Latest News

Showing posts with label Perempuan Samaria. Show all posts
Showing posts with label Perempuan Samaria. Show all posts

Monday, January 28, 2019

YESUS MENGINJILI PEREMPUAN SAMARIA

YESUS MENGINJILI PEREMPUAN SAMARIA

Bacaan :  Yohanes 4
YESUS MENGINJILI PEREMPUAN SAMARIA. Yohanes 3 dan 4 adalah dua pasal terpenting yang membahas tentang penginjilan pribadi. Sebab setiap orang yang sudah diselamatkan oleh Yesus Kristus mempunyai tanggung jawab untuk mengabarkan Injil kepada orang lain. Karena intisari seluruh Kitab Suci mengajarkan bahwa orang Kristen tak boleh egois, harus membagikan anugerah Tuhan kepada orang-orang yang masih di dalam dosa. Dan contoh penginjilan pribadi terbaik adalah penginjilan yang Yesus Kristus lakukan.

Di Yohanes 3, Yesus berdialog dengan seorang pemimpin agama. Di Yohanes 4, Dia berdialog dengan seorang penganut agama yang tak mempunyai rasa tanggung jawab. Pernyataan Yesus kepada Nikodemus melampaui semua hasil studi akademis orang Farisi. Sementara pernyataan-Nya kepada perempuan Samaria, meski sederhana tapi mengandung makna yang amat dalam. Di Yohanes 3, pemimpin agama yang datang mencari Yesus, tapi di Yohanes 4, Yesus mencari orang yang tak pernah mencari Dia. Di Yohanes 3, Yesus dikunjungi oleh seorang pria tua, di Yohanes 4, Yesus menemui seorang perempuan muda. Di Yohanes 3, Nikodemus adalah orang yang mengamati Yesus dan akhirnya menemukan: Dia mempunyai sesuatu yang tidak dimiliki oleh orang-orang yang mempelajari bahkan mahir akan Perjanjian Lama. Tapi di Yohanes 4, perempuan Samaria ini tak mendalami firman Tuhan, dia hanya menjalankan tradisi. Kedua pasal itu memang sangat kontras, di mana Yesus menyinggung soal lahir baru oleh Roh Kudus (psl.3) dan air hidup (psl. 4).

Setelah membandingkan Yohanes 3 dan 4, kita tahu bahwa Yesus Kristus adalah Tuhan yang paling adil, paling suci, paling penuh kasih, dan paling bijaksana. Bisa bayangkan tidak apa jadinya kalau Yesusmenemui perempuan di waktu malam, apalagi di kamar yang tertutup, tentu sangatberdampak buruk bagi pelayanan-Nya, bukan? Maka Dia berbicara dengan perempuan di siang bolong. Tapi mungkinkah kebijaksanaan-Nya menemui pria di waktu malam membangkitkan orang curiga Dia homo? Mungkin saja. Maka pria yang dia temui dimalam hari itu bukan orang muda melainkan orang tua. Yang tak mungkin Dia temui di siang hari, apalagi di tepi perigi, karena pria tua itu mungkin saja pingsan. Semua itu menandakan, Yesus melakukan segala sesuatu dengan proporsional, tak menyisakan celah untuk gunjingan orang. Billy Graham mempunyai satu kebiasaan, sebelum masuk kamar di hotel, dia minta dua orang stafnya untuk memastikan terlebih dahulu, tak ada perempuan yang bersembunyi di lemari pakaian, di dapur, bahkan di bawah tempat tidur. Mengapa begitu? Jangan sampai terjadi peristiwa, di mana ada perempuan yang menyelinap di kamar hotelnya. Waktu dia buka pintu, perempuan itu keluar memeluk dan menciumnya. Jika adegan itu diabadikan lalu disebarkan ke seluruh dunia,tamatlah pelayanannya karena hal-hal yang konyol. Mungkin kita tak perlu sampai berbuat seperti itu, tapi bagaimanapun juga tetap perlu sangat berhati-hati,agar pelayanan kita tak dirusak oleh hal-hal seperti itu. Yesus Kristus mempunyai kepekaan tersendiri, maka saat Dia mengabarkan Injil, sangat memerhatikan soal orang yang akan dia temui, berapa usianya, dan kapan waktunya.

Samaria diapit oleh Galilea di Utara danYudea di Selatan. Galilea terkenal dengan Danau Galilea atau Tiberias, yangterletak di atas bukit tinggi, airnya mengalir ke bawah sampai ke Laut Mati,yang letaknya sekian ratus kaki di bawah sea level, dan berhenti di sana;tak mengalir ke tempat lain lagi. Maka orang-orang Kristen yang hanya maumenerima anugerah, tapi tak mau membagikannya pada orang lain, juga tak maumempersembahkannya pada Tuhan, mereka dijuluki Laut Mati.

Baik Galilea yang di Utara maupun Yudea yangdi Selatan, penduduknya adalah orang-orang Yahudi tulen. Sementara penduduk diSamaria, yang berada di tengah Galilea dan Yudea adalah keturunan dari sepuluhsuku Israel yang sudah tak tulen, karena kawin campur dengan bangsa kafir.Menurut catatan sejarah, saat Nebukadnezar datang menghancurkan Yerusalem,orang Yahudi ditawan ke Babilonia selama tujuh puluh tahun, tetapi mereka tetapmemelihara benih keturunan yang murni, tak menikah dengan bangsa kafir.Benarkah di antara mereka tak ada orang yang melanggar larangan itu? Ada. Tapisetelah masa pembuangan berakhir dan pulang ke Yerusalem, mereka mendapatganjaran; hukuman berat dari para pemimpin, ada yang dicabut janggutnya, dandipukul. Karenanya mereka berketetapan untuk memelihara kemurnian dari darahleluhurnya: Yakub, yang sungguh-sungguh setia pada Tuhan. Berbeda dengan orangIsrael di Utara, saat mereka ditawan ke Asyria, mereka melupakan ajaran Tauratyang Allah berikan lewat Musa, mereka kemudian bergaul, berzinah, dan menikahdengan bangsa-bangsa kafir, membuat darah dari keturunan mereka tak murni,bercampur dengan darah bangsa kafir. Itulah yang membuat orang Yahudi murkabesar terhadap orang Samaria, dan tak mau mengakui mereka sebagai keturunanYakub, saudara sebangsanya. Orang Samaria juga tak terima perlakuandemikian: apa sih salah kami? Orang tua kami yang menikah dengan bangsakafir, mengapa kalian mendiskreditkan kami? Tapi orang Yahudi tak mau meladenikomplain mereka dan terjadilah ketegangan antara suku Yehuda di Selatan dansuku Israel di Utara. Memang, sejak generasi Daud yang ketiga, Israel terbagimenjadi dua: sepuluh suku bergabung mendirikan Kerajaan Israel di Utara,memberontak terhadap anak Salomo, kerajaan di Selatan yang hanya terdiri daridua suku.

Apakah keunggulan dari Kerajaan Yehuda diSelatan? Ibu kota mereka tetap Yerusalem. Sama seperti negara-negara Arab masakini, hanya ada satu negara: Arab Saudi, yang memiliki Mekah; pusat agamaIslam. Di mana terdapat Ka’abah, batu yang berwarna hitam – setiap tahunmenarik paling sedikit tiga sampai empat juta orang dari segala penjuru duniadatang berziarah; beribadah di sana. Mereka mengelilingi batu hitam, yangmereka percaya sebagai batu yang diturunkan dari sorga. Mereka juga ke Medinah,tempat suci kedua dan ke Yerusalem, tempat suci ketiga. Jadi, meski Emirat,Yordania, Lebanon, Oman, Yemen, Irak, Iran juga merupakan negara-negara Islamyang besar, tapi hanya Arab Saudi yang memiliki Mekah. Begitu juga Israel,meski telah terpecah jadi negara Utara dan negara Selatan. Bahkan negara diUtara terdiri dari sepuluh suku, tapi Yerusalem dan Bait Allah terletak diSelatan. Karena kerajaan Selatan yang hanya terdiri dari dua suku itu mempunyaiBait Allah, terlebih karena mereka memelihara darah yang murni, mereka punmembanggakan diri dan menghina orang-orang Israel di Utara. Bahkan saatorang-orang di Galilea atau bagian Utara mau ke Yerusalem atau sebaliknya yangdi Yerusalem mau ke Galilea, mereka tak mau melintasi Samaria, mereka memilihuntuk memutar. Walau untuk itu, mereka harus menempuh jarak yang lebih panjang,menghabiskan lebih banyak waktu. Padahal kalau mereka mau melewati Samaria,bisa menghemat waktu; lebih cepat tiba di tempat tujuan. Tetapi karenaperseteruan suku, orang Yahudi tak mengambil jalan pintas itu.

Tapi mengapa di ayat 4 tertulis:Yesus harus melewati Samaria. Orang yang memahami sejarah dangeografi Tanah Suci tentu tahu, apa yang Yesus lakukan saat ini tidak lazim.Apalagi dibubuhi kata “harus”. Mengapa Yesus tak mengikuti kebiasaan orangYahudi lain; harus melewati Samaria: apakah untuk menghemat waktu? Tidak. Tapibagian ini jelas memberitahukan kepada kita, hari itu Dia memang harus diSikar. Karena di sana ada satu orang yang perlu mendengar Injil. Itu sebabnya,orang-orang yang suka mengabarkan Injil harus peka akan hal-hal seperti ini: kemana, tinggal di sana, melewati mana… Semua itu turut menentukan suksestidaknya penginjilan yang dia lakukan. Jadi, selain kita perlu mempelajaritheologi, mengetahui teori Perkabaran Injil, juga perlu mengetahui kapanwaktunya, mengapa dilakukan di tempat ini, bukan di tempat itu; Tuhanmenuntunku ke mana. Sayang, banyak orang yang sudah studi theologi tak tahuhal-hal ini, hanya mengisi diri dengan pengetahuan dan pergi mengabarkan Injil,kurang peka terhadap pimpinan Tuhan atas dirinya. Tidak demikian dengan Yesus,Dia tahu, harus melewati Samaria, ke Sikar, ke tepi perigi yang Yakub wariskankepada keturunannya. Murid-murid Yesus memang tak tahu apa alasan Dia harusmelewati Samaria, tapi saat diajak, mereka patuh. Dan setelah sampai di sana,baru mereka tahu, Sikar berbeda dengan tempat-tempat yang biasa mereka lalui,di Sikar mereka sulit menemukan makanan. Maka mereka minta izin kepada TuhanYesus untuk membeli makanan.

Setelah murid-murid pergi, Yesus seorangdiri duduk di tepi perigi tua, peninggalan Yakub. Dan datanglah seorangperempuan yang membawa tempayan, mau mengambil air. Yesus pun membuka mulut.Perhatikan, setiap bangsa mempunyai kebiasaan yang berbeda untuk menyapa orangyang dia temui, orang Islam menyapa dengan: asalamualaikum. Orang Tionghoamenyapa dengan: sudah makan belum? Mengapa mereka menyapa orang denganpertanyaan itu? Karena zaman dulu, di Tiongkok terdapat banyak orang miskin,maka hal utama yang mereka perhatikan adalah soal makan. Dan tak heran, kalaukau bertanya pada orang Tionghoa: untuk apa kau bekerja? Pasti dijawab dengan:mencari sesuap nasi. Tapi, saat Yesus Kristus bertemu dengan perempuan Samariayang berbeda suku adat itu, apa yang Dia katakan? Dia merendahkan diri begiturupa. Itulah senjata yang sangat ampuh dalam bergaul dengan orang lain.Ingat: if you put yourself in the humble position, you will find out, thatis easy to have relationship with others. Pelajaran ini saya dapatkan dari BobPierce, pendiri World Vision: when you visit to one place, do not tellthem who you are; do not show off, but be humble, tell them that you want tolearn from them. Jadi, waktu kita berkunjung ke satu tempat, bukanmemperkenalkan siapa dirimu. Misalnya, aku ini pendeta dari gereja anu denganbangga. Karena gaya seperti itu mungkin membuat orang yang kau temui itu merasaminder. Jadi, ke mana pun kita pergi, jangan menonjolkan diri. Bertanyalah padaorang, minta pendapatnya; belajarlah darinya. Waktu engkau merendahkan diri,mereka merasa dihargai, bukan merasa minder. Jadi usahakan untuk selalumerendahkan diri, maka orang akan bersedia menjalin hubungan baik denganmu.Seperti contoh yang Yesus berikan saat bertemu dengan perempuan Samaria:“Tolong beri Aku air minum.” Cara pendekatan yang terbaik, membuat orang merasadirinya dibutuhkan. Bukan membuat orang merasa dihina, direndahkan, dan menutuppintu; lalu tidak mau menerima kehadiranmu.

Perlakuan Yesus terhadap perempuan Samaria memang sangat berbeda dengan perlakuan-Nya terhadap Nikodemus: waktu berdialogdengan Nikodemus, Dia menghantam keangkuhannya, menyadarkan Nikodemus, bahwadia tak punya apa-apa. So, if you feel that you already have everything,Jesus will surely make you down to earth. Banyak orang karena tak memahami halini, lalu menuduh Yesus tak bersahabat bahkan cenderung memusuhi orang Farisi,karena kata-Nya: kalau kau tak diperanakkan pula, kau tak akan masuk ke dalamKerajaan Allah. Tapi waktu berbicara dengan perempuan Samaria yang sudah merasarendah diri, minder, Yesus justru menguatkan dia: meski orang lain merendahkanengkau, tapi Aku, bukan saja tak merendahkanmu, malah memberimu kesempatanmelakukan sesuatu untuk-Ku: please give Me some water to drink. Sungguh,tak ada pernyataan yang lebih indah dan lebih agung dari pernyataan Yesus ini.Dia tak menggunakan gaya bicara orang pada umumnya, saat bertemu denganperempuan Samaria: “Hai perempuan, mengapa engkau tak menimba air di pagi hari,seperti yang biasa dilakukan oleh perempuan-perempuan di tempat ini?” Melainkanmenciptakan situasi seolah-olah Dia butuh bantuan perempuan itu, bukanperempuan itu yang membutuhkan bantuan-Nya. Meski faktanya terbalik, perempuanitulah yang membutuhkan Yesus, bukan Yesus yang membutuhkan dia.

Mengapa ada banyak orang gagal dalampenginjilan? Karena sambil mengabarkan Injil sambil merendahkan orang yang diainjili. Suatu kali, waktu saya dan Jahja Ling ke Manila, panitia menghantarkami ke tempat para pengungsi Vietnam yang melarikan diri dari negerinya karenatakut dianiaya oleh Komunis. Mereka menjual rumah, tanah, semua miliknya, danmembeli emas. Karena mereka diharuskan membayar empat ratus gram emas, barudiizinkan naik ke kapal yang akan membawa mereka meninggalkan Vietnam. Setelahkapal penuh, tali pengikat kapal dilepas, dan kapal pun berlayar tanpa tahu kemana tujuannya. Saat kehabisan bensin, kapal pun terapung-apung di samuderaraya. Banyak negara yang menolak untuk menampung mereka. Ada yang hanyaberjanji memberi dana bantuan, tapi tak bersedia menampung mereka. Sisa emasyang ada, dijahit di bagian ketiak bajunya, agar saat mereka tidur, tak adayang bisa mencurinya. Karena itulah modal yang kelak dapat mereka gunakan untukberusaha di negara yang mau menampung mereka. Filipina masih terhitung sebagainegara yang cukup baik, mau menampung mereka. Tapi waktu saya menyaksikantempat tinggal mereka, saya ingin menangis, mereka tidur di tempat tidur susunyang terbuat dari kayu. Tinggi tiap susun + delapan puluh sentimeter, jadi saatmereka mau masuk-keluar tempat tidur harus melakukannya dengan merangkak.

Saat kami tiba, para pengungsi itu dipanggilberkumpul untuk mendengarkan khotbah. Dan sebelum saya berkhotbah, utusan darigereja-gereja di Manila yang melayani di sana mengatakan: “Duduklah dengantenang; jangan berisik. Selesai khotbah nanti, kami mau membagi-bagikan sesuatubuat kalian. Kalau kalian tak bisa duduk tenang, kalian tak akan mendapatkanbarang yang akan kami bagikan.” Yang dia maksud adalah pakaian, sandal, barangbekas yang sudah tak layak pakai. Mendengar itu, hati saya jadi sedih, inginsekali menangis. Karena sikap mereka begitu keterlaluan, memosisikan dirisebagai pemberi anugerah sambil menuntut orang lain taat padanya. Saya mintaTuhan mengampuni mereka.

Maka begitu saya berdiri di mimbar, sayaberkata, “Mari kita mendengar firman Tuhan dengan tenang. Sebenarnya, saya jugatak lebih baik dari kalian. Kalau saat ini Tuhan tak mengizinkan saya jadipengungsi, hanya karena saya lebih lemah dari kalian. Itu sebab, bersabarlahsampai waktu Tuhan tiba, Dia akan membebaskanmu dari segala penderitaan, memberimuhari yang penuh pengharapan.” Sambil berkhotbah sambil berdoa di hati: Tuhan,khotbah apa yang harus saya sampaikan pada mereka? Kalau saya menyampaikancinta kasih Tuhan, mungkin mereka berpikir, kalau Tuhan memang mencintaiku,mengapa Dia membiarkanku mengalami hal yang begitu tragis: aku jadi pengungsi,istriku diperkosa, bahkan mati tenggelam di laut. Anak-anakku terpisah, taktahu ada di mana. Hati saya pedih bagai teriris-iris, tak tahu bagaimanacaranya menyampaikan kasih Tuhan pada mereka, hanya dapat mengatakan: orangyang Tuhan pilih untuk menerima ujian, pasti imannya akan jadi lebih kuat dariorang lain, dan siap Tuhan pakai untuk menjadi saluran berkat-Nya yang besar.Saya harap, suatu hari nanti bisa bertemu dengan kalian di Perancis, Jerman,atau San Francisco. Sikap merendah seperti inilah yang membuat mereka membukahati, maju ke depan, menerima Tuhan Yesus sebagai Juruselamatnya.

Selesai khotbah, seseorang mendatangi sayaseraya bertanya, “Apakah Bapak masih mengenali saya?” “Maaf, saya benar-benarlupa.” “Dulu, saya adalah orang terkaya di Vietnam, punya pabrik kertasterbesar. Tahun 1974, waktu Pak Tong khotbah di Guan Zhong Tang, sayaduduk di baris pertama dengan gagah. Tapi saat Komunis datang, kami ketakutansekali dan sekeluarga meninggalkan Vietnam. Sekarang, kami tak punya apa-apa,semua milik kami dirampas.” Dia mengisahkan pengalaman pahitnya sambilmenangis. Karena masa kejayaannya hanya tinggal kenangan. Memang, setiap kitatak pernah tahu, bagaimana hari depan kita. Itu sebabnya, orang yang hari inikaya tak perlu sombong, apa yang akan terjadi dua puluh tahun kemudian, apakahdipenjara, dibuang, tak seorang pun tahu. Kalau kita membiasakan diri hidupdengan selalu mendapatkan apa yang kita mau, bisa memerintah siapa sesuka hatikita,  tidakkah terpikir olehmu, akan datang hari-hari di mana tak adaorang yang peduli akan perintahmu yang kau sertai gertakan “Lakukan ini dan itubagiku. Kalau tidak, kau akan kuhabisi, kupecat!”? Karena hak seperti itu takselalu ada padamu. Mantan orang terkaya di Vietnam yang kala itu berusiasekitar enam puluh tahun tersebut minta saya mendoakan dia. Karena istrinyamungkin ada di kapal, yang tenggelam di tengah laut – sisa dia sebatang kara,tak tahu bagaimana hari depannya, negara mana yang mau menampung dia.

Sungguh, saya tak habis pikir, mengapa adaorang yang menginjili dengan memosisikan diri sebagai utusan sorga, yang diutusuntuk menyampaikan Injil, menolong orang-orang yang malang. Padahal Yesus yangbenar-benar datang dari sorga saja tak bersikap seperti itu, Dia malahmerendahkan diri, minta perempuan Samaria memberi-Nya air minum.

Masalah yang sering kita temui adalah: waktukita merendah, menghormati orang yang dihina orang, dia mungkin langsungberbalik jadi arogan, lupa dirinya adalah orang berdosa. Itulah yang kita lihatdari perempuan Samaria, karena Yesus minta air minum darinya, dia malah jadisinis, “Tak tahukah kau, bahwa orang Yahudi tak berhubungan dengan orangSamaria, apalagi kau adalah pria, mengapa minta air padaku; seorang perempuan?”Adakah Yesus membalas dia, “Tahukah kau siapa Aku, awas ya berani berkataseperti itu kepada-Ku, nanti…?” Tidak, melainkan kata-Nya, “Jika kau mengenalanugerah Tuhan dan tahu siapa yang minta air padamu, tentu kau sudah minta air pada-Nya.”Inilah kunci-Nya, menyadarkan orang bahwa “bukan Tuhan yang membutuhkanmu, tapikau yang membutuhkan Tuhan”.

Kalau kita membaca pasal 4 dengan teliti,kita mengetahui bahwa Yesus yang hari itu merasa lapar dan haus ternyata takmakan juga tak minum. Menandakan bahwa Dia sanggup menahan diri, sanggupmenjalani hidup yang susah. Karena Dia datang dari sorga justru untukmenderita, bahkan mati bagi orang berdosa. Jadi sebenarnya, Yesus bukan perluair, Dia hanya merendahkan diri, memakai pernyataan itu sebagai prolog daripembicaraan-Nya dengan perempuan Samaria. Maka setelah perempuan itu mendengarYesus mengatakan, “Kalau saja kau tahu siapa Aku, tentu kau akan minta airpada-Ku. Dan Aku akan memberimu air hidup, yang akan mengalir sampai selamanya,”dia langsung sadar. Saya percaya, dia adalah orang yang sangat pintar. Karenabegitu menerima ‘hint’  yangYesus berikan, dia langsung menyadari kebutuhannya lalu berkata, “Rabi, berilahair itu padaku.” Karena pikirnya dengan mempunyai air hidup, dia tak perludatang menimba air di perigi. Karena alasan yang sebenarnya dia datang menimbaair di siang bolong adalah untuk menghindar dari tudingan, ejekan, dan hinaanperempuan-perempuan di Sikar: “Kami adalah perempuan yang baik, yang alim, yangbijak, yang dapat menahan diri. Tapi kau, pelacur yang selalu bergaul danberusaha menggoda laki-laki bahkan suami orang.” Memang, orang yang tinggal dikota besar, hubungannya dengan orang-orang di sekitar renggang, jarang bertemu,dan kalaupun bertemu juga tak saling tegur-sapa. Apalagi orang yang sibuk,begitu pulang, langsung tutup pintu garasi dan masuk rumah. Sehingga apa yangterjadi di sebelah rumahmu, tak kauketahui. Berbeda sekali dengan orang yangtinggal di kota kecil, penduduknya sedikit, saling mengenal satu dengan yanglain, berita-berita juga cepat tersiar. Itulah keadaan kota Sikar, semua orangtahu siapa perempuan Samaria itu, perempuan murahan, perempuan yang tak tahumalu, setiap malam menggandeng pulang pria yang berbeda-beda. Itulah alasannyadia datang menimba air di siang bolong; saat sinar matahari begitu terik, bukandi pagi hari, di saat perempuan-perempuan lain keluar rumah menimba air. TapiYesus, sengaja datang berbicara dengannya di waktu itu dan di tempat itu,karena kepekaan-Nya akan pimpinan Bapa. Inilah penginjilan.

Yohanes 3 dan 4 adalah dua contoh terbaik yang Yesus berikan kepada orang yang melakukan penginjilan pribadi. Di pasal 3, Yesus berdialog dengan seorang pria tua yang anggun, bermoral tinggi, dihormati masyarakat; di pasal 4, Dia berdialog dengan seorang wanita tak bermoral, yang berzinah, dan dijauhi masyarakat. Di pasal 3, Nikodemus mencari Yesus, tetapi karena takut kepada kawan-kawannya, maka dia menemui Yesus di malam hari; di pasal 4, Yesus berinisiatif mencari perempuan Samaria yang takut bertemu sesama wanita, sampai-sampai rela menimba air di tengah hari.

Sekalipun kedua peristiwa tersebut terjadi dalam situasi yang sangat berbeda, namun kita melihat kebijaksanaan Yesus yang luar biasa. Dia tidak menemui perempuan di waktu malam, melainkan di waktu siang dan di tempat terbuka agar orang tidak merusak nama-Nya dan menghancurkan pelayanan-Nya. Dan pria yang Dia terima di waktu malam juga bukan orang muda, melainkan orang lanjut usia, agar orang lain tidak mencurigai Dia sebagai kaum homo. Selain itu, ketika Dia berbicara dengan orang yang dihormati masyarakat, kata-katanya begitu terus terang, “Engkau perlu lahir baru oleh Roh Kudus.”  Tetapi ketika Dia berbicara dengan perempuan yang dihina orang, justru sopan luar biasa, “Berilah Aku minum.”  Ia tidak mau melukai hatinya atau membuatnya malu, karena Ia tahu bahwa harga diri perempuan itu perlu dipulihkan. Maka Ia tidak menyindir perempuan itu mengapa menimba air tidak di pagi hari seperti orang pada umumnya, tetapi menimba air pada siang hari bolong. Ia meminta minum kepadanya untuk membuat dia merasa bahwa dirinya berguna dan bisa memberi sumbangsih bagi orang lain.

Tetapi masalahnya, sering kali setelah engkau menghargai seseorang, ia bukan balik menghargai engkau, tetapi menyakitimu. Itulah yang perempuan itu lakukan. Ia mengucapkan pernyataan yang sangat melukai, “(Sungguh tak tahu malu) bukankah orang Yahudi tidak berhubungan dengan orang Samaria, mengapa Engkau, pria, minta minum kepada perempuan Samaria?” Itulah respons orang yang terlalu sensitif, selalu membela diri. Tetapi Tuhan Yesus tidak merasa disakiti dan berbalik menyerang, karena kasih-Nya lebih limpah daripada serangan orang. Ia berkata, “Jika engkau tahu anugerah Tuhan dan tahu siapa yang sedang berbicara denganmu, niscaya engkau sudah minta air dari-Nya.”

Dalam khotbahnya, Pdt. Billy Kristanto mengemukakan satu perkara yang sangat mengejutkan saya. Ada gereja-gereja yang ingin menyatakan diri berbeda dari gereja-gereja yang lain,yang mempunyai kasih yang paling luas, sampai-sampai membuka diri bagi kaum homo untuk berbakti di sana. Celakanya, respons dari kaum homo adalah: “Siapa yang butuh gereja?” Terbalik bukan? Dulu gereja menyatakan anugerah pengampunan yang dunia perlukan, tetapi sekarang orang dunia menyatakan diri tidak butuh gereja. Maka, untuk menjadi saksi Kristus di zaman ini memang membutuhkan kuasa ekstra. Apalagi di dalam peperangan antara terang dan gelap, dunia dan setan tidak akan pernah berhenti mengganggu pekerjaan Tuhan. Sungguh dibutuhkan hamba Tuhan yang berani berdiri tegak, yang tidak kompromi untuk menyenangkan pendengarnya, tetapi yang berani memberitakan berita dengan fondasi yang kuat: Kau memerlukan Tuhan, bukan Tuhan memerlukan engkau.

Di perikop ini, kita melihat Tuhan Yesus sangat mengasihi orang berdosa sekaligus sangat bijak. Dia sanggup membalikkan situasi dan membuat perempuan yang tadinya mengira Yesus membutuhkan dirinya kini sadar bahwa sebenarnya dialah yang membutuhkan Yesus. Sekarang, hamba-hamba Tuhan bukan saja tidak mempunyai kasih yang cukup bagi pendengarnya, bahkan serta-merta menghina, mengadakan konfrontasi dengan orang berdosa, dan akhirnya harus meminta maaf. Berbeda dengan Yesus, dua pernyataan saja sudah mengubah perempuan itu untuk berbalik meminta air dari-Nya, agar iatidak perlu datang menimba air di siang hari. Inilah dasar kesuksesan penginjilan. Penginjilan yang baik menyadarkan perempuan itu bahwa dia bukan siapa-siapa, air yang aku timba tidak akan menyelesaikan dahagaku, karena aku harus datang menimba dan menimba lagi. Ini seperti yang Yesus katakan: Barangsiapa menimba dari sumur ini ia akan dahaga lagi. Tetapi yang minum dari air yang Aku berikan, ia tidak akan dahaga lagi sampai selama-lamanya. Gereja harus bisa menyadarkan dunia: kekayaan, kuasa, kemuliaan, yang manusia cari tidak akan membuatmu merasa puas. Kecuali engkau mau berpaling kepada Tuhan. Sayang, tidak banyak gereja mempunyai kuasa seperti ini lagi. Gereja selalu memberi tahu orang bahwa aku butuh uangmu, aku butuh kehadiranmu, sehingga orang dunia memandang Allah sebagai pengemis. Bahkan ada banyak pendeta dengan tanpa sadar telah menjadikan diri mereka dan gereja yang mereka pimpin sebagai budak orang kaya.

Perempuan Samaria ini seperti berani mengatakan kepada Yesus, “Engkau minta air dariku, bukan?” Tetapi kata Yesus, “Sesungguhnya, air yang kau punya tak akan menghentikan dahaga. Hanya kalau engkau minum air dari-Ku, engkau tidak dahaga lagi sampai selama-lamanya.” Maka situasinya langsung berubah. Perempuan itu berkata,“Kalau begitu, berilah aku air itu. Aku membutuhkannya.” Saat orang berdosa mulai merasa dirinya membutuhkan Tuhan, langkah berikut dalam penginjilan adalah mengajaknya bertobat.

Tetapi Yesus tidak menggunakan istilah itu. Ia berkata dengan bijak, “Panggillah suamimu datang.” Perempuan itu langsung berpikir, “Celaka, mengapa Dia menguak  borokku yang terbesar?” Karena sesungguhnya, baik presiden, pejabat, duta besar, menteri, maupun konglomerat, pasti punya borok. Masalahnya, bisakah gereja menyadarkan dunia bahwa mereka semua mempunyai borok yang perlu disembuhkan? Bukan membuat mereka malah merasa menjadi penolong gereja. Jika kita tidak bersandar kepada Tuhan melalui hidup yang suci, kita tidak bisa menjadi contoh bagi dunia. Kita tidak dapat menyembuhkan borok orang berdosa, bahkan mereka akan mempermalukan gereja.

Sangat berbeda dengan TuhanYesus. Ketika perempuan itu sadar bahwa dirinya membutuhkan air dari Yesus,maka Yesus menyuruh dia memanggil suaminya. Itu berarti membongkar boroknya.Perempuan itu segera memasang benteng, melakukan defense mechanism (upaya perlindungan diri). Iamenjawab, “Aku tidak mempunyai suami.” Inilah pekerjaan psikologi yang palingdalam, bagaimana membongkar dan menelanjangi sifat manusia dan menanganinya.Kalau saya berkata di posisi Yesus, saya akan berkata, “Jangan bohong, ayo katakan dengan jujur, sungguhkahengkau tidak punya suami? Jangan tunggu semua orang bersaksi bahwa engkaumemang suka main laki-laki.” Memang mudah sekali membongkar borok orang laindan mempermalukan dia. Tetapi hamba Tuhan harus belajar dari Tuhan Yesus. Iaberkata, “Apa yang kaukatakan itu benar. Engkau tidak punya suami.” Yesus menerima dulu dan membenarkan pernyataan perempuan itu. Baru setelah itu Iamenyatakan, “Engkau mempunyai lima suami, tetapi semua sudah tidak bersamamu.Dan yang sekarang bersamamu juga bukan suamimu. Jadi memang benar statusmusekarang tidak punya suami.”

Bayangkan bagaimana perasaan perempuan Samaria itu ketika mendengar pernyataan itu. Celaka, mengapa Dia mengetahui semua rahasiaku? Kalau Dia adalah tetanggaku, pasti tahu kebobrokanku, tetapi aku tidak pernah kenal Dia. Dia adalah pendatang dan bukanorang Samaria, pasti Dia seorang nabi. Saya kagum melihat cara reaksi dan kecepatan mendengar pernyataan itu, Dia mengetahui bahwa perempuan ini tidak belajar theologi. Karena di Alkitab tertulis dengan jelas, setiap tahun orang Israel harus berziarah sebanyak tiga kali ke Yerusalem. Tetapi karena orang Samariatidak mau ke Yerusalem, mereka pun menetapkan gunung lain untuk berdoa. Inilahawal dari adanya doa di bukit yang digemari banyak orang pada masa kini.

Mengapa Allah mengharuskanmereka setiap tahun beribadah tiga kali ke Yerusalem? Apa bedanya berdoa diYerusalem atau di salah satu bukit? Bukankah Tuhan adalah Tuhan seluruh alamsemesta, bukan Tuhan di Yerusalem saja? Yerusalem adalah satu-satunya tempat didunia, di mana terdapat Tabut Perjanjian dan Hukum Tuhan. Dan di seluruh mukabumi hanya ada satu bukit yang Tuhan tetapkan, yaitu Bukit Sion untukmeletakkan nama-Nya. Maka Tuhan menetapkan Yerusalem sebagai tempat suci, dimana orang Israel harus menyembah Dia. Jadi, bukan gunungnya yang mutlak,tetapi perjanjian Tuhan, darah perjanjian, tulisan tangan Tuhan di dua loh batuitu yang mutlak. Tetapi orang tidak mengerti alasan sesungguhnya, lalu membuatsakral gunungnya dan berkata, “Hanya di Yerusalem, di bukit ini, Tuhanmendengar doamu.” Padahal Tuhan mendengar doa kita, bukan karena kita berdoa dibukit anu, melainkan karena janji-Nya ada di Sion. Masalahnya, setelah Israelmenetapkan bagian utara sebagai negara mereka, dan Yehuda tetap di selatan,maka orang Israel tidak bisa lagi ke Yerusalem yang ada di selatan, di wilayahYehuda. Lalu, apakah karena orang Israel tidak ke Yerusalem, maka doa merekatidak didengar? Tidak, tetapi masalah utamanya mereka mengabaikan fokus utamadari ibadah, yaitu mengarahkan hatinya kepada janji Tuhan yang kekal. Merekamalah sibuk dengan menguduskan bukit ini dan itu.

Sesungguhnya, Tuhan telahmenyatakan isi hati-Nya lewat satu peristiwa, tetapi tidak banyak orangmenyadarinya. Ada seorang nabi yang tidak pernah ke Yerusalem, yaitu Elia. Kitatidak pernah membaca Elia tiap tahun ke Yerusalem. Bahkan ia mengadakankebangunan rohani seluruh umat Allah tidak di Yerusalem, tetapi di GunungKarmel. Di situ ia berseru, “Hai umat Israel, kembalilah kepada-Ku! Janganberpaling kepada Baal, tetapi kepada Yahweh.” Dan setelah ia berdoa, “AllahAbraham, Allah Ishak, dan Allah Yakub, nyatakanlah kepada umat-Mu bahwa Engkauadalah Allah yang sejati, dan beritahu mereka, bahwa aku adalah hamba-Mu.” Laluapi turun dari sorga membakar habis korban yang mereka sajikan. Maka iman orangIsrael dibangunkan, dipulihkan, dan seluruh negara mengalami reformasi. DoaElia didengar Tuhan. Doa ini tidak dinaikkan di Yerusalem. Artinya adalahberdoa tidak di Yerusalem bukan masalah.

Kata perempuan Samaria itu,“Kami berdoa di gunung ini, mengapa orang Yahudi begitu memaksa untuk orangharus berdoa di Yerusalem.” Perempuan yang berzinah ini memakai isupertentangan agama untuk mengalihkan topik pembicaraan Tuhan Yesus. Ia inginmenghentikan upaya penginjilan yang Yesus sedang jalankan. “Orang Yahudimenyembah Allah di Yerusalem, kami menyembah di gunung ini, mana yang benar?”Jika Tuhan Yesus terjebak dan menjawab bahwa menyembah harus di Yerusalem, makaia akan menuduh Tuhan Yesus kolot seperti orang Yahudi lainnya; tetapi kalauTuhan Yesus katakan boleh di mana saja, maka dia menang. Sungguh tidak mudahmenghadapi perempuan yang sangat pandai ini. Kita perlu memerhatikan jawabanTuhan Yesus. Yesus menjawab, “Bukan di gunung ini, tetapi juga bukan di gunungitu.” Yesus tidak menyetujui adanya bukit doa. Maka kita perlu menangkap artiyang sesungguhnya. Gerakan Karismatik sering kali terlalu mengkultuskan tempat.Dibaptis di Sungai Yordan dianggap lebih manjur, padahal air Sungai Yordan yangsekarang bukan air dua ribu tahun yang lalu ketika Tuhan Yesus dibaptis. Tetapimereka tidak menyadari hal itu. Itulah yang agama lakukan, mengkultuskantempat, air, minyak urapan, tempat berdoa, dan lain-lain. Tetapi di sini kitamelihat Tuhan Yesus membongkar konsep agama seperti itu. Bukan di bukit ini jugabukan di bukit itu, bukan di sungai ini atau di sungai itu, bukan di kota iniatau di kota itu. Jadi, di sini pertama kali dalam sejarah, Tuhan Yesus sendirimengemukakan konsep yang melampaui daerah dan materi.

Di abad ke-5 hingga ke-6 Masehi,relik-relik seperti kayu yang diambil dari salib Tuhan Yesus, paku yang pernahdipakai untuk memaku tangan dan kaki Tuhan Yesus, tulang Markus, dipuja-pujabegitu rupa, bahkan orang memandangnya sebagai benda-benda yang amat suci. Iniadalah sikap memperilah materi. Hingga sekarang, di Vatikan, tersimpan tujuhbuah paku yang konon diduga pernah dipakai untuk memaku Tuhan Yesus. Dan karenamereka tidak bisa membedakan mana yang asli dan mana yang bukan, maka semuanyadisimpan agar tidak berdosa kepada Tuhan.

Yesus berkata, “Bukan di gunungini, dan juga bukan di gunung itu.” Orang menyembah Tuhan bukan masalahmenyembah di mana, melainkan adakah engkau menyembah Dia dengan roh dankebenaran. Maka jangan kita coba-coba mengalihkan pikiran Yesus. Dia tidak akanterkecoh oleh manipulasi manusia. Kita juga harus belajar berpikir denganbenar, sehingga bisa membawa orang lain ke hadirat Tuhan. Saya minta semuapendeta agar memperlakukan orang kaya dan miskin, orang yang berkuasa dantidak, pria dan wanita, dengan sama rata. Jangan biarkan seseorang mempunyaihak untuk bisa memilikimu, memutar haluanmu, dan menipumu, karena kita iniadalah hamba Allah. Jadi, selain Allah tidak ada tuan yang lain.

Perempuan ini sangat pandai, diamenggunakan isu agama untuk mengalihkan pikiran Yesus. Tetapi Yesus menjawab,“Bukan di gunung ini dan bukan di gunung itu. Orang yang menyembah Allah harusmenyembah dengan roh dan kebenaran.” Itu artinya, orang yang menyembah Allahharus datang dengan hati yang jujur, dengan gerakan Roh Kudus, bukan dengangerakan emosi. Hal yang kita debatkan bukan agama, melainkan firman kebenaranyang Allah wahyukan atau bukan. Karena, hanya melalui kesungguhan yang sesuaidengan kebenaran barulah kita dapat berbakti kepada Allah dengan benar.

Semakin kita merenungkan,semakin kita kagum akan Yesus. Dia begitu mencintai orang yang terhina, piawaidalam menyadarkan orang bahwa ia memerlukan Tuhan. Dia juga berpendirian kokohtidak dapat dikecoh dan digeser oleh pembicaraan yang menyesatkan. Dia beranimenegakkan prinsip Alkitab, tidak mencampurkannya dengan unsur budaya. Iaberkata, “Kamu menyembah apa yang kamu tidak tahu, kami menyembah apa yang kamitahu. Saatnya akan tiba, orang harus menyembah Allah dengan roh dan kebenaran,karena Allah itu Roh adanya.” Dengan itu Ia menyatakan bahwa janganmematerialkan hal-hal yang rohani. Jangan persamakan yang dicipta denganPencipta.

Setelah kehabisan akal,perempuan itu menyadari bahwa perdebatan antara orang Yahudi dan orang Samaria,seperti juga perdebatan Reformed dan Karismatik, tidak akan pernah berakhir.Jadi, tunggu sampai Mesias datang mengonfirmasi, maka semua perdebatan akanberakhir. Sering kali orang beranggapan kita semua sama, semua agama sama, atausemua aliran Kristen sama saja. Kita hanya mengikuti salah satu dari banyakdenominasi gereja yang ada. Maka tidak perlu kita perdebatkan dan beda-bedakan.Namun, kita harus sadar bahwa sebenarnya tidak demikian. Reformed bukan salahsatu dari banyak golongan, tetapi juga bukan satu golongan.

Reformed adalah satu seruan utuhyang dikumandangkan dengan semangat yang utuh untuk mengajak keseluruhan gerejadengan segenap hati untuk kembali kepada wahyu Allah yang utuh seturut keutuhanKitab Suci (Reformedis a total invitation to the whole church members of the whole world,wholeheartedly come back, return to the total revelation of God).Semua orang percaya apa pun golongannya, harus kembali kepada firman Tuhan yangutuh dengan segenap hatinya. Reformed mengajak semua orang Kristen, sehingga dia bukan satu golongan, tetapi juga tidak sama dengan semua golongan. Semuaorang Katolik, semua orang Injili, semua orang Pentakosta, semua orang Karismatik,harus kembali kepada Tuhan, kembali kepada keutuhan firman Tuhan yangdinyatakan dalam totalitas Alkitab dengan segenap hati.

Memang, ketika   jalan buntu, orang sering kemudian menyinggung masalah golonganisme.Dengan berdalih bahwa tunggu hingga Mesias datang, perempuan Samaria ini bermaksud menyudahi pembicaraan, sehingga tidak perlu diungkit lagi masalah kehidupannya. Tetapi ia salah sangka. Yesus menjawab dengan tegas, bahwa orangyang sedang berbicara denganmu ini adalah Mesias yang engkau tunggu. Inilah otoritas tertinggi. Setelah pernyataan final diucapkan, maka ini merupakanjawaban yang final. Mesias sudah di sini, maka kini yang harus dilakukan adalahrespons yang benar. Penginjilan berhenti, respons ditunggu: mau taat atau tetapmenolak. Jadi, pada akhir penginjilan, kita harus mendesak orang memberikanrespons iya atau tidak kepada Tuhan. Berikan jawaban kepada Tuhan.

Perempuan Samaria ini kemudianlari ke seluruh penjuru kota, seorang pelacur yang tadinya malu bertemu denganwanita yang baik-baik, kini berseru ke seluruh penduduk kota, “Mesias yang kitananti-nantikan ada di kota kita. Dia menyatakan semua dosaku.” Banyak orangmelakukan penginjilan, tetapi tidak membawa orang kepada respons akhir, yaituKristus, Sang Mesias. Begitu juga orang-orang yang datang ke KKR, hanya inginmendapatkan kesembuhan, bukan mendapatkan Yesus sebagai Juruselamatnya.

Saya berani mengatakan bahwa perempuan Samaria ini adalah orang yang begitu diselamatkan langsung menjadi pengabar Injil yang sangat berhasil. Hari di mana dia tahu bahwa dia tidak bisalari lagi, di mana ia harus berespons kepada Tuhan, dia pun bertobat danlangsung mengabarkan Injil, membawa seluruh kota kembali kepada Tuhan. Saya melihat bahwa selain dia, hanya Yunus dan Yohanes Pembaptis yang pernahmencapai hasil seperti ini. Perempuan Samaria ini berseru, “Lihatlah Mesias.”Semua orang di kota itu keluar mau melihat Mesias. Perhatikanlah: Saat engkau menginjili, engkau harus mengasihi orang yang engkau Injili dan bawalah diauntuk berpaling dengan kebijaksanaan yang sungguh. Sekalipun orang yang engkau Injili itu orang yang dianggap orang remeh, yang hina, bahkan seorang anakkecil, engkau harus sadar bahwa mungkin suatu hari ia menjadi pelayan Tuhanyang sukses, yang memengaruhi banyak orang kembali kepada Tuhan.
Sekarang saya sudah tua. Ketika saya memimpin kebaktian di satu kota, hampir selalu ada orangberkata bahwa beberapa puluh tahun yang lalu, saya bertobat karena mendengarkhotbah Pak Tong. Dan sekarang dia sudah menjadi profesor di luar negeri,pejabat penting di suatu daerah. Saya sering bertanya kepada mereka, pada usiaberapa mereka mendengar khotbah saya. Ada yang menjawab 12 tahun atau 15 tahun.Saat itu mereka masih anak-anak, sekarang mereka menjadi orang penting. Kitaperlu bersyukur kepada Tuhan ketika kita boleh memberitakan Injil kepadaanak-anak dengan sungguh-sungguh mengasihi mereka.

Kiranya Tuhanmemberkati kita ketika kita tidak menghina pelacur, perampok, narapidana, orangmiskin, anak-anak kecil dalam setiap kesempatan kita memberitakan Injil. Ingatbahwa mereka juga diciptakan menurut peta teladan Allah. Engkau harusmemberitakan kebenaran kepadanya dan Tuhan dapat memakai dirimu yang tidakkenal kompromi, tetapi penuh cinta kasih untuk membawanya kembali kepada Tuhan.Kelak mungkin ia dipakai Tuhan untuk mengubah dunia. Kiranya kita boleh belajarmeneladani Tuhan Yesus dalam memberitakan Injil.

Mari kita mempelajari pengajaran penting tentang teladan penginjilan pribadi Yesus Kristus. Yesus menangani setiap orang dengan bijaksana ketika melakukan PI pribadi, Ia menemui pria tua di waktu malam, dan wanita muda yang amoral pada siang hari.

Dialog Yesus di pasal 3 sepertinya tidak membuahkan hasil. Dia tidak memaksa Nikodemus untuk berlutut dan bertobat,melainkan membiarkannya bergumul sendiri. Mungkin memerlukan waktu bertahun-tahun untuk itu. Tetapi di pasal 4, perempuan Samaria itu bukan saja bertobat, bahkan langsung menjadi saksi bagi-Nya. Pelayanan gereja ada yang berbuah cepat tetapi ada yang sulit dan lambat. Ketika pendengar khotbah adalah orang yang berpengetahuan dan berlogika kuat, maka mereka tidak mudah menerima karena membutuhkan waktu dan pergumulan. Tetapi kita juga tidak boleh mengabaikan mereka yang tidak berpengetahuan banyak, mereka yang bukan akademisi. Mereka juga membutuhkan Injil, dan sering kali mereka lebih cepat berespons dan lebih cepat dipakai Tuhan untuk menjadi saksi bagi-Nya.

Sekalipun pada awalnya perempuan Samaria itu berusaha keras untuk mengalihkan topik pembicaraan, tetapi Yesus selalu membawanya kembali. Sementara kita, ketika menginjili sering kali terbawa oleh orang yang kita injili, membiarkan dia mengendalikan pembicaraan, karena kita tidak memiliki kemampuan dan ketekunan untuk menariknya kembali memikirkan Injil. Oleh karena itu kita perlu belajar dari Tuhan Yesus. Yesus memiliki kebijaksanaan, cinta kasih, iman, keberanian, kuasa, dan konsistensi yang kita butuhkan saat menginjili orang berdosa yang selalu ingin menjadikan dirinya sebagai pusat dan mau mendominasi pembicaraan.

Perempuan Samaria ini berulang kali mengalihkan topik pembicaraan, tetapi Yesus selalu berhasil membawanya kembali.Dia tidak membiarkan perempuan itu mengendalikan pembicaraan. Bahkan ketika perempuan itu kehabisan akal dan berkata, “Tunggu nanti, ketika Mesias datang,semua akan menjadi jelas,” ia bermaksud menghentikan pembicaraan. Ia mengelak untuk menjawab dan mengambil keputusan dengan melemparkan ke masa depan. Ini adalah alasan terbaik yang sering dilakukan untuk tidak mengambil keputusan,yaitu dengan menundanya. Tetapi perlu kita ketahui bahwa ketika seseorang menunda keputusan, sebenarnya ia sudah memutuskan untuk tidak mengambil keputusan sekarang. Maka, kita tidak boleh tertipu oleh orang yang pandai mempermainkan logika seperti perempuan Samaria ini. Yesus justru menjepitnya bahwa waktunya sudah tiba dan sekarang ia harus mengambil keputusan, karena Mesias berada di depannya. Pernyataan ini membuat perempuan Samaria itu tidak dapat lari dan berkelit lagi. Saat itu ia mengambil keputusan yang tepat, yaitu mengaku dengan jujur, bahwa “Engkaulah Juruselamat yang kami nanti-nantikan.”  Ia segera meninggalkan tempayannya, berlari ke kota, dan memberitakan Mesias ke seluruh kota.

Bukankah perempuan Samaria ini pergi ke perigi untuk menimba air? Benar, tetapi karena dia telah menemukan rencanaTuhan yang begitu berbeda dari rencananya, maka ia segera berputar arah. Banyak orang yang pada awalnya datang ke gereja karena berbagai motivasi yang salah, akhirnya bertemu Kristus, Tuhan di atas segala tuhan, bukan mendapatkan apa yang ia inginkan. Jadi, interupsi Tuhan atas motivasimu adalah tanda Dia begitu mengasihi engkau. Maka, kiranya kita tidak terus-menerus ingin rencana kita saja yang terwujud. Siaplah menerima perubahan yang Tuhan lakukan agar rencanamu bisa sejalan dengan rencana-Nya.

Perempuan ini membutuhkan air dan memang itu adalah kebutuhan setiap orang setiap hari. Tetapi Yesus berkata, “Barang siapa minum air dari perigi ini akan dahaga lagi, tetapi yang menerima air hidup yang Aku berikan, tidak akan dahaga lagi.” Pikiran perempuan itu mulai diubah.Tetapi ketika ia merasa terancam, ia berusaha mengalihkan pembicaraan. Ia mengangkat masalah perbedaan penyembahan antara orang Yahudi dan Samaria. Sering kali dalam banyak agama, ibadah dikaitkan dengan tempat, tetapi Yesus menerobos ikatan ruang dan waktu. Ibadah yang sejati melampaui tempat dan waktu, “Orang menyembah Tuhan bukan di bukit ini atau di Yerusalem, melainkan menyembah dengan roh yang jujur, mengikuti pimpinan Roh Kudus dan kebenaran.”  Inilah pertama kali Tuhan Yesus membebaskan manusia dari mitos agama, seperti dibaptis di Sungai Yordan, berdoa lebih berkuasa di bukit doa, dan seterusnya.

Beribadah harus di dalam roh dan kebenaran. Roh Kudus dan kebenaran tidak dapat dipisahkan karena Roh Kudus adalah Roh Kebenaran. Roh Kudus adalah Roh yang mewahyukan kebenaran Allah, yang mewahyukan firman Allah kepada para rasul dan nabi, dan dituliskan di dalam Alkitab. Roh Kudus juga membimbing umat Tuhan untuk mengerti firman Tuhan secara utuh dan menyeluruh. Jadi, janganlah percaya kepada orang yang mengaku mempunyai, bahkan penuh Roh Kudus, tetapi hidup dan khotbahnya tidak benar; demikian juga kepada orang yang mengaku mempelajari Kitab Suci, membahas kebenaran dengan tanpa kuasa Roh Kudus. Saat ini banyak theolog liberal yang membaca Kitab Suci, tetapi tidak mengakui Allah Tritunggal. Di sisi lain banyak orang mengklaim memiliki Roh Kudus dengan tanda jatuh-jatuh dan menangis atau tertawa-tawa. Roh yang tidak memiliki kebenaran adalah roh palsu, dan kebenaran yang bukan dari Roh adalah kebenaran palsu. Kebenaran dan Roh Kudus tidak bisa dipisahkan.

Roh Kudus lebih penting dari pengalaman, perasaan, dan berbagai fenomena psikis. Dialah yang memimpin, menggeser pengalaman yang tidak sesuai dengan kebenaran. Dengan kunci inilah orang Reformed menyeimbangkan antara mengenal Roh Kudus dan mengenal kebenaran, karena gereja adalah milik Tuhan. Kita tidak boleh hanya tampak bersemangat tinggi, terlihat ramai, tetapi yang diajarkan bukan ajaran Alkitab. Juga tidak mungkin hanya mempunyai pengetahuan akademis tanpa kuasa Roh Kudus. Mari kita memastikan dan menegaskan kembali bahwa Roh Kudus dan kebenaran tidak boleh dipisahkan.

Kita tidak bisa mengatakan gereja mana pun sama saja. Kita harus melihat gereja yang benar-benar menyatukan Roh Kudus dan kebenaran seturut firman Tuhan atau terjadi pemisahan antara pengenalan dan pekerjaan Roh Kudus dengan kebenaran yang diajarkan. Kita tentunya tidak menikah dengan sembarang gadis, bukan? Kalau kekasih kita ditukar dengan perempuan lain, lalu orang mengatakan, “Ah sama saja,” tentu kita akan menolaknya. Kita juga tidak boleh sembarangan berbakti kepada Tuhan. Mari kita tidak membiarkan diri kita ditipu oleh Iblis dengan menyatakan bahwa semua gereja sama. Ingat, gereja bukan tempat pesta. Gereja dan ibadah Minggu bukanlah tempat hiburan, tetapi tempat di mana kita diajar kebenaran Tuhan, diubahkan untuk bertobat, berbalik, dan semakin berjalan seturut kehendak Allah. Sebagai pendeta, saya tidak boleh berkhotbah sekadar menyenangkan telinga Anda, lalu membuat Anda suka kepada saya. Saya harus berani menegur, mengoreksi,menghibur, menasihati, dan memimpin Anda untuk tidak menyimpang dari firmanTuhan, kembali berjalan seturut kebenaran firman, dan menaati kehendak-Nya. Ketika kebenaran tidak ada lagi di dalam gereja, gereja itu berubah menjadi kuburan (Belanda: Kerk menjadi Kerkhof). Ketika kebenaran hilang dari sekolah theologi, maka seminari menjadi kuburan (Inggris: Seminary menjadi Cemetery).

Mari kita berpegang teguh pada prinsip: Rohdan kebenaran tidak dapat dipisahkan karena Roh membawa kita kepada Kristus dan Kristus membawa kita kepada Allah Bapa. Di sini kita melihat Allah Tritunggal dan karya-Nya. Allah Bapa mempersiapkan keselamatan, Allah Anak menggenapkan keselamatan, dan Allah Roh Kudus melaksanakan keselamatan lewat firman yang bersaksi bagi Kristus, kita berpaling pada Allah. Roh bukan hanya memberikan kebenaran, tetapi juga memimpin kita mengerti kebenaran. Jadi, Roh dan kebenaranlah yang membawa kita berbakti kepada Tuhan dan sekaligus memberi iman yang sejati.

Setelah Yesus mengakhiri pembicaraan-Nya, perempuan Samaria itu sadar. Maka janganlah kita menghina pelacur atau perampok. Seseorang bisa menjadi pelacur mungkin karena parasnya cantik atau menarik; seseorang menjadi perampok karena dia pandai dan bertubuh sehat. Dengan kata lain, seseorang yang tidak mempunyai potensi apa pun sulit menjadi perampok atau pelacur. Masalahnya adalah mereka telah salah menggunakan potensi mereka. Sungguh, saya tidak menjumpai pemberita Injil yang berkuasa besar seperti perempuan Samaria, yang sebelumnya adalah pelacur. Ia hanya mengatakan, “Mari datang dan melihat Dia yang telah membongkar semua kebobrokan yang telah kulakukan dalam hidupku. Mungkinkah Dia itu Kristus?”  Maka, semua orang datang kepada Yesus. Ini menyatakan: 1) Dulu dia telah salah pilih profesi, potensinya adalah menginjili, malah menjadi pelacur. Sayang sekali, bukan? 2) Dia terus berkelit ketika diinjili, begitu ia bertobat, langsung menjadi pemberita Injil yang menggemparkan kota Sikhar.

Di Alkitab hanya ada dua orang yang dengan khotbahnya berhasil membawa semua orang di kota itu berpaling kepada Tuhan,yaitu Yunus dan perempuan Samaria ini. Oleh karena itu, potensi seseorang harus ditemukan sedini mungkin, lalu diarahkan dan dikembangkan untuk Tuhan. Tiga puluh lima tahun silam, saya berkata kepada Dr. Jahja Ling, “Banyak musikus tidak memakai talentanya untuk memuliakan Tuhan. Saya berharap engkau menjadi musikus yang memuliakan Tuhan dengan talenta musik yang Allah berikan,” dan mengajaknya berdoa. Saya juga mengatakan hal yang sama kepada seorang pianis muda, Kevin Suherman. Sejak muda saya berusaha mengenali talenta yang Allah berikan kepada setiap orang, dan semua talenta yang Allah berikan harus dipakai untuk memuliakan Allah.

Jika engkau cantik, jangan sombong, pakailah kecantikanmu untuk memuliakan Tuhan. Kalau engkau pandai, jangan sombong, pakailah kepandaianmu untuk kemuliaan Tuhan. Saya bersyukur kepada Tuhan karena di masa tua, saya masih bisa memakai bakat-bakat saya: arsitektural, musik, literatur, retorika, yang Tuhan berikan untuk memuliakan Dia. Bahkan anak-anak yang Tuhan karuniakan saya bawa kembali kepada Allah. Biarlah orang Reformed terus-menerus berpikir seturut Allah berpikir; merasa seperti perasaan Allah; bertindak sesuai tindakan Allah dan menaati setiap pimpinan Allah, karena kita menyadari bahwa Allah itulah Tuan kita, Tuhan dan Raja bagi hidup kita. Itu sebabnya kita mengikuti Dia sampai kita mati, bahkan sampai kekekalan nanti.

Perempuan Samaria ini memang unik. Meski hidupnya pernah tidak beres, namanya rusak dan dihina semua orang di kota itu, tetapi setelah dia bertemu Tuhan, dia tidak lagi rendah diri. Sebaliknya, setelah Yesus membongkar semua kebobrokannya dan mengubah konsepnya, dia yakin Yesus adalah Tuhan yang Mahatahu dan Mahakuasa, maka dia berseru, “Mari lihat, Mesias yang kita nanti-nantikan ada di sini.”  Dia bukan membawa orang-orang datang kepadanya, melainkan kepada Tuhan untuk diubah oleh-Nya.

Dan semua orang di kota itu pun datang. Perhatikan: Banyak orang saat bersaksi memamerkan kebolehan, kesuksesan, dan kehebatan dirinya. Bukan seperti perempuan ini yang mengaku bahwa Yesus telah membongkar semua dosanya. Almarhum Pdt. Peter Xu dari Malaysia, salah seorang pendeta yang saya hormati, ketika mengajar di sekolah theologi sering mengutarakan kegagalannya sebagai hamba Tuhan. Dia ingin murid-muridnya melihat dia yang mereka kagumi sebagai seorang biasa yang mengalami begitu banyak kegagalan dan agar mereka tidak mengulangi kesalahannya. Dia juga yakin, ketika seseorang meninggikan Kristus, berani mengakui kelemahan dirinya, orang lain melihat takhta Tuhan di dalam pelayanannya.

Kita perlu sadar bahwa sebenarnya kita tidak memiliki apa pun yang bisa menarik orang datang kepada Tuhan. Inilah rahasia pelayanan. Jangan sembarangan membawa orang kepada dirimu. Jangan mendirikan kerajaan bagi dirimu. Dulu, ada satu gereja yang menaruh tulisan: “Hanya Yesus (OnlyJesus)” di atas gedung gereja mereka yang baru. Tetapi setelah ditiup angin, huruf yang pertama jatuh adalah huruf “s”, lalu “J”, dan “e”, dan akhirnya yang tersisa “Only us (Hanya Kami)”. Banyak pemuda-pemudi ketika menyerahkan diri menjadi hamba Tuhan mengatakan, “Tuhan, pakailah aku.” Ketika baru lulus, pernyataannya masih sama. Tetapi setelah berusia 50 tahun, pernyataannya berubah menjadi, “Tuhan, aku ingin memakai-Mu.”

Perempuan ini membawa orang datang kepada Kristus bukan kepada dirinya, karena membawa orang kepada dirinya hanya membuatnya malu. Membawa orang kepada Tuhan tidak membuatnya malu. Maka orang yang mau melayani Tuhan tidak perlu merasa takut dan malu, karena engkau tidak memperkenalkan dirimu, melainkan memperkenalkan Kristus. Mengapa, kalau disuruh berdoa, bersaksi, menginjili, merasa takut dan malu; tetapi kalau diajak melacur, berjudi, tidak merasa malu? Di sini kita melihat bahwa emosi manusia sudah tidak beres. Tetapi, perempuan Samaria yang dulunya malu bertemu perempuan-perempuan yang baik, saat dia bersaksi bagi Kristus, ia tidak merasamalu. Ia telah diubahkan, hidupnya tidak lagi berpusat pada diri sendiri,melainkan kepada Kristus. Itulah yang juga saya alami, karena pada usia 3 tahun, saya sudah menjadi piatu. Saya merasa rendah diri dan malu. Tetapi setelah saya menyerahkan diri menjadi hamba Tuhan, saya tidak lagi rendah diri atau malu. Bahkan, ketika saya harus berbicara kepada raja, presiden, menteri, atau siapa pun. Saya bukan berbicara tentang diri saya, tetapi sedang berbicara tentang Tuhan; saya tidak membawa orang kepada diri saya, tetapi kepada Kristus. Itu sebabnya saya bisa berani bagaikan singa.

Perempuan ini berhasil membawa semua orang di kota Sikhar datang kepada Yesus. Setelah mereka bertemu Yesus, mendengar khotbah-Nya, mereka meminta Dia tinggal di sana. Di sini terdapat satu hal yang paling penting: Mereka bukan mendengar Yesus dari orang lain, tetapi mendengar langsung dengan telinganya sendiri. Jadi, jika engkau hanya menerima Injil yang dikabarkan oleh seseorang, itu belum cukup. Kita sendiri harus mengenal Yesus dan hidup dekat dengan-Nya. Ada banyak orang setelah mendengar khotbah dari  pengkhotbah terkenal, kemudian tidak membaca dan menyelidiki Kitab Suci.

Gerakan Reformed dimulai dengan: 1) Seminar Pendidikan Iman Kristen (SPIK) pada tahun 1984, yang dihadiri oleh 1.200 orang; kemudian SPIK 1988 dihadiri oleh 4.300 orang; lalu 2) Sekolah Theologi Reformed Injili Jakarta, sebuah pelatihan theologi awam, mengajak orang Kristen awam untuk belajar. Dengan belajar kita mengetahui ajaran yang benar dan salah; 3) Perpustakaan, di mana orang bisa membaca buku dan mendapatkan kebenaran yang sejati secara otoritatif; 4) Memulai Mimbar Reformed Injili pada tahun 1989 dengan khotbah eksposisi. Pada akhirnya barulah 5) Sekolah Theologi.  Maka, khotbah, pengajaran, membaca buku, baru mendirikan gereja, dan mendidik orang meneruskan pekerjaan Tuhan.

Ketika engkau mendengar khotbah Benny Hinna tau beberapa pendeta lain yang muluk-muluk, tetapi tidak pernah menyelidiki apakah khotbahnya benar atau tidak, itu sama seperti menelan nasi bersama racun. Tahukah Anda bahwa banyak sekali khotbah yang tidak bertanggung jawab karena tidak sesuai dengan Alkitab? Persoalannya adalah bagaimana saya dapat memilah mana yang benar mana yang salah. Di sini kita melihat peranan Roh Kudus dan kebenaran. Kita perlu kembali kepada arti asli dari Alkitab. Untuk mengerti dengan tepat, kuncinya adalah Theologi Reformed yang didasarkan kepada Alkitab.

Ketika orang-orang Samaria menginginkanYesus untuk tinggal bersama mereka, Yesus menolak. Jadi, Tuhan Yesus hanya mengikuti hal-hal yang perlu. Kita telah membahas bahwa Yesus harus melewati Samaria karena ada rencana Allah bagi sekelompok orang yang sudah dilupakan dan dihina oleh orang Yahudi. Dengan kata lain, Yesus ke Samaria karena Samaria juga adalah domba-Nya. Maka, jangan menghina orang agama lain atau orang atheis. Ada anak-anak Tuhan yang untuk sementara masih diizinkan indekos di tempat lain. Seperti Paulus, Tuhan pernah mengizinkan dia untuk ikut menyetujui tindakan orang Yahudi yang merajam mati Stefanus dengan batu. Namun, ketika waktunya tiba, Tuhan memanggil Paulus pulang kembali.

Orang Reformed harus memiliki pikiran positif, sadar bahwa di antara orang-orang yang melawan Tuhan, bahkan yang sangat fanatik membakar gereja. sekalipun bisa ada orang pilihan yang kelak menjadi  hamba Tuhan. Pikiran kita harus senantiasa dinamis dan positif, memikirkan adanya banyak kemungkinan di mana Tuhan bekerja. Itu sebabnya saya sangat susah bekerja sama dengan orang yang terus mengatakan ini tidak bisa, itu tidak mungkin. Kalau memang semua tidak mungkin, untuk apa engkau percaya kepada Tuhan? Di manakah imanmu? Kita tidak menganut  Positive Thinking  dari Norman Vincent Peale atau teori PossibilityThinking dari Robert Schuller, melainkan menemukan: Potential Thinking.  Jadi, bukan karena kita berpikir positif maka Tuhan menurunkan dari langit apa yang kita inginkan, melainkan bagaimana kita mengerjakan potensi yang sudah Tuhan berikan, namun selama ini belum digali dan dikembangkan. Pelacur itu mempunyai potensi berbicara, sanggup menggerakkan semua orang di kotanya dengan kesaksiannya. Sekalipun keberadaannya hanya dicatat di Yohanes 4, tetapi Tuhan telah menemukan dia yang dianggap tidak berguna dan sampah masyarakat di mata orang, dan menggali potensi yang iamiliki.

Apakah engkau mengetahui potensi apa yang ada di dalam dirimu? Ketika Abraham Lincoln berusia 10 tahun, dia pernah meminjam buku riwayat hidup George Washington dari temannya. Dia tertidur ketika membaca buku itu. Malam itu hujan dan rumahnya bocor, buku itu hancur karena terkena air. Untuk mengganti buku itu, ia terpaksa harus bekerja berbulan-bulan. Itu membuktikan bahwa dia yang tadinya miskin sekali, tetapi mempunyai potensi menjadi presiden. Demikian juga dengan Thomas Edison. Gurunya menitipkan surat untuk ibunya. Ibunya bergetar membaca surat itu, “Maaf Bu,anak Ibu terlalu bodoh, sehingga tidak bisa dididik. Maka mulai besok dia tidak perlu datang ke sekolah lagi.” Ibunya menangis bercucuran air mata. Namun,segera dia menyekanya, memeluk anaknya sambil berkata, “Anakku, gurumu mengatakan engkau terlalu bodoh sehingga tidak bisa dididik. Tetapi aku berjanji akan mengajarmu sendiri sampai engkau sukses.”  Hari ini engkau bisa melihat orang lain dengan jelas karena ada sinar lampu, itu adalah satu dari ribuan penemuan Thomas Edison yang sangat berguna. Maka, bagi saya, potensi bukanlah sesuatu yang fiktif, bukan ilusi, bukan halusinasi atau imajinasi. Potensi itu sudah ada pada dirimu.

Setiap orang memiliki potensi. Masalahnya adalah bagaimana kita mengetahui dan menggalinya. Dengan apa kita menggalinya? Dengan iman. Dengan apa melatihnya? Dengan disiplin. Bagaimana itu semua menjadi sukses? Dengan ketekunan. Orang yang berpotensi mungkin sekali malas belajar, maka orang lain hanya memandang dia sebagai anak malas dan tidak menolongnya untuk menemukan potensinya dan menuntunnya untuk berubah. Di Malaysia ada seorang narapidana yang meminta izin untuk melukis tembok yang mengelilingi penjara sepanjang kira-kira satu kilometer. Akhirnya lukisan itu tercatat di dalam Guinness Book of World Record, sebagai lukisan terbesar di dunia dan di sepanjang sejarah.
PENUTUP: YESUS MENGINJILI PEREMPUAN SAMARIA
Kita bersyukur kepada Tuhan. Yesus memang untuk pertama kali dan terakhir kali ke Samaria. Tetapi Dia telah melakukan hal yang sangat indah. Ia telah menggali potensi perempuan Samaria itu. Dan karena kesaksiannya, orang-orang datang kepada Yesus dan berkata, “Kami pernah mendengar kesaksian tentang Engkau, tetapi sekarang kami percaya bukan karena dia, tetapi karena kami sudah bertemu dengan-Mu.”  Saya harap,banyak orang yang kita injili juga akan berkata, “Saya datang kepada Yesus karena khotbahmu. Tetapi kini, saya percaya Tuhan Yesus karena saya telah melihat-Nya secara pribadi.”  

Sudahkah orang lain melihat Kristus melalui dirimu? Sudahkah engkau bersaksi dan membawa orang datang kepada Tuhan Yesus?
Dr Stephen Tong

Source : https://teologiareformed.blogspot.com/2018/06/yesus-menginjili-perempuan-samaria.html#

Tags