuhan.



Dengan mengerti hal ini, kita tidak akan heran jika di dalam kitab agama lain ada hal-hal yang mirip dengan Kitab Suci Alkitab. Bukan hanya demikian, wahyu umum tentang kebudayaan memungkinkan manusia menginterpretasi dan mengerti alam, menemukan ilmu, yang mungkin bisa lebih akurat ketimbang apa yang dikerjakan oleh orang Kristen. Mungkin sekali orang Islam menemukan data astronomi yang lebih cocok daripada yang ditemukan oleh orang Kristen. Mungkin sekali orang Buddha bisa menemukan dalil fisika yang lebih cocok dengan aslinya ketimbang hasil penemuan orang Kristen yang malas. Tetapi itu hanyalah tentang wahyu umum dan respon manusia terhadapnya. Semua paparan wahyu umum yang diberikan Tuhan melalui alam ciptaan-Nya ini tidak akan dapat membawa orang non Kristen untuk bisa melihat sasaran akhir dari semua penyataaan tersebut, yaitu kemuliaan Tuhan. Hal ini hanya dapat dilihat dan dilakukan oleh orang Kristen.



Pada saat para ilmuwan menemukan dalil-dalil yang bagus, pada akhirnya mereka hanya bisa memuliakan diri. Tetapi orang Kristen, setelah menyelidiki segala sesuatu dan menemukan hal-hal yang ada di dalam alam, mereka akan melihat kemuliaan Tuhan di dalam penemuan-penemuan mereka tersebut. Inilah perbedaan yang signifikan, karena “surga menceritakan kemuliaan Allah” kata Franz Joseph Haydn di dalam oratorionya, “Creation.” Orang Kristen tidak hanya berhenti melihat data atau fakta yang dicipta, tetapi dapat melihat apa dan Siapa di belakang apa yang dicipta, yaitu kemuliaan dan Tuhan Allah Sang Pencipta itu sendiri.



Hanya sampai di wilayah wahyu umum belumlah cukup. Kita perlu masuk ke dalam wilayah wahyu khusus. Wilayah ini hanya bisa dilihat oleh orang percaya. Wahyu khusus sendiri memiliki dua cakupan, yaitu: 1) Kitab Suci Alkitab; dan 2) Kristus yang menjadi inti terpenting dari berita Alkitab.



Teologia Reformed juga membedakan antara anugerah umum dan anugerah khusus. Orang bukan Kristen mungkin lebih sehat dari pendeta. Mungkinkah hamba Tuhan yang paling setia mati tabrakan? Mungkinkah daerah Kristen mendapatkan bencana alam yang lebih sukar dari daerah bukan kristen? Mungkinkah keturunan hamba Tuhan mati kena sakit kanker dan keturunan dukun sehat? Semua itu mungkin, karena semua itu adalah di wilayah anugerah umum Allah. Anugerah umum itu diberikan kepada siapa saja sebagaimana Tuhan Yesus berkata: “Matahari menyinari orang baik dan juga orang jahat, hujan turun kepada orang benar dan juga kepada orang berdosa” (Matius 5:45). Anugerah umum menjadi pencegah lebih banyaknya perbuatan dosa sampai Kristus datang kembali. Di dalam pikiran seorang Reformed theologian, Cornelius Van Til, terdapat pikiran yang sangat ajaib bahwa anugerah umum akan ditarik setahap demi setahap makin sedikit sampai sebelum Yesus datang kembali.



Maka di dalam Gerakan Reformed Injili ini, kita perlu perjuangan yang berat, kita perlu keberanian yang besar, kita perlu iman yang sejati, kita perlu pengertian firman yang tuntas, dan jiwa pengabdian yang bersiap untuk mengorbankan diri. Tidak ada jalan lain, sebab gerakan ini bukan main-main. Gerakan ini lebih penting daripada memikirkan bagaimana mengerjakan sesuatu dengan konferensi-konferensi atau sinode karena ini adalah mengenai semangat. Jika semangat sudah hilang maka gerakan akan punah. Jika semangat masih ada maka gerakan itu masih bertumbuh.



Berbahagialah orang yang mendengar dan mengerti apa yang menjadi seruan yang berasal dari gerakan Roh Kudus untuk gerakan ini. Dan pengaruh penting Gerakan Reformed di sepanjang sejarah adalah apa yang disebut sebagai mandat budaya. Mandat budaya (culture mandate) ini khusus hanya ada di dalam Reformed theology. Kalimat kesimpulan yang paling singkat untuk menggambarkan mandat budaya adalah preeminency of Christ above all aspect of culture (supremasi preeminensi Kristus di atas segala aspek kebudayaan). Mungkinkah ada pikiran yang tertinggi yang melampaui pikiran manusia yang tertinggi? Jawabannya adalah firman Allah.


BACA JUGA: PEMAHAMAN IMAN REFORMED TENTANG ALKITAB



Tuhan Allah berkata, “Seperti tingginya langit dari bumi, demikianlah tingginya jalan-Ku dari jalanmu, rancangan-Ku dari rancanganmu” (Yesaya 55:9). Apa artinya? Itu artinya firman Tuhan lebih tinggi dari semua budaya manusia. Kita bisa menemukan paling sedikit ada 60 definisi mengenai “budaya” tapi dari semua definisi tentang budaya tersebut tidak ada yang lebih baik dari definisi yang didasarkan pada ayat di atas. Gabungan ideologi dan pola hidup membentuk budaya. Satu budaya terbentuk dari cara berpikir dan cara hidup. Saya akan memberikan definisi “budaya” yang tidak ada di buku yaitu budaya sebagai jiwa bangsa, atau jiwa masyarakat.



Budaya adalah respon manusia terhadap wahyu Allah secara lahiriah. Reformed theology merupakan theologypembentuk budaya (culture-making theology). Selain mengabarkan Injil, Reformed theology juga membentuk budaya di mana Injil dikabarkan. Orang Reformed harus memiliki cara berpikir Reformed, memiliki ideologi Reformed, memiliki karakter Reformed yang sesuai dengan firman Tuhan, dan memiliki pola hidup, kelakuan, dan hati yang luas.



Mari kita memberikan yang terbaik untuk Tuhan. Mari kita tidak menunggu lagi, karena kita harus bekerja sekarang. Waktu akan menggeser kita menjadi tua. Jikalau hari ini saya mati saya akan berkata kepada Tuhan, “Tuhan, saya telah menyelesaikan apa yang harus saya kerjakan.” Selama 47 tahun saya tidak membuang waktu. Mari kita bertobat dan mengejar supaya kita menggenapi rencana-Nya untuk gerakan ini demi kemuliaan-Nya.
GERAKAN REFORMED DAN MASA KINI
Amin.
Pdt. DR. Stephen Tong.

Berbagi

MENGAPA KRISTEN ? - DR. Stephen Tong


MENGAPA KRISTEN ? - DR. Stephen Tong
MENGAPA KRISTEN ? - DR. Stephen Tong . “Anak-anakku, janganlah membiarkan seorangpun menyesatkan kamu. Barangsiapa yang berbuat kebenaran adalah benar, sama seperti Kristus adalah benar; barangsiapa yang tetap berbuat dosa, berasal dari Iblis, sebab Iblis berbuat dosa dari mulanya. Untuk inilah Anak Allah menyatakan diri-Nya, yaitu supaya Ia membinasakan perbuatan-perbuatan Iblis itu. Setiap orang yang lahir dari Allah, tidak berbuat dosa lagi; sebab benih ilahi tetap ada di dalam dia dan ia tidak dapat berbuat dosa, karena ia lahir dari Allah. Inilah tandanya anak-anak Allah dan anak-anak Iblis: setiap orang yang tidak berbuat kebenaran, tidak berasal dari Allah, demikian juga barangsiapa yang tidak mengasihi saudaranya. Sebab inilah berita yang telah kamu dengar dari mulanya, yaitu bahwa kita harus saling mengasihi.” (1 Yohanes 3:7-11)

Saudara-saudara, jika kita masukkan agama Kristen ke dalam bagian agama-agama yang berbeda dengan kekristenan di dalam wilayah yang sama, maka kita harus merumuskan apa itu agama. Agama adalah paling sedikit meliputi 5 hal yang mempunyai kategori dasar yang sama.

1). Semua agama mengaku bahwa dosa itu adalah fakta yang tidak bisa ditolak. Dosa itu fakta, dosa itu ada dan dosa telah merusak manusia. Ini adalah faktor pertama. Semua agama harus memilikinya.

2. Setiap agama harus percaya ada jalan keluar dari dosa sehingga agama-agama menempuh, menguji, mencari, mengajar manusia bagaimana caranya melepaskan diri dari dosa itu.

3. Semua agama percaya sesudah mati tidak selesai. Setelah mati bukan berhentinya eksistansi. Setelah mati adalah sesuatu perpanjangan yang melampaui keterbatasan daripada kejadian ini. Sehingga semua agama percaya mati bukan akhir. Kalau ada agama yang percaya mati selesai, maka agama seperti itu tidak layak dan tidak cukup syarat disebut sebagai agama.

4. Semua agama percaya manusia harus berbuat baik, manusia harus bermoral, manusia harus mempunyai status dengan etika dan standar perbuatan yang sangat tinggi supaya manusia boleh diperkenan dan boleh mendapat bahagia kekekalan. Ini adalah bidang moral, bidang etika yang ditekankan oleh semua agama.

5. Semua agama percaya ada sesuatu kekuatan/dalil/oknum/kuasa tertinggi yang mengatur seluruh alam semesta. Sehingga melalui perbuatan baik, melalui tidak berbuat dosa, melalui menolong orang lain, melalui beribadah, meditasi, kontemplasi, penyiksaan diri atau cara apapun dapat memperkenan yang paling berkuasa di atas.

Lalu saya mau tanya, “Apakah semua agama percaya Allah?” Tidak. “Apakah semua agama percaya ada satu Pribadi Mahatinggi?” Tidak. Budha adalah agama yang tidak ada Allah. Tetapi Budha percaya ada hukum yang adil untuk mengatur kembali melalui metode reinkarnasi. Sehingga ini adalah 5 hal yang mempersamakan, 5 hal yang sama-sama harus ada di dalam yang disebut agama. Tetapi saudara-saudara sekalian, jikalau kita hanya memasukkan kekristenan ke dalam wilayah agama-agama yang paling sedikit mempunyai 5 dasar ini, saya percaya kita belum cukup mengerti kekristenan.

Kekristenan bukan sekedar agama. Kekristenan mempunyai standar yang lebih tinggi, mempunyai sesuatu yang jauh lebih unik daripada semua agama-agama yang lain. Dan ini dicantumkan di dalam ayat-ayat yang baru kita baca. Kita membaca bahwa yang dilahirkan dari Allah, dia tidak akan tetap hidup di dalam dosa. Orang yang terus menerus hidup di dalam dosa, dia bukan dilahirkan oleh Allah. Nah ini tidak diajarkan oleh agama-agama lain. Baik Islam, tidak ada yang disebut dilahirkan oleh Allah. Baik Budha, tidak ada yang disebut dilahirkan oleh Allah. Baik Konfusionisme, tidak ada pengajaran yang disebut dilahirkan oleh Allah. Hinduisme, Shintoisme, dan juga Socratisme, semua agama apapun di dalam seluruh dunia tidak pernah mengajarkan tentang dilahirkan oleh Allah. Bukan saja demikian, yang dilahirkan oleh Allah mendapatkan suatu benih sehingga dia disebut anak Allah. Di sini membedakan dia anak Allah atau anak Iblis. 

Saudara, kita membaca 1 Yohanes 3:7-8, “Anak-anakku, janganlah membiarkan seorangpun menyesatkan kamu. Barangsiapa yang berbuat kebenaran adalah benar, sama seperti Kristus adalah benar; barangsiapa yang tetap berbuat dosa, berasal dari Iblis, sebab Iblis berbuat dosa dari mulanya. Untuk inilah Anak Allah menyatakan diri-Nya, yaitu supaya Ia membinasakan perbuatan-perbuatan Iblis itu.” Di dalam 1 Yohanes 3: 9-10 dikatakan: “Setiap orang yang lahir dari Allah, tidak berbuat dosa lagi; sebab benih ilahi tetap ada di dalam dia dan ia tidak dapat berbuat dosa, karena ia lahir dari Allah. Inilah tandanya anak-anak Allah dan anak-anak Iblis: setiap orang yang tidak berbuat kebenaran, tidak berasal dari Allah, demikian juga barangsiapa yang tidak mengasihi saudaranya.”

Saya sangat gentar kalau saya makin masuk, berpikir lebih mendalam, lebih serius dari setiap kalimat Alkitab. Dan saya suka menemukan apa bedanya ini dengan firman yang berasal dari keagamaan manusia, apa bedanya ini dengan karya-karya yang dilahirkan oleh sifat keagamaan manusia. Setelah mereka menemukan dosa, setelah mereka menganggap diri sudah menemukan jalan keluar dari dosa, setelah mereka menganggap sudah mempunyai perbuatan baik, boleh diperkenan oleh Tuhan. Lalu apa bedanya jikalau agama Kristen adalah sama dengan agama yang lain maka mengapa kita harus memilih Yesus Kristus? Jikalah memilih Konghucu sama, memilih Shakyamuni sama, memilih Muhammad sama, memilih semua pendiri agama lain sama dengan memilih Kristen, mengapa harus Kristus? Justru berbeda, justru sama sekali berbeda. Ada keunikan-keunikan yang ada hanya pada iman Kristen. Itu sebabnya kita tidak menjadi orang Islam. Itu sebabnya kita tidak menjadi orang Budha, orang Hindu, atau orang Konfusionis. 

Saudara-saudara, saya dilahirkan di dalam keluarga konfusianisme. Nenek moyang saya begitu beribadah kepada nenek moyang sehingga dari kerajaan Beijing, dari istana, kirim satu pigura yang tertulis: (dalam tulisan kanji) The whole of three generations honor their ancestors. Ini menjadi sesuatu pujaan dan suatu dorongan dari kaisar kepada keluarga saya. Waktu saya masih kecil saya melihat pigura yang dikirim dari raja itu tergantung di dalam rumah saya. Saya kagum, saya tanya, lalu mendapat cerita dari orang tua mengenai riwayat dari nenek moyang bahwa saya dilahirkan di dalam suatu keluarga yang sangat terhormat, sangat mengetahui bagaimana menghormati orang tua. Saya sangat terharu dan kalau keluarga saya adalah keluarga yang demikian - kita ada agama sendiri, kita ada ajaran orang Tionghua sendiri, kita ada konfusionisme yang dianggap begitu tinggi oleh seluruh dunia - mengapa kita masih perlu Yesus Kristus? Apa sih yang menjadikan kita orang Kristen?

Di dalam sejarah Tionghoa banyak orang menjadi Kristen karena terlalu susah lalu ada bantuan dari luar negeri. Terlalu miskin, ada beasiswa dari luar negeri. Terlalu sulit, ada pertolongan dari luar negeri melalui duta besar, misionari, melalui pendeta-pendeta, tetapi ini tidak pernah bersangkut paut dengan iman kekristenan saya. Sampai hari ini saya tidak pernah ambil satu dolar scholarship dari Amerika. Sampai hari ini saya tidak pernah minta satu rupiah dari luar negeri. Iman kekristenan saya adalah iman kekristenan saya, tidak ada hubungan dengan luar negeri. Nama saya Stephen, bukan diberikan oleh orang tua, bukan diberikan oleh dosen, tetapi dipilih oleh saya sendiri. Saya tidak menamakan diri George, saya tidak menamakan diri orang yang nama-namanya seperti orang-orang barat. Saya pilih Alkitab karena saya orang Kristen. Saya cari nama bukan cari nama dari orang luar negeri, Edgar, atau apa-apa...tidak! Saya cari nama di Alkitab. Ini pertanggungjawaban saya dengan Tuhan. Imanku adalah iman kepada Tuhan. Nama yang kupilih-pilih adalah dari nama-nama orang yang takut akan Tuhan. Saya memilih nama Stephen, karena apa? Karena dia setia sampai mati bersaksi bagi Tuhan, akhirnya menjadi salah satu orang yang mati syahid yang paling mengerikan, dilempar batu sampai mati. Lalu saya memilih nama itu. Istilah Stephen di dalam bahasa Yunani artinya adalah mahkota, dan kalau dia mau menjadi orang yang menerima mahkota, dia harus dirajam batu sampai mati. Dengan itulah sebabnya saya pilih, karena saya tahu mengapa saya percaya kepada Tuhan. Seumur hidup saya harus setia kepada suatu kebenaran yang saya terima, dan setia kepada pengabdianku di hadapan Tuhan dengan sungguh-sungguh jujur.

Saudara-saudaraku sekalian, mengapa Kristus? Mengapa Kristen? Mengapa beriman kepada Kitab Suci? Karena saya dilahirkan dalam keluarga Kristen? Tidak. Karena saya mempunyai seorang bos Kristen? Tidak. Karena rayuan orang-orang Kristen? Tidak. Karena saya mendapat bantuan uang dari luar negeri? Tidak. Saya menjadi orang Kristen karena kebenaran di dalam diri Kristus tidak ada tandingnya, tidak ada taranya. Tidak ada yang setara atau yang bisa sesuai dengan ini. Puji Tuhan. 

Keunikan kekristenan harus selalu kita temukan di dalam pembacaan Kitab Suci dan di sini Yohanes menyatakan siapakah anak Tuhan, siapakah anak Iblis, siapakah orang Kristen sejati, siapa orang Kristen yang tidak sejati, siapa membuktikan ada orang yang mengikut tuhan. Di sini dikatakan: jangan disesatkan. Jangan ada seorang pun yang menyesatkan kamu. Karena engkau mengetahui barangsiapa berbuat kebenaran, dia adalah benar, sama seperti Kristus adalah benar. Barangsiapa berbuat dosa terus menerus, dia berasal dari Iblis karena Iblis dari permulaan adalah yang berbuat dosa.

Di sinilah suatu keunikan yang menjadi batu ujian. Agama Kristen lebih dari segala sesuatu karena apa? Karena kesucian. Minggu lalu kita mengatakan Yesus Kristus adalah the holy One of God. Saya percaya penulis dari Davinci Code adalah orang yang tidak pernah mengerti Alkitab dengan sungguh-sungguh dan dia tidak mengetahui yang disebut the holy One of God from the highest come to the world and set the new trend and the new code of human life in the history. Satu arus yang baru. Satu tren yang baru. Satu jurusan dari arus hidup yang baru yang belum pernah ada di dunia diturunkan oleh Tuhan melalui Kristus. The holy One to be His holy chosen and to call His holy people and to live the holy life in the holy living through the Holy Spirit. 

Saudara-saudara, roh suci, firman suci, kebenaran yang suci, yang kudus dan am, kaum suci, hidup suci, kelakuan suci, memberitakan firman yang suci, sang kudus di tengah-tengah kita. Ini tidak dimengerti. Itu sebabnya kalau kita membayangkan penipuan ini - Yesus yang tidak berani mengumumkan dia menikah, Yesus yang telah mempunyai istri simpanan yang namanya Maria Magdalena, Yesus yang memasukkan sperma-Nya ke dalam tubuh dia - ini adalah penyesatan dari orang yang tidak pernah tahu dan belum pernah ada dalam sejarah ada orang yang berani mengatakan seperti itu. Kekurangajaran, kenajisan, keberanian yang begitu jahat, kita bongkar, karena kita kembali kepada asal usul dari seluruh zat, seluruh asasi, seluruh esensi dan seluruh substansi kekristenan yaitu kesucian yang dari Allah. The holy One from God came to the world. The holy One from God is the Word became flesh and Jesus Christ is the only holy One.

Bandingkan Yesus dengan Shakyamuni. Shakyamuni sudah pernah menyeleweng. Papanya ketakutan, cepat-cepat memberikan pernikahan kepada dia, supaya dia baik-baik di rumah tidak lagi sembarangan. Papa Shakyamuni memberikan pernikahan kepada dia dan memberikan istri di istana waktu dia masih umur belasan tahun tetapi akhirnya setelah dia menghamili istri, setelah dia mendapatkan anak, sebelum anak itu lahir, dia suatu hari keluar dari istana mau melihat apa yang terjadi di luar, apa maksudnya manusia, apa artinya hidup. Dia pertama kali melihat bahwa di luar itu orang hidup begitu susah, lapar, sakit dan tidak ada pertolongan. Lahir menderita, tua menderita, sakit menderita, mati menderita, kenapa saya enak-enak di istana? Kenapa saya setiap hari foya-foya di istana. Dia mulai sadar mesti cari kebenaran, dia adalah orang yang tadinya tidak mengenal kebenaran. Dia adalah orang yang pernah menyeleweng. Dia adalah orang yang perlu pernikahan untuk menghentikan penyelewengan. Dia adalah orang yang perlu mengetahui kebenaran dan dia cari dan dia anggap menemukan. Yesus tidak. Yesus tidak pernah perlu mencari kebenaran karena Dia adalah kebenaran.

Saudara-saudara, engkau menjadi Kristen harus engkau sadar mengapa engkau pilih Yesus, apa keunikan iman Kristen. Muhammad adalah seorang yang kehilangan ayahnya, dibesarkan oleh paman yang membawa dia berdagang bersama-sama, pergi ke sini, pergi ke sana, dan dia melihat banyak berhala, orang menyimpan patung dan akhirnya dia menemukan orang yahudi yang mengatakan: sebenarnya Allah itu esa adanya, Allah itu tidak banyak. Paman dari Muhammad membawa dia berkeliling berdagang dan dia menemukan orang-orang Yahudi. Saat itu Yahudi masih percaya satu Allah tetapi orang Kristen juga percaya kepada patung-patung. Orang Arab lebih banyak patung. Muhammad marah sekali. Kalau Allah itu esa, kenapa banyak patung yang dipercaya oleh orang Arab, begitu banyak patung yang dipercaya oleh Kristen? Karena abad ke-6 relic, yatu peninggalan barang suci, sudah menjadi bahan/obyek penyembahan. Jadi banyak orang Kristen menyembah Maria, Petrus, St. Teresa, santo-santa. Muhammad marah dan dia berjuang untuk mengembalikan iman sejati kepada Allah yang maha esa. Dia mencari, dia mulai mengetahui, dia mau mengerti, dia mau berjuang. Namun Yesus Kristus adalah utusan Allah, Dia adalah kebenaran itu sendiri, maka berbeda.

Saudara, bandingan semua pendiri-pendiri agama dengan Yesus Kristus, engkau akan menemukan satu-satunya yang suci mutlak, yang suci dari dasar, yang adalah benih dari kesucian ilahi, yang berada di dunia hanyalah Yesus Kristus. Yang berkata: “Siapa di antara kamu yang bisa menunjukkan dosaku?” Kalau dilihat dari monotheisme, atheisme, dan politheisme, Muhammad adalah salah satu orang yang paling sukses membawa orang keluar dari kemelut politheisme untuk menyembah kepada monotheisme. Dia sukses sekali. Tetapi Muhammad di tengah-tengah perjalanan, dia menemukan banyak legenda, banyak tradisi, dan dia juga pernah mendengarkan hal-hal seperti gnostic gospel dan sebagainya, sehingga mengenai Yesus Kristus yang membikin burung dari tanah liat, akhirnya dihembuskan dan burung itu terbang pada waktu Ia masih kecil, yang tidak ada di ke-empat Injil kita tetapi berada di dalam injil Thomas, itu dikutip oleh Muhammad di dalam Al-Quran. Jadi kita kalau menelusuri sejarah terus kita mengetahui asal usul ajaran apa dari mana. Hanya satu ajaran Alkitab yang adalah wahyu langsung dari Roh Kudus. Alkitab tidak pernah dan tidak perlu berdasarkan pikiran manusia untuk memperkembangkan suatu ide, karena di sini dikatakan begitu jelas. “Yang melakukan kebenaran meneladani-Nya, seperti Yesus benar adanya; yang berbuat dosa bukan dari Tuhan; yang dilahirkan oleh Tuhan, anak Tuhan, ada benih kesucian di dalamnya.”

Seorang penafsir Kitab Suci yang namanya Welobi dari Kanada, mengatakan: “What is the difference between the Christian and non Christian who is same committing sin? The non Christian when they commit sin, they are doing sin in their rule that is the rule of non Christian to commit sin everyday.” Orang yang bukan Kristen, mereka berbuat dosa sebagai hal yang rutin, maka for the truly regenerated Christian, to commit sin is an exception. Bagi orang Kristen yang sudah diperanakkan, waktu dia berbuat dosa itu adalah pengecualian. Apa sebabnya satu reaksi setelah berbuat dosa berbeda sekali? Sebelum berbuat dosa, orang yang belum Kristen, ada hati nurani, sehingga ragu-ragu mesti berbuat atau tidak. Orang Kristen juga ada hati nurani ditambah dengan suara Roh Kudus, - tidak boleh aku berbuat dosa. Hati nurani itu sudah dicemarkan oleh agama. Hati nurani sudah dicemarkan okeh kebudayaan. Hati nurani sudah dicemarkan oleh opini masyarakat. Hati nurani sudah dicemari oleh tradisi kebudayaan. Hati nurani sudah dicemari oleh kebiasaan diri berbuat dosa. Orang yang setiap hari berbuat dosa, hati nuraninya tidak lagi peka seperti mereka yang jarang berbuat dosa. Orang Islam kalau makan babi, dia langsung merasa tidak beres. Tetapi orang Menado kalau makan babi, dia bilang: “Puji Tuhan tidak lupa bikin babi.” Mengapa demikian? Karena agama ikut berperan di dalam membentuk suara hati nurani. Kebudayaan ikut berperan dalam mempengaruhi kepekaan hati nurani. Demikian juga kebiasaan setiap orang. Engkau yang selalu mencuri, waktu engkau curi uang, engkau tidak lagi malu, tidak lagi peka karena engkau sudah biasa curi.

Saudara-saudara, kebudayaan, agama, tradisi, opini dari banyak orang, ditambah dengan kebiasaan berdosa, ini 5 hal mencemarkan hati nurani. Sehingga orang yang berdosa itu mempunyai kepekaan yang berbeda. Ada orang yang satu kali berbuat bohong, dia tidak bisa tidur 3 bulan. Ada orang yang kalau 3 bulan tidak bohong, tidak bisa tidur. Semua orang berbuat dosa sama dengan yang lain. Tetapi di sini dikatakan: barangsiapa yang melakukan kebenaran, dia benar; barangsiapa yang melakukan kebenaran, seperti Kristus benar adanya; orang yang berbuat dosa terus dia berasal dari Iblis. Karena apa? Karena benih itu. Benih suci atau tidak.

Saudara-saudara, saya tidak tahu di dalam hati kita berapa banyak benih suci yang sudah kita terima dari Yesus Kristus karena Tuhan kita itu Tuhan yang suci. Tuhan kita Tuhan yang melakukan kesucian. Tuhan kita adalah Tuhan yang mau kita mendapatkan hidup suci. Bandingkan semua pendiri agama, Konghucu, Muhammad, Musa, Abraham, semua orang paling penting dalam sejarah dan Shakyamuni dengan Yesus Kristus. Engkau menemukan the holy One, bukan the holy Two, bukan the holy Three, bukan the holy Many, bukan the holy Foundest of religion. The holy One who is surpassing all religion, the holy One who came from God Himself, the holy One who gives the seed to change our lives is Jesus Christ. Hanya Yesus Kristus dengan benih yang suci itu, Dia datang ke dunia menyatakan diri tidak berdosa, dan Dia datang ke dunia untuk melawan Iblis.

Jadi agama melawan agama percuma. Orang melawan orang percuma. Suci melawan jahat itu yang penting. Yang benar melawan yang salah itu yang penting. Yang sorgawi melawan yang duniawi itu yang penting. Yang kekal melawan yang sementara itu yang penting. Yang tidak berdosa melawan yang berdosa itu yang penting. Nah di sini dicantumkan, “…karena yang suci itu datang ke dalam dunia.” Untuk apa? Anak Allah menyatakan diriNya yaitu supaya Ia membinasakan perbuatan-perbuatan Iblis itu. Nah ini merupakan suatu permusuhan, suatu dendam, suatu perkelahian, peperangan yang tak pernah berhenti. Peperangan apa itu? Yaitu peperangan antara Kristus dengan Setan. Between Christ and Satan. Itu merupakan permusuhan, dendam dan peperangan yang tak pernah habis. Mulai kapan kita mengetahuinya? Ini mulai dari wahyu Tuhan Allah memberikan nubuat pertama setelah Dia memanggil Adam yang berdosa menghadap Dia. Waktu Adam berdosa, sesudah berdosa dia melarikan diri. Nah saudara-saudara, banyak orang setelah salah, tak mau mengaku. Setelah berdosa dia melarikan diri. Setelah berdosa, dia mencari pengacara untuk membela diri supaya dilepaskan dari hukuman. Ini dosa tambah dosa tambah dosa. Dosa tidak bisa ditutup dengan dosa.

Bolehkah engkau yang sekarang sudah mempunyai api, berusaha menutup api dengan kertas? Itu adalah kebodohan manusia. Bolehkah dosa engkau pakai untuk membungkus dosamu yang asli? Tidak mungkin. Karena makin engkau bungkus dosamu makin besar makin besar makin besar. Sehingga pada waktu Adam berdosa, dia melarikan diri dari Tuhan, Tuhan mengatakan di dalam kejadian 3: “Di manakah engkau Adam?” “Aku berjalan di tengah taman, mendengar suara-Mu, aku takut.” “Kenapa engkau takut? Bukankah engkau telah makan buah yang Aku larang. Sekarang, keluar!” Waktu Adam dipaksa keluar, Tuhan melihat dia pakai daun. Daun itu akan menudungi kemaluannya. Daun itu akan menutupi perbuatan dosanya. Tetapi daun itu adalah daun yang tidak seharusnya di badan dia, seharusnya di pohon. Ini perusakan lingkungan pertama kali. Ini cara manusia pertama kali menutup dosa yang paling bodoh mengganti cara Tuhan Allah. Dan Tuhan berkata di dalam Yesaya pasal 64, “Semua kebajikan kita sama seperti pakaian yang compang-camping.” Seperti daun yang bisa kering, ini langsung mengacu ke Kejadian 3, karena daun yang dipakai untuk menutupi dosa dan kesalahan itu akan menjadi kering karena dijemur di hadapan matahari. Dan daun itu akan tertiup oleh angin sehingga dosa tidak mungkin ditutupi.

Maka di sini dikatakan, barangsiapa yang benar dia melakukan kebenaran. Barangsiapa melakukan perbuatan dosa, dia dari Setan adanya. Bagaimanapun engkau menutupi dosa, engkau seperti dengan kertas membungkus api, seperti dengan daun menutupi perbuatan dosamu. Tuhan memanggil engkau keluar dan Tuhan memberikan nubuat, “Dengan sesungguhnya Aku berkata kepadamu, benih perempuan akan menjadi musuh benih ular. Benih ular akan menjadi musuh benih perempuan.” God is love. The loving God gives us the first prophecy of the hatred and enmity. Allah yang adanya kasih justru memberikan nubuat pertama mengenai kebencian, permusuhan, dan pertarungan yang tidak habis-habisnya. Ini menjadi permulaan cosmic drama yang dilihat di dalam sejarah. Yang disebut cosmic drama berarti kita jangan hanya lihat yang di luar, ada orang datang, tamasya, piknik, bersandiwara di dunia ini. Bahwa di belakang ini ada sesuatu yang lain. Setiap kali orang reformed melihat gejala-gejala dunia, dia menginterpretasi dari kedaulatan Allah dan peperangan Allah dengan Setan.

Waktu engkau membaca Davinci Code, orang biasa bilang: “lucu ya, bagus ya.” Tetapi orang reformed membaca: “Ini buku adalah suatu perwujudan dari peperangan Setan untuk melawan Kristus.” Dari situ engkau mengerti. Dengan cara menanggapi dan menilai segala sesuatu dari sudut ini, engkau bukan menjadi orang pintar melainkan menjadi orang yang berbijaksana.

Allah berkata kepada Adam, Hawa dan ular: benih perempuan dan benih ular akan bertarung terus-menerus. Benih ular akan meremukkan tumit dari benih perempuan, tetapi benih perempuan akan meremukkan kepala dari ular. Di situ kebencian sudah ada, peperangan akan berlangsung, dan akhir peperangan dan kemenangan pada Kristus sudah dinubuatkan. Disitu mengandung kesulitan yang besar yang harus terus-menerus berjalan dalam sejarah, tetapi akhirnya ada pengharapan, Kristus yang menang. Itulah kekristenan. Disini bukan agama, bukan tentang amal yang manusia kerjakan untuk memperkenan Allah dan mendapat tempat di sisi Tuhan. Tidak! Disini dikatakan peperangan between the holy One and the Evil, between heaven and hell, between Christ and Satan, between the seeds of the woman and the seeds of the serpent.

Kita bersyukur kepada Tuhan karena nubuat itu maka kita mengerti sejarah, bukan hanya peristiwa-peristiwa yang terjadi secara kebetulan. History is not a collection of the events happened in time. History is the line in which contains emnity between Christ and Satan. Jadi di sini engkau melihat sejarah dengan jelas, dan di sini dikatakan: Anak manusia itu turun, Anak Allah itu datang ke dunia, yaitu supaya Ia membinasakan perbuatan-perbuatan Iblis itu. Dan barangsiapa seluruh hidupnya menjadikan ini salah satu yang paling penting memberikan pedoman kepadanya, orang itu milik Tuhan.

Saudara-saudara, di mana engkau hidup, engkau ikut di dalam arus kesucian Tuhan, di mana engkau bekerja engkau mengharapkan berbagian dalam peperangan ini, di mana engkau melayani, engkau berdoa supaya boleh mengalahkan Iblis. Di mana engkau mengabdi, engkau melayani Tuhan, memberi persembaha, atau melayani dengan menyanyi, engkau berkhotbah, engkau menginjili, jangan lupa engkau terlibat dalam peperangan salib. Yesus datang untuk menghancurkan kepala Iblis. Yesus datang untuk meremukkan kepala dari ular itu. Yesus datang untuk menyelamatkan dunia. Demikian Yesus datang untuk membinasakan perbuatan-perbuatan Iblis itu dan siapa yang ikut perang berbagian di dalam sehati dengan Yesus Kristus. Hal ini penting sekali. Jika Gereja hanya mementingkan satu organisasi, administrasi keuangan, tidak ada gunanya. Kalau Gereja ikut terlibat dalam peperangan rohani, Gereja ini akan menjadi satu alat di tangan Tuhan yang berkuasa sekali.

Dari umur 17 saya mulai menimbang, memikirkan serius: what am I going to do in the rest of my life? I’ll do more, go to the battlefield with my lord Jesus Christ. Aku berperang kepada Iblis. Aku berperang dengan Kristus. Seumur hidup pelayanan, aku akan merebut orang keluar dari tangan Iblis. Seumur hidup peperangan, aku akan membawa kuasa Allah kepada manusia yang dikalahkan oleh Iblis, membawa mereka kembali kepada Tuhan.

Saya mengingat suatu adegan yaitu di dalam film The Passion of The Christ. Meskipun Mel Gibson bukan orang Kristen protestan, tetapi dia mempunyai pengertian Kristus mati untuk manusia. Mel Gibson pada saat bikin film itu, dia pernah setiap hari melangsungkan perjamuan suci supaya dia boleh lebih baik memainkan perjamuan suci itu. Dia katolik, misa mereka (mass - perjamuan suci) lain sama ajaran kita. Sekarang saya tidak memperdebatkan hal ini. Tetapi kesungguhannya mau membikin satu film yang bernilai itu terlihat waktu dia mau melakukan setiap hari perjamuan suci mengingat kematian Kristus supaya film itu lebih baik. Di dalam film itu ada suatu adegan, yaitu pada waktu Setan itu melihat Yesus dengan matanya yang tajam sekali dan muka yang dingin sekali. Dia sedang menggendong seorang anak. Saudara masih ingat? Anak itu adalah anak kecil secara bentuknya, tetapi mukanya seperti orang tua. Matanya sinis sekali melihat ke sini ke sana. Artinya apa? Don’t think that the battle is over. Don’t think today is a final day. I am going to use the seed of me to pursuit the seed of the Church. Wah saya kira itu adegan yang luar biasa. Anak kecil mukanya kayak orang tua, matanya melihat… ”Huh, kamu kira sudah selesai? Yesus dicambuk seperti ini, Yesus dipaku di atas kayu salib sudah selesai? Tidak! Nanti kalau saya sudah besar, ini benih daripada perempuan yaitu Yesus Kristus disiksa, belum cukup. Benih ular akan terus menganiaya gereja.” 

Itu sebabnya sejak tahun 68 – 325, selama ratusan tahun ini terjadi Raja/Kaisar seperti, Tyranus, Nero, Tomision, Taikrison, Kaligula, Titus, terus sampai Konstantin. Sepuluh kali penganiayaan yang membunuh 5 juta orang Kristen. Saudara-saudara, Yesus satu yang disalib cukup? Belum. Masih ada peperangan terus, menganiaya, tidak habis-habis. Tetapi di dalam buku Dean Brown yang mengatakan gereja yang menganiaya feminimisme sampai membakar 3 juta orang perempuan itu semua omong kosong. Justru dari 5 juta orang yang dibunuh oleh kerajaan Romawi itu adalah karena mereka percaya Yesus adalah Tuhan.

Yesus datang ke dunia untuk meremukkan, membinasakan perbuatan-perbuatan Iblis. Iblis tidak mau kalah, dia mau menghancurkan, menganiaya dan mau membikin mati syahid banyak orang Kristen yang setia kepada Tuhan. Ayat 1 Yoh 3:9 mengatakan, “Setiap orang yang lahir dari Allah, tidak berbuat dosa lagi; sebab benih ilahi tetap ada di dalam dia dan ia tidak dapat berbuat dosa, karena ia lahir dari Allah.” Apa artinya? Banyak orang mengatakan inilah ayatnya - saya bisa mencapai satu tahap rohani sehingga saya tidak mungkin dapat berbuat dosa lagi. 

Pada tahun kira-kira 1967, ada seorang dari Australia datang ke Malang dan mengajar sekelompok orang Kristen dengan mengatakan, “Saya sudah melatih rohaniku sampai mati tak mungkin berbuat dosa berdasarkan ayat ini.” Benarkah? Adakah orang sudah mencapai kemungkinan tidak bisa berbuat dosa lagi? Lalu dia mempengaruhi sekelompok majelis dan sekelompok orang Kristen GKI di Malang dan mereka adakan satu pertemuan di Nongkojajar dan mereka kira mereka mendapat kuasa Roh Kudus lebih dari orang lain dan memanggil saya. Di tengah-tengah mereka ada seorang perempuan yang mengatakan: “Akulah Yesus, Akulah Yesus.” Saya mengatakan: “Ini roh Setan, memalsukan Roh Kudus.” Mereka marah sekali kepada saya. Saya bertanya: “Adakah dalam Kitab Suci seorang dipenuhi Roh Kudus lalu menyebut dirinya Yesus? Beritahu kepada saya. Coba tunjukkan ayatnya di mana.” Mereka tidak bisa tunjukkan. Dan saya tahu sudah ada gerakan-gerakan di Indonesia yang mengatakan, menganggap diri dipenuhi Roh Kudus dan begitu berani untuk melawan ajaran-ajaran yang benar. Sampai akhirnya seorang pimpinan yang pernah mempengaruhi pendete dari Australia itu, menegur dia. “You are wrong when you say you can not commit sin again. You are totally sanctified just by Jesus. It is impossible.” Barulah kemudian dia bertobat.

Ayat di sini mengatakan, orang yang berbuat dosa bukan dari Allah. Orang yang dari Allah tidak berbuat dosa lagi. Artinya apa? Di sini selalu dipakai istilah present continuofus tense. Orang yang terus menerus hidup di dalam dosa itu bukan dari Allah. Orang yang hidup dari Allah, mungkin berbuat dosa, tetapi dia tidak mungkin terus menikmati dosa. Bedanya orang yang menikmati dosa dan orang yang tidak menikmati dosa adalah keselamatan sudah ada pada dia atau tidak. Seorang yang belum Kristen, dia hanya ada hati nurani, ada tekanan moral, ada common sense, ini beberapa kekuatan bikin dia tidak berani sembarangan. Tetapi itu bukan berati ia mempunyai benih dari Allah. Orang yang mempunyai benih dari Allah, dia mempunyai perasaan yang berbeda. Kalau saya berbuat dosa, saya adalah orang yang mempermalukan Tuhan. Kalau saya berbuat dosa, saya adalah orang yang bersalah kepada Kristus yang mati bagiku. Kalau saya berbuat dosa, saya adalah orang yang membikin sedih Roh Kudus yang berada di dalam hatiku. Nah itu orang beres! Tapi jika orang berkata: aku kalau berbuat dosa, nanti namaku jadi rusak, nanti saya dibawa ke pengadilan, saya akan dibenci oleh keluarga. Ini orang tidak beres, karena motivasi berbuat atau tidak berbuat dosa tidak ada kaitannya dengan Allah Tritunggal.

Saudara-saudara, coba bedakan: seseorang yang berbuat dosa tapi enak-enakan, lalu waktu ditemukan bahwa dia berbuat dosa, waktu sudah buktinya cukup, baru dia mengaku. Itu bukan pertobatan, itu pengakuan terpaksa. Tetapi orang yang mempunyai hidup dari Tuhan Allah, lain. Kalau saya berbuat dosa, saya menyedihkan Tuhan Allah. Saya mempermalukan nama Tuhan di sorga. Bukankah aku berdoa: dipermuliakanlah nama-Mu? Doa itu menjadi satu cetusan, satu ingatan sedalam-dalamnya to glorify God. Maka di dalam katekismus dan tanya jawab dari Westminster Confession: What is the greatest purpose of man’s living in this earth? Jawabannya adalah: to glorify God and to enjoy Him.

Orang yang belum Kristen, belum bertobat, dia berbuat dosa, mempermainkan dosa, membanggakan diri, memuliakan diri. “Coba lihat berapa hebat saya bisa menipu guru, saya bisa menipu nyonya. Nyonya saya tidak bisa apa-apa. Saya hebat.” Orang berdosa masih merasa diri hebat, memuliakan dirinya berdosa, membuktikan dia belum ada hidup dari Tuhan. Orang berdosa, mempermainkan dosa, dan ia membanggakan permainan itu, kenikmatan itu, dia tidak mengerti, dia tidak mempunyai hidup dari Tuhan. Tetapi orang yang mempunyai hidup dari Tuhan, dia mempunyai kepekaan berbeda sekali dengan orang lain. Dia mengetahui: “Kalau saya berdosa, saya mempermainkan diri. Kalau saya berdosa, orang lain tidak tahu, Tuhan tahu. Kalau saya berdosa, saya mempermalukan nama Tuhan. Kalau saya berdosa, saya bersalah kepada Kristus yang mati bagiku. Kalau saya berdosa, saya membikin sedih Roh Kudus yang ada dalam hatiku.” 


Paulus berkata: jangan menyedihkan Roh Allah yang sudah berada di dalam hidupmu. Mari kita berubah, bertobat. Mari kita membedakan keunikan iman Kristen karena ada Sang Kudus di tengah-tengah dunia. Keunikan Kristen, karena Kristus yang sendirinya mutlak suci, berhak dan berkuasa dan berkualifikasi mengalahkan kejahatan dan Iblis. Karena Kristus yang suci, memberikan benih yang suci ke dalam diri kita maka di sini dikatakan: karena ada benih, hidup yang ada di dalam dia. Dari sini engkau membedakan dia anak Allah atau anak Iblis. 

Kiranya Tuhan memberikan kekuatan kepada kita menjadi orang yang sudah mempunyai benih suci dari Tuhan. Kita suka hidup kesucian untuk menyatakan benih yang hidup sudah diberikan kepada kita. MENGAPA KRISTEN ?

- DR. Stephen Tong
Amin.

Berbagi
postingan populer

Tags